0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan12 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan kasus harga diri rendah situasional.
2. Definisi, penyebab, gejala, dan diagnosis harga diri rendah situasional dijelaskan secara singkat.
3. Pohon diagnosis dan rencana tindakan keperawatan untuk masalah tersebut disajikan secara ringkas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan kasus harga diri rendah situasional.
2. Definisi, penyebab, gejala, dan diagnosis harga diri rendah situasional dijelaskan secara singkat.
3. Pohon diagnosis dan rencana tindakan keperawatan untuk masalah tersebut disajikan secara ringkas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang laporan pendahuluan kasus harga diri rendah situasional.
2. Definisi, penyebab, gejala, dan diagnosis harga diri rendah situasional dijelaskan secara singkat.
3. Pohon diagnosis dan rencana tindakan keperawatan untuk masalah tersebut disajikan secara ringkas.
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Jiwa
Pembimbing :
Disusun oleh :
Shanti ariani 211FK04024
PROGRAM STUDI PROFRSI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2022 LAPORAN PENDAHULUAN HDR SITUASIONAL
A. DEFINISI HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
1. Pengertian a. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami/beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri (Carpemito, 2007). b. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri (Stuart dan Sundeen, 2007). c. Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan (Dalami dkk, 2009). d. Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/ evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif dan bila tidak dapat diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis (Suliswati, 2005). e. Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi, misalnya korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009). 2. Rentang Respon Konsep Diri Adapun rentang respon gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah transisi antara respons konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya adalah sebagai berikut. a. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses. b. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudan dirinya. c. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri. d. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek- aspek identitas masa anak-anak kedalam kematangan kepribadian oada remaja yang harmonis. e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing dengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri tidak nyata dan asing baginya. 3. Faktor Penyebab a. Faktor predisposisi 1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang memiliki tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis. 2) Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang tidak dapat diikuti oleh individu. 3) Faktor yang memengaruhi identitas pribadi, meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. b. Stresor pencetus Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan elsternal, yaitu sebagai berikut: 1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan. 2) Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya seperti frustasi. Ada tiga jenis transisi peran: a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri. b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c) Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh: kehilangan bagian tubuh: perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis, dan keperawatan. 4. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-beda dan bervariasi antara individu satu dengan lainnya, tetapi biasanya dimanifestasikan sebagai berikut. a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit/ tindakan, misalnya: malu karena alopesia setelah dilakukan tindakan kemoterapi. b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan, mengkritik, mengejek diri sendiri. c. Merendahkan martabat: saya tidak bisa, saya bodoh, saya tidak tahu apa- apa, saya tidak mampu. d. Gangguan hubungan sosial. e. Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan. f. Mencederai diri g. Mudah marah, mudah tersinggung h. Apatis, bosan, jenuh dan putus asa i. Kegagalan menjalankan peran, proyeksi (menyalahkan orang lain).
Berdasarkan pengertian, rentang respon, penyebab, dan tanda gejala harga
diri rendah di atas, maka dapat disimpulkan proses terjadinya masalah klien mengalami harga diri rendah situasional biasanya diakibatkan oleh koping sesorang yang tidak efektif dalam menghadapai masalah gangguan citra tubuh atau gangguan identitas personal. Bila, sebagai contoh, seseorang mengalami perubahan fisik akibat kecelakaan yang menimpa dirinya sehingga salah satu anggota geraknya harus dilakukan amputasi, maka dalam situasi tersebut secara tiba-tiba klien merasa harga diri rendah. Bila masalah tersebut tidak diatasi dengan baik oleh klien kemungkinan akan menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya dan timbul keputusasaan. Proses terjadinya masalah tersebut secara ringkas dapat ditampilkan dalam pohon diagnosis.
B. POHON DIAGNOSIS
Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Harga Diri Rendah Situasional
Ketidakefektifan Gangguan Citra Gangguan
Koping Keterang Tubuh Identitas Personal
C. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
Masalah keperawatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut: 1. Harga diri rendah situasional 2. Keefektifan koping 3. Gangguan citra tubuh 4. Gangguan identitas personal 5. Ketidakberdayaan 6. Keputusasaan Data yang perlu dikaji untuk klien yang mengalami harga diri rendah situasional sebagai berikut. 1. Data Sujektif: Contoh: “Setelah kaki saya diamputasi saya sudah tidak berharga lagi.” “Saya tidak mampu menjadi atlet yang dibanggakan keluarga setelah kehilangan kaki saya.” “Saya tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai kepala keluarga lagi.” 2. Data Objektif: a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri b. Menarik diri dari kehidupan c. Kritik terhadap diri sendiri d. Destruktif terhap diri sendiri dan orang lain e. Mudah tersinggung/ mudah marah f. Produktivitas menurun g. Penolakan terhadap diri sendiri h. Keluhan fisik
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Harga diri rendah situasional 2. Ketidakefektifan koping 3. Gangguan citra tubuh 4. Gangguan identitas personal 5. Ketidakberdayaan 6. Keputusasaan E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Diagnosa Rencana Tindakan Rasion keperawat keperawatan al an Tujua Kriteria Evaluasi interven n si Harga Diri Tujuan jangka Selama 1x45 menit 1. Identifikasi kemampuan dan 1. Mendiskusikan tingkat Rendah panjang : Harga diri interaksi, klien aspek positif yang masih dimiliki kemampuan klien seperti Situasional klien menunjukkan tanda- tanda klien. Untuk dapat membantu menilai realitas, kontrol diri meningkat percaya kepada perawat: klien menggungkapkan atau integritas ego diperlukan Ekspresi wajah bersahabat, kemampuan dan aspek positf sebagai dasar asuhan dalam menghadapi menunjukan rasa senang, yang dimiliki sperti: keperawatannya. masalah berat yang ada kontak mata, mau mendiskusikan bahwa klien bersifat tiba-tiba berjabat tangan, mau masih memiliki sejumlah datang diri klien. menyebutkan nama, mau kemampuan dan aspek positif menjawab salam, klien seperti kegiatan dirumah, ada mau duduk berdampingan keluarga dan lingkungan terdekat dengan perawat, mau 2. Keterbukaan dan pengertian klien mengutarakan masalah tentang kemampuan yang yang dihadapi 2. Membantu klien menilai dimiliki adalah prasyarat Tujuan jangka pendek: 1. Klien dapat kemampuan yang dapat untuk berubah. Pengertian 1. Klien mengidentifikasi digunakan, seperti: tentang kemampuan yang kemampuan dan aspek mendiskusikan kemampuan yang dapat dimiliki diri memotivasi positif yang dimiliki : masih dapat digunakan saat ini, megidentifikasi bantu klien menyebutkan dan untuk tetap mempertahankan a. Kemampuan yang kemampuan dan memberi penguatan terhadap dirinya sendiri. dimiliki klien. kemampuan diri yang aspek positif yang diungkapkan klien, perlihatkan dimiliki respon yang kondusif dan menjadi pendengar b. Aspek positif keluarga. yang aktif. c. Aspek positif 3. Membantu klien dalam memilih/ 3. Klien adalah individu yang lingkungan yang dimiliki menetapkan kegiatan sesuai bertanggung jawab terhadap 2. Klien dapat menilai klien. kemampuan, seperti: mendiskusikan dirinya sendiri. Klien perlu kemampuan yang dengan klien beberapa aktivitas yang bertindak realitas dalam dapat digunakan. dapat dilakukan dan dipilih sebagai kehidupannya. Contoh peran yang 2. Selama 1x45 menit interaksi, kegiatan yang akan klien lakukan sehari- dilihat klien akan memotivasi klien klien dapat menilai hari, bantu klien menetapkan aktivitas untuk melaksanakan kegiatan. sedikitnya tiga kemampuan mana yang dapat klien lakukan secara yang dapat digunakan. mandiri, memerlukan bantuan minimal dari keluarga, dan yang dibantu total. 4. Melatih kegiatan klien yang sudah 4. Memberi kesempatan kepada klien 3. Klien dapat dipilih sesuai dengan kemampuan, mandiri dapat meningkatkan menetapkan/ memilih seperti: mendiskusian dengan klien motivasi dan harga diri klien. kegiatan yang sesuai untuk menetapkan urutan kegiatan yang Reinforcement positif dapat dengan kemampuan 3. Selama 1x45 menit interaksi, akan dilakukan dan klien memperagakan meningkatkan harga diri klien. klien dapat menetapkan beberapa kegiatan yang akan dilakukan. kegiatan yang sesuai dengan 5. Membantu klien agar dapat 5. Memberikan kesempatan kepada kemampuan. merencanakan kegiatan sesuai klien untuk tetap melakukan kemampuannya dan memberi kegiatan yang biasa dilakukan. kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih. 4. Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan. 4. Selama 1x45 menit interaksi, klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai 5. Klien dapat kemampuan. merencanakan kegiatan yang sudah dilatih 5. Selama 1x45 menit interaksi, klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih. Daftar Pustaka Stuart, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC
Dalami, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial.
Jakarta : Trans Info Media.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :