Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Vektor adalah artropoda yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi


sumber penular penyakit, binatang Pembawa Penyakit adalah binatang selain artropoda
yang dapat menularkan, memindahkan, dan/atau menjadi sumber penular penyakit.
Bioekologi adalah siklus hidup, morfologi, anatomi, perilaku, kepadatan, habitat
perkembangbiakan, serta musuh alami Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit. Adapun
peraturan yang membahas tentang pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit
yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/Per/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor perlu disesuaikan dengan kebutuhan program dan perkembangan
hukum.
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit yang diatur dalam peraturan ini adalah
nyamuk Anopheles sp., nyamuk Aedes, nyamuk Culex sp., nyamuk Mansonia sp., kecoa,
lalat, pinjal, tikus, dan keong Oncomelania hupensis lindoensis.
Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit adalah upaya pencegahan
dan pengendalian mengenai populasi serangga, tikus, dan binatang pembawa penyakit
lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi media penularan penyakit.
Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan vektor dan binatang pembawa
penyakit sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai
standar baku mutu dan persyaratan kesehatan vektor dan binatang pembawa penyakit.

Tabel Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Vektor


No Vektor Parameter Satuan Ukur Nilai Baku
mutu
1 Nyamuk MBR (Man biting rate) Angka gigitan nyamuk per <0,025
Anopheles sp orang per malam
2 Larva Anopheles Indeks habitat Persentase habitat <1
sp perkembangbiakan yang
positif larva
3 Nyamuk Aedes Angka Istirahat Angka kepadatan nyamuk <0,025
aegypti dan/atau (Resting rate) istirahat (resting) per jam
Aedes albopictus
4 Larva Aedes ABJ (Angka Bebas Persentase rumah/ ≥95
aegypti dan/atau Jentik) bangunan yang negatif
Aedes albopictus larva

4 Nyamuk Culex sp. MHD (Man Hour Angka nyamuk yang <1
Density) hinggap per orang per jam
5 Larva Culex sp. Indeks habitat Persentase habitat <5
perkembangbiakan yang
positif larva
6 Mansonia sp. MHD (Man Hour Angka nyamuk yang <5
Density) hinggap per orang per jam
7 Pinjal Indeks Pinjal Khusus Jumlah pinjal Xenopsylla <1
cheopis dibagi dengan
jumlah tikus yang diperiksa
8 Lalat Indeks Populasi Lalat Angka rata-rata populasi <2
lalat
9 Kecoa Indeks Populasi Kecoa Angka rata-rata populasi <2
kecoa

D. Indikator Bebas Vektor di Rumah Sakit

Indikator bebas vektor di rumah sakit, yaitu:


1. Angka kepadatan vektor
a. Nyamuk Anopheles sp. MBR (Man biting rate) <0,025
b. Larva Anopheles sp. indeks habitat <1
c. Nyamuk Aedes aegypti dan/atau Aedes albopictus Angka Istirahat (Resting rate)
<0,025
d. Larva Aedes aegypti dan /atau ABJ (Angka Bebas Jentik) ≥95
e. Larva Aedes aegypti indeks container 0
f. Nyamuk Culex sp. MHD (Man Hour Density) <1
g. Larva Culex sp. indeks habitat <5
h. Mansonia sp., MHD (Man Hour Density) <5
i. Pinjal, Indeks Pinjal Khusus <1
j. Lalat, Indeks Populasi Lalat <2
k. Kecoa, Indeks Populasi Kecoa <2
2. Angka kepadatan untuk binatang pembawa penyakit
a. Tikus Success trapnya <1
Daftar Pustaka

Menkes RI. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan No. 07 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan No. 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya.

Anda mungkin juga menyukai