Anda di halaman 1dari 2

BAB II.

PROSES KEPERAWATAN

Pasien bernama Ny. DAL berusia 25 tahun datang ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
dengan tujuan untuk kontrol kehamilan rutin. Pasien saat dilakukan pemeriksaan memiliki
riwayat tekanan darah tinggi sejak sebelum hamil, selain itu ada keluarga pasien yang memiliki
riwayat hipertensi. Pasien kemudian dirujuk ke ruang VK belakang untuk tindakan lebih lanjut.
Pasien memasuki Kala I pada pukul 12.00 dan dalam tahap pembukaan 1. Hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa kepala sudah berada di bawah dan sudah masuk panggul. Pada saat
pengkajian, pasien mengaku mulai merasa cemas ketika sudah masuk pembukaan 1. Pasien juga
terus menerus merasakan kontraksi hingga pukul 20.20, pasien masuk ke dalam tahap
pembukaan lengkap. Kala II pasien berlangsung selama 30 menit, dimana pada pukul 20.50 bayi
dilahirkan. Pasien sulit untuk mengejan dengan efektif karena merasa lelah dan merasa sulit
sehingga seringkali menyerah. Kemudian selama kala II pasien juga terus-menerus muntah
ketika sedang mengejan. Kemudian dilakukan episiotomy pada pasien untuk mempermudah
jalan bayi. Ketika bayi lahir, langsung dilakukan pemberian vitamin K dan salep mata. Bayi lahir
dengan berat 2890 gram, panjang 46 cm, dan lingkar kepala 31 cm. Kemudian pada Kala III,
plasenta dilahirkan secara manual dan terus menerus terjadi perdarahan. Setelah plasenta
dikeluarkan semua, dilakukan penjahitan pada lokasi laserasi jalan lahir pasien. Kemudian pada
Kala IV, dilakukan IMD pada bayi.
Pada pasien Ny. DAL telah dilakukan intervensi sesuai dengan EBN yang sudah
didapatkan, yaitu berjudul “The Effect of Acupressure at GB-21 and SP-6 Acupoints on
Anxiety Level and Maternal-Fetal Attachment in Primiparous Women: a Randomized
Controlled Clinical Trial”. Pada jurnal tersebut disebutkan bahwa akupresur pada titik tertentu,
yaitu titik GB-21 dan SP-6 dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil. Kriteria inklusi yang
dibutuhkan adalah (1) Ibu primipara; (2) Berusia 18 – 35 tahun; (3) Usia kehamilan 37 – 41
minggu; (4) Berada pada tahap fase laten, pembukaan 3 – 4; (5) Berpendidikan minimal
SMP/SMA. Tahap pertama pengkajian, pasien yang didapat sesuai dengan kriteria yang
disampaikan pada jurnal, kecuali untuk tahap persalinan. Pasien berusia 25 tahun dan masih
kehamilan serta persalinan pertama, kemudian pasien berada pada usia kehamilan 37 minggu,
dan pendidikan terakhir D3. Kemudian pada jurnal disebutkan sudah memasuki pembukaan 3 –
4, namun pasien baru memasuki pembukaan 2 ketika dilakukan intervensi. Hal in dapat
disebabkan karena keterbatasan waktu dan pasien yang ada di ruangan. Data pengkajian lain
yang ditemukan adalah pasien mulai merasa cemas ketika sudah masuk ke tahap pembukaan 1,
selain itu raut wajah pasien juga terlihat gelisah dan tegang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
diagnosa ansietas dapat diangkat dan dapat dilakukan intervensi sesuai jurnal yang didapatkan.
Intervensi langsung dilakukan kepada pasien selama 20 menit dengan lokasi pemijatan berada di
tengkuk leher dan 4 jari di atas mata kaki. Pasien mengatakan merasa lebih rileks setelah
dilakukan pemijatan pada titik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai