Anda di halaman 1dari 9

[

Pemeriksaan BTA

No. Dokumen :
C/VIII/SOP/5/2017/350
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 30/05/2017
Halaman : 1/9

UPT Puskesmas dr. Ati Sarasati


Pasirkaliki NIP.19600605 198803 2 004

1.Pengertian Pembuatan sediaan apus sputum adalah membuat apusan


dari sampel sputum pada slide (kaca sediaan).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pembuatan sediaan apus sputum.
3. Kebijakan SK Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pasirkaliki Nomor
C/VIII/SK/5/2017/072 Tentang Jenis Pemeriksaan
Laboratorium
4. Referensi Buku Panduan bagi petugas laboratorium pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis.
5. Prosedur A. FIKSASI SEDIAAN BTA

1. Petugas lab menyediakan slide yang baru dan


bersih sesuai dengan jumlah spesimen dahak,
jangan memakai ulang slide yang telah digunakan.

2. Petugas lab menulis nomor identitas pasien pada


bagian ujung slide. Bila menggunakan slide frosted
tulis dengan menggunakan pensil 2B pada bagian
yang buram/frosted. Bila menggunakan slide biasa,
tulis pada stiker yang dilekatkan di balik sediaan.

3. Petugas lab menyalakan lampu spirtus.

4. Petugas lab memilih dan mengambil bagian dari


dahak yang purulen menggunakan lidi yang
dipipihkan ujungnya.

5. Petugas lab mengoleskan dahak yang telah diambil


menggunakan lidi ke atas slide dalam bentuk oval
dengan ukuran 2x3 cm

6. Petugas lab meratakan sediaan dengan cara


membuat spiral-spiral kecil menggunakan tusuk
gigi sehingga di dapat sebaran leukosit lebih rata
dan area baca lebih homogen. Jangan membuat
spiral-spiral kecil pada apusan yang sudah kering,
karena dapat terkelupas dan menjadi aerosol yang
berbahaya

7. Petugas lab memasukkan lidi dan tusuk gigi bekas


ke dalam wadah sputum yang sudah di ambl
sampelnya, lalu pada wadah tersebut masukkan
chlorin 1% sampai setengan wadah pot sputum.

8. Petugas lab mengeringkan apusan di udara. Setelah


kering petugas lab melakukan fiksasi dengan
pemanasan dengan cara:
a. Memastikan apusan menghadap ke atas

b. Melewatkan 3x melalui api lampu spirtus

Gunakan pinset atau penjepit kayu untuk


memegang kaca sediaan. Pemanasan yang
berlebihan akan merusak hasil.

B. PEWARNAAN SEDIAAN BTA

1. Petugas Lab meletakkan sediaan yang telah


difiksasi di atas bak cuci atau baskom, antara satu
sediaan dengan sediaan lainnya beri jarak ± 1 jari.

2. Petugas lab menggenangi seluruh permukaan


sediaan dengan Carbol fuchsin. Saring zat warna
setiap kali akan melakukan pewarnaan sediaan.

3. Petugas lab memanasi dari bawah sediaan


menggunakan lampu spirtus sampai keluar uap.
Jangan sampai mendidih

4. Petugas Lab mendiamkan selama minimal 5 menit.


Waktu yang lebih lama diperbolehkan tetapi
pewarna di atas sediaan tidak boleh sampai kering.

5. Petugas Lab membilas sediaan dengan hati-hati


menggunakan air mengalir. Jika menggunakan
botol semprot jangan sampai ada percikan ke
sediaan lain

2/9
6. Petugas Lab menggenangi sediaan dengan asam
alkohol sampai tidak tampak warna merah Carbol
Fuchsin. Jangan sampai ada percikan ke sediaan
lain.

7. Petugas Lab membilas sediaan dengan hati-hati


menggunakan air mengalir. Jika menggunakan
botol semprot jangan sampai ada percikan ke
sediaan lain.

8. Petugas Lab menggenangi permukaan sediaan


dengan Methylene Blue selama 10-20 detik.

9. Petugas Lab membilas sediaan dengan hati-hati


menggunakan air mengalir. Jika menggunakan
botol semprot jangan sampai ada percikan ke
sediaan lain

10. Petugas lab mengeringkan sediaan pada rak


pengering.

C. PEMBACAAN SEDIAAN BTA

1. Petugas Lab menggunakan lensa objektif 10x pada


mikroskop untuk menetapkan fokus dan
menentukan lapang pandang.

2. Petugas Lab meneteskan satu tetes minyak imersi


pada sediaan apusan yang telah diwarnai dan
dikeringkan, aplikator minyak imersi tidak boleh
menyentuh slide. Tetesan harus jatuh bebas ke
permukaan sediaan apus agar aplikator minyak
imersi tidak terkontaminasi dengan kuman TB.

3. Petugas lab memutar lenca objektif 100x dengan


hati-hati ke atas sediaan apusan.

4. Petugas lab menyesuaikan fokus dengan hati-hati


sampai sel-sel terlihat dengan jelas.

5. Petugas Lab membaca pada 100 lapang pandang


apakah dalam sediaan terdapat BTA atau tidak.
BTA berbentuk batang berwarna merah dengan
menggeser dari sisi kiri ke sisi kanan pada bagian

3/9
tengah ( pembacaan BTA dari sisi kiri ke sisi kanan
pada sediaan hapusan dahak sepangjang 3 cm
mencakup ± 150 LP ).

6. Petugas lab melaporkan apa yang di lihat pada 100


lapang pandang dengan mengacu pada skala
International Tuberculosis and Lung Disease
(IUALTD) dan World Health Organization (WHO).

YANG TERLIHAT YANG DILAPORKAN

Tidak ditemukan BTA minimal dalam


BTA negatif
100 lapang pandang

Tuliskan jumlah BTA


1-9 BTA dalam 100 lapang pandang yang ditemukan/100
lapang pandang

10-99 BTA dalam 100 lapang pandang 1+

1-10 BTA dalam 1 lapang pandang,


2+
periksa minimal 50 lapang pandang

Lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang


pandang, periksa minimal 20 lapang 3+
pandang

4/9
6. Bagan Alir A. FIKSASI SEDIAAN BTA

Pasien datang ke
Laboratorium

Pertanyaan identitas pasien


oleh petugas Lab

Petugas lab menyediakan slide


yang baru dan bersih sesuai
dengan jumlah spesimen
dahak, jangan memakai ulang
slide yang telah digunakan

Petugas lab menulis nomor


identitas pasien pada bagian ujung
slide. Bila menggunakan slide
frosted tulis dengan menggunakan
pensil 2B pada bagian yang
buram/frosted

Petugas lab menyalakan lampu


spirtus. Petugas lab memilih dan
mengambil bagian dari dahak yang
purulen menggunakan lidi yang
dipipihkan ujungnya

Petugas lab mengoleskan dahak


yang telah diambil menggunakan
lidi ke atas slide dalam bentuk oval
dengan ukuran 2x3 cm

Petugas lab meratakan sediaan


dengan cara membuat spiral-spiral
kecil menggunakan tusuk gigi
sehingga di dapat sebaran leukosit
lebih rata dan area baca lebih
homogen. Jangan membuat spiral-
spiral kecil pada apusan yang
sudah kering, karena dapat
terkelupas dan menjadi aerosol
yang berbahaya

Petugas lab memasukkan lidi dan


tusuk gigi bekas ke dalam wadah
sputum yang sudah di ambl
sampelnya, lalu pada wadah tersebut
masukkan chlorin 1% sampai setengan
wadah pot sputum

5/9
Petugas lab meratakan sediaan
dengan cara membuat spiral-spiral
kecil menggunakan tusuk gigi
sehingga di dapat sebaran leukosit
lebih rata dan area baca lebih
homogen. Jangan membuat spiral-
spiral kecil pada apusan yang
sudah kering, karena dapat
terkelupas dan menjadi aerosol
yang berbahaya

Petugas lab memasukkan lidi dan


tusuk gigi bekas ke dalam wadah
sputum yang sudah di ambl
sampelnya, lalu pada wadah tersebut
masukkan chlorin 1% sampai setengan
wadah pot sputum

Petugas lab mengeringkan apusan di


udara. Setelah kering petugas lab
melakukan fiksasi dengan pemanasan

B. PEWARNAAN SEDIAAN BTA

Petugas Lab meletakkan sediaan yang


telah difiksasi di atas bak cuci atau
baskom, antara satu sediaan dengan
sediaan lainnya beri jarak ± 1 jari

Petugas lab menggenangi seluruh


permukaan sediaan dengan Carbol
fuchsin. Saring zat warna setiap kali
akan melakukan pewarnaan sediaan

Petugas lab memanasi dari bawah


sediaan menggunakan lampu spirtus
sampai keluar uap. Jangan sampai
mendidih

6/9
Petugas Lab mendiamkan selama
minimal 5 menit. Waktu yang lebih lama
diperbolehkan tetapi pewarna di atas
sediaan tidak boleh sampai kering

Petugas Lab membilas sediaan dengan


hati-hati menggunakan air mengalir. Jika
menggunakan botol semprot jangan
sampai ada percikan ke sediaan lain

Petugas Lab menggenangi sediaan dengan


asam alkohol sampai tidak tampak warna
merah Carbol Fuchsin. Jangan sampai
ada percikan ke sediaan lain

Petugas Lab membilas sediaan dengan


hati-hati menggunakan air mengalir. Jika
menggunakan botol semprot jangan
sampai ada percikan ke sediaan lain

Petugas Lab menggenangi permukaan


sediaan dengan Methylene Blue selama
10-20 detik

Petugas Lab membilas sediaan dengan


hati-hati menggunakan air mengalir. Jika
menggunakan botol semprot jangan
sampai ada percikan ke sediaan lain

Petugas lab mengeringkan sediaan pada


rak pengering

C. PEMBACAAN SEDIAAN BTA

Petugas Lab menggunakan lensa


objektif 10x pada mikroskop untuk
menetapkan fokus dan menentukan
lapang pandang

7/9
Petugas Lab meneteskan satu tetes
minyak imersi pada sediaan apusan
yang telah diwarnai dan dikeringkan,
aplikator minyak imersi tidak boleh
menyentuh slide. Tetesan harus jatuh
bebas ke permukaan sediaan apus agar
aplikator minyak imersi tidak
terkontaminasi dengan kuman TB

Petugas lab memutar lenca objektif


100x dengan hati-hati ke atas sediaan
apusan. Petugas lab menyesuaikan
fokus dengan hati-hati sampai sel-sel
terlihat dengan jelas

Petugas Lab membaca pada 100 lapang


pandang apakah dalam sediaan
terdapat BTA atau tidak. BTA
berbentuk batang berwarna merah
dengan menggeser dari sisi kiri ke sisi
kanan pada bagian tengah
( pembacaan BTA dari sisi kiri ke sisi
kanan pada sediaan hapusan dahak
sepangjang 3 cm mencakup ± 150 LP ).

Petugas lab melaporkan apa yang di


lihat pada 100 lapang pandang dengan
mengacu pada skala International
Tuberculosis and Lung Disease
(IUALTD) dan World Health
Organization (WHO).

7. Unit terkait 1. Poli Umum

2. Poli Lansia

8. Dokumen 1. Tb 04
terkait
2. Tb 05

9. Alat dan 1. Objek glass


Bahan 2. Aplikator dari lidi yang ujungnya tidak rata dengan
ukuran ±7cm.

3. Lampu spirtus

4. Tusuk gigi

5. Rak sediaan

6. Penjepit kayu atau pinset

8/9
7. Rak untuk mengeringkan sediaan

8. Timer

9. Mikroskop binokuler

10. Counter cell

11. Sediaan Dahak

12. Chlorin 1%

13. Methylene Blue 0,3%

14. Carbol Fuchsin 0,3%

15. Asam Alkohol

16. Minyak imersi

10. Rekaman historis Tgl Mulai


No Yang Diubah Isi Perubahan
perubahan Diberlakukan

9/9

Anda mungkin juga menyukai