Anda di halaman 1dari 10

Journal Homepage: https://e-journal.unair.ac.

id/PMNJ/index
PEDIOMATERNAL
NURSING JOURNAL
Vol. 5, No. 1, Maret 2019

Journal Homepage: https://e-journal.unair.ac.id/PMNJ/

Original Research

Faktor Strategi Koping pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi


(Coping Strategy Factors in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy)

Maria Evarista Sugo, Tiyas Kusumaningrum, dan Rista Fauziningtyas

Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRACT
ARTICLE HISTORY
Received: March 21, 2019 Introduction: Chemotherapy is one of the treatments for cancer that is effective and
Accepted: May 11, 2019 requires a considerable amount of time so that an adaptive coping strategy is needed from
the patient. Patient coping strategies can be influenced by physical, psychological, and
social factors. The purpose of this study was to analyze the factors associated with coping
KEYWORDS
strategies for cancer patients undergoing chemotherapy at Prof. W Z Johannes Kupang
Hospital.
cancer; coping strategies;
chemotherapy; emotional; self- Methods: The design in this study was cross-sectional. The total population were 163 and
concept obtained 100 respondents by consequtive sampling. Independent variables were physical
condition, emotional atmosphere, self-concept, and family support. The dependent
CORRESPONDING AUTHOR variable was the coping strategy of cancer patients who undergo chemotherapy. The
Maria Evarista Sugo instrument used The Chemotheraphy Symptom Assessment Scale (C-SAS), Emotional
maria.evarista.sugo- Regulation Questionnaire (ERQ), self-concept, family support and The Cancer Coping
2017@fkp.unair.ac.id Questionnaire. Data were analyzed with Spearman's Rho, and Pearson.
Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga, Surabaya, Results: There is a relationship between physical condition (p=0.030), emotional
Jawa Timur, Indonesia condition (p=0.001), self-concept (p=0,000), family support (p=0,000) with coping
strategies for cancer patients who undergo chemotherapy.
Conclusion: Coping strategies in patients undergoing cancer can be affected by physical
conditions while undergoing chemotherapy, psychological experienced by patients, and
social support that can come from family and close relatives. Nurses who were close to
patients during the chemotherapy process can also be a support system so that patients'
coping strategies can be adaptive during chemotherapy.

Sugo, M. E., Kusumaningrum, T., & Fauziningtyas, R. (2019). Faktor Strategi Koping pada
Cite this as:
Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi. Pediomaternal Nurs. J., 5(1), 99-108.

menunjukkan gejala stress fisik dan emosional


1. PENDAHULUAN
seperti ansietas, depresi sebagai akibat yang buruk
Penyakit kanker masih menjadi masalah kesehatan dari efek samping kemoterapi, ketidakpastian hasil
utama di dunia dan menjadi penyebab kematian dari pengobatan dan masalah psikologis lainnya (6).
nomor dua setelah penyakit jantung dan pembuluh Dampak jangka panjang yang ditimbulkan dapat
darah (1). Pasien kanker sering mengalami gangguan mengganggu proses perkembangan, gangguan
fisik, psikologis(suasana emosional,konsep diri)dan mental, gangguan kualitas hidup dan isolasi sosial (7).
sosial(dukungan keluarga) (2). Salah satu Sebanyak 8,2 juta orang meninggal dunia akibat
penatalaksanaan penyakit kanker adalah dengan kanker setiap tahunnya (8). Laporan Riset Kesehatan
kemoterapi (3); (4). Obat yangdigunakan dalam Dasar (9) diketahui prevalensi kanker adalah sebesar
kemoterapi bersifat karsinogenik, memerlukan 1,4 per 1.000 penduduk atau sekitar (347.000) orang
penanganan khusus serta dapat menimbulkan efek serta merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%)
samping yang dapat menyebabkan pasien tidak dari seluruh penyebab kematian (10). Pada tahun
bersedia untuk melanjutkan terapi tersebut (5). 2017 ini diprediksikan hampir 9 juta orang
Pasien kanker dengan kemoterapi banyak meninggal di seluruh dunia akibat kanker dan akan

http://e-journal.unair.ac.id/PMNJ | 99
M. E. SUGO ET AL.

terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di 2. METODE


2030. Data BPJS Kesehatan menunjukkan
peningkatan jumlah kasus kanker yang ditangani dan 2.1 Desain
pembiayaannya pada periode 2014-2015 (11). Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian
Studi pendahuluan yang dilakukan diketahui dari descriptive analitic dengan pendekatan cross
93 pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD sectional.
Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang pada bulan November
2017 jenis kanker yang terbanyak adalah kanker 2.2 Populasi, sampel, dan sampling
payudara sebanyak 52 orang, kemudian menyusul Populasi pada penelitian ini adalah pasien kanker
kanker ovarium sebanyak 8 orang, kanker serviks 7 yang menjalani kemoterapi di RSUD Prof. W Z
orang, SCC gingival 6 orang dan sisanya adalah jenis Johannes Kupang sebanyak 163 pasien dan
kanker yang lain. Wawancara yang dilakukan dengan didapatkan 100 sampel dengan consequtive sampling.
kepala ruangan kemoterapi diketahui setiap Kriteria inklusi meliputi responden dengan usia >18
bulannya terdapat 3 sampai dengan 4 orang yang tahun, semua jenis kanker, dan responden dapat
tidak tuntas menjalani kemoterapi (drop out) yang menulis dan berbahasa Indonesia. Kriteria eksklusi
disebabkan tidak mampu menahan kerasnya efek yaitu pasien dengan gangguan jiwa dan tidak
samping kemoterapi, putus asa, takut akan kematian kooperatif selama mengikuti penelitian.
dan depresi. Wawancara dengan 3 orang pasien
kanker yang sudah mengikuti sesi 3 kemoterapi 2.3 Variabel
diketahui bahwa semua penderita kanker memiliki Variabel independen dalam penelitian ini adalah
mekanisme koping tidak efektif yang ditandai dengan faktor fisik (kondisi fisik), faktor psikologis yang
mengeluh cemas, stres, dan takut kematian yang meliputi suasana emosional dan konsep diri, serta
dapat terjadi kapan saja. faktor sosial (dukungan keluarga). Variabel dependen
Faktor – faktor yang mempengaruhi strategi dalam penelitian ini adalah strategi koping pasien
koping yang menurut (12) adalah materi, fisik, kanker yang menjalani kemoterapi.
psikologis, sosial, dan spiritual. Strategi mekanisme
koping adaptif menurut (13)yaitu emotional focused 2.4 Instrumen
coping dan problem focused coping. Emotional focused Kuesioner fisik menggunakan Chemotheraphy-
coping merupakan strategi koping yang digunakan Symptom Assesment Scale (C-SAS). C-SAS merupakan
untuk mengatasi emosi negatif yang menyertainya, skala yang digunakan untuk menilai kondisi klinis
sedangkan problem focused coping merupakan pasien yang mendapatkan kemoterapi, dilihat dari
strategi yang digunakan untuk mengatasi situasi yang tanda dan gejala yang dirasakan pasien akibat efek
menimbulkan stress pada pasien kanker, misalnya samping kemoterapi. C-SAS terdiri atas 24
stres akibat efek samping obat. Strategi tersebut pertanyaan (dimodifikasi jadi 23), dengan pilihan
kemudian dikembangkan oleh (14) yaitu emotional jawaban Iya dan Tidak. Jika pasien menjawab iya
focused coping yang terdiri dari konfrontasi maka akan diberi skor 1, namun jika menjawab tidak
(confrontative coping), mencari dukungan sosial akan diberi skor 0. Hasil akhir dari pengisian
(seeing social support), dan merencanakan kuesioner ini akan dikelompokkan menjadi 3
pemecahan masalah (planful problem solving). kategori, yaitu ringan (skor ≤ 7), sedang (skor 7 – 13),
Kemudian problem focused coping yang terdiri dari dan berat (skor ≥ 14). Kuesioner Chemotheraphy –
kontrol diri (self-control), membuat jarak Symptom Assesment Scale (C-SAS) dengan nilai
(disturbancing), penilaian kembali secara positif Cronbach’s Alpha 0,947 yang berarti sangat reliabel.
(positive reappraice), menerima tanggung jawab Kuesioner suasana emosional dukur dengan
(accepting responsibility), dan lari atau penghindaran menggunakan kuesioner ERQ (Emotional Regulation
(escape/avoidance). Questionnaire). Kuesioner ini terdiri atas 10 item
Tindakan mengontrol tekanan emosional dengan pernyataan dengan 6 item pernyataan mengukur
strategi koping yang baik dapat dilakukan oleh cognitive reaprraisal dan 4 item mengukur expressive
penderita kanker yang baru terdiagnosis untuk suppression. Kuesioner ini menggunakan skala 1 – 7,
menghindari cemas dan depresi (15). Penelitian yang namun peneliti hanya menggunakan rentang 1- 4
dilakukan oleh (16) tentang koping pada pasien dengan 1 adalah pernyataan sangat tidak setuju dan 4
kanker diketahui dari 80 responden menunjukan adalah pernyataan sangat setuju. Kuesioner ERQ
rata-rata nilai koping yang masih rendah dan (Emotional Regulation Questionnaire) dengan nilai
menurut (17) dengan mengontrol stressos saat Cronbach’s Alpha 0,872 yang berarti sangat reliablel.
menjalani kemoterapi dapat meningkatkan Konsep diri diukur dengan menggunakan
mekanisme koping yang adaptif.Strategi koping kuesioner yang terdiri atas 20 pernyataan, yang
merupakan mekanisme adaptasi individu yang dibagi kedalama 5 aspek, yaitu identitas diri (6 soal),
dilakukan secara sadar dan terarah dalam mengatasi gambaran diri (3) soal, ideal diri (3 soal), harga diri (4
rasa sakit atau menghadapi stressor yang soal), dan peran diri (4 soal). Pernyataan pada
ditimbulkan saat menjalani kemoterapi (18). Tujuan kuesioner terdiri atas 2 jenis yaitu pernyataan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang favorable dan unfavorable dengan rentang skor 1 – 4
faktor – faktor yang mempengaruhi strategi koping (sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju).
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

100 | Volume 5 Issue 1 Maret 2019


PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Karakteristik Demografi di RSUD Prof. W Z Johannes Kupang, Nusa
Tenggara Timur pada 4-18 Desember 2018
Karakteristik f %
Usia
1. Remaja Akhir (18-25) 3 3
2. Dewasa Awal (26-35) 20 20
3. Dewasa Akhir (36-45) 29 29
4. Lansia Awal (46-55) 24 24
5. Lansia Akhir (56-65) 24 24
Total 100 100
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 32 32
2. Perempuan 68 68
Total 100 100
Pendidikan Terakhir
1. SD 22 22
2. SMP 12 12
3. SMA 33 33
4. Diploma 12 12
5. Sarjana 21 21
Total 100 100
Pekerjaan
1. Tidak bekerja 40 40
2. PNS 27 27
3. Swasta 16 16
4. Wiraswasta 8 8
5. Lainnya(pensiun) 9 9
Total 100 100
Jenis Kanker
3. Ca Cervix 8 8
4. Ca Coli 1 1
5. Ca Colon 3 3
6. Ca Mamae 35 35
7. Ca Ovarium 22 22
8. Ca Parotis 6 6
9. Ca Penis 1 1
10. Ca Rectal 1 1
11. Ca Recti 4 4
12. Ca Rectum 1 1
13. Ca Testis 3 3
14. Ca Tyroid 1 1
15. Gland Tumor 1 1
16. KNF 1 1
17. LNH 5 5
18. Osteosarcoma 1 1
19. Scc Ginggiva 2 2
20. Scc Lidah 1 1
21. SLE 1 1
22. Tumor Paru 2 2
Total 100 100
Stadium
1. Stadium 1 7 7
2. Stadium 2 43 43
3. Stadium 3 38 38
4. Stadium 4 12 12
Total 100 100

Untuk penyataan favorable sangat tidak setuju diberi sampai dengan tidak pernah. Kuesioner dukungan
skor 1, sangat setuju 4, sedangkan untuk pernyataan keluarga ini memiliki 12 item pertanyaan yang
unfavorable sangat tidak setuju diberi skor 4 dan mencakup 3 domain dukungan keluarga. Domain
sangat setuju diberi skor 1. Kuesioner konsep diri tersebut meliputi domain dukungan informasional,
dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,891 yang berarti dukungan instrumental, serta dukungan emosional
sangat reliablel. dan harga diri. Skoring dalam kuesioner ini
Kuesioner dukungan sosial menggunakan menggunakan empat skala bernilai 0-3. Nilai 0 (tidak
pertanyaan tipe multiple choice yaitu memilih pernah), 1 (kadang-kadang), 2 (sering) dan 3 (selalu).
jawaban dengan 4 kriteria yaitu mulai dari opsi selalu

http://e-journal.unair.ac.id/PMNJ | 101
M. E. SUGO ET AL.

Kuesioner respons sosial dengan nilai Cronbach’s Peneliti sudah menjelaskan dan memberikan
Alpha 0,883 yang berarti sangat reliabel. pengarahan kepada perawat terkait teknis penelitian.
Instrumen koping menggunakan the cancer coping
2.6 Analisis
questionnaire yang berisi 21 item pertanyaan, dengan
kategori jawaban tidak pernah, kadang-kadang, Penelitian ini dilakukan analisis dengan IBM SPSS
sering dan sangat sering. Dari 21 pertanyaan, 14 Statistic 25 dengan uji Pearson Rho α ≤ 0,05 untuk
pertanyaan wajib dijawab oleh semua responden, data dengan distribusi normal dan Spearmen’s Rho α
sedangkan 7 pertanyaan lainnya dijawab oleh ≤ 0,05 untuk data dengan distribusi tidak normal.

Tabel 2. Distribusi Kategori Responden di RSUD Prof. W Z Johannes Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 4-18
Desember 2018
Kategori f %
Fisik
1. Ringan 16 16
2. Sedang 42 42
3. Berat 42 42
Total 100 100
Suasana Emosi
1. Baik 48 48
2. Kurang 52 52
Total 100 100
Konsep Diri
1. Positif 53 53
2. Negatif 47 47
Total 100 100
Dukungan Keluarga
1. Baik 63 63
2. Kurang 37 37
Total 100 100
Strategi Koping
1. Adaptif 82 82
2. Maladaptif 18 18
Total 100 100

responden yang memiliki pasangan (19). Hasil


2.7 Ethical Clearance
pengisian kuesioner dikategorikan menjadi 2
kelompok yaitu koping adaptif dengan rentang skor Penelitian ini telah dinyatakan lolos kaji etik dan
20 – 40, dan koping maladaptif dengan rentang skor mendapatkan sertifikat Ethical Approval dengan No.
41 – 80. The cancer coping questionnaire dengan nilai 1193-KEPK yang dikeluarkan oleh Komite Etik
Cronbach’s Alpha 0,914 yang berarti sangat reliablel. Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga pada tanggal 3 Desember 2018.
2.5 Prosedur
Penelitian ini dilakukan di Ruang Kemoterapi RSUD 3. Hasil
Prof. W Z Johannes Kupang. Penelitian ini dilakukan
Karakteristik demografi responden sejumlah 100
pada 4 – 18 Desember 2018. Langkah yang pertama
orang di RSUD Prof. W Z Johannes Kupang, Nusa
adalah menentukan responden yang sesuai dengan
Tenggara Timur. Mayoritas usia responden dalam
kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh
penelitian ini adalah dewasa akhir dengan rentang
peneliti. Setelah responden ditentukan, selanjutnya
36-45 tahun sebanyak 29 orang (29%). Mayoritas
peneliti memberikan penjelasan kepada responden
responden adalah perempuan sebanyak 68 orang
terkait penelitian yang dilakukan meliputi jenis terapi
(68%) dengan mayoritas pendidikan terakhir adalah
yang akan diberikan, tujuan, dan manfaat dari
SMA sebanyak 33 orang (33%) diikuti pendidikan SD
penelitian. Jika responden setuju kemudian diberikan
sebanyak 22 orang (22%) dan sarjana sebanyak 21
lembar informed concern sebagai tanda bersedianya
orang (21%). Mayoritas responden sudah tidak
responden untuk mengikuti kegiatan peneltian.
bekerja. Dalam penelitian ini, jenis kanker paling
Setelah responden bersedia, selanjutnya peneliti
banyak adalah Ca Mamae dan Ca ovarium. Mayoritas
membagikan kuesioner penelitian satu per satu
responden sudah menderita kanker dengan stadium
kepada responden. Pada saat pengambilan data,
2 [Tabel 1].
peneliti mendampingi responden, sehingga kalau ada
Distribusi kategori pada masing-masing variabel.
responden yang tidak mengerti terkait kuesioner
Mayoritas responden dengan aktifitas fisik berat
penelitian, responden dapat langsung bertanya
sebanyak 42 orang (42%). Kemudian suasana emosi
kepada peneliti. Peneliti melibatkan tim peneliti yang
responden dalam kategori kurang sebanyak 52 orang
berasal dari rekan perawat sebanyak 2 orang untuk
(52%) dan konsep diri yang positif sebanyak 53 orang
membantu dalam pengambilan data penelitian.
(53%). Mayoritas responden mendapat dukungan

102 | Volume 5 Issue 1 Maret 2019


PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL

baik dari keluarga sebanyak 63 orang (63%) serta konsep diri negative yang memiliki strategi koping
memiliki strategi koping yang adaptif sebanyak 82 yang adaptif sebanyak 36 orang (36%). Hasil
orang (82%) [Tabel 2]. pearsonmenunjukkan terdapat hubungan yang
Mayoritas responden dengan aktivitas fisik yang sangat signifikan (p=0,000) antara konsep diri
sedang memiliki koping yang adaptif sebanyak 36 dengan strategi koping pada pasien yang menjalani
orang (36%), sementara itu responden dengan kemoterapi dengan tingkat korelasi yang cukup kuat
aktifitas fisik yang berat miliki strategi koping yang (r=0,439) serta koefisien korelasi positif yang
adaptif sebanyak 32 orang (32%). Sebagian besar menunjukkan hubungan antara kedua variabel yang
responden yang miliki strategi koping yang searah dengan nilai yang sama tinggi [Tabel 3].

Tabel 3. Hubungan Antara faktor Fisik, Suasana Emosi, Konsep Diri, dan Sosial dengan Strategi Koping Pasien
kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Prof. W Z Johannes Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 4-18
Desember 2018
Strategi Koping
∑ p r
Variabel Adaptif Maladaptif
f % f % f %
Fisik
Ringan 14 14 2 2 16 16
0,030 -0,217
Sedang 36 36 6 6 42 42
Berat 32 32 10 10 42 42
∑ 82 82 18 18 100 100
Suasana Emosi
Baik 40 40 8 8 48 48 0,001 0,336
Kurang 42 42 19 19 52 52
∑ 82 82 18 18 100 100
Konsep Diri
Baik 46 46 7 7 53 53 0,000 0,439
Kurang 36 36 11 11 47 47
∑ 82 82 18 18 100 100
Sosial
Positif 57 57 6 6 63 63 0,000 0,444
Negative 25 25 12 12 37 37
∑ 82 82 18 18 100 100

maladaptif juga memiliki aktivitas fisik yang berat Mayoritas responden dengan dukungan keluarga
sebanyak 10 orang (10%). Hasil pearson yang positif memiliki strategi koping yang adaptif
menunjukkan terdapat hubungan yang cukup sebanyak 57 orang (57%), namun juga terdapat yang
signifikan (p=0,030) antara fisik dengan strategi memiliki strategi koping yang maladaptif sebanyak 6
koping pada pasien yang menjalani kemoterapi orang (6%). Sebagian besar responden yang
dengan tingkat korelasi sangat lemah (r=-0,217) serta memilikii strategi koping yang maladaptive juga
koefisien korelasi negatif yang menunjukkan memiliki dukungan keluarga yang negative sebanyak
hubungan antara kedua variabel yang berlawanan 12 orang (12%). Hasil Spearman’s Rho menunjukkan
[Tabel 3]. terdapat hubungan yang sangat signifikan (p=0,000)
Mayoritas responden dengan suasana emosi yang antara dukungan keluarga dengan strategi koping
kurang memiliki koping yang adaptif sebanyak 42 pada pasien yang menjalani kemoterapi dengan
orang (42%), serta yang maladaptif sebanyak 19 tingkat korelasi yang cukup kuat (r=0,444) serta
orang (19%). Sebagian besar responden yang miliki koefisien korelasi positif yang menunjukkan
strategi koping yang maladaptif juga memiliki hubungan antara kedua variabel yang searah dengan
aktivitas fisik yang berat sebanyak 19 orang (19%). nilai yang sama tinggi [Tabel 3].
Namun, responden dengan suasana emosi yang baik
juga memiliki strategi koping yang adaptif sebanyak 4. PEMBAHASAN
40 orang (40%). Hasil Spearman’s Rho menunjukkan
4.1 Faktor fisik
terdapat hubungan yang signifikan (p=0,001) antara
suasana emosi dengan strategi koping pada pasien Hasil analisis dengan uji statistik korelasi Spearman’s
yang menjalani kemoterapi dengan tingkat korelasi R’ho adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
yang cukup kuat (r=0,366) serta koefisien korelasi fisik dengan strategi koping pada pasien kanker yang
positif yang menunjukkan hubungan antara kedua menjalani kemoterapi di RSUD Prof. W Z Johannes
variabel yang searah dengan nilai yang sama Kupang. Koefisien korelasi menunjukkan adanya
tinggi,artinya semakin baik suasana emosi,maka hubungan pada tingkat yang sangat lemah.
strategi koping semakin baik [Tabel 3]. Responden dengan kondisi fisik yang ringan yaitu
Mayoritas responden dengan konsep diri positif responden dengan sedikit keluhan yang ditimbulkan
memiliki strategi koping yang adaptif sebanyak 46 oleh efek samping kemoterapi, dan responden
orang (46%) serta koping maladaptif sebanyak 7 dengan keluhan berat adalah responden yang
orang (7%). Namun, terdapat responden dengan mengalami efek samping dari kemoterapi seperti

http://e-journal.unair.ac.id/PMNJ | 103
M. E. SUGO ET AL.

mual muntah, sulit buang air besar, diare, nyeri, sesak Masalah psikologis yang dialami pasien kanker
napas, infeksi, perdarahan, kesemutan, gangguan stadium lanjut bersumber dari penurunanan kondisi
kulit, rambut rontok, gangguan pada mulut dan mata, fisik akibat penyakit dan efek samping terapi yang
penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, sedang dijalani. Tekanan psikologis pada pasien
fatigue, cemas, depresi, dan ganguan seksual.. kanker yang menjalani pengobatan terutama
Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas kemoterapi perlu ditentukan dan dipahami. (25)
responden memiliki kondisi fisik yang sedang dengan mengatakan bahwa kejadian alopesia sebagai efek
strageti koping yang adaptif. Kondisi fisik yang baik samping yang dialami penderita dapat mengganggu
dapat berhubungan dengan kondisi psikis dan citra diri, kepercayaan diri, dan memberikan trauma
strategi koping pada pasien yang sedang menjalani tambahan yang akan berpengaruh terhadap
kemoterapi. Proses pemberian kemoterapi dapat kepatuhan pasien dalam menjalani kemoterapi.
berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga Koping dibutuhkan pasien sebagai upaya
diperlukan kondisi fisik yang kuat. Obat kemoterapi menghadapi ancaman fisik dan psikososial dalam
pada umumnya bersifat toksik dan mempunyai menyikapi perubahan fisik dan psikologis yang
rentang aman yang sempit. Kemoterapi bekerja pada diakibatkan efek kemoterapi, pasien memerlukan
sel yang melakukan pembelahan secara cepat, koping yang baik agar terapi menjadi efektif (26).
sehingga selain sel kanker maka sel normal yang Peneliti berpendapat bahwa strategi koping yang
tumbuh dengan cepat pun akan dirusak oleh obat adaptif juga dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik yang
kemoterapi. Dosis kemoterapi ditentukan baik dari respoden. Data juga menujukkan bahwa
berdasarkan luas tubuh, berat badan, fungsi ginjal mayoritas kondisi fisik pasien adalah dalam kategori
dan faal hati untuk mengurangi efek toksik dari obat sedang. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh usia
kemoterapi, namun beberapa faktor seperti keadaan responden pada penelitian ini yang mayoritas adalah
nutrisi pasien, keadaan umum, stadium kanker, serta dewasa akhir dimana responden dapat lebih kuat
penatalaksanaan sebelumnya juga mempengaruhi dalam mengatasi efek samping yang ditimbulkan oleh
respon pasien terhadap pengobatan (20). Toksisitas kemoterapi. Peneliti juga berpendapat kalau kondisi
kemoterapi dapat terjadi secara akut dalam hitungan fisik yang dipengaruhi efek samping kemoterapi juga
jam ataupun setelah beberapa hari, minggu, bahkan dapat disebabkan oleh jenis dan stadium dari kanker
beberapa bulan setelah pemberian obat (21). itu sendiri.
Pasien dengan kondisi fisik yang berat atau lemah Hasil dalam penelitian ini mayoritas responden
akibat efek samping dari kemoterapi dapat dengan kanker stadium 2. Penatalaksanaan
menyebabkan strategi koping pasien menjadi kemoterapi pasti juga berdasarkan dengan stadium
maladaptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari kemoterapi. Sehingga efek samping yang
dengan kondisi fisik yang berat, stategi koping pasien ditimbulkan tidak terlalu berat. Selain itu juga dapat
adalah adaptif. Hal tersebut dapat disebabkan oleh disebabkan dari sudah berapa kalinya responden
lamanya responden dalam menjalani kemoterapi, melakukan kemoterapi. Responden yang sudah
serta besarnya keinginan pasien untuk sembuh, melakukan kemoterapi lebih dari 3 kali, biasanya
sehinggi pasien tetap melanjutkan kemoterapi demi tubuh sudah mulai mengalami penyesuaian dengan
kesembuhan. Dukungan keluarga juga mayoritas obat kemoterapi sehingga efek samping yang
positif, sehingga strategi koping pasien bagus dan ditimbulkan tidak terlalu berat.
adaptif dalam menjalani kemoterapi. Peneliti menemukan bahwa efek samping yang
Efek samping yang ditimbulkan oleh kemoterapi ditimbulkan dari kemoterapi dapat berbeda – beda
memberikan dampak terhadap penurunan status dari setiap orang. Tergantung dari kondisi fisik
performa pasien kanker stadium lanjut. Pasien resonden itu sendiri. Ada dua responden yang sama-
kanker stadium lanjut sering ditemui dalam kondisi sama sedang melakukan kemoterapi untuk kedua
kurang energi protein (KEP) atau yang dikenal kalinya, satu responden mengamali mual muntah
dengan cachexia (22). Penelitian kualitatif terkait hebat, tetapi responden satunya tidak mengalami
yang dilakukan oleh (23) didapatkan bahwa cachexia mual. Sehingga efek samping kemoterapi juga
ditandai dengan penurunan nafsu makan dan tergantung dari kondisi fisik dan biologis dari
berdampak terhadap penurunan ketahanan fisik masing-masing responden. Sehingga dapat dilakukan
pasien. penelitian lebih lanjut, apa yang dapat membuat
Efek samping kemoterapi berupa mual muntah responden yang menjalani kemoterapi tidak
juga akan mempengaruhi asupan makanan, apabila mengalami efek samping dari kemoterapi yang begitu
tidak ditangani secara cepat dan cermat lama- hebat.
kelamaan akan menyebabkan malnutrisi. Dampak
4.2 Faktor emosi
dari keadaan ini adalah terjadinya penurunan
kemampuan tubuh untuk toleransi terhadap Hasil analisis dengan uji statistik korelasi Spearman’s
pengobatan. Perubahan metabolisme yang R’ho adalah terdapat hubungan yang sangat signifikan
berhubungan dengan kehilangan massa otot dan antara suasana emosi dengan strategi koping pada
kekurangan tenaga juga mempengaruhi quality of life pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD
dan status fungsional. Pasien kanker sebanyak 75% Prof. W Z Johannes Kupang. Koefisien korelasi
memiliki masalah kesehatan fisik dan psikologis yang menunjukkan adanya hubungan pada tingkat yang
berhubungan dengan terapi kankernya (24). cukup.

104 | Volume 5 Issue 1 Maret 2019


PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL

Data distribusi menunjukkan bahwa mayoritas penderita kanker yang baru terdiagnosis dalam
suasana emosi responden dalam kategori kurang mengontrol tekanan emosional adalah dengan
seperti responden yang tidak bisa mengontrol emosi mekanisme koping yang baik.
sehingga mudah marah, pesimis, dan mudah putus Mekanisme koping yang baik dapat meningkatkan
asa diikuti dengan strategi koping yang adaptif yang pikiran positif dari pasien. Pasien akan selalu berpikir
meliputi tidak memiliki pikiran negatif, responden positif dan optimis akan kesembuhan dari penyakit
dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini, dapat yang dideritanya. Pasien kanker dapat memiliki
menyadari adanya perubahan pada dirinya, serta tekanan emosional yang tinggi seperti mudah stress,
dapat menerima kondisi penyakit saat ini. Hal mudah tersinggung, dan mudah putus asa dalam
tersebut dapat dapat disebabkan dari lama pasien menjalani kemoterapi, sehingga diperlukan koping
yang sudah menjalani kemoterapi. Respon yang yang adapatif. Faktor lain yang juga berhubungan
sedang menjalani kemoterapi akan mengalami dengan suasana emosi responden saat menjalani
ketidakstabilan emosi akibat efek samping dari obat kemoterapi adalah pelayanan yang diberikan oleh
kemoterapi. Namun koping responden tetap baik perawat kepada responden. Penelitian yang
dikarenakan responden ingin sembuh dari penyakit dilakukan oleh (5) menunjukan bahwa pelayanan dan
kanker yang dideritanya. Data distribusi pada dukungan yang diberikan oleh perawat yang
penelitian ini juga menunjukkan bahwa koping yang dikombinasikan dengan dengan perawatan yang
adaptif juga karenakan oleh susana emosi yang baik kompeten dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
dari responden. Respon menjalani kemoterapi membuat mereka merasa (lebih baik) serta mampu
dengan baik, patuh dan iklas, sehingga emosi pasien menangani gejala mereka. Pentingnya pasien
dapat stabil. dianggap berasal dari intervensi bervariasi sesuai
Koping responden yang adaptif dan baik pada dengan pengalaman gejala individu dan mekanisme
pasien kanker yang menjalankan kemoterapi tidak koping pasien, dan oleh pengalaman mereka dengan
terlepas dari sumber koping yang merupakan perawatan rutin.
keadaan yang dapat membantu seseorangdalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi atau
menentukan pilihan untuk mengatasi berbagai suasana emosi responden adalah dalam kategori
masalah dan stressor yang dihadapi. Beberapa kurang. Hal yang dimaksud adalah gambaran atau
sumber koping antara lain meliputi aset ekonomi, ketidaknyamanan atau ketakutan, atau kekhawatiran
kemampuan dan ketrampilan personal yang dimiliki, dari responden akan tindakan setelah kemoterapi
keyakinan positif, dukungan sosial dan motivasi adalah rendah. Koping pasien dalam melakukan
personal untuk menyelesaikan masalah (27). tindakan kemoterapi adalah adaptif. Hal ini dapat
Sumber koping terdiri atas dua faktor yaitu faktor disebabkan karena motivasi dan keinginan dari
internal dan eksternal (27). Faktor internal terdiri responden yang kuat untuk sembuh, sehingga
dari kesehatan dan energi, system kepercayaan responden selalu berpikiran positif dan tidak terlalu
seseorang termasuk kepercayaan eksistensial (iman, memikirkan efek dari kemoterapi yang akan
kepercayaan, agama). Responden dengan iman dan ditimbulkan. Tentu hal ini merupakan suatu hal yang
kepercayaan yang baik terhadap agama dan tuhannya positif dan baik bagi kesehatan dari responden.
akan memiliki koping yang adaptif saat tertimpa
4.3 Konsep diri
musibah atau cobaan. Komitmen atau tujuan hidup
(Property motivasional). Responden kanker dengan Hasil analisis dengan uji statistik korelasi Spearman’s
kemoterapi membuhutuhkan dukungan yang positif R’ho adalah terdapat hubungan yang sangat
dari keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga signifikan antara konsep diri dengan strategi koping
responden dapat memiliki motivasi yang baik dan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di
tujuan yang jelas serta dapat bertahan dari penyakit RSUD Prof. W Z Johannes Kupang. Koefisien korelasi
kanker. Perasaan seseorang seperti harga diri, menunjukkan adanya hubungan pada tingkat yang
kontrol dan kemahiran, ketrampilan sosial cukup.
(kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi Data distribusi pada penelitian ini menunjukkan
dengan orang lain). Responden dengan kanker bahwa mayoritas konsep diri responden adalah baik
biasanya mengalami penurunan harga diri dan dan diikuti dengan strategi koping yang adaptif. Hal
kepercayaan, sehingga responden kanker perlu tersebut dikarenakan responden yang memiliki
membutuhkan sugesti dan cerita yang positif. Faktor konsep diri yang baik dapat menjalani kemoterapi
eksternal terdiri atas dukungan sosial dan sumber dengan baik serta koping yang adaptif. konsep diri
material selama menjalani proses pengobatan. dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri.
Diagnosis kanker mempengaruhi penderitanya Aspek utama konsep diri adalah dicintai, disayangi,
hampir pada seluruh setiap aspek kehidupan pasien dikasihi orang lain dan mendapat penghargaan dari
diantaranya aspek fisik, psikologis, interpersonal, orang lain. Apabila kehilangan kasih sayang atau cinta
vokasional, dan spiritual. Individu yang didiagnosis kasih dari orang lain, kehilangan penghargaan diri
kanker diusia yang lebih muda (sebelum 45) telah dari orang lain dan adanya hubungan interpersonal
ditemukan berisiko tinggi untuk mengalami masalah yang buruk akan berdampak munculnya konsep diri
psikologis, yang dapat bertahan dalam rendah. Sebaliknya, individu akan merasa berhasil
perkembangan kehidupannya (28). Menurut (15) atau hidupnya bermakna apabila diterima dan diakui
salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan bagi orang lain atau merasa mampu menghadapi

http://e-journal.unair.ac.id/PMNJ | 105
M. E. SUGO ET AL.

kehidupan dan mampu mengontrol dirinya. Individu responden, atau sesama responden selama menjalani
yang sering berhasil dalam mencapai cita-citanya kemoterapi.
akan menumbuhkan perasaan konsep diri yang tinggi
4.4 Dukungan keluarga
atau sebaliknya (29).
Data distribusi pada penelitian ini juga Hasil analisis dengan uji statistik korelasi Spearman’s
menunjukkan sebagaian besar responden dengan R’ho adalah terdapat hubungan yang sangat
konsep diri yang kurang juga diikuti dengan strategi signifikan antara dukungan keluarga dengan strategi
koping yang maladaptif. Hal tersebut dapat koping pada pasien kanker yang menjalani
disebabkan karena pasien tidak percaya dengan kemoterapi di RSUD Prof. W Z Johannes Kupang.
keberhasilan dari proses pengobatan kemoterapi Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan
atau pasien merasa takut dengan efek kemoterapi pada tingkat yang cukup. Dukungan keluarga yang
yang ditimbulkan. Penelitian (30) tentang proses positif dapat dibelikan melalui memenuhi kebutuhan
koping pada pasien kanker ditemukan tiga proses infomasi yang diperlukan oleh pasien, memberikan
koping yang digunakan untuk mengatasi krisis akibat dukungan instrumen yang meliputi pemenuhan
penyakit kanker, pengobatan dan perawatan yang setiap kebutuhan dan peralatan yang diperlukan oleh
dijalani. Pertama adalah pemikiran negatif (negative pasien serta dukungan emosional an harga dari yang
feelings) yang terdiri dari dua aspek yaitu distress dapat diberikan dengan keluarga selalu ada untuk
mental dan kehilangan kontrol fisik. Distress mental pasien dalam memberikan perawatan.
berupa kekhawatiran dan ketakutan, antisipasi yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
buruk, syok, putus asa, marahs, rasa tidak adil, dan mayoritas responden mendapat dukungan keluarga
penyangkalan sedangkan kehilangan kontrol fisik yang baik dari orang tua ataupun keluarga dan
berupa ketidaknyamanan fisik yang dialami pasien kerabat dekat. Hal tersebut menyebabkan strategi
kanker seperti gangguan tidur, keletihan dan koping pasien yang adaptif dalam menjalani
kehilagan nafsu makan. kemoterapi. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Mekanisme koping selanjutnya yaitu penyesuaian strategi koping pada pasien yang menjalani
diri (self-adjustment) adalah penyesuaian diri pasien kemoterapi menurut (13) adalah dukungan
terhadap keyakinan pribadi dan gaya hidupnya untuk dukungan sosial yang meliputi dukungan pemenuhan
mengatasi stres akibat diagnosis kanker, perawatan kebutuhan informasi dan emosional pada diri
dan pengobatan yang dijalani. Penyesuain diri terdiri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota
dari dua aspek yaitu penyesuaian terhadap keyakinan keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan
pribadi dan penyesuaian terhadap gaya hidup. masyarakat sekitarnya.
Penyesuaian terhadap keyakinan pribadi adalah Dukungan sosial sebagai rasa memiliki informasi
penyesuaian yang dilakukan pasien kanker untuk terhadap seseorang atau lebih dengan dua kategori
mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak dukungan harga diri berupa pengakuan dan
penyakit kanker. Berbagai penyesuaian positif yang dukungan harga diri. Pengakuan dari seseorang
dilakukan untuk menerima diagnosis kanker adalah untuk merasa dicintai. Pasien kanker sering memiliki
pikiran yang konstruktif, penerimaan terhadap fakta harga diri rendah terkait dengan jenis kanker yang
yang ada, meningkatkan motivasi, memperbaiki diderita. Pasien dengan kanker sering merasa malu
kenyamanan diri dan berdoa untuk ketenangan dan pesimis dengan progres penyembuhan dari
pikiran sedangkan sedangkan penyesuaian terhadap penyakit yang didierita. Sehingga pasien kanker
gaya hidup berupa penyesuaian terhadap perubahan memelurkan keluarga yang dapat memberikan cinta
diet, olahraga, jadwal kerja, dan penyesuaian beban dan kasih dengan tulus.
kerja yang ada. Dukungan harga diri yang berupa pengakuan di
Mekanisme koping yang terakhir adalah seseorang akan kemampuan yang dimiliki. Pasien
reinterpretasi diri (self-reinterpretation) merupakan dengan kanker sering dianggap sudah tidak dapat
perubahan dalam sistem nilai dimana pasien kanker melakukan apapun, sehingga keluarga dan tetangga
harus merubah keyakinan lama yang sudah ada pada sekitar seperti tidak memberikan kesempatan bagi
diri mereka. Pentingnya melepaskan diri dari pasien tersebut untuk melakukan suatu kegiatan atau
perasaaan negativ, menyadari akan pentingnya tindakan. Pasien dengan kanker dengan kondisi yang
informasi dan harapan yang realistik akan penyakit sehat dan bugar juga memiliki harapan untuk dapat
yang membutuhkan penyesuaian diri, dan melakukan diperlakukan layaknya orang sehat. Sehingga
evalusi ulang terhadap kehidupan mereka. Konsep keluarga dapat mempertimbangkan kemampuan
diri yang positif dari responden yang menjalani pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
kemoterapi perlu dibangun sehingga dapat sehingga pasien dengan kanker dapat manjalani
menimbulkan konsep koping yang adaptif. Saat hidup dengan produktif.
responden memandang dirinya baik dari fisik, emosi, Keluarga merupakan aspek yang sangat penting
dan keberhasilan dari pengobatan yang dijalaninya, dalam pengobatan kemoterapi yang sedang dijalani
itu akan memberikan dampak positif sehingga partisipan. Dukungan dari keluarga yang didapat
responden akan melanjutkan pengobatan terus partisipan ialah berupa motivasi, keberadaan dan
hingga selesai. Konsep diri yang positif dapat perhatian. Seluruh partisipan mengaku dukungan
dibangun dari interaksi antara perawat dengan yang didapat sangat membantu kondisi psikologis
mereka untuk kuat dan tetap semangat dalam

106 | Volume 5 Issue 1 Maret 2019


PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL

menjalani pengobatan kemoterapi. Sesuai dengan saat menjalani kemoterapi, serta dapat melakukan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (31) pada pasien penelitian dengan menambahkan faktor self efficacy
kanker yang menjalani kemoterapi bahwa dan faktor budaya menggunakan pendekatan
berdasarkan dukungan emosional keluarga dalam transcultural nursing theory.
kategori baik yaitu 52% pasien menerima dukungan
emosional dari keluarga. Terdapatnya dukungan dari 6. UCAPAN TERIMA KASIH
keluarga akan membuat pasien tidak merasa sendiri
Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktur
dan pasien merasa bebannya berkurang karena dapat
Rumah Sakit Prof. W Z Johannes Kupang untuk izin
mencurahkan segala yang dirasakannya kepada
dan penerimaan kami untuk mengambil data sebagai
keluarga. Dukungan keberadaan yang diberikan
bahan penelitian dan semua responden yang telah
keluarga dapat membantu partisipan terhadap
bersedia menjadi responden.
penguasaan emosi yang dapat timbul saat menjalani
pengobatan kemoterapi. Dukungan keluarga yang 7. DAFTAR PUSTAKA
dapat diberikan oleh keluarga meliputi dukungan
materil serta imateril seperti selalu menemani pasien 1. Institute NC. What is Cancer? National Cancer
setiap melakukan kemoterapi, memberi hiburan, Institute. 2015.
serta dapat menjadi tempat bercerita.
2. You J, Wang C, Rodriguez L, Wang X, Lu Q.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (32)
Personality, coping strategies and emotional
menemukan bahwa harapan yang paling besar
adjustment among Chinese cancer patients of
diinginkan pasien adalah dukungan dari kelompok
different ages. Eur J Cancer Care (Engl)
dan pusat pelayanan kesehatan dan selalu
[Internet]. 2018 Jan [cited 2018 May
berkeinginan diajak untuk berbicara dengan orang
14];27(1):e12781. Available from:
lain untuk mengatasi penyakit dan kerasnya efek
http://doi.wiley.com/10.1111/ecc.12781
kemoterapi. Komunikasi antara pasien, perawat dan
keluarga pasien adalah hal yang diinginkan partisipan 3. Chan H, Ismail S. Side Effects of Chemotherapy
terhadap perawat. Partisipan mengakui komunikasi among Cancer Patients in a Malaysian General
yang baik dari perawat membantu keadaan Hospital : Experiences , Perceptions and
psikologis mereka. Sesuai dengan hasil penelitian Informational Needs from Clinical Pharmacists.
yang dilakukan oleh (3) bahwa pasien berpendapat Asian Pacific J Cancer Prev. 2014;15(13):5305–
perawat yang bias memuaskan pasien adalah 9.
perawat yang bias mengerti kondisi pasien, sabar,
4. Lorusso D, Bria E, Costantini A, Massimo Di M,
lemah lembut, memberikan semangat, dan
Rosti G, Mancuso A. Patients ’ perception of
memperhatikan kondisi pasien secara keseluruhan.
chemotherapy side effects : Expectations , doctor
Semua hal yang diinginkan pasien berpusat pada
– patient communication and impact on quality
komunikasi perawat.
of life – An Italian survey. Eur J Cancer Care
Dukungan emosional yang diberikan oleh
(Engl). 2016;(November):1–9.
keluarga mampu memberikan rasa nyaman, merasa
di perhatikan dan diicintai, memberikan bantuan 5. Coolbrandt A, Milisen K, Wildiers H, Aertgeerts
dalam bentuk semangat, perhatian serta individu B, van Achterberg T, Van der Elst E, et al. A
yang menerima dukungan tersebut merasa berharga. nursing intervention aimed at reducing
Dukungan instrumental, meliputi dukungan symptom burden during chemotherapy
jasmaniah, dukungan materi, dalam bentuk nyata (CHEMO-SUPPORT): A mixed-methods study of
seperti keuangan yang intinya adalah suatu kondisi the patient experience. Eur J Oncol Nurs
dimana benda atau jasa dapat membantu [Internet]. 2018 Jun 1 [cited 2018 May
memecahkan masalah yang dihadapi. Dukungan ini 14];34:35–41. Available from:
ditunjukan dengan pendampingan keluarga kepada http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1
klien saat ke RS untuk memenuhi jadwal kemoterapi 462388918300395
(33).
6. Dhooria GS, Singh HP, Bhat D, Bains HS, Soni RK,
Kumar M. Multidimensional impact on families
5. KESIMPULAN
of children with steroid-sensitive nephrotic
Kondisi fisik baik yang diakibatkan oleh efek samping syndrome. J Paediatr Child Health [Internet].
kemoterapi, suasana emosi dan konsep diri yang baik 2017 Apr 1 [cited 2018 Mar 7];53(4):354–7.
serta dukungan positif dari keluarga dapat membuat Available from:
strategi koping pasien kanker yang menjalani http://doi.wiley.com/10.1111/jpc.13445
kemoterapi di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang
7. Rosenberg AR, S M, Bona K, H MP, Ketterl T, D M,
dari maladaptif menjadi adaptif. Peneliti selanjutnya
et al. Intimacy , Substance Use , and
dapat mengembangkan intervensi keperawatan
Communication Needs During Cancer Therapy :
dengan pemberian konseling kepada pasien, sehingga
A Report From the “ Resilience in Adolescents
dapat menceritakan keluhan dan perasaan yang
and Young Adults ” Study. J Adolesc Heal.
dialami selama menderita kanker dan menjalani
2017;60(1):93–9.
kemoterapi dan dapat meningkatkan koping pasien

http://e-journal.unair.ac.id/PMNJ | 107
M. E. SUGO ET AL.

8. Komiya T, Mackay CB, Chalise P. Who treats lung Psychol. 2014;40(9):968–77.


cancer ? Results from a global. Respir Investig.
20. Chu E, Devita VT. Physicians’ Cancer
2017;55(5):308–13.
Chemotherapy Drug Manual. Sudbury:
9. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). Riset Massachuset Jones and Bartlett; 2008.
Kesehatan Dasar. Jakarta; 2013.
21. Airley R. Cancer Chemotherapy. Oxford: John
10. KEMENKES RI. Riset Keshatan Dasar Wiley & Sons Ltd.; 2009.
(RISKESDAS 2013). Badan Penelitian dan
22. Jatoi. Anorexia and cachexia. Cancer Immunol
Pengembangan Kesehatan Kementerian
Immunother. 2014;12(2):112–6.
Kesehatan RI. JAKARTA: Badan LITBANG
KEMENKES RI; 2013. 1–306 p. 23. Huda N. Studi fenomenologi: Pengalaman
cachexia pasien kanker stadium lanjut dan
11. Kemenkes (Menteri Kesehatan Republik
keluarga yang merawat di RS Kanker Dharmais
Indonesia). Peraturan Menteri Kesehatan RI no
Jakarta. Keperawatan Indones. 2014;3(2):11–6.
11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017. 24. Potter PA, Perry AG. Fundamentals of Nursing
Fundamental Keperawatan. 7th ed. Nggie dr AF,
12. Pergament KI. The psycology of religion and
editor. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
coping: theory, research. New York: The Guilford
Press; 1997. 25. Grubaugh ML, Flynn L. Relationships among
Nurse Manager Leadership Skills, Conflict
13. Lazarus RS, Folkman.S. Stress, appraisal, and
Management, and Unit Teamwork. J Nurs Adm.
coping. . New York, USA: Springer Publishing
2018;48(7–8):383–8.
Company; 1984.
26. Aufa R. Hubungan mekanisme koping dengan
14. Taylor SE, Stanton AL. Coping Resources, Coping
stress pada pasien kanker dalam mengatasi efek
Processes, and Mental Health. Annu Rev Clin
samping kemoterapi di ruangan kemoterapi
Psychol [Internet]. 2007 Apr [cited 2018 May
bedah wanita RS. DR. M. Djamil. Keperawatan
14];3(1):377–401. Available from:
Indones. 2010;3(1):12–7.
http://www.annualreviews.org/doi/10.1146/a
nnurev.clinpsy.3.022806.091520 27. Stuart GW. Principles an Practice of Psichiatric
Nursing. 10th ed. St Louis, Missouri 63043:
15. Loprinzi CE, Prasad K, Schroeder DR, Sood A.
Mosby, an imprint of Elsevier Inc; 2013.
Stress Management and Resilience Training (
SMART ) Program to Decrease Stress and 28. Hoffman MA, Lent RW, Raque-Bogdan TL. A
Enhance Resilience Among Breast Cancer Social Cognitive Perspective on Coping With
Survivors : A Pilot Randomized Clinical Trial. Cancer. Couns Psychol. 2013;41(2):240–67.
Clin Breast Cancer. 2011;11(6):364–8.
29. Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta:
16. Ahadi H, Delavar A, Rostami AM. Comparing EGC; 2004.
Coping Styles in Cancer Patients and Healthy
30. Chen PY, Chang HC. The coping process of
Subjects. Procedia - Soc Behav Sci.
patients with cancer. Eur J Oncol Nurs.
2014;116:3467–70.
2012;16(1):10–6.
17. Yunitasari E. Pengembangan Model Asuhan
31. Hanahan D, Weinberg RA. Hallmarks of cancer:
Keperawatan Koping dalam Upaya
the next generation. Cell. 2011;144(5):646–74.
Meningkatkan Resiliensi Pasien Kanker Serviks
Post Radikal Hysterectomy + BSO yang 32. Ohayon IH, Braun M. Being A Parent and Coping
Mendapatkan Kemoterapi Berbasis Adaptasi with Cancer: Intervention Development. J Palliat
Roy. Universitas Airlangga; 2016. Support Care. 2010;9:149–52.
18. Krohne HW. Stress and Coping Theories. 33. Gao L, Sun K, Chan SW. Social support and
Germany; 2002. parenting self-ef fi cacy among Chinese women
in the perinatal period. Midwifery.
19. Lord JH, Rumburg TM, Jaser SS. Staying positive:
2014;30(5):532–8.
Positive affect as a predictor of resilience in
adolescents with type 1 diabetes. J Pediatr

108 | Volume 5 Issue 1 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai