LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
2020
9
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
B. Etiologi
Gagal jantung terjadi pada kelainan otot jantung. Menyebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot mencakup aterosklerosis coroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot
degenerative atau inflamasi.
Aterosklerosis coroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunnya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung.
10
Anatomi
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang
jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan
ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium
dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.
Batas-batas jantung:
Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava
inferior (VCI)
Kiri : ujung ventrikel kiri
Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel
kiri
Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang
diafragma sampai apeks jantung
Superior : apendiks atrium kiri
11
katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar
darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup
trikuspid yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup
pulmonal, terletak di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang
terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara
ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet
Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus
jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta hanya
sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus toraksik dan
servikal atas, mensuplai kedua atrium dan ventrikel. Walaupun jantung tidak
12
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan
berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks
interventrikuler posterior. Pada 85% pasien arteri berlanjut sebagai arteri posterior
desenden/ posterior decendens artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner
kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior
desenden kiri/ left anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks. LAD
Fisiologi
hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta suatu keadaan
darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan
air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergic.
gagal jantung sebagai pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung
tetapi secara klinis tidak tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban
jantung yang ringan. Pada awal gagal jantung akibat CO yang rendah, di
dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan sistem renin
tekanan darah dan penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal
jantung koroner sebagai salah satu etiologi CHF akan menurunkan aliran
seperti emboli sistemik (emboli pulmo, jantung) dan keadaan yang telah
disebutkan diatas.
rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik
dapat dipertahankan.
D. PatoFlow
18
E. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari umur pasien,
beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-ruang jantung yang
terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan serta derajat gangguan
penampilan jantung.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Radiogram dada
Kongesti vena paru, redistribusi vaskuler pada lobus-lobus atas
paru,kardiomegali
2. Kimia darah
Hiponatremia, hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal jantung, Blood Urea
Nitrogen (BUN) dan kreatinin meningkat
G. Komplikasi
H. Pemeriksaan penunjang
penyakit jantung bersifat non-invasif. Non-invasif artinya tidak melukai
tubuh, atau tidak ada alat yang masuk ke tubuh . Contoh yang sederhana adalah
EKG, Treadmill, dan Ekokardiografi. Yang lebih canggih misalnya CT scan dan
MRI jantung.
EKG merupakan pemeriksaan penunjang penyakit jantung paling sederhana,
paling tua dan paling murah. Prinsip pemeriksaan EKG adalah merekam aktivitas
19
listrik jantung. Ada EKG resting, yaitu EKG yang dilakukan sambil pasien
berbaring atau istirahat. Ada EKG dengan stres atau beban yang lebih dikenal
sebagai tes Treadmill. Pada pemeriksaan ini pasien direkam aktivitas listriknya
sambil berjalan atau berlari di atas mesin treadmill. Ada juga Holter EKG, yaitu
perekaman EKG selama 24 jam.
Ekokardiografi pada dasarnya adalah pemeriksaan struktur anatomi dan
fungsi jantung dengan mesin USG. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat bagi seorang
dokter jantung, karena memberikan informasi yang lengkap mengenai kondisi
jantung dan berbagai kelainan yang mendasarinya. Ekokardiografi dapat dikatakan
merupakan perpanjangan mata seorang dokter jantung untuk melihat kondisi
jantung Anda secara langsung.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Keperawatan
2. Sirkulasi
a. Gejala : riyawat hipertensi infark miokartd akut, episode gagal jantung
kanan sebelumnya, penyakit katup jantung, endokarditis siskemik lupus
eritema tosus, anemia, syok septik, bengkak pada telapak kaki, abdomen.
b. Tanda : tekanan darah mungkin rendah (gagal
pemompaan),normal (gagal jantung kanan ringan atau kronis) atau tinggi
(kelebihan beban cairan). Tekanan nadi : mungkin sempit menunjukkan
penurunan volume sekuncup. Frekuensi jantung ± akikardi (gagal jantung
kiri). Irama jantung: disritmia (misal: fibrilasi atrium, kontraksi ventrikel
premature atau ± akikardi, blok jantung). Nadi apikal penyakit miokard
infark mungkin menyebar dan berubah posisi secara inferior ke kiri.
Bunyi jantungS3 (galiop), S4 dapat terjadi, S1 dan S2 melemah
murmur sistolik dan diastolik dapat menandakan adanya stenosis
katup atau insufisiensi : nadi perifer berkurang perubahan dalam
kekuatan dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat (misal nadi
jugularis, karotis, abdominalis). Warna kulit : sianosis, pucat, abu-
abu, kebiruan. Punggung kuku: pucat sianotik dan pengisian kapiler
lambat. Hepar membesar. Bunyi nafas : krekels, ronkhi, edem
mungkin depend, edem piting, khususnya ekstremitas,distensi vena
jugularis.
21
3. Integritas Ego
a. Gejala : ansietas, kuatir, takut, stress, berhubungan dengan finansial atau
penyakit.
b. Tanda : berbagai manifestasi per ilaku, (misal: ansietas, marah, ketakutan
mudah tersinggung).
4. Eliminasi
6. Hygiene
a. Gejala : keletihan atau kelemahan, kelelahan selama aktivitas perawatan
diri.
b. Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : latergi, kusut pikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah
tersinggung.
9. Pernapasan
a. Gejala : dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengan tanpa pembentukan sputum, riwayatpenyakit paru
kronis, penggunaan bantuan pernafasan, misal: oksigen atau medikasi.
b. Tanda : pernafasan; takipnea, nafas dangkal, penggunaan otot aksesoris
pernafasan. Batuk kering atau nyaring atau non produktif atau
mungkin batuk terus menerus dengan atau tanpa sputum. Bunyi nafas :
mungkin tidak terdengar krekels, mengi. Fungsi mental mungkin menur un,
letargi, kegelisahan. Warna kulit pucat atau sianosis.
10. Keamanan
a. Gejala : perubahan dalam fungsi mental, kehilangan kekuatan atau
tonus otot, kulit lecet.
11. Interaksi
a. Gejala : penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
22
Pengkajian
a) Keluhan utama
Keluhan yang paling sering menjadi alasan pasien untuk meminta
pertolongan pada tenaga kesehatan seperti, dispnea, kelemahan fisik,
dan edema sistemik (Dewi I. N. 2012).
d) d. Riwayat keluarga
Tanyakan pasien penyakit yang pernah dialami oleh kelurga. Bila ada
keluarga yang meninggal tanyakan penyebab meninggalnya.
Penyakitjantung pada orang tuanya juga menjadi faktor utama untuk
penyakit jantung iskemik pada keturunannya (Ardiansyah, 2012).
a) Aktivitas/ istrirahat
b) Sirkulasi
Gejala:
Tanda:
Gejala:
1. Ansietas, khawatir, takut
2. Stres yang berhubungan dengan penyakit/ finansia
d.) Eliminasi
e.)Makanan/ cairan
Gejala:
1. Kehilangan nafsu makanMual/ muntah
2. Penambahan berat badan signifikan
3. Pembengkakan pada ekstremitas bawah
4. Pakaian/ sepatu terasa sesak
5. Diet tinggi garam/ makanan yang telah diproses, lemak, gula,
dan kafein
6. Penggunaan diuretik (Wijaya & Putri, 2013).
Tanda:
1. Penambahan berat badan cepat
2. Distensi abdomen (asites), edema (umum, dependen, atau
pitting)
f.)Hygiene
24
g.) Neurosensori
h.)Nyeri/ kenyamanan
Gejala:
1. Nyeri dada, angina akut atau kronis
2. Nyeri abdomen kanan atau kiri
Tanda:
1. Tidak tenang, gelisah
2. Fokus menyempit (menarik diri)
3. Perilaku melindungi diri
i.)Pernapasan
Gejala:
1. Dispnea saat beraktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal
2. Batuk dengan/ tanpa sputum
3. Riwayat penyakit paru kronis
4. Penggunaan bantuan pernapasan, misal oksigen atau medikasi
Tanda:
1. Pernapasan takipnea, nafas dangkal, pernapasan laboral,
penggunaan otot aksesoris
2. Pernapasan nasal faring
3. Batuk kering/ nyaring/ non produktif atau mungkin batuk terus
menerus dengan tanpa sputum
k.) Bunyi napas: mungkin tidak terdengar dengan krekels banner dan
mengi
b. Diagnosa Keperawatan
tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau
dalam batas normal, haluan urine adekuat), ikut serta dalam aktivitas yang
b. Intervensi
ventrikuker.
26
6) Kolaborasi
b. Intervensi
pengobatan.
Blocker).
konsumsi berlebihan.
dalam rentang yang dapat diterima, BB stabil, tak ada oedem, pasien
b) Intervensi
ada.
cairan.
kulit.
indikasi.
29
reakumulasi cairan.
Intervensi :
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit dengan faktor resiko tirah
ekskresi
kerusakan.
D Hasi
dokter
DAFTAR PUSTAKA
Baughman,Diane C,Hackley,JoAnn C. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Smeltzer,Suzanne C, Bare, Breda G. 2001. Buku Ajar KeperawataMedikal Bedah. Jakarta :
EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapiu
Udjianti, Wajan J. 2010. KeperawatanKardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika
Anonim. 2013. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung. Online. Available :
http://seputarjantung.com/pemeriksaan-penunjang-penyakit-jantung/ (Diakses pada
tanggal 26 September 2015 pukul 20.05 WITA)
Anonim. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gagal Jantung. Online. Available:
http://www.academia.edu/7725387/ASUHAN_KEPERAWATAN_PASIEN_DEN
GAN_GAGAL_JANTUNG (Diakses pada tanggal 26 September 2015 pukul 20.15
WITA)
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Jaya Ziliwu Hasrat. 2013. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Jantung. (Online).
Available: https://olhachayo.files.wordpress.com/2013/12/askep-gagal-jantung.pdf
(26 September 2015)
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC
35
36
37
38
39
40