Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA

( 2017-2020)
Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Menengah
Dosen pengampu : Ibu Jessika Melina Simamora, S.Pd., M.Si.

DISUSUN

Oleh :

WANDA HUTAJULU

NPM :201001010

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MARS

PEMATANGSIANTAR

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehadiran dan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi dan ide atas
bantuannya. Makalah ini ditulis untuk melengkapi mata kuliah akuntansi menengah sebagai
salah satu mata kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mars (STIE MARS).
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk makalah di masa yang akan
datang, menambah isi makalah, dan menjadikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman saya, menurut saya makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu saya sangat berharap para pembaca dapat
memberikan saran
Pematangsiantar, Desember 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah salah satu laporan manajer atau penanggung jawab perusahaan
atas tanggung jawab operasi perusahaan dan manajemen yang dipercayakan kepadanya. Pihak-
pihak di luar perusahaan antara lain: pemilik perusahaan (pemegang saham) dan pemerintah
(otoritas pajak). Kreditur (bank atau lembaga keuangan) dan pihak terkait lainnya. Makalah ini
akan membahas laporan keuangan lembaga keuangan khususnya Bank Indonesia, karena setiap
perusahaan atau lembaga dapat mengevaluasi semua aktivitas keuangan yang telah dilakukan
dengan melihat dan menganalisis semua aktivitas keuangan yang telah dilakukan. Tujuan
penulisan artikel ini adalah untuk memahami situasi keuangan Bank Indonesia.
B. Rumusan Masalah
- Apa itu Bank?
- Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan?
- Bagaimana keadaan atau review laporan keuangan suatu bank?
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

1.1 Latar belakang ................................................................................

1.2 Rumusan masalah ...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................

2.1 Arti bank .........................................................................................

2.2 Arti laporan keuangan ....................................................................

2.3 laporan review bank indonesia .......................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................

3.1 kesimpulan ......................................................................................

3.2 saran………………………………………………………………..
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bank
➢ Pengertian bank
Bank dapat diartikan juga sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit ataupun
bentuk-bentuk lain nya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak..

Menurut UU Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang
dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Sederhananya, cara bank beroperasi dimulai dengan tabungan yang disetorkan oleh
nasabah. Dana yang terkumpul dari simpanan nasabah akan dipinjamkan kepada pihak yang
membutuhkan dana dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Dana yang terkumpul juga dapat
diinvestasikan kembali pada alat investasi lain seperti obligasi pemerintah (obligasi). Bunga yang
diperoleh dari selisih antara pendapatan peminjam atau investasi dan pengembalian kepada
nasabah akan menjadi keuntungan bank.

B. Laporan keuangan
➢ Pengertian laporan keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan dalam suatu perusahaan
sebenarnya merupakan output atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha,
dimana proses akuntansinya meliputi kegiata- kegiatan:

✓ Mengumpulkan bukti – bukti transaksi

✓ Mencatat transaksi dalam jurnal

✓ Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja

✓ Menyusun laporan keuangan.

secara umum, laporan keuangan adalah laporan yang mencakup catatan uang dan
transaksi yang terjadi dalam bisnis, termasuk transaksi jual beli dan transaksi lain dengan nilai
ekonomi dan moneter. Penyusunan laporan keuangan adalah untuk mengetahui status keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Sehingga para pemangku kepentingan dan pengguna informasi
akuntansi dapat secara tepat dan cepat mengevaluasi dan melakukan tindakan pencegahan ketika
terjadi masalah atau perubahan situasi keuangan perusahaan. Mengingat pentingnya hal tersebut,
maka laporan ini harus disusun secara akurat dan hati-hati serta memerlukan
pertanggungjawaban, dan mutlak disampaikan kepada pengawas di bidangnya, seperti akuntan.

C. Analisis Laporan Keuangan Bank Indonesia

• Laporan Posisi Keuangan

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

ASET

1. Emas 45.518.283 46.865.268 53.478.173 67.378.467

2. Aset Keuangan 1.902.788.973 1.981.813.594 2.086.099.162 2.797.737.239

untuk Pelaksanaan Kebijakan

Moneter
205.000.138 292.739.327 354.936.043 928.373.325
2.1. Surat Berharga dan Tagihan

dalam Rupiah

2.2. Surat Berharga dan Tagihan


10.005.456 14.634.289 24.020.567 56.036.087
berbasis Syariah dalam Rupiah

2.3. Surat Berharga dan Tagihan

dalam Valuta Asing


1.687.783.379 1.674.439.978 1.707.142.552 1.813.327.827
3. Hak Tarik Khusus di Lembaga
36.676.462 38.350.644 36.583.396 38.655.920
Keuangan Internasional

4. Tagihan 188.478.410 179.953.811 140.756.764 109.587.787


4.1. Kepada Pemerintah 188.273.773 179.851.439 140.756.347 109.587.787

4.2. Kepada Bank 204.637 102.372 417 –

5. Aset Non Kebijakan 22.816.354 38.672.139 34.414.503 31.475.396

5.1. Penyertaan 877.180 919.374 877.898 2.436.388

5.2. Aset Keuangan Non Kebijakan 1.445.271 4.614.101 4.290.591 3.981.020


Lainnya

5.3. Aset Tetap dan Lainnya 20.493.903 33.138.664 29.246.014 25.057.988

TOTAL ASET

LIABILITAS 2.285.655.456 2.351.331.998 3.044.834.809


2.196.278.482

1. Uang Dalam Peredaran 749.183.201 793.742.924 898.887.004


694.844.759

2. Liabilitas Keuangan untuk 937.013.537 996.137.979 1.330.494.036


992.003.419
PelaksanaanKebijakanMoneter

2.1. Giro Bank 417.622.296 406.335.957 305.028.493


386.238.636
2.2. Surat Berharga yang 331.324.018 327.657.637 679.302.256
425.226.881
Diterbitkan dan Utang dalam

Rupiah

2.3. Surat Berharga yang 46.846.246 58.503.751 74.010.901


44 872.776

Diterbitkan dan Utang berbasis

Syariah dalam Rupiah

2.4. Surat Berharga yang 133 862 404 1


139.004.133 199.176.207 261.995.847
Diterbitkan dan Utang dalam

Valuta Asing

2.5. Surat Berharga yang


2.216.844 4.464.427 10.156.539
802.722
Diterbitkan dan Utang berbasis

Syariah dalam Valuta Asing

3. Alokasi Hak Tarik Khusus

dari Lembaga Keuangan 39.886.095 38.069.419 40.232.632


38.118.772

Internasional
175.998.830 162.911.500 315.895.605
4. Liabilitas Keuangan kepada 157.927.631

Pemerintah
175.991.854 162.911.500 - 314.184.297
4.1. Giro 157.906.703
19.636.715 1.711.308
20.928 6.976
4.2. Lainnya 9.300.433 23.751.596 106.983.656 18.862.704

5. Kewajiban Non Kebijakan 230.123.456 201.809.405


121 508.201 129.230.959

6. Selisih Revaluasi 3.726.349 3.726.349


3.726.349 3.726.349
169.008.705 234.927.074
7. Modal
178.846 918 226.864.889
27.764.276 178.311.205
8. Akumulasi Surplus (Defisit)
148.770.607 154.601.659 33.350.475 30.330.641
8.1. Cadangan Umum
24.801.412 26.285.228
24.247.259
8.2. Cadangan Tujuan
5.276.899
8.3. Surplus (Defisit) Tahun 48.015.971

Berjalan 2.285.655.456
2.196.278.482 2.351.331.998 3.044.834.809
TOTAL LIABILITAS

• Laporan Laba rugi

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

PENGHASILAN

1.PelaksanaanKebijakan Moneter 51.622.000 104.645.786 90.156.500 85.742.741

1.1. Pendapatan Bunga 37.453.175 43.625.026 48.753.935 55.664.198

1.2. Pendapatan Imbalan 52.536 619.422 1.188.060 2.192.005

9.423.323 10.434.010 18.700.451 3.208.987


1.3. Transaksi Aset Keuangan
4.324.094 49.813.107 21.409.718 3.111.661
1.4. Selisih Kurs Transaksi Valuta Asing
368.872 154.221 104.336 21.447.691
1.5. Lainnya
401.525 388.538 373.570 236.985
2.PengelolaanSistemPembayaran
206 6.434 7.162 1.807
3.PengaturandanPengawasan

Makroprudensial
201.343 189.955 147.861 114.528
4.PendapatandariPenyediaanPendanaan
227.649 638.538 1.118.500 909.216
5. Pendapatan Lainnya
52.452.723 105.869.251 91.803.593 87.005.277
JUMLAH PENGHASILAN
BEBAN

1. Pelaksanaan Kebijakan Moneter 26.782.026 23.004.902 23.780.113 26.840.373

1.1. Beban Bunga 234 677 20.044.525 20.275.321 23.620.896

1.2. Beban Imbalan 1753.547 1.680.273 2.425.953 2.446.419

793.802 1.280.104 1.078.839 773.058


1.3. Lainnya
4.599.834 3.474.070 4.652.440 3.690.294
2.PengelolaanSistemPembayaran
174.810 165.297 257.010 414.691
3. Pengaturan dan Pengawasan

Makroprudensial

4.Remunerasikepada Pemerintah
4.607.274 5.464.668 7.060.217 10.608.830
4.1 Remunerasi Kepada Pemerintah
6.202.533
4.2. Beban Kontribusi Surat Berharga
3.208.987
Negara Pemulihan Ekonomi Nasional

Public Goods

4.3. Beban Kontribusi Surat Berharga 1.197.310


Negara Pemulihan Ekonomi Nasional

Non-Public Goods

5. Beban Umum dan Lainnya 8.570.463 8.938.331 10.830.073 11.185.346

JUMLAH BEBAN 44.734.407 41.047.268 46.579.853 52.739.534

SURPLUS(DEFISIT)SEBELUMPAJAK 7.718.316 64.821.983 45.223.740 34.265.743

PAJAK 2.441.417 16.806.012 11.873.265 7.980.515

5.276.899 48.015.971 33.350.475 26.285.228


SURPLUS(DEFISIT)SETELAH PAJAK

❖ Perincian Perbandingan Laporan Posisi Keuangan 2017-2020


A. Aset
1. Emas
Saldo emas per 31 desember 2017 sebesar Rp. 45.518.283 juta ,31 desember 2018
sebesar Rp. 46.865.268, 31 Desember 2019 sebesar Rp. 53.478.173 juta dan 31 desember 2020
Rp. 67.378.467 juta dengan rincian sebagai berikut :
2017 2018 2019 2020
Uraian Rp juta Rp juta Rp juta Rp juta
IDR Million IDR Million IDR Million IDR Million
✓ Emas 41.228.390 43.562.888 49.711.091 62.609.380
Hak kontraktual atas emas batangan
✓ Deposito Berjangka Emas
4.289.893 3.302.380 3.767.082 4.769.087
Dikurangi:
✓ Penyiasihan penurunan nilai
asset 0 0 0 0
Jumlah Emas
45.518.283 46.865.268 53.478.173 67.378.467

Harga emas batangan di pasar emas London per tanggal 31 desember 2017 dan 31
desember 2018 masing-masing sebesar TOZ2,591,422.1500 atau setara dengan
Rp45.518.283 dan TOZ2,525.126.3200 atau setara dengan RP.
✓ Selama tahun 2018 terdapat pengurangan penempatan deposito berjangka emas sebesar
TOZ66,295.83.
✓ Harga emas batangan di pasar emas London per 31 desember 2017 dan 31 deasember
2018 masing-masing sebesar USD1,296.50 per TOZ dan USD1,281.65 per troy ounce
180.160 juta yang semula disajikan pada asset lainnya menjadi emas batangan.
✓ Pada tahun 2020, terdapat penambahan emas sebesar TOz17.02 yang berasal dari
kegiatan Refinery emas cadangan devisa.
2. Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter
Surat berharga yang dimiliki oleh Bank Indonesia diukur pada nilai wajar melalui selisih
revaluasi, sedangkan tagihan karena transaksi repo dan tagihan lainnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi. Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter per 31 Desember
2017, 31 Desember 2018, 31 Desember 2019, dan 31 Desember 2020 masing-masing sebesar
Rp. 1.902.788.973 juta, Rp.1.981.813.594 juta, Rp.2.086.099.162 juta dan Rp. 2.797.737.239
dengan rincian sebagai berikut:
2017 2018 2019 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Uraian IDR Million IDR Million
IDR Million IDR Million

➢ Surat Berharga dan 205.000.138 292.739.327 354.936.043 928.373.325


Tagihan dalam Rupiah
➢ Surat Berharga dan 10.000.456 14.634.289 24.020.567 56.036.087
Tagihan berbasis Syariah
dalam Rupiah
➢ Surat Berharga dan 1.687.783.379 1.674.439.978 1.707.142.552 1.813.327.827
Tagihan dalam Valuta
Asing
Jumlah Aset Keuangan untuk
PelaksanaanKebijakanMoneter 1.902.788.973 1.981.813.594 2.086.099.162 2.797.737.239
Dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa Aset Keuangan untuk
Pelaksanaan Kebijakan Moneter setiap tahunnya mengalami peningkatan mulai dari Surat
Berharga dan Tagihan dalam Rupiah, Surat Berharga dan Tagihan berbasis Syariah dalam
Rupiah bahkan Surat Berharga dan Tagihan dalam Valuta Asing.
Aset Keuangan untuk Pelaksanaan Kebijakan Moneter per 31 desember 2020 dan 31
desember 2017 masing-masing sebesar Rp2.797.737.239 juta dan Rp1.902.788.973 juta dengan
rincian diatas
1.1. Surat Berharga dan Tagihan Berbasis Syariah dalam Rupiah.

31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember


2020
2017 2018 2019
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
➢ Surat Utang 188.315.906 179.953.811 265.568.455 882.556.492
Negara (SUN)
➢ Tagihan 16.684.232 83.900.275 87.860.330 42.765.746
kepada Bank
karena
Transaksi
Repo Surat
Berharga
➢ Tagihan 0 3.263.340 1.507.249 3.051.087
Lainnya
Dikurangi:
➢ Penyisihan 0 0 0 0
Penurunan
Nilai Aset
Jumlah Surat Berharga 205.000.138 292.739.327 354.936.043 928.373.325
dan Tagihan dalam
Rupiah

Pada tanggal 31 Desember 2017 s/d 31 Desember 2020 , saldo surat berharga rupiah
Indonesia dan piutang berdasarkan Syariah masing-masing adalah Rp. 10.005.456juta, Rp.
14.634.289juta, Rp 24.020.567juta, dan Rp 56.036.087juta yang diterbitkan berdasarkan SBSN
dan hukum Syariah.
1.2. Surat Berharga dan Tagihan dalam Rupiah
Pada tanggal 31 Desember 2017 s/d 31 desember 2020 Jumlah Surat Berharga
dan Tagihan dalam Rupiah setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 sebesar
Rp. 205.000.138 juta, tahun 2018 sebesar Rp. 292.739.327 juta, tahun 2019 sebesar Rp.
354.936.043 dan tahun 2020 sebesar Rp. 928.373.325juta. Pada tanggal 31 desember 2018 s/d
31 desember 2020 menerima Tagihan Lainnya berupa tagihan derivatif.
2. Surat Berharga dan Tagihan dalam Valuta Asing
1.1 Surat Berharga dan Tagihan dalam Valuta Asing
31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember
2020
2017 2018 2019
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
➢ Penempatan dana 293.465.686 370.358.427 369.040.069 116.712.156
di luar negeri
➢ Surat Berharga 1.390.136.607 1.304.071.220 1.338.098.636
➢ Tagihan 4.181.086 10.331 3.847
23.696
Dikurangi : 0
➢ Penyisihan 0
328
Penurunan Nilai
Aset
Jumlah Surat Berharga dan 1.687.783.379 1.674.439.978 1.707.142.552 1.813.327.827
Tagihan dalam Valuta Asing
Per 31 Desember 2017, DPS valas yang dimiliki Bank Indonesia, termasuk penempatannya
pada TPSL, adalah sebesar Rp82.799.231 juta. Per 31 Desember 2018, di DPS valas milik Bank
Indonesia, besaran alokasi yang termasuk dalam penyaluran kredit efek pihak ketiga adalah
sebesar Rp882.871,27 miliar. Dari total alokasi yang dipinjamkan tersebut, Bank Indonesia
menerima agunan non tunai sebesar Rp 51.056.381 juta yang dikelola secara tunai sebesar Rp
71.478,86 miliar. Namun, setiap Tidak ada SSB mata uang asing yang dipinjamkan pada tanggal
31 Desember 2019, jadi tidak ada Jaminan.
Selain itu, per 31 Desember 2019, ada SSB valas yang disetujui Jumlah kustodian sebesar Rp
28.635.840 juta dan didukung dengan jumlah dan kualitas agunan yang memadai. Dalam SSB
Valuta Asing yang dimiliki oleh Bank Indonesia, terdapat SSB Valuta Asing yang dialokasikan
untuk dipinjamkan dalam Program Securities Lending melalui agen sebesar Rp73.254.375 juta..
3. Hak Tarik Khusus di Lembaga Keuangan Internasional
Tetapkan hak penarikan khusus dari lembaga keuangan Internasional (alokasi hak penarikan
khusus) dan Per 31 Desember 2019, totalnya adalah SDR1.980.438.720.00 atau Masing-masing
setara dengan Rp40.232.632 juta dan Rp 38.069.419 juta

31desember2017 31Desember2018 31Desember2019 31Desember2020


Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Quota 89.470.730 93.618.915 89.354.892
Dikurangi:
Promissory Notes 69.534.959 76.037.340 75.043.726

IMF Account No.1 1.003.466 1.002.266 995.266

Perkiraan penyesuaian 3.767.855 710.532 (1.836.851)

nilaiquota dalam Rupiah


RTP 15.164.450 15.868.777 15.152.751

SDR Holdings: 21.512.012

Hak Tarik Khusus 22.487.525 21.434.662


66.355 45.871
PenerimaanYMHDiterima
(72.013) (49.888)
Biaya YMH Dibayar
Dikurangi:
0 0 0 0
Penyisihan Aset
Jumlah Hak Tarik Khusus
di Lembaga Keuangan
36.676.462 38.350.644 36.583.396 40.232.632
Internasional

Saldo kuota NKRI di IMF sebesar SDR4,648,400,0000 atau setara dengan Rp89.470.730
juta pada tanggal 31 Desember 2017 dan setara dengan Rp83.696 534 juta pada tanggal 31
Desember 2016, sedangkan saido Reserve Tranche Positicon pada tanggal 31 Desember 2017
sebesar SDR787,860.241.00 atau setara dengan Rp15.164.450 juta dan pada tanggal 31
Desember 2016 sebesar SDR787,816.457.00 atau setara dengan Rp14,184.990 juta. Rekening
IMF dalam Rupiah disesuaikan nilainya berdasarkan kirs IMF tanggal 30 April. Rekening IMF
dalam Rupiah disesuaikan nilainya berdasarkan kurs IMF tanggal 30 April. 1 sebesar Rp995.266
juta. Posisi Hak Tarik Khusus per 31 Desember 2019 sebesar SDR1,115,069,159.00 atau setara
dengan Rp21.434.662 juta dan per 31 Desember 2018 sebesar SDR1,116,558,653.00 atau setara.

4. Tagihan
1.1.Table Tagihan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Tagihan
188.273.774 179.851.439
Kepada Pemerintah 140.756.347 109.587.787

Kepada Bank 260.218 102.372 417 –

Penyisihan penurunan aset


(55.582)

Total Tagihan 188.478.410 179.953.811 140.756.764 109.587.787

Tagihan Kepada Bank merupakan tagihan dalam rangka Penyaluran Kredit Sebeium Tahun
1999 antara lain terdiri atas Tagihan kepada Bank berupa SOL dan KLBI yang diberikan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral. Saldo SOL dan KLBI
per 31 Desember 2018 dan per 31 Desember 2017 masing-masing sebesar Rp157.608 juta dan
Rp260.218 juta. Tagihan kepada Bank merupakan tagihan dalam rangka penyaluran kredit
sebelum Tahun 1999 antara lain terdiri atas Tagihan kepada Bank berupa SOL dan KLBI yang
diberikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral. Saldo SOL
dan KLBI per 31 Desember 2019 dan per 31 Desember 2018 masing masing sebesar Rp55.653
juta dan Rp157.608 jutaRUU di bank adalah faktur di Bingkai distribusi kredit sebelum 1999
disertakan terdiri dari faktur di bank dalam bentuk sol dan klbi Mengingat Undang-Undang
Nomor 13 Pada tahun 1968 tentang bank sentral.
5. Aset Non Kebijakan
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Penyertaan 877.180 919.374 877.898 2.436.388
AsetKeuanganNonKebijakanLainnya 1.445.271 4.614.101 4.290.591 3.981.020
Aset Tetap dan Lainnya 20.493.903 33.138.664 29.246.014 25.057.988
Jumlah Aset Non Kebijakan 22.816.354 38.672.139 34.414.503 31.475.396

Asset non kebijakan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020. Kita dapat melihat
perincian dari data table diatas, dimana tahun 2017 sampai tahun 2018 asset non kebijakan
mengalami peningkatan sebesar 0,59%, tahun 2018 sampai tahun 2019 asset non kebijakan
mengalami penurunan sebesar 1,12%. Penurunan itu terjadi akibat jumlah dari penyertaan, asset
keuangan non kebijakan lainnya dan asset tetap dan lain nya menurun. Pada tahun 2019 sampai
dengan tahun 2020 juga mengalami penurun sebesar 1,09%.
B. Liabilities
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Uang Dalam Peredaran 694.844.759 749.183.201 793.742.924 898.887.004

Liabilitas Keuangan untuk Pelaksanaan 992.003.419 937.013.537 996.137.979 1.330.494.036

KebijakanMoneter

Alokasi Hak Tarik Khusus dari 38.118.772 39.886.095 38.069.419 40.232.632

Lembaga Keuangan Internasional

162.911.500 315.895.605
Liabilitas Keuangan kepada Pemerintah 157.927.631 175.998.830
3.726.349 18.862.704
Kewajiban Non Kebijakan 9.300.433 23.751.596
106.983.656 201.809.405
Selisih Revaluasi 121 508.201 129.230.959

✓ Uang dalam peredaran


Uang dalam peredaran dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 kita dapat melihat
perincian dari data table diatas, dimana tahun 2017 sampai tahun 2018 uang dalam peredaran
mengalami peningkatan sebesar 8,77%, tahun 2018 sampai tahun 2019 uang dalam peredaran
mengalami peningkatan sebesar 0,94%.. Pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 juga
mengalami peningkatan sebesar 0,08%. Tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 mengalami
peningkatan yang besar dibandingkan tahun sebelumnya karna perbandingan pencetakan uang
lebih besar di tahun 2018.
✓ Liabilitas keuangan untuk pelaksanaan Kebijakan Moneter
Liabilitas keuangan untuk pelaksanaan Kebijakan Moneter dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2020 kita dapat melihat perincian dari data table diatas, dimana tahun 2017 sampai
tahun 2018 Liabilitas keuangan untuk pelaksanaan Kebijakan Moneter mengalami penurunan
sebesar 10,57%, tahun 2018 sampai tahun 2019 Liabilitas keuangan untuk pelaksanaan
Kebijakan Moneter mengalami peningkatan sebesar 0,94%.. Pada tahun 2019 sampai dengan
tahun 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 0,75%. Tahun 2017 sampai dengan tahun 2018
mengalami penurunan yang besar dibandingkan tahun sebelumnya karna perbandingan Surat
Berharga yang Diterbitkan dan Utang Dalam Rupiah lebih besar di tahun 2017 dibandikan di
tahun 2018.

✓ Alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan internasional


Alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan internasional dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2020 kita dapat melihat perincian dari data table diatas, dimana tahun 2017 sampai
tahun 2018 Alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan internasional mengalami
peningkatan sebesar 0,96%, tahun 2018 sampai tahun 2019 Alokasi hak tarik khusus dari
lembaga keuangan internasional mengalami penurunan sebesar 1,05%.. Pada tahun 2019 sampai
dengan tahun 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 0,95%. Tahun 2018 sampai dengan
tahun 2019 mengalami penurunan yang besar dibandingkan tahun sebelumnya karna
perbandingan saldo Alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan internasional lebih besar di
tahun 2018 dibandikan di tahun 2019.
✓ Liabilitas keuangan kepada pemerintah
Liabilitas keuangan kepada pemerintah dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 kita
dapat melihat perincian dari data table diatas, dimana tahun 2017 sampai tahun 2018 Liabilitas
keuangan kepada pemerintah mengalami peningkatan sebesar 0,90%, tahun 2018 sampai tahun
2019 Liabilitas keuangan kepada pemerintah mengalami penurunan sebesar 1,08%.. Pada tahun
2019 sampai dengan tahun 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 0,52%. Tahun 2018
sampai dengan tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karna
Pinjaman dari Pemerintah di tahun 2018 ada dan di tahun 2019 saldo ya nol.
✓ Kewajiban non kebijakan
Kewajiban non kebijakan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 kita dapat melihat
perincian dari data table diatas, dimana tahun 2017 sampai tahun 2018 Kewajiban non kebijakan
mengalami peningkatan sebesar 0,39%, tahun 2018 sampai tahun 2019 Kewajiban non kebijakan
mengalami penurunan sebesar 6,37%.. Pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 juga
mengalami peningkatan sebesar 0,20%. Tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karna saldo kewajiban non kebijakan di tahun 2018
lebih besar daripada di tahun 2019.
✓ Selisih revaluasi
Selisih revaluasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 kita dapat melihat perincian dari
data table diatas, dimana tahun 2017 sampai tahun 2018 Selisih revaluasi mengalami
peningkatan sebesar 0,94%, tahun 2018 sampai tahun 2019 Selisih revaluasi mengalami
penurunan sebesar 1,21%.. Pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 juga mengalami
penurunan sebesar 0,53%. Tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya karna saldo selisih revaluasi di tahun 2018 lebih besar daripada
di tahun 2019.
C. Modal
Berikut perincian modal bank Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan 2020:
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
a. Modal
- Modal 3.726.349 3.726.349 3.726.349 3.726.349
- Revaluasi Aset Tetap 14.121.816 14.121.816 14.121.816 14.121.816
- Cadangan Umum 148.770.607 154.601.659 169.008.705 178.311.205
- 90% Surplus Tahun 4.749.209 43.214.374 30.015.427 23.656.705
Berjalan (setelah pajak)
Jumlah 171.367.981 215.664.198 216.872.297 219.816.075

modal dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 kita dapat melihat perincian dari data
table diatas, dimana tahun 2017 sampai tahun 2018 modal mengalami peningkatan sebesar
0,79%, tahun 2018 sampai tahun 2019 Selisih revaluasi mengalami peningkatan sebesar 0.99%..
Pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 juga mengalami peningkatan sebesar 0,99%.
D. Akumulasi Surplus/Defisit
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
1.Cadangan Umum Cadangan 148.770.607 154.601.659 169.008.705 178.311.205
2.Tujuan Surplus (Defisit) 24.801.412 24.247.259 27.764.276 30.330.641
3.Tahun Berjalan 5.276.899 48.015.971 33.350.475 26.285.228
Jumlah Akumulasi
178.848.918 226.864.889 230.123.456 234.927.074
Surplus/Defisit
Peningkatan Cadangan Umum sebesar Rp5.831.052 juta antara lain karena adanya alokasi
surplus Bank Indonesia tahun 2017 sebesar Rp4.749.209 juta dan penggunaan Cadangan Tujuan
sebesar Rp1.081.843 juta. Penurunan Cadangan Tujuan sebesar Rp554.153 juta antara lain
karena adanya penggunaan Cadangan Tujuan periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2018 sebesar
Rp1.081.843 juta. Di sisi lain terdapat alokasi surplus Bank Indonesia tahun 2017.
sebesar Rp527.690 juta. Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia sebesar
Rp35.597 juta. Peningkatan Cadangan Umum sebesar Rp14.407.046 juta antara lain karena
adanya alokasi surplus Bank Indonesia tahun 2018 sebesar Rp13.122.466 juta dan penggunaan
Cadangan Tujuan sebesar Rp1.284.580 juta. Peningkatan Cadangan Tujuan sebesar Rp3.517.017
juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank Indonesia tahun 2018 sebesar Rp4.801.597
juta.
Di sisi lain terdapat penggunaan Cadangan Tujuan periode 1 Januari s.d. Pengembangan
Organisasi dan Sumber Daya Manusia sebesar Rp288.643 juta. Peningkatan Cadangan Umum
sebesar Rp9.302.500 juta antara lain karena adanya alokasi surplus Bank Indonesia tahun 2019
sebesar Rp8.533.818 juta dan penggunaan Cadangan Tujuan sebesar Rp768.682 juta.Penggunaan
Cadangan Tujuan terdiri dariPembaruan/penggantian aset tetap sebesar Rp642.101 juta.
➢ Perincian laporan Rugi/Laba
a. Beban
Berikut rincin mengenai beban selama tahun 2017 sampai dengan tahun 2020:
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
1.Pelaksanaan Kebijakan 26.782.026 23.004.902 23.780.113 26.840.373
Moneter
2.PengelolaanSistemPembayaran 3.474.070 4.652.440 3.690.294
4.599.834
3. Pengaturan dan Pengawasan 165.297 257.010 414.691
174.810

Makroprudensial

4.Remunerasikepada Pemerintah 5.464.668 7.060.217 10.608.830


4.607.274
5.Beban Umum dan Lainnya
8.938.331 10.830.073 11.185.346
8.570.463
Total Beban
41.047.268 46.579.853 52.739.534
44.734.407

Kita dapat melihat perincian beban dari tahun 2017 sampai dengan 2020, dimana jumlah

beban yang paling banyak yaitu di tahun 2020, ini diakibatkan karna jumlah pengaturan dan
pengawasan makroprudensial, remunerasi kepada pemerintah, remunerasi kepada pemerintah

dan beban umum dan lain nya meningkat dari tahun-tahun sebelumya.

b. Pendapatan
Berikut perincian pendapatan bank Indonesia selama tahun 2017 sampai dengan tahun

2020: kita dapat melihat perincian dari tahun pertahun sehingga kita dapat meghitung berapa

keuntungan yang diperoleh oleh bank Indonesia dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020, dan

kita dapat menghitung persentasi laba dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020.

Tahun Tahun Tahun Tahun


2017 2018 2019 2020
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
1.PelaksanaanKebijakan Moneter. 51.622.000 104.645.786 90.156.500 85.742.741
401.525 388.538 373.570 236.985
2.PengelolaanSistemPembayaran
206 6.434 7.162
3.PengaturandanPengawasan 1.807

Makroprudensial

4.PendapatandariPenyediaanPendanaan 201.343 189.955 147.861


114.528
5. Pendapatan Lainnya 227.649 638.538 1.118.500 909.216
Total Penghasilan 52.452.723 105.869.251 91.803.593 87.005.277

Pengahasilan paling besar yaitu di tahun 2018 ini diakibatkan karna penghasilan dari

pelaksanaan kebijakan moneter lebih banyak dari tahun- tahun sebelumnya maupun tahun

selanjutnya. Perlu kita ketahui semakin besar pendapatan dan beban semakin kecil maka laba

yang diperoleh semakin besar.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang

dimaksud dengan bank adalah «badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Secara umum, laporan keuangan adalah laporan yang mencakup catatan uang dan

transaksi yang terjadi dalam bisnis, termasuk transaksi jual beli dan transaksi lain dengan nilai

ekonomi dan moneter.

B. Saran
Dalam pembuatan suatu laporan keuangan bank harus memenuhi PSAK. Sementara data

– data yang diambil atau yang disediakan harus sesuai denga faktaya, supaya karyawan yang

bekerja pada bidang tersebut dapat mengerjakan laporan tersebut dengan baik dan benar,

sehingga perusahaan mengetahui laba rugi, dan kondisi perusahaan. Marilah kita membuat suatu

laporan keuangan suatu usaha kita, supaya kita bisa melihat perkembangan dari setiap segi

usaha.

Anda mungkin juga menyukai