Anda di halaman 1dari 2

4.apa konsekuesi Gereja sebagai umat Allah?

Gereja sebagai Umat Allah terdiri dari kaum Awam (Jemaat Gereja) dan kaum hierarki. Keduanya
memiliki konsekuensi yang berbeda.

i) Konsekuensi untuk Umat / Jemaat (Kaum Awam)

a. Sebagai umat Allah harus memiliki rasa persaudaraan dan cinta kasih antar umat Gereja, karena cinta
kasih adalah fondasi utama gereja umat Allah.

b) Setiap Jemaat atau Umat Gereja harus saling menghargai martabat dan menyakini dalam gereja tidak
ada lagi batas antara kaum tertahbis dan non tertahbis.

C. Sebagai umat Allah, harus menyadari bahwa setiap umat Allah ialah satu dengan yang lainnya, dan
kita harus menghayati iman kita dalam kebersamaan.

C. Gereja sebagai umat Allah juga harus dapat menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yang
dipercayakan kepada umat-Nya demi kepentingan dan misi gereja di tengah masyarakat. Umat Gereja
harus aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan di Gereja.

ii) Untuk Kaum Hierarki (pemimpin).

A.Kaum hierarki harus mampu melaksanakan tugas kepemimpinannya mereka dengan baik.

B.Mereka harus mampu hadir di tengah-tengah umat (kaum awam), untuk melayani dan mengarahkan
para kaum awam untuk ikut berperan aktif dalam segala kegiatan menggereja.

C. Kaum hierarki juga dituntut untuk peka terhadap karisma dan karunia yang bertumbuh di kalangan
umat Gereja.

iii) Konsekuensi bagi hub. awam dan hierarki.

A. Kaum hierarki dan kaum awam harus mampu memperlakukan seluruh anggota Gereja sebagai
sesama Umat Gereja. Semua adalah sama di hadapan Tuhan.

B. Kaum hierarki dan umat (kaum awam) juga dapat bekerja sama dalam misi Gereja (membangun,
mengembangkan, memberi kesaksian). Umat (kaum awam) ialah partner kerja dari kaum Hierarki.
Gereja yang adalah Umat Allah memiliki konsekuensi bagi Gereja itu sendiri. Gereja dapat dibagi dua,
yaitu Umat (Kaum awam) dan Kaum hierarki (pemimpin atau pelayan Gereja). Keduanya memiliki
konsekuensi yang berbeda dalam hidup menggereja.

i) Konsekuensi untuk Umat / Jemaat (Kaum Awam)

a. Sebagai umat Allah harus memiliki rasa persaudaraan dan cinta kasih antar umat Gereja, karena cinta
kasih adalah fondasi utama gereja umat Allah.

b) Setiap Jemaat atau Umat Gereja harus saling menghargai martabat dan menyakini dalam gereja tidak
ada lagi batas antara kaum tertabis dan non tertabis. Di dalam Allah semuanya adalah sama dan satu
sebagai umat Allah.

C. Sebagai umat Allah, harus menyadari bahwa setiap umat Allah ialah satu dengan yang lainnya. Kita
semua ialah Kesatuan Tubuh Kristus, dan kita harus menghayati iman kita dalam kebersamaan.

C. Gereja sebagai umat Allah juga harus dapat menggunakan segala karisma, karunia, dan fungsi yg
dipercayakan kepada umat-Nya demi kepentingan dan misi gereja di tengah-tengah masyarakat. Semua
umat Gereja dituntut untuk aktif dalam mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di
Gereja.

ii) Untuk Kaum Hierarki (pemimpin).

A.Selayaknya masih merupakan bagian dari Umat Gereja, kaum hierarki harus mampu melaksanakan
tugas kepemimpinannya dan pelayanan mereka dengan baik.

B.Mereka harus mampu hadir di tengah-tengah umat (kaum awam), untuk melayani dan mengarahkan
para umat(kaum awam) untuk ikut berperan aktif dalam segala kegiatan menggereja.

C. Kaum hierarki juga dituntut untuk peka terhadap karisma dan karunia yang bertumbuh di kalangan
umat (kaum awam) Gereja.

iii) Konsekuensi bagi hub. awam dan hierarki.

A. Kaum Awam dan Hierarki memiliki martabat yang sama walaupun memiliki fungsi yang berbeda. Oleh
sebab itu, Baik itu kaum hierarki dan kaum awam harus mampu memperlakukan seluruh anggota Gereja
sebagai sesama Umat Gereja. Semua adalah sama di hadapan Tuhan.

B. Kaum hierarki dan umat (aum awam) juga dapat bekerja sama dalam misi Gereja (membangun,
mengembangkan, memberi kesaksian). Umat (kaum awam) ialah partner dari kaum Hierarki.

Anda mungkin juga menyukai