Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL REVIEW “LAPORAN KEUANGAN

BANK INDONESIA DARI TAHUN 2017-2020”

DISAJIKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI
MENENGAH
DISUSUN OLEH :

NAMA : NURDIAH AULIA HARAHAP


NPM : 211003065
SEMESTER : V MANAJEMEN
MATA KULIAH : AKUNTANSI MENENGAH – 1
DOSEN PENGAMPU : JESIKA MELINA SIMAMORA, MSi

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang ”Laporan
keuangan”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

REVIEW HASIL LAPORAN KEUANGAN ............................................ 6

KESIMPULAN…………………………………………………………....... 8

2
PENDAHULUAN

Dinamika kondisi ekonomi, sosial, khususnya politik, berpengaruh terhadap peran


Bank Indonesia sebagai bank sentral yang ditandai dengan penggantian maupun
perubahan Undang-Undang mengenai Bank Indonesia, terakhir dengan Undang – Undang
No 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
Nomor 2 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang – Undang Bank Indonesia.
Tujuan laporan keuangan Bank Indonesia adalah untuk menunjukkan pencapaian
manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya
keuangan dalam mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah, yang meliputi informasi
tentang dampak keuangan dari kebijakan Bank Indonesia terhadap posisi keuangan dan
surplus/ defisit Bank Indonesia. Kestabilan nilai tukar Rupiah diukur dari 2 aspek yaitu
kestabilan nilai uang terhadap barang dan jasa yang terefleksikan pada inflasi serta
kestabilan nikai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain. Surflus/ defisit Bank
Indonesia merupakan dampak keuangan pada periode tertentu, terutama dari pengelolaan
aset dalam rangka pencapaian tujuan Bank Indonesia.
Oleh karena itu, sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang – Undang kinerja
Bank Indonesia tidak dapat dilihat dari laporan keuangan Bank Indonesia, tetapi harus
dilihat dari pencapaian stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi maupun
beberapa indikator makro lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia
melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus
mempertimbangkan kebijakan umum Pemerintah di bidang Perekonomian.
Dalam koridor pencapaian mandatnya, Bank Indonesia memacu pengembangan
pasar keuangan agar tercipta pengelolaan likuiditas yang lebih baik di pasar domestik.
Berfungsinya pasar uang rupiah dan pasar valas menjadi sarana interaksi yang efektif bagi
pelaku pasar dan sekaligus transmisi kebijakan moneter. Pencapaian pelaksanaan tugas
utama Bank Indonesia turut didukung oleh peran aktif Bank Indonesia dalam
mengembangkan sektor - sektor yang memiliki kontribusi terhadap efektivitas pencapaian
kebijakan moneter, pencapaian stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem
pembayaran serta efektivitas pengelolaan uang rupiah.

3
REVIEW HASIL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA
PADA TAHUN 2017 – 2020

1. Laporan Keuangan Bank Indonesia Pada Tahun 2017


Pada tahun 2017, selama periode bulan Januari hingga September 2017 Bank
Indonesia telah memiliki nilai BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,25% dari 4,75%,
dengan suku bunga Deposit Facility tetap 3,50% dari 4,00% dan Lending Facility tetap
5,00% dari 5,50%. Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas
makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan, serta mendorong laju pemulihan
ekonomi dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun
domestik. Tingkat suku bunga kebijakan dinilai masih memadai untuk menjaga laju
inflasi sesuai dengan sasaran dan defisit transaksi berjalan pada level yang sehat.
Pada Mei 2017, Bank Indonesia menetapkan besaran tambahan modal bank
berupa Countercyclical Capital Buffer (CCB) tetap sebesar 0% atau tidak mengalami
perubahan dari besaran yang berlaku saat ini. Penetapan tersebut antara lain
berdasarkan indikasi tidak adanya pertumbuhan kredit yang berlebihan yang berpotensi
menyebabkan risiko domestik. Hal ini ditunjukkan oleh indikator kesenjangan rasio
kredit terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai indikator utama dalam
menerapkan CCB, yang berada di bawah ambang batas. Penetapan besaran CCB
sebesar 0% tidak akan mempengaruhi upaya bank dalam meningkatkan fungsi
intermediasinya, sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan
fundamentalnya sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan. Sampai dengan 29 Desember 2017 nilai tukar rupiah sedikit
melemah 0,70% ke level Rp 13.567,50/USD dari Rp 13.473,00/USD pada akhir tahun
2016.

4
2. Laporan Keuangan Bank Indonesia Pada Tahun 2018
Pada tahun 2018, selama periode bulan Januari hingga Desember 2018 nilai BI7DRR,
Deposit Facility, dan Lending Facility Bank Indonesia terus mengalami penaikan. Nilai
BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 6% dari 4,25%, dengan suku bunga Deposit
Facility tetap 5,25% dari 3,50% dan Lending Facility 6,75% dari 5,00%.
Bank Indonesia meyakini bahwa tingkat suku bunga kebijakan tersebut masih konsisten
dengan upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman dan
mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik, termasuk telah
mempertimbangkan tren pergerakan suku bunga global dalam beberapa bulan
kedepan.
Bank Indonesia terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan
fundamentalnya sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan. Pada akhir tahun 2018 nilai tukar Rupiah secara point to point
melemah sebesar 5,65% (ytd) ke level Rp 14.380/USD dari Rp 13.568,00/USD pada
akhir tahun 2017
Keseriusan dan langkah – langkah konkret Pemerintah bersama Bank Indonesia untuk
mendorong ekspor dan menurunkan impor diyakini akan berdampak positif dalam
menurunkan defisit transaksi berjalan khususnya pada 2019 sehingga di prakirakan
akan menjadi 2,5% PDB. Tekanan terhadap stabilitas sejak awal Februari lebih karena
tren kenaikan suku bunga AS dan meningkatnya ketidakpastian global akibat
perubahan kebijakan AS dan sejumlah risiko geopolitik. Sementara itu, Bank Indonesia
tetap meyakini kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan cukup baik dan kuat.
3. Laporan Keuangan Bank Indonesia Pada Tahun 2019
Pertumbuhan ekonomi dunia melambat, namun ketidakpastian pasar keuangan global
juga berlanjut menurun. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan 3,0% pada 2019,
menurun dari 3,6% pada 2018. Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan cukup
baik ditopang permintaan lokal yang tetap kuat, meskipun kinerja ekspor menurun
akibat perlambatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh sekitar
5,10% pada 2019, sedikit lebih rendah dari 5,17% pada 2018.

5
Nilai tukar Rupiah secara keseluruhan bergerak menguat. Nilai tukar Rupiah tahun
2019 menguat 3,58% atau setara 0,76% dibandingkan dengan akhir tahun 2018 ke
level Rp 13.901/USD dari Rp 14.481/USD. Penguatan rupiah didukung oleh kinerja
yang membaik, pasokan valuta asing dari para eksportir dan aliran masuk modal asing
yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, daya tarik
pasar keuangan domestik yang tetap besar, serta ketidakpastian pasar keuangan
global yang mereda.
Selama 2019, Bank Indonesia menurunkan BI7DRR sebanyak 4 kali sebesar 100
bps menjadi 5%, suku bunga Deposit Facility 100 bps menjadi 4,25% dan suku bunga
Lending Facility sebesar 100 bps menjadi 5,75%. Pada tahun 2019, Bank Indonesia
kembali melonggarkan ketentuan rasio Loan to value rata – rata 5-10% untuk
mempermudah kepemilikan rumah dan kendaraan, termasuk yang ramah lingkungan.
Kebijakan pengedaran uang Rupiah untuk mendukung kelancaran kegiatan ekonomi.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan uang rupiah layak edar di masyarakat, Bank
Indonesia melakukan rencana pencetakan uang rupiah yang mencakup rencana jumlah
nominal dan lembar uang untuk uangrupiah kertas, serta rencana jumlah nominal dan
keping untuk uang rupiah logam.
4. Laporan Keuangan Bank Indonesia Pada Tahun 2020
Pandemi COVID-19 berdampak sangat luar biasa terhadap kemanusiaan, ekonomi
dankeuangan di seluruh dunia. Pandemi ini menyebabkan resesi ekonomi dunia dan di
banyak negara, serta kepanikan da ketidakpastian pasar keuangan global. Berbagai
negara menempuh kebijakan fiskal ekspansif dan moneter akomodatif serta kebijakan
lainnya untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Pandemi COVID-19 juga berdampak luar biasa pada kesehatan, ekonomi dan
keuangan Indonesia terutama pada triwulan II 2020 yang tercatat kontraksi 5,32%.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 sebesar 135,9 miliar
dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2019 sebesar
129,2 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2020 setara
dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar
negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan Internasional sekitar 3
bulan impor.

6
Selama tahun 2020, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga kebijakan
BI7Day Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 5 kali sebesar125 bps menjadi 3,75%,
merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah. Penurunan dilakukan pada Rapat
Dewan Gubernur (RDG) Februari, Maret, Juni, Juli dan November masing – masing
sebesar25 bps. Keputusan ini sejalan dengan perlunya mendorong pertumbuhan
ekonomi, ditengah inflasi yang rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga. Nilai tukar
Rupiah kembali menguat signifikan mencapai Rp 14.050 per dolar AS. Secara
keseluruhan tahun 2020, nilai tukar Rupiah tercatat melemah 1,19 % secara point to
point dibandingkan dengan akhir tahun 2019.
Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut, Bank
Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi untuk menjaga nilai tukar Rupiah
agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.

7
KESIMPULAN
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan
operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi
entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar
perusahaan Oleh karena itu untuk mengetahui kinerja laporan keuangan tersebut kita
memerlukan suatu analisis, analisis-analisis ini lah yang harus dipahami oleh kita baik
sebagai manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun
sebagai investor jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.
Dilihat dari Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia bahwa setiap tahunnya
terjadi kenaikan ataupun penurunan suku bunga Indonesia yang di sebabkan oleh
beberapa hal. Penyebab naik atau turun suku bunga salah satunya di Indonesia adalah
penentuan serta penetapan nilai BI Rate dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Jika tingkat
inflasi sedang mengalami kenaikan, maka nilai BI Rate juga akan turut naik. Begitu pula
sebaliknya, saat inflasi turun maka nilai BI Rate juga akan ikut turun.
Dengan penurunan bunga acuan BI, inilah beberapa dampak yang dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat dalam berbagai bisnis, yaitu mendongkrak pertumbuhan
bisnis, penurunan suku bunga kredit, biaya ekspor dan impor lebih murah, mampu
mengurangi jumlah pengangguran, menurunnya suku bunga investasi. Terlebih pada
saat tahun 2020, ekonomi dunia melemah akibat virus Covid-19 yang merajai dunia
sehingga stabilitas ekonomi setiap negara porak poranda, termasuk Indonesia.
Sektor pariwisata dan ekspor menjadi lemah akibat ketakutan dan kesehatan sumber
daya manusia yang terus menerus diserang. Oleh karena itu Pemerintah mengambil
beberapa kebijakan dalam hal ini seperti pembatasan ruang gerak manusia beroperasi.
Sehubungan dengan itu, berbagai langkah terus diperkuat dengan sinergi
kebijakan perbankan, dan dunia usaha untuk menjaga optimisme dan mengatasi
permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/pembiayaan
dari perbankan kepada dunia usaha, dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi
nasional.

Anda mungkin juga menyukai