Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HASIL REVIEW “LAPORAN KEUANGAN BANK

INDONESIA DARI TAHUN “2017-2020”

DISAJIKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI
MENENGAH
DISUSUN OLEH:

NAMA : AYU JUITA SIANTURI


NPM : 201003030
SEMESTER : V (LIMA)
KELAS : REGULER C
MATA KULIAH : AKUNTANSI MENENGAH
DOSEN PENGAMPU : JESIKA MELINA SIMAMORA, S.Pd,M.Si
BANK INDONESIA (BI)

Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia
mempunyai satu tujuan tunggal, yakni mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan
terhadap mata uang negara lain.

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Sebagai bank sentral, BI memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara nilai rupiah.
Kestabilan ini bisa mengandung 2 aspek, yakni:

1. Kestabilan nilai mata uang pada barang dan jasa.


2. Kestabilan nilai mata uang pada mata uang negara lain.

Aspek pertama dapat diukur lewat perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek kedua tercermin dari nilai
tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Keberadaan tujuan tunggal ini diharapkan dapat memperjelas
sasaran apa yang harus dicapai BI dan batas-batas tanggung jawabnya

Dalam upaya mencapai tujuan tunggalnya, BI didukung oleh 3 pilar yang merupakan 3 bidang tugasnya,
yakni:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.


2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
3. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
HASIL REVIEW LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA TAHUN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2016-31 DESEMBER 2017:
Asset

 Saldo emas per tanggal 31 Desember 2017 sebesar TOZ2,591,422.1500 atau setara dengan Rp45.518.283 juta
dan 31 Desember 2016 sebesar TOZ2,510,020.6700 atau setara dengan Rp39.090.228 juta. Selama tahun
2017 terdapat penambahan penempatan deposito berjangka emas sebesar TOZ81,401.4800. Harga emas
batangan di pasar emas London per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 masing-masing sebesar
USD1,296.50 per troy ounce(TOZ) dan USD1,159.10 per TOZ.
 Aset keuangan untuk pelaksanaan kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp
1.902.788.973 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp 1.657.786.926. Kenaikan ini disebabkan karena adanya
tagihan kepada Bank karena transaksi Repo Surat Berharga pada tahun 2017 dan kenaikan nilai pada surat
berharga dan tagihan.
 Saldo kuota NKRI di IMF sebesar SDR4,648,400,000.00 atau setara dengan Rp89.470.730juta pada tanggal
31 Desember 2017 dan setara dengan Rp83.696.534juta pada tanggal 31 Desember 2016 , sedangkan saldo
Reserve Tranche Position(RTP) pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar SDR787,860,241.00 atau setara
dengan rp15.164.450juta dan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar SDR787,816,457.00 atau setara dengan
Rp14.184.990juta.
Bank Indonesia telah melakukan perkiraan penyesuaian rekening IMF dalam Rupiah per 31 Desember 2017
untuk Quota Subscription sebesar Rp3.767.855juta dan IMF Account No.2 sebesar Rp21juta.
Posisi Hak Tarik Khusus per 31 Desember 2017 sebesar SDR1,117,855,751.00 atau setara dengan
Rp21.516.085 juta dan per 31 Desember 2016 sebesar SDR1,118,560,323.00 atau setara dengan
Rp20.140.182juta.
 Jumlah tagihan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp188.478.410 dan jumlah tagihan per tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp197.920.303. Terjadi penurunan jumlah tagihan pada tahun 2017.
 Untuk asset non kebijakan Bank Indonesia per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp22.816.354juta dan per
tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp26.729.367. Penurunan nilai terhadap asset non kebijakan pada tahun
2017 disebabkan oleh asset keuangan non kebijakan lainnya seperti uang asing dan giro valas, tagihan kepada
non Bank dalam negeri, tagihan kepada non Bank luar negeri dan penurunan nilai signifikan dari asset
lainnya.

Liabilitas

 Uang dalam peredaran Bank Indonesia per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp694.884.759 dan per tanggal
31 Desember 2016 sebesar Rp612.557.602. Kenaikan pada tahun 2017 disebabkan oleh pada tahun 2017 uang
yang dicetak lebih banyak disbanding tahun 2016 dan uang dalam penguasaan Bank Indonesia lebih rendah.
 Liabilitas keuangan untuk kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp923.674.447 dan per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp992.003.419. Kenaikan nilai pada tahun 2017 disebabkan oleh kenaikan
nilai dalam giro Bank, surat berharga dan utang dalam rupiah, utang berbasis syariah dalam rupiah, dan utang
berbasis syariah dalam valas.
 Alokasi Hak Tarik Khusus dari Lembaga Keuangan Internasional (SDR Allocations) per tanggal 31
Desember 2017 sebesar SDR1,980,438,720.00 atau setara dengan Rp38.118.772juta dan per tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp35.658.690juta.
 Liabilitas keuangan kepada pemerintah per 31 Desember 2017 sebesar Rp157.927.631 dan per tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp127.621.299. Penaikan nilai ini disebabkan oleh kenaikan Giro Pemerintah dalam
rupiah dan dalam valas dan turunnya nilai pinjaman dari pemerintah.
 Kewajiban non kebijakan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp9.300.433juta dan per tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp14.612.775. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan nilai pada imbalan kerja dan
lainnya(kewajiban perpajakan).
 Selisih revaluasi per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp121.508.201juta dan per tanggal 31 Desember
2016 sebesar Rp62.726.901juta. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan selisih revaluasi emas,kenaikan
revaluasi valuta asing, dan kenaikan lainnya (revaluasi asset tetap dan revaluasi karena keuntungan/kerugian
aktuaria). Serta penurunan pada selisih revaluasi instrument keuangan.
 Nilai Modal per tanggal 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sama yaitu sebesar
Rp3.726.349juta. Namun memilki ratio yang berbeda, pada tahun 2016 ratio nya adalah 10,10% namun pada
tahun 2017 sebesar Rp9,31%.
 Akumulasi surplus (defisit) per tanggal 31 Desember 2017 adalah Rp2.196.278.482juta dan per tanggal 31
Desember 2016 adalah sebesar Rp1.955.850.192. Kenaikan nilai per tanggal 31 Desember 2017 disebabkan
oleh peningkatan cadangan umum sebesar Rp14.697.988juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank
Indonesia pada tahun 2016 sebesar Rp13.669.093juta dan penggunaan cadangan tujuan sebesar
Rp1.028.895juta. Peningkatan cadangan tujuan ini dikarenakan adanya pembaharuan/penggantian asset tetap
dan pengembangan organisasi dan SDM.

Laporan Surplus Defisit

 Penghasilan
 Pendapatan selisih kurs transaksi valas per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp4.324.094juta merupakan
dampak penjabaran transaksi valas ke rupiah dalam rangka pengelolaan devisa dan pelaksanaan kebijakan
moneter. Penurunan pendapatan tersebut merupakan dampak atau implikasi dari pelaksanaan kebijakan yang
ditempuh Bank Indonesia dalam rangka menjaga kestabilan rupiah.
 Penghasilan pengelolaan sistem pembayaran per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp401.525juta dan per
tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp338.911juta. Kenaikan ini disebabkan naiknya nilai pembayaran tunai
dan pembayaran non tunai atas pendapatan jasa penyelenggaraan.
 Penghasilan pengaturan dan pengawasan makroprudensial per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp206juta
dan per tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp173juta. Terjadi kenaikan nilai pada tahun 2017.
 Pendapatan dari penyediaan pendanaan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp201.343juta dan per tanggal
31 Desember 2016 adalah sebesar Rp214.022 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan nilai pendapatan
bunga dari surat utang dan pendapatan bunga dari kredit.
 Pendapatan lainnya per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp227.649juta dan per tanggal 31 Desember 2016
sebesar Rp179.201 juta.

 Beban
 Beban pelaksanaan kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp26.782.026juta dan per
tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp21.473.855juta. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan nilai beban
bunga sertifikat deposito Bank Indonesia, surat berharga Bank Indonesia valas, penempatan berjangka dalam
rupiah dan valas, liabilitas kepada Bank, serta kenaikan nilai beban imbalan.
 Beban pengelolaan sistem pembayaran per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp4.599.834 juta dan per
tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp3.096.033juta. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya nilai dari segi
pembayaran tunai dan non tunai.
 Beban pengaturan dan pengawasan makroprudensial per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp174.810juta
dan per tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp138.466juta.
 Beban remunerasi atas rekening giro milik pemerintah per tanggal 31 Desember 2017 sebesar
Rp4.607.274juta dan per tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp4.177.108juta.
 Beban umum dan lainnya per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp8.570.463juta dan per tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp8.212.863juta. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan nilai beban pada SDM,
Organisasi dan Logistik.

Jadi, surplus defisit per tanggal 31 Desember 2017 sebelum dikenakan pajak adalah Rp64.047.268juta dan
per tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp7.718.316juta.
Pajak yang dikenakan tahun 2017 sebesar Rp16.806.012juta dan pada tahun 2016 sebesar Rp2.441.417juta.
Jadi, surplus defisit setelah dikenakan pajak per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp48.015.971juta dan per
tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp5.276.899juta.

2.285.655.456 2.196.278.482
2.285.655.456 2.196.278.482
HASIL REVIEW LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA TAHUN
PER TANGGAL 31 DESEMBER 2017-31 DESEMBER 2018:
Asset

 Saldo emas per tanggal 31 Desember 2018 sebesar TOZ2,525,126.300 atau setara dengan Rp46.865.268juta
dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar TOZ2,591,422.1500 atau setara dengan Rp45.518.183juta. Selama
tahun 2018 terdapat pengurangan penempatan deposito berjangka emas sebesar TOZ66,295.83. Harga emas
batangan di pasar emas London per 31 Desember 2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar
USD1,281.65 Per Troy Ounce(TOZ) dan USD1,296.50 per TOZ.
 Aset keuangan untuk pelaksanaan kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp1.981.813.594juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp1.902.788.973juta. Kenaikan ini
disebabkan oleh kenaikan nilai surat berharga dan tagihan dalam rupiah dan surat berharga dan tagihan dalam
valuta asing.
 Hak tarik khusus di Lembaga Keuangan Internasional per tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp38.350.644juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp36.676.462juta. Kenaikan ini disebabkan
oleh saldo kuota NKRI di IMF sebesar SDR4,648,4000.00 atau setara dengan Rp93.618.915juta pada tanggal
31 Desember 2018 dan setara dengan Rp89.470.730juta pada tanggal 31 Desember 2017, sedangkan saldo
reserve tranche position(RTP) pada tanggal 31 Desemeber 2018 sebesar SDR787,922,221.00 atau setara
dengan Rp15.868.777juta dan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar SDR787,860,241.00 atau setara
dengan Rp15.164.450juta.
Bank Indonesia telah melakukan perkiraan penyesuaian tenatang rekening IMF dalam rupiah per 31 Desember
2018 untuk Quota sebesar Rp710.532juta dan IMF account no.2 sebesar Rp17juta.

Posisi Hak tarik khusus per 31 Desember 2018 sebesar SDR1,116,558.00 atau setara dengan
Rp22.487.525juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar SDR1,117,855,751.00 atau setara dengan
Rp21.516.085juta.

 Saldo tagihan per 31 Desember 2018 sebesar Rp179.953.811juta dan per 31 Desember 2017 sebesar
Rp188.478.410juta. Penurunan ini dikarenakan penurunan nilai pada surat utang yang tidak dapat
dipindahtangankan, tagihan, tagihan kepada Bank , dan penyisihan penurunan nilai asset.
 Aset non kebijakan per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp38.672.139juta dan per tanggal 31 Desember
2017 sebesar Rp22.816.354juta. Kenaikan pada asset non kebijakan disebabkan oleh naiknya nilai pada
penyertaan bank for internasional settlements dan international Islamic liquidity serta kenaikan nilai pada
asset keuangan non kebijakan lainnya, dan asset tetap dan lainnya.

Liabilitas

 Uang dalam peredaran per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp749.183.201juta dan per 31 Desember 2017
sebesar Rp694.844.759juta. Kenaikan ini disebabkan oleh pencetakan uang yang lebih banyak dari tahun
2017.
 Liabilitas keuangan untuk kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp937.059.337juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp992.003.419juta.Penurunan saldo ini dikarenakan penurunan nilai
surat berharga yang diterbitkan dan utang dalam rupiah.
 Alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan Internasioanal(SDR Allocations) per tanggal 31 Desember
2018 sebesar SDR1,980,438,720.00 setara dengan Rp39.886.095juta dan per tanggal 31 Desember 2017
sebesar Rp38.118.772juta.
 Liabilitas keuangan kepada pemerintah per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp175.998.830juta dan per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp157.927.631juta. Kenaikan saldo ini disebabkan oleh kenaikan nilai
giro pemerintah dalam rupiah dan kurangnya pinjaman dari pemerintah.
 Kewajiban non kebijakan per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp23.705.796juta dan per tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp9.300.433juta. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya Giro lembaga Domestik dan
Internasional serta lainnya (kewajiban perpajakan.
 Selisih Revaluasi per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp129.230.959juta dan per tanggal 31 Desember
2017 sebesar Rp121.508.201juta. Kenaikan ini terjadi karena mutasi selisih revaluasi emas , SRPV, Dan
SRTV.
Selisih revaluasi lainnya sebesar Rp13.120.992juta terdiri dari revaluasi asset tetap dan revaluasi karena
keuntungan/kerugian aktuaria.
 Saldo Modal per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp215.664.198juta dan per tanggal 31 Desember 2017
sebesar Rp171.367.981juta. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan nilan pada cadangan umum dan 90%
surplus tahun berjalan(setelah pajak).
Untuk kewajiban moneter per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp1.855.722.908juta dan per tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp1.841.241.259juta. Kenaikan ini diperoleh dari naiknya nilai uang dalam
peredaran, giro pemerintah,giro bank, giro penduduk lainnya. Sehingga mendapatkan ratio modal 11,62%
untuk tahun 2018 dan 9,31% untuk tahun 2017.
 Akumulasi surplus (defisit) per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp226.864.889juta dan per tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp178.848.918juta. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan cadangan umum
dikarenakan adanya alokasi surplus Bank Indonesia tahun 2017.

Laporan Surplus Defisit

 Penghasilan
 Penghasilan pelaksanaan kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp105.002.955juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp51.622.000 juta. Kenaikan diperoleh dari naiknya nilai pendapatan
bunga, pendapatan imbalan, transaksi asset keuangan, selisih kurs transaksi valas, dan lainnya.
 Penghasilan pengelolaan sistem pemabayaran per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp388.538juta dan per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp401.525juta. Penurunan ini karena penurunan nilai sistem pembayaran
tunai dan sistem pemabyaran non tunai (pendapatan jasa pengelolaan rekening).
 Penghasilan pengaturan dan pengawasan makroprudensial per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp705juta
dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp206juta.

 Pendapatan dari penyediaan pendanaan per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp189.954juta dan per tanggal
31 Desember 2017 sebesar Rp201.343juta. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai pendapatan bunga
dari surat utang dan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan kepada bank sebelum tahun1999.

 Pendapatan lainnya per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp287.099juta dan per tanggal 31 Desember 2017
sebesar Rp227.649juta.

 Beban

 Beban pelaksanaan kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp22.979.475juta dan per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp26.782.026juta. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya beban
Bunga (sertifikat bank Indonesia, sertifikat deposito bank Indonesia, penempatan berjangka pada rupiah dan
valuta asing,liabilitas kepada bank, pinjaman luar negeri, jasa giro bank rupiah) dan beban imbalan (sertifikat
bank Indonesia syariah, fasilitas simpanan bank indonesia syariah).

 Beban pengelolaan pembayaran per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp3.475.232juta dan per tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp4.599.834juta. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai perencanaan,
pengadaan dan pencetakan uang.
 Beban pengaturan dan pengawasan makroprudensial per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp189.562juta
dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp174.810juta. (tidak ada keterangan)

 Beban Remunerasi kepada Pemerintah per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp5.464.668juta dan per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp4.607.274juta. (tidak ada keterangan)
 Beban umum dan lainnya per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp8.938.331juta dan per tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp8.570.463juta. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan nilai pada SDM, Logistik
dan Organisasi sebesar Rp299.031juta serta kenaikan nilai pada beban lainnya sebesar Rp68.837juta.
Jadi, surplus (defisit) sebelum dikenakan pajak per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp64.821.983juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp7.718.316juta.
Pajak yang dikenakan untuk tahun 2018 sebesar Rp16.806.012 dan untuk tahun 2017 dikenakan sebesar
Rp2.441.417.
Jadi, surplus (defisit) setelah dikenakan pajak per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp48.015.971juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp5.276.899juta.

BANK INDONESIA
LAPORAN POSISI
KEUANGAN
Per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
31 31
Catatan Desember Desember
2019 2018
(Disajikan
Kembali)

Asset
1. Emas B.8, D.1 53.478.173 46.865.268
2. Aset Keuangan untuk Pelaksanaan B.10, B.11, 2.086.099.1 1.981.813.5
Kebijakan Moneter B.31, D.2 62 94
2.1. Surat Berharga dan Tagihan dalam B.10.2, D.2.1 354.936.043 292.739.32
Rupiah 7
2.2. Surat Berharga dan Tagihan berbasis B.11.1, D.2.2 24.020.567 14.634.289
Syariah dalam Rupiah
2.3. Surat Berharga dan Tagihan dalam B.10.3, D.2.3 1.707.142.5 1.674.439.9
Valuta Asing 52 78
3. Hak Tarik Khusus di Lembaga Keuangan B.12, D.3 36.583.396 38.350.644
Internasional
4. Tagihan B.13, B.14, 140.756.764 179.953.81
D.4 1
4.1. Kepada Pemerintah B.13.1, D.4.1 140.756.347 179.851.43
9
4.2. Kepada Bank B.14, D.4.2 417 102.372
5. Aset Non Kebijakan D.5 34.414.503 38.672.139
5.1. Penyertaan B.15, D.5.1 877.898 919.374
5.2. Aset Keuangan Non Kebijakan Lainnya B.16, D.5.2 4.290.591 4.614.101
5.3. Aset Tetap dan Lainnya B.17, D.5.3 29.246.014 33.138.664
TOTAL ASET 2.351.331.9 2.285.655.4
98 56

Labilias
1. Uang Dalam Peredaran B.9, D.6 793.742.924 749.183.201
2. Liabilitas Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan B.10, B.11, B.31, 996.137.979 937.013.537
Moneter B.32, D.7
2.1. Giro Bank B.10.2, D.7.1 406.335.957 417.622.296
2.2. Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang B.10.2, D.7.2 327.657.637 331.324.018
dalam Rupiah
2.3. Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang B.11.2, D.7.3 58.503.751 46.846.246
berbasis Syariah
dalam Rupiah
2.4. Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang B.10.3, B.32.1, 199.176.207 139.004.133
dalam Valuta Asing D.7.4
2.5. Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang B.11.2, D.7.5 4.464.427 2.216.844
berbasis Syariah
dalam Valuta Asing
3. Alokasi Hak Tarik Khusus dari Lembaga B.12, D.8 38.069.419 39.886.095
Keuangan Internasional
4. Liabilitas Keuangan kepada Pemerintah B.13, D.9 162.911.500 175.998.830
4.1. Giro B.13.2, D.9.1 162.911.500 175.991.854
4.2. Pinjaman B.13.2, D.9.2 - 6.976
5. Kewajiban Non Kebijakan B.18, B.29, 19.636.715 23.751.596
B.30,
B.32.1, D.10
6. Selisih Revaluasi B.19, D.11 106.983.656 129.230.959
7. Modal B.20, D.12 3.726.349 3.726.349
8. Akumulasi Surplus (Defisit) B.20, D.13 230.123.456 226.864.889
8.1. Cadangan Umum B.20.2, D.13 169.008.705 154.601.659
8.2. Cadangan Tujuan B.20.2, D.13 27.764.276 24.247.259
8.3. Surplus (Defisit) Tahun Berjalan B.20.2, D.13 33.350.475 48.015.971
TOTAL LIABILITAS 2.351.331.99 2.285.655.4
8 56

BANK INDONESIA
LAPORAN SURPLUS DEFISIT
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember
2019
dan 1 Januari s.d. 31 Desember 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
1 Januari s.d. 1 Januari s.d.
Catatan 31 Desember 31 Desember
2019 2018
(Disajikan
Kembali)
PENGHASILAN
1. Pelaksanaan Kebijakan Moneter B.32, D.15 90.156.500 104.645.786
1.1. Pendapatan Bunga B.21, 48.753.935 43.625.026
B.32.2,
D.15
1.2. Pendapatan Imbalan B.22, 1.188.060 619.422
B.32.2,
D.15
1.3. Transaksi Aset Keuangan B.23, D.15 18.700.451 10.434.010
1.4. Selisih Kurs Transaksi Valuta B.24, D.15 21.409.718 49.813.107
Asing
1.5. Lainnya B.32.2, 104.336 154.221
D.15
2. Pengelolaan Sistem Pembayaran B.25, D.16 373.570 388.538
3. Pengaturan dan Pengawasan B.26, 7.162 6.434
Makroprudensial B.32.2,
D.17
4. Pendapatan dari Penyediaan B.27, 147.861 189.955
Pendanaan B.32.2,
D.18
5. Pendapatan Lainnya D.19 1.118.500 638.538
JUMLAH PENGHASILAN 91.803.593 105.869.251
BEBAN
1. Pelaksanaan Kebijakan Moneter B.32, D.20 23.780.113 23.004.902
1.1. Beban Bunga B.21, D.20 20.275.321 20.044.525
1.2. Beban Imbalan B.22, D.20 2.425.953 1.680.273
1.3. Lainnya B.32.2, 1.078.839 1.280.104
D.20
2. Pengelolaan Sistem Pembayaran B.25, 4.652.440 3.474.070
B.32.2,
D.21
3. Pengaturan dan Pengawasan B.26, 257.010 165.297
Makroprudensial B.32.2,
D.22
4. Remunerasi kepada Pemerintah B.28, D.23 7.060.217 5.464.668
5. Beban Umum dan Lainnya D.24 10.830.073 8.938.331

JUMLAH BEBAN 46.579.853 41.047.268


SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM 45.223.740 64.821.983
PAJAK
PAJAK B.30, 11.873.265 16.806.012
D.14.1
SURPLUS (DEFISIT) SETELAH 33.350.475 48.015.971
PAJAK

HASIL REVIEW LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA


PERTANGGAL 31 DESEMBER 2018- 31 DESEMBER 2019
A.1. Emas

Saldo emas per 31 Desember 2019 TOz 2,525,984.11 atau setara dengan Rp 53.478.173 juta dan 31
Desember 2018 TOz 2,525,126.32 atau setara dengan Rp46.865.268 juta, dengan rincian sebagai
berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Emas 49.711.091 43.562.888
Hak kontraktual atas emas batangan: 3.767.082 3.302.380
Deposito Berjangka Emas
Dikurangi: 0 0
Penyisihan penurunan nilai aset
Jumlah Emas 53.478.173 46.865.268
Harga emas batangan di pasar emas London per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing
sebesar USD1,523.00 per troy ounce (TOz) dan USD1,281.65 per TOz. Pada tahun 2019, Bank Indonesia
melakukan swap allocation koin emas sebesar TOz 857.76 atau setara dengan

A.1. Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter

Surat berharga yang dimiliki oleh Bank Indonesia diukur pada nilai wajar melalui selisih
revaluasi, sedangkan tagihan karena transaksi repo dan tagihan lainnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi.

Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
masing-masing sebesar Rp2.086.099.162 juta dan Rp1.981.813.594 juta dengan rincian sebagai
berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Surat Berharga dan Tagihan dalam Rupiah 354.936.043
292.739.327
Surat Berharga dan Tagihan berbasis 24.020.567
Syariah dalam Rupiah
14.634.289
Surat Berharga dan Tagihan dalam Valuta 1.707.142.552
Asing
1.674.439.978
Jumlah Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter 2.086.099.162
1.981.813.594

A.1.1. Surat Berharga dan Tagihan dalam Rupiah

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Surat Utang Negara 265.568.45 205.575.71
5 2
Tagihan kepada Bank karena Transaksi 87.860.33 83.900.27
Repo Surat Berharga 9 5
Tagihan Lainnya 1.507.249 3.263.340
Dikurangi : 0 0
Penyisihan Penurunan Nilai Aset
Jumlah Surat Berharga dan Tagihan 354.936.043 292.739.327
dalam Rupiah

Tagihan Lainnya sebesar Rp1.507.249 juta merupakan tagihan derivatif.

A.1.2. Surat Berharga dan Tagihan Berbasis Syariah dalam Rupiah


Saldo Surat Berharga dan Tagihan Berbasis Syariah dalam Rupiah per 31 Desember
2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp24.020.567 juta dan
Rp14.634.289 juta yang merupakan SBSN dan repo SSB Syariah.

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Penempatan dana di luar negeri 369.040.06 370.358.42
9 7
Surat Berharga 1.338.098.63 1.304.071.22
6 0
Tagihan 3.847 10.331
Dikurangi : 0 0
Penyisihan Penurunan Nilai Aset
Jumlah Surat Berharga dan Tagihan 1.707.142.55 1.674.439.97
dalam Valuta Asing 2 8

Hak Tarik Khusus di Lembaga Keuangan Internasional

Saldo Hak Tarik Khusus di Lembaga Keuangan Internasional per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 masing-masing sebesar Rp36.583.396 juta dan Rp38.350.644 juta dengan
rincian sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Quota 89.354.89 93.618.91
2 5
Dikurangi: 75.043.72 76.037.34
Promissory Notes 6 0
IMF Account No.1 995.266 1.002.266
Perkiraan penyesuaian nilai quota dalam (1.836.851 710.532
Rupiah )
RTP 15.152.751 15.868.777
SDR Holdings:
Hak Tarik Khusus 21.434.66 22.487.52
2 5
Penerimaan YMH Diterima 45.871 66.355
Biaya YMH Dibayar (49.888) (72.013)
Dikurangi: 0 0
Penyisihan Aset
Jumlah Hak Tarik Khusus di Lembaga 36.583.396 38.350.644
Keuangan Internasional

Saldo Quota NKRI di IMF sebesar SDR4,648,400,000.00 atau setara dengan Rp89.354.892 juta pada
tanggal 31 Desember 2019 dan setara dengan Rp93.618.915 juta pada tanggal 31 Desember 2018,
sedangkan saldo Reserve Tranche Position (RTP) pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar
SDR788,272,993.00 atau setara dengan Rp15.152.751 juta dan pada tanggal 31 Desember 2018
sebesar SDR787,922,221.00 atau setara dengan Rp15.868.777 juta.

Rekening IMF dalam Rupiah disesuaikan nilainya berdasarkan kurs IMF tanggal 30 April. Bank
Indonesia telah melakukan perkiraan penyesuaian rekening IMF dalam Rupiah per 31 Desember
2019 untuk Quota sebesar Rp1.836.851 juta dan IMF Account No.1 sebesar Rp995.266 juta.

Posisi Hak Tarik Khusus per 31 Desember 2019 sebesar SDR1,115,069,159.00 atau setara dengan
Rp21.434.662 juta dan per 31 Desember 2018 sebesar SDR1,116,558,653.00 atau setara dengan
Rp22.487.525 juta.

Tagihan
Saldo Tagihan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp140.756.764
juta dan Rp179.953.811 juta dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta

Surat Utang yang tidak dapat


Dipindahtangankan:
SUP Nomor SU-002/MK/1998 10.654.159 12.048.595

SUP Nomor SU-004/MK/1999 30.163.323 33.686.949

SUP Nomor SU-007/MK/2006 28.827.374 32.194.936

Obligasi Negara Seri 71.064.446 101.859.121


SRBI-01/MK/2003
Tagihan:

Tagihan Bunga SUP dan Subsidi Bunga 47.042 61.835


Kredit Program
Tagihan Lainnya 3 3
Tagihan dalam Rangka Penyaluran Kredit 55.653 157.608
Sebelum Tahun 1999

Dikurangi : 55.236 55.236


Penyisihan Penurunan Nilai Aset
Jumlah Tagihan 140.756.764 179.953.811

LABILITAS

A.1. Liabilitas Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter

Liabilitas Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 masing-masing sebesar Rp996.137.979 juta dan Rp937.013.537 juta dengan
rincian sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Giro Bank 406.335.957
417.622.296
Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang 327.657.637
Dalam Rupiah
331.324.018
Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang 58.503.751
Berbasis Syariah Dalam Rupiah
46.846.246
Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang 199.176.207
Dalam Valas
139.004.133
Surat Berharga yang Diterbitkan dan Utang 4.464.427 2.216.844
Berbasis Syariah Dalam Valas
Jumlah Liabilitas Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter 996.137.979
937.013.537

Giro Bank

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Giro Bank Umum 385.847.652 397.939.950
Dalam Rupiah 296.330.908
300.506.926
Dalam Valas 89.516.744
97.433.024
Giro Bank Syariah 20.488.305 19.682.346
Dalam Rupiah 20.267.082

19.146.047
Dalam Valas 221.223 536.299
Jumlah Giro Bank 406.335.957 417.622.296

A.1. Alokasi Hak Tarik Khusus dari Lembaga Keuangan Internasional

Alokasi Hak Tarik Khusus dari Lembaga Keuangan Internasional (SDR allocations) per 31 Desember
2019 dan per 31 Desember 2018 sebesar SDR1,980,438,720.00 atau masing-masing setara dengan
Rp38.069.419 juta dan Rp39.886.095 juta.

A.2. Liabilitas Keuangan kepada Pemerintah

Liabilitas Keuangan kepada Pemerintah per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-
masing sebesar Rp162.911.500 juta dan Rp175.998.830 juta dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Giro Pemerintah 162.911.500
175.991.854
Dalam Rupiah 142.358.251
118.287.792
Dalam Valas 20.553.249
57.704.062
Pinjaman dari Pemerintah 0 6.976
Jumlah Liabilitas Keuangan Kepada Pemerintah 162.911.500
175.998.830

A.2. Akumulasi Surplus/Defisit

Saldo Akumulasi Surplus/Defisit per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-
masing sebesar Rp230.123.456 juta dan Rp226.864.889 juta dengan rincian sebagai
berikut:

31 Desember 31 Desember
2019 2018
Rp Juta Rp Juta
Cadangan Umum 169.008.705
154.601.659
Cadangan Tujuan 27.764.276
24.247.259
Surplus (Defisit) Tahun Berjalan 33.350.475
48.015.971
Jumlah Akumulasi Surplus/Defisit 230.123.456 226.864.889

Peningkatan Cadangan Umum sebesar Rp14.407.046 juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank
Indonesia tahun 2018 sebesar Rp13.122.466 juta dan penggunaan Cadangan Tujuan sebesar Rp1.284.580 juta.
Peningkatan Cadangan Tujuan sebesar Rp3.517.017 juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank
Indonesia tahun 2018 sebesar Rp4.801.597 juta. Di sisi lain terdapat penggunaan Cadangan Tujuan periode 1
Januari s.d. 31 Desember 2019 sebesar Rp1.284.580 juta.
Penggunaan Cadangan Tujuan terdiri dari:
1. Pembaruan/penggantian aset tetap sebesar Rp995.937 juta.
2. Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia sebesar Rp288.643 juta.

A.2.1. Rekonsiliasi

Bank Indonesia melakukan rekonsiliasi antara Surplus/Defisit sebelum pajak penghasilan dan Pendapatan
(Beban) pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku
Pada periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2019, Bank Indonesia mencatat surplus fiskal sebesar
Rp47.628.911 juta. Pajak penghasilan sampai dengan 31 Desember 2019 atas surplus fiskal tersebut adalah
sebesar Rp11.907.228 juta, namun Bank Indonesia memiliki kredit pajak sebesar Rp10.055.390 juta, sehingga
pajak penghasilan kurang bayar menjadi sebesar Rp1.851.838 juta.

HASIL REVIEW LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA PER


TANGGAL 31 DESEMBER 2019- 31 DESEMBER 2020
A. LAPORAN KEUANGAN
B. RINCIAN LAPORAN KEUANGAN
B.1. EMAS
Saldo emas per 31 Desember 2020 sebesar TOz, 526,001.13 atau setara dengan Rp67.378.467 juta dan 31 Desember
2019 sebesar TOz2,525,984.11 atau setara dengan Rp53.478.173 juta .Harga emas batangan di pasar emas London per
31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar USD1,891.10 per troy ounce (TOz) dan
USD1,523.00 per TOz. Pada tahun 2020, terdapat penambahan emas sebesar TOz17.02 yang berasal dari kegiatan
refinery emas cadangan devisa.

B.1.2. ASET KEUANGAN UNTUK PELAKSANAAN KEBIJAKAN MONETER


Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing

masing sebesar Rp2.797.737.239 juta dan Rp2.086.099.162 juta

B.1.3. SURAT BERHARGA DAN TAGIHAN BERBASIS SYARIAH DALAM RUPIAH


Saldo Surat Berharga dan Tagihan Berbasis Syariah dalam Rupiah per 31 Desember 2020 dan 31 Desember

2019 masing-masing sebesar Rp56.036.087 juta dan Rp24.020.567 juta.

B.1.4. SURAT BERHARGA DAAN TAGIHAN DALAM VALUTA ASING


1. Penempatan dana di luar negeri terdiri dari Giro, Deposito, Penempatan pada Reinvestasi Cash Collateral,

dan Automatic Investment.

Penempatan dana di luar negeri berupa deposito di IMF berada dalam 3 (tiga) rekening deposito sebagai

berikut:

a)

Deposito Poverty Reduction and Growth Facility (PRGF) sebesar SDR35,892,574.00 atau setara dengan Rp729.158
juta pada tanggal 31 Desember 2020 dan Rp689.953 juta pada tanggal 31 Desember 2019.

b) Deposito The Heavily Indebted Poor Countries (HIPC) per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing
masing sebesar SDR15,376,349.00 atau setara dengan Rp312.371 juta dan SDR10,296,317.00 atau setara dengan
Rp197.923 juta.

c) Deposito Catastrophe Containment and Relief Trust (CCRT) sebesar SDR5,446,287.00 atau setara dengan
Rp110.641 juta pada tanggal 31 Desember 2020 dan Rp104.692 juta pada tanggal 31 Desember 2019.

2. Dalam SSB Valuta Asing yang dimiliki oleh Bank Indonesia, terdapat SSB Valuta Asing yang dialokasikan untuk
dipinjamkan dalam Program Securities Lending melalui agen sebesar Rp73.254.375 juta. Dari jumlah alokasi tersebut
yang telah dipinjamkan adalah sebesar Rp29.098.430 juta dan Bank Indonesia menerima agunan (collateral) dalam
bentuk non tunai (non cash) sebesar Rp30.866.594 juta. Di samping itu, per 31 Desember 2020 terdapat pula SSB
Valuta Asing yang sedang dipinjamkan melalui kustodian sebesar Rp3.605.143 juta yang didukung oleh agunan dalam
jumlah cukup dan kualitas yang baik.

Di samping itu, per 31 Desember 2020 terdapat pula SSB Valuta Asing yang sedang dipinjamkan melalui kustodian
sebesar Rp3.605.143 juta yang didukung oleh agunan dalam jumlah cukup dan kualitas yang baik.
B.2. TAGIHAN
Saldo Tagihan per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar Rp109.587.787 juta dan
Rp140.756.764 juta

B.3. ASET TETAP DAN LAINNYA


B.3.1 Aset Tetap dan Aset Tidak Terwujud
Aset Tetap dan ACset Takberwujud per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar
Rp16.885.186 juta dan Rp17.081.050 juta

B.3.2 Aset Lainnya


Aset Lainnya sebesar Rp8.172.802 juta antara lain berasal dari persediaan bahan uang sebesar Rp348.447 juta, aset
dalam penyelesaian sebesar Rp1.641.853 juta, pajak penghasilan dibayar di muka sebesar Rp5.873.783 juta, dan aset
pajak tangguhan sebesar Rp160.955 juta. Bank Indonesia menatausahakan emas non cadangan devisa yang dicatat
pada Aset Lainnya.

Sehubungan dengan penerapan PSAK 73 tentang Sewa mulai tanggal 1 Januari 2020, saldo aset hak-guna per 31
Desember 2020 tercatat sebesar Rp115.226 juta.

C. AKUMULASI SURPLUS/DEFISIT

Saldo Akumulasi Surplus/Defisit per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar
Rp234.927.074 juta dan Rp230.123.456 juta

Peningkatan Cadangan Umum sebesar Rp9.302.500 juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank Indonesia
tahun 2019 sebesar Rp8.533.818 juta dan penggunaan Cadangan Tujuan sebesar Rp768.682 juta.

Peningkatan Cadangan Tujuan sebesar Rp2.566.365 juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank Indonesia
tahun 2019 sebesar Rp3.335.047 juta. Di sisi lain terdapat penggunaan Cadangan Tujuan sebesar Rp768.682 juta.

D. SELISIH REVALUASI

Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing
sebesar Rp201.809.405 juta dan Rp106.983.656 jutaAtas nilai pengurangan Selisih Revaluasi Penjabaran Valuta
Asing, sebesar Rp15.560.024 juta terealisasikan ke Pendapatan Selisih Kurs Transaksi Valuta asing. Atas nilai
pengurangan Selisih Revaluasi Transaksi Valuta Asing, sebesar Rp5.887.667 juta terealisasikan ke Pendapatan
Selisih Kurs Transaksi Valuta asing.

E. LIABILITAS KEUANGAN PADA PEMERINTAH

Liabilitas Keuangan kepada Pemerintah per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar
Rp315.895.605 juta dan Rp162.911.500 jutaPada giro Pemerintah dalam valuta asing terdapat Jaminan pembukaan
Letter of Credit Pemerintah sebesar Rp2.048.061 juta pada 31 Desember 2020 dan sebesar Rp1.837.550 juta pada 31
Desember 2019. Dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai pemegang Kas Pemerintah, Bank Indonesia
melakukan pengelolaan Giro Pemerintah. Dari total Giro Pemerintah per 31 Desember 2020 sebesar Rp314.184.297
juta, terdapat Giro Pemerintah yang memperoleh remunerasi sebesar Rp237.527.927 juta.

Liabilitas keuangan lainnya kepada Pemerintah adalah beban kontribusi yang masih harus dibayar kepada Pemerintah
sehubungan dengan SBN dan/atau SBSN dalam rangka pemenuhan pembiayaan public goods dan non-public goods
be asarkan KB II sebesar Rp1.711.308 juta.

Anda mungkin juga menyukai