Tanur pembuatan arang, California
Share lagi sob...! mumpung FD ini belum ilang. hehe. kali ini aku akan share
tugas kimia tentang proses pembuatan besi. ceck this out!
Proses pembuatan Besi
Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya dalam
tanur hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan dimasukkan
dalam tanur tinggi yaitu bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses
tanur tinggi adalah reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang
dihasilkan dari kokas dan udara yang dihembuskan dari dasar tanur.
Tanur bekerja terus menerus. Campuran pereaksi dimasukkan dari puncak
tanur dalam selang waktu yang teratur, bergerak ke bawah sampai lapisan
terbawah yang panas keputih-putihan.
TANUR
Suatu struktur yang dirancang terutama untuk (1) melebur bijih, (2) mencairkan logam yang
telah dilebur untuk dituang atau memanaskannya untuk ditempa, dan (3) membakar
tembikar dan barang-barang lain dari keramik. Tanur pada zaman Alkitab dibangun dari
batu bata atau batu. Tanur bundar dari tembaga yang diperkirakan berasal dari zaman
Hakim-Hakim ditemukan di Tell Qasileh di daerah pinggiran utara Tel Aviv-Yafo dan di Tell
Jemmeh (Tel Gamma), di sebelah selatan Gaza. Tanur-tanur ini diperlengkapi dengan
saluran udara yang besar dari bata lumpur yang dirancang untuk mengalirkan udara ke
dalam ruang api. Belanga pemurnian dari tanah liat yang berisi tembaga diletakkan pada
ubin-ubin batu yang ditempatkan di atas abu dari api yang ada di dalam tanur.
Ketiga orang Ibrani yang setia, teman-teman Daniel, dilemparkan oleh Nebukhadnezar ke
dalam tanur yang menyala-nyala karena mereka tidak mau membungkuk di hadapan
patung emas yang telah didirikan sang raja. (Dan 3) Catatan itu tidak menyatakan apakah
tanur tersebut khusus dibangun untuk tujuan semacam itu atau apakah ini sebuah tanur
yang biasanya digunakan untuk tujuan umum lain.
Kata ”tanur” dapat juga digunakan untuk memaksudkan ”oven” tempat memanggang roti.—
Hos 7:4; Im 2:4.
Secara kiasan, Mesir, yang mengekang Israel di bawah kuk yang keras berupa
perbudakan, disamakan dengan sebuah tanur besi. (Ul 4:20) Selain itu, pencurahan
kemarahan Allah ke atas keturunan Israel disamakan dengan pencairan logam dalam
sebuah tanur. (Yeh 22:18-22) Kata ini juga digunakan sebagai perbandingan atau sebagai
ilustrasi, seperti yang dapat kita lihat di Amsal 17:3; 27:21; Mazmur 12:6 (”tanur
peleburan”).—Lihat MURNI, MEMURNIKAN; OVEN; PERAPIAN.
1. Pendahuluan.
Penggunaan tanur induksi di industri pengecoran logam dewasa ini telah semakin berkembang. Hal ini
terutama karena tanur induksi menjanjikan beberapa kelebihan antara lain:
Infestasi biaya beban tetap yang cukup besar menuntut loading yang tinggi.
Tingkat bahaya besar, mengingat tanur ini menggunakan enerji listrik yang sangat besar.
Biaya perawatan besar.
Dengan demikian walaupun tanur induksi menjanjikan banyak keuntungan namun menuntut perlakuan
dan pengoperasian yang BENAR meliputi:
Keterampilan operator.
Tanur induksi bekerja dengan prinsip transformator dengan kumparan primer dialiri arus AC dari sumber
tenaga dan kumparan sekunder. Kumparan sekunder yang diletakkan didalam medan mahnit kumparan
primer akan menghasilkan arus induksi. Berbeda dengan transformator, kumparan sekunder digantikan
oleh bahan baku peleburan serta dirancang sedemikian rupa agar arus induksi tersebut berubah menjadi
panas yang sanggup mencairkannya.
Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan, tanur induksi dikatagorikan sebagai tanur induksi
frekuensi jala-jala (50 Hz – 60 Hz) dengan kapasitas lebur diatas 1 ton/jam dan tanur induksi frekuensi
menengah (150 Hz – 10000 Hz) untuk tanur dengan kapasitas lebur rendah.
Frekuensi jala-jala pada tanur induksi frekuensi menengah diubah terlebih dahulu dengan menggunakan
thyristor menjadi freukensi yang lebih tinggi sebelum dialirkan kekumparan primer.
Tanur induksi jenis saluran, yang digunakan sebagai holding furnace (hanya berfungsi untuk menahan
temperatur cairan agar tidak turun).
Pemanasan hanya dilakukan pada bagian saluran cairan. Bahan cair yang panas akan bergerak keatas,
sedangkan bahan cair yang dinggin bergerak kebawah mengisi saluran. Dengan demikian cairan didalam
tanur akan mengalami sirkulasi.
Tanur induksi jenis krus dikonstruksi sedemikian rupa disesuaikan dengan ukuran dan jenis bahan yang
dilebur, sehingga terdapat tanur induksi frekuensi jala-jala, tanur induksi frekuensi menengah dan tanur
induksi frekuensi tinggi.
dimana:
Ukuran minimum bahan baku yang dapat dilebur tanpa bantuan cairan adalah:
D = 3,5 x δ
Dimensi minimum
bahan baku [mm]
Dengan demikian bahan baku peleburan pada tanur induksi dengan frekuensi kerja terpasang yang
memiliki dimensi lebih kecil dari harga yang tertulis pada tabel diatas, harus dilebur dengan bantuan sisa
cairan didalam tanur.
Pada tanur induksi frekuensi jala-jala (50 Hz), mengingat dimensi bahan baku minimumnya sedemikian
besar, maka peleburan pertama selalu dimulai dengan bahan berukuran besar sebagai starting-block
serta selalu disisakan sekurang-kurangnya 1/3 cairan didalam tanur untuk membantu proses peleburan
berikutnya.
Akibat dari adanya arus induksi yang terus menerus mengalir didalam cairan maka akan terjadi
pergerakan cairan yang disebut sebagai stirring. Kualitas dan kuantitas stirring ditentukan oleh tinggi atau
rendahnya frekuensi kerja dan jumlah fasa listrik yang digunakan.
Stirring pada 1 fasa
(a) dan 3 fasa (b).
Sedangkan frekuensi kerja yang semakin rendah akan mengakibatkan stirring secara kualitatif menjadi
semakin besar namun kuantitatif sedikit sehingga akan muncull sebagai gejolak cairan. Frekuensi kerja
yang semakin tinggi akan mengakibatkan stirring yang terjadi kecil namun merata disetiap bagian dari
cairan, sehingga cairan akan tampak lebih tenang.
Proses peleburan dengan tanur induksi akan semakin efisien bila menggunakan bahan baku yang masif
(berukuran besar) dan kompak. Keuntungan yang diperoleh dari bahan masif adalah:
1. Bahan yang dilewati oleh medan induksi lebih banyak sehingga menghasilkan enerji panas yang lebih
besar.
2. Permukaan bahan yang bersentuhan dengan udara sedikit sehingga mengurangi efek oksidasi.
3. Bahan homogen dengan komposisi yang serupa sehingga mengurangi faktor kesalahan peramuan.
4. Mengurangi kemungkinan bahan asing dan kotoran ikut terbawa pada saat pemuatan sehingga lebih
dapat menjamin pencapaian komposisi yang dikehendaki serta mengurangi terak ataupun bahaya-
bahaya lain yang ditimbulkannya.
Ketersediaan cairan didalam tanur juga akan dapat meningkatkan kecepatan peleburan. Maka dalam hal
pemuatan bahan kedalam tanur indsuksi berlaku urutan sebagai berikut:
2. Sisa cairan, yaitu 1/3 dari kapasitas tanur untuk peleburan lanjutan.
3. Besi kasar.
4. Bahan daur ulang.
5. Besi bekas.
6. Baja bekas.
8. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling
akhir.
Poin 1 merupakan tuntutan wajib bagi tanur induksi frekuensi jaringan, sebab tanpa starting block proses
peleburan tidak dapat berlangsung. Sedangkan poin 2 adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi enerji
peleburan. Poin 3 sampai 8 merupakan urutan prioritas bila bahan-bahan tersebut digunakan.
2. Besi kasar.
4. Besi bekas.
5. Baja bekas.
7. Bahan paduan, dimana padfuan dengan kehilangan terbakar (melting loss) tinggi dimuatkan paling
akhir.
Poin 1 lebih baik dilakukan walaupun tanpa sarting blok proses peleburan dengan tanur induksi frekuensi
menengah sampai tinggi tetap dapat dilakukan. Sedangkan poin 2 sampai 7 merupakan urutan prioritas
bila bahan-bahan tersebut digunakan.
Rangkuman.
1. Tanur induksi digunakan pada proses peleburan besi, baja cor dan sedikit nonferro.
3. Tanur induksi terdiri dari dua jenis yaitu jenis saluran (untuk proses penahanan temperatur) dan jenis
krus (untuk proses peleburan).
4. Ukuran bahan baku sangat ditentukan oleh frekuensi kerja tanur induksi.
Efisiensi peleburan akan naik bila bahan baku yang digunakan berukuran besar dan masif (kompak).