Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN APLIKASI PENATALAKSANAAN PELAYANAN

ASUHAN KESEHATAN GIGI PADA PERAWATAN


ORTHODONTIE

DOSEN PEMBIMBING:

Eldarita, S.SiT., M.Dsc.

DISUSUN OLEH:

DZATARISA ALMAS

P07125219026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI

2021
A. Latar Belakang

Beberapa di antara kita mungkin memiliki susunan gigi yang tidak


beraturan. Ada yang tumpang tindih, berjejal, gigi depan yang maju,
atau gigitan silang antara rahang atas dan bawah. Gigi merupakan satu
kesatuan dengan struktur sekitar seperti jaringan otot pengunyah, tulang
rahang, wajah yang memiliki hubungan erat dan timbal balik. Jadi
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada struktur tersebut dapat
mempengaruhi susunan gigi, demikian juga sebaliknya.

Masalah ini telah lama menjadi cakupan dalam bidang ilmu kedokteran
gigi, dan dinamakan Orthodontik. Menurut British Society of
Orthodontics, Orthodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan khususnya tulang rahang
dan wajah yang dapat mempengaruhi posisi gigi.

Jadi perawatan orthodontik tidak semata-mata hanya berurusan dengan


merapikan susunan gigi yang tidak rata tapi juga mengembalikan fungsi
pengunyahan yang normal. Dengan dilakukannya perawatan
orthodontik, pasien diharapkan dapat memiliki susunan gigi yang
harmonis sehingga memperbaiki fungsi pengunyahan, cacat
muka/asimetri wajah dapat diperbaiki, dan hilangnya rasa sakit yang
mungkin terjadi akibat gigitan yang tidak seimbang karena susunan gigi
yang tidak rata.

Secara garis besar, alat orthodontik dapat dibagi dua, yaitu alat
orthodontik cekat (fixed orthodontic appliances) dan lepasan (removable
orthodontic appliances).

Pemilihan jenis alat sangat bergantung kepada diagnosis, dan berat


ringannya kasus. Biasanya pada kasus maloklusi ringan yang tidak
memerlukan pencabutan, yang digunakan adalah alat orthodontik
lepasan. Alat ini dapat dilepas sewaktu-waktu oleh pasien, oleh karena
itu tingkat keberhasilan perawatan sangat bergantung pada kedisiplinan
pasien itu sendiri.

Salah satu alat orthodontik lepasan adalah expantion arch yang


digunakan untuk mengekspansi langit-langit sehingga didapatkan
ruangan untuk pergeseran gigi.

Pada kasus yang lebih berat, digunakan alat orthodontik cekat yang
pemasangan maupun pelepasannya harus dilakukan oleh dokter gigi
spesialis orthodontik. Ada juga alat orthodontik cekat yang dipasang
pada permukaan dalam gigi sehingga pada saat tersenyum pasien tidak
terlihat menggunakan kawat gigi , biasanya terkait dengan alasan estetis.

2
B. Pelayanan Asuhan Penatalaksanaan Perawatan Orthodontia
Lepasan

I. Tahap Konsultasi (kunjungan ke 1)

1) Operator melakukan diagnose meliputi keluhan pasien, Riwayat penyakit


pasien, rujukan rontgen foto

Tugas asisten: menyiapkan alat diagnose, membantu membuat informed


consent, menyiapkan surat rujukan pemeriksaan radiografi

2) apabila diperlukan, akan dilakukan pencabutan gigi

Tugas asisten:
- persiapkan obat anestesi lokal yang diperlukan
- persiapkan obat pendarahan yang dibutuhkan, alat exodontia
- Melakukan transfer obat anestesi lokal
- Melakukan transfer alat exodontia ( tergantung jenis alat yang
dibutuhkan)
- Mengaktifkan evacuating tip (suction dan water syringe)
- Meretraksi pipi pasien dengan kaca mulut jika medan kerja
terlalu sempit dan mengatur lampu penerangan
- membantu menghentikan perdarahan pada luka bekas
pencabutan dengan tampon menggunakan pinset.
- Memfiksasi kepala pasien pada saat operator se- dang melakukan
gerakan exodontia.
- Setelah gigi terambil dari soketnya, asisten men- transfer tampon
yang sudah diberi obat antiseptic
- Membersihkan sisa bercak darah di sekitar mulut.
- Penyelesaian akhir tindakan pada pasien : Celemek dada dilepas,
- Memberi instruksi post ekstraksi
a. mengigit tampon selama ½-1 jam.
b. tidak boleh makan / minum panas selama 24 jam.
c. minum obat secara teratur
d. dianjurkan minum air es agar membantu proses
pembekuan darah.
e. jangan sering berkumur – kumur, jangan memegang-
megang socket dengan lidah / jari.
f. mengkompres pipi dengan es batu
- Membekali pasien dengan tampon cadangan pengganti

3) pembuatan model kerja

3
Tugas asisten: menyiapkan alat dan bahan cetak, mengirim model kerja ke
laboratorium gigi

4) menentukan jenis alat orthodontia yang sesuai dengan kasus

II. Tahap pengepasan/insertion (kunjungan ke 2)

Tugas asisten:

a. menyiapkan bur stone (round bur/tapered), amplas kasar, amplas


halus, dan beberapa tang klamer/tang orthodontia (tang pipih, tang
setengah bulat, dan tang universal) di baki instrument

b. menyerahkan pesawat ortho ke operator untuk dilakukan


pemasangan alat ortho

c. melakukan pengurangan (base plate) dengan meng gunakan


amplas kasar kemudian amplas halus atau dengan bur stone, ( atas
instruksi Operator), hal ini apabila ada ketidak nyamanan alat
setelah pesawat ortho dicobakan oleh operator

d. menyiapkan tang klamer yang digunakan operator apabila


klamer/ spring - spring terlalu kencang atau melonggarkannya
apabila ada instruksi dari operator kemudian diserahkan kembali
ke operator memasang kembali ke rongga mulut pasien sampai
pasien merasa nyaman dan tidak menekan gigi.

e. Setelah pasien merasa nyaman, operator memberi- kan instruksi


ke pasien, asisten memberesi alat-alat yang sudah digunakan

III. Tahap Kontrol (kunjungan ke 3)

Kontrol dilakukan pada kunjungan berikutnya, dan biasanya pasien yang


menggunakan pesawat ortho- lepasan dianjurkan untuk kontrol satu kali
dalam se- minggu. Tindakan pengaktifan pesawat orto tergantung dari kasus
pasien.

4
Tugas asisten:

a. menyiapkan tang orthodontia (tang setengah bulat, tang


universal, tang pipih), bur stone dan tang potong klamer.

b. menerima pesawat ortho yg dilepas dari mulut pa- sien,


selanjutnya mengencangkan pesawat ortho atas instruksi operator
(tugas limpah).

c. Peranan asisten adalah mengurangi akrilik dengan menggunakan


bur stone atau mungkin melonggarkan/ mengencangkan spring –
spring dengan tang – tang orthodontia, atas/apabila ada instruksi
operator. Pekerjaan seperti diatas adalah sesuai petunjuk operator.
Pada tahap kontrol ini seorang pasien orthodon tia melakukan
kunjungan berkali – kali sesuai dengan kasus. Adapun waktu
kunjungan kontrol sesuai petun juk dokter gigi.

Anda mungkin juga menyukai