Anda di halaman 1dari 3

Visioner

Saudaraku yang tercinta …, sesungguhnya kita semua adalah pemimpin. Sebagai seorang
pemimpin sebaiknya memiliki pemikiran kedepan yang lebih maju dan berdaya saing untuk
menggapai cita-cita bangsa. Seseorang yang berkarakter visioner selalu Berani Mengambil
Resiko sebagai konsekwensi dari setiap perubahan; seorang visioner memiliki Rasa
Tanggung Jawab yang tinggi; seorang yang berkarakter visioner memiliki Optimesme
dalam setiap tindakan yang diambil.

Saudaraku, warga Universitas Negeri Malang, sudahkah karakter visioner ini terbangun
dalam jiwa sanubari kita sebagai calon pemimpin masa depan ? ….

Tempat : Ruang Kelas D2-216 GKB

Scene Pemeran Dialog


Dimulai dari
Scene
pembelajaraan di
1
dalam kelas.

“Selamat pagi teman-teman, langsung saja ke pembahasan


Scene mengenai Pendidikan saat ini. Nah mungkin sudah banyak
Dosen
2 permasalahan-permasalahan yang ada di Indonesia. Absen 3
berikan contoh permasalahan dalam Pendidikan saat ini”

“Baik pak, menurut saya permasalahan Pendidikan Di


Indonesia saat ini yaitu mengenai Pemerataan Pendidikan.
Seperti contoh yaitu kurangnya sumber daya pengajar yang
kurang mumpuni. Dan langkah pemerintah dalam mengatasi
Scene Absen 3
permasalahan tersebut yaitu dengan adanya program kampus
3 (Apri )
merdeka, dimana dalam program ini mahasiswa yang
terdaftar ditugaskan untuk membantu mengajar di wilayah
3T atau daerah pelosok. Guna meningkatkan mutu
Pendidikan yang ada disana.”
“ Oke bagus, tugas guru bukan hanya menjejalkan pelajaran,
guru harus menghidupkan pengetahuan. Seharusnya sekolah
Scene perlu terus membuka pada perubahan. Maka dari itu guru
Dosen
4 jangan segan beradaptasi dengan kebaruan. Tetapi realitanya
guru yang didaerah pelosok kurang menerapkan pembaruan
itu.”

“ Permisi Pak, sebelumnya mohon maaf, tapi saya ingin


memberikan pendapat saya terkait pernyataan bapak dan
rekan saya tadi. Menurut saya, langkah yang diambil oleh
(dimulai dari posisi
pemerintah dalam menangani pemerataan Pendidikan di
duduk sambil
Indonesia masih kurang tepat. Seharusnya pemerintah
melihat laptop, lalu
Scene berfokus pada kurikulum dan sarpras.
dia berdiri)
5 Contoh paling nyata adalah sarpras yang ada di daerah
Kalimantan. Fasilitas disana sangat jauh dari kata cukup.
Mahasiswa 1
Bahkan Gedung untuk kegiatan belajar pembelajaran kurang
( Thobibi )
memadai. Kan Percuma saja jika mendatangkan guru yang
berkompeten tapi tidak ada sarpras yang memfasilitasi, serta
tidak menerapkan konsep pembelajaran yang up to date.”

Scene
Dosen “bagaimana, siapa yang setuju dengan pendapat itu ?”
6
Scene
7
Scene
Dosen ”kamu, kenapa tidak setuju dengan pendapat tersebut ?”
8
”saya punya pengalaman pernah ikut kampus merdeka, dan
saya ditempatkan di derah Kalimantan. Tetapi saya melihat
yang dibutuhkan disana adalah sumber daya pendidik. Masih
Scene Mahasiswa 2 banyak pendidik yang tidak berkompeten. Kurangnya
9 ( Anto ) pembelajaran yang interaktif sehingga menyebabkan
pembelajaran disana sangat monoton. Lalu juga pendidikan
dianggap tidak penting bagi masyarakaat pelosok, mereka
berfikir lebih baik bekerja mencari uang. Dengan adanya
program kampus merdeka bisa berguna untuk meningkatkan
mutu pendidikan, ini merupakan langkah awal untuk
mengatasi permasalahan pendidikan. disisi lain kegiatan ini
bisa saja merubah mindset masyarakat, bahwa pendidikan itu
penting. Lalu juga mengenai keselarasan itu bukan tentang
pemerataan sarpras. Melainakan semuanya bisa merasakan
pendidikan.”

“Nah, itulah yang menjadi pokok permasalahan. sebaik


apapun kurikulumnya, dan selengkap apapun ketersediaan
fasilitasnya, akan sama saja, apabila tidak ada Sumber Daya
Scene
Dosen Pendidik yang memadai. Ini sebenarnya soal mindset,
10
bagaimana kalian sebagai generasi muda berani mengambil
resiko sebagai konsekuensi dari perubahan, dan terus berfikir
ke masa depan yang lebih baik dan lebih maju.”

Dosen : Pak Citra

Mahasiswa : 12 orang (yang berdialog 3 orang)

- Absen 3 ( Apri )
- Mahasiswa 1 ( Thobibi )
- Mahasiswa 2 ( Anto )

Anda mungkin juga menyukai