NPM :201003023
Aset
1.Emas
Dari laporan keuangan pada tahun 2017 dapat kita lihat emas 31 Desember 2017 ke 31 Desember
2018 mengalami kenaikan sebesar Rp.1.346.985
2.3 surat tagihan dalam valuta asing 31 Desember ke 31 Desember 2018 mengalami kenaikan
sebesar Rp.79.024.621
4.Tagihan
5.2 Aset keuangan non kebijakan lainnya mengalami peningkatan sebesar Rp.3.168.830
5.3 Aset tetap dan lainnya juga mengalami peningkatan sebesar Rp.12.644.761
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan dari tahun 2017 ke tahun 2018 aset mengalami peningkatan
sebesar Rp.89.376.974
• Liabilitas Hutang
2.2 Surat berharga yang diterbitkan dan utang dalam rupiah mengalami penurunan
sebesar Rp.83.902.863
2.3 Surat berharga yang diterbitkan dan utang berbasis syariah dalam rupiah
mengalami kenaikan sebesar Rp.1.973.470
2.4 Surat berharga yang diterbitkan dan utang dalam valuta asing mengalami kenaikan
sebesar Rp.5.187.529
2.5 Surat berharga yang diterbitkan dan utang berbasis syariah dalam valuta asing juga
mengalami kenaikan sebesar Rp.414.122
3. Alokasi hak tarik khusus dari lembaga keuangan internasional mengalami kenaikan sebesar
Rp.1.767.323
8. Akumulasi surplus(defisit)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan total liabilitas mengalami kenaikan sebesar Rp.89.376.974
Laporan Surplus Defisit
Penghasilan
Penghasilan pengelolaan sistem pemabayaran per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp388.538
dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp401.525.Penurunan ini karena penurunan nilai sistem
pembayaran tunai dan sistem pemabyaran non tunai (pendapatan jasa pengelolaan rekening).
Penghasilan pengaturan dan pengawasan makroprudensial per tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp705juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp206juta.
Pendapatan dari penyediaan pendanaan per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp189.954juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp201.343juta. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai
pendapatan bunga dari surat utang dan pendapatan bunga dari kredit yang diberikan kepada bank
sebelum tahun1999.
Pendapatan lainnya per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp287.099juta dan per tanggal 31
Desember 2017 sebesar Rp227.649juta.
Beban
Beban pelaksanaan kebijakan moneter per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp22.979.475juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp26.782.026juta. Penurunan ini disebabkan oleh
menurunnya beban Bunga (sertifikat bank Indonesia, sertifikat deposito bank Indonesia,
penempatan berjangka pada rupiah dan valuta asing,liabilitas kepada bank, pinjaman luar negeri,
jasa giro bank rupiah) dan beban imbalan (sertifikat bank Indonesia syariah, fasilitas simpanan bank
indonesia syariah).
Beban pengelolaan pembayaran per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp3.475.232juta dan per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp4.599.834juta. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya nilai
perencanaan, pengadaan dan pencetakan uang.
Beban pengaturan dan pengawasan makroprudensial per tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp189.562juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp174.810juta. (tidak ada keterangan)
Beban Remunerasi kepada Pemerintah per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp5.464.668juta dan
per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp4.607.274juta. (tidak ada keterangan)
Beban umum dan lainnya per tanggal 31 Desember 2018 sebesar Rp8.938.331juta dan per tanggal
31 Desember 2017 sebesar Rp8.570.463juta. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan nilai pada SDM,
Logistik dan Organisasi sebesar Rp299.031juta serta kenaikan nilai pada beban lainnya sebesar
Rp68.837juta.
Jadi, surplus (defisit) sebelum dikenakan pajak per tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp64.821.983juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp7.718.316juta.
Pajak yang dikenakan untuk tahun 2018 sebesar Rp16.806.012 dan untuk tahun 2017 dikenakan
sebesar Rp2.441.417.
Jadi, surplus (defisit) setelah dikenakan pajak per tanggal 31 Desember 2018 sebesar
Rp48.015.971juta dan per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp5.276.899juta.
II. Analisis Perbandingan Laporan Posisi Keuangan Bank Indonesia Per 31 Desember 2019-2020
• Aset
2.1 surat berharga tagihan dalam rupiah mengalami kenaikan sebesar Rp.573.437.282
2.2 surat berharga dan berbasis syariah dalam rupiah mengalami kenaikan sebesar
Rp.3.2015.520
2.3 surat berharga dalam valuta asing mengalami kenaikan sebesar Rp.106.185.275
3. Hak tarik khusus dilembaga keuangan internasional mengalami kenaikan sebesar Rp.2.082.524
4. Tagihan meliputi
5.2 aset keuangan non kebijakan keuangan lainnya mengalami penurunan sebesar
Rp.309.571
Jadi total aset periode 31 Desember 2019 ke 31 Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar
Rp.693.502.811
• Liabilitas
1. Uang dalam peredaran mengalami kenaikan sebesar Rp.105.144.080
2.2 Surat berharga yang diterbitkan dan utang dalam rupiah mengalami kenaikan
sebesar Rp.351.644.619
2.3 Surat berharga yang diterbitkan dalam berbasis syariah dalam rupiah mengalami
kenaikan sebesar Rp.15.507.150
2.4 Surat berharga yang diterbitkan dan utang dalam valuta asing mengalami kenaikan
sebesar Rp.62.819.640
2.5 Surat berharga yang diterbitkan dan utang berbasis syariah dalam valuta asing
mengalami kenaikan sebesar Rp.5.692.112
3. Alokasi hak tarik khusus dalam lembaga keuangan internasional mengalami kenaikan
sebesar Rp.2.163.213
8. Akumulasi surplus(defisit)meliputi
Jadi total liabilitas per 31 Desember 2019 ke 31 Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar
Rp.693.502.811
I. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan per 31 Desember 2019 -2020
1.5 Selisih kurs transaksi valuta asing mengalami peningkatan sebesar Rp.37.973 1.6
4.2 Beban kontribusi surat berharga negara pemulihan ekonomi nasional pablick goods
mengalami kenaikan sebesar Rp.3.208.987
4.3 Beban kontribusi surat berharga negara pemulihan ekonomi nasional non publik
goods mengalami kenaikan sebesar Rp.197.310