PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi asam basa merupakan salah satu topik pembelajaran penting
dalam ilmu kimia. Di dalam laboratorium, pengukuran keasaman dan kebasaan
suatu larutan digunakan indikator. Indikator merupakan suatu zat yang
memberikan perubahan warna saat ditambahkan pada suatu larutan asam dan atau
larutan basa. Selain menggunakan lakmus, digunakan pula indikator buatan yang
bersifat stabil. Indikator buatan yang banyak digunakan contohnya adalah
fenolftalein yang bekerja pada pH basa dan metil merah yang bekerja pada pH
asam. Sekalipun indikator buatan ini bersifat stabil, sumber indikator ini
mememiliki beberapa kekurangan yaitu keterbatasan penyediaanya (availability),
mahal (high cost), serta menimbulkan polusi bagi lingkungan. Dalam kegiatan
praktikum mahasiswa di laboratorium, penggunaan indikator asam basa buatan
dalam topik praktikum asam basa atau praktikum lain yang berkaitan dengannya,
menjadikan ruang gerak keterampilan yang sempit bagi mahasiswa yang
membatasi mereka hanya pada bahan jadi. Selain itu, limbah akibat penggunaan
indikator asam basa buatan ini perlu melalui perlakuan khusus karena umumnya
bersifat berbahaya bagi lingkungan. Ketaktersediaan instalasi pengolahan air
limbah (IPAL) pada laboratorium kampus menjadi salah satu penyebab
terkontaminasinya lingkungan dengan polusi yang ditimbulkan oleh pembuangan
sembarangan limbah kimia berbahaya. Berdasarkan uraian di atas, pencarian
terhadap sumber indikator alami, yang banyak terdapat di lingkungan sekitar,
murah, dengan teknik pembuatan yang sederhana dan ramah lingkungan menjadi
solusi tepat mengatasi keterbatasan indikator buatan dijelaskan bahwa indikator
alam berasal dari tanam-tanaman. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk
menguji beberapa tanaman yang diduga berpotensi sebagai indikator asam-basa.
Tanaman yang dipilih umumnya memiliki pigmen warna atau antosianin Bagian
tanaman yang digunakan umumnya berupa daun, rimpang, buah dan bunga. (Nur
R adawiah, 2018)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan titrasi asam dan basa ?
2. Bagaimana proses pengujian pada titrasi asam dan basa ?
3. Berapa kadar suatu sampel dengan menggunakan metode titrasi asam basa ?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa terampil dalam melakukan titrasi asam basa
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pada titrasi asam basa
3. Mahasiswa mapu menghilangkan kadar suatu sampel dengan cara titrasi asam
basa.
D. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat lebih
memahami dan mengerti cara titrasi asam basa yang benar serta dapat menghitung
kadar suatu sampel dengan metode titrasi asam basa.
E. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip pada percobaan ini adalah dilakukan percobaan dengan
menggunakan metode titrasi netralisasi asam dan basa, dimana larutan baku yang
digunakan pada titrasi netralisasi adalah asam kuat atau basa kuat, karena zat-zat
tersebut bereaksi lebih sempurna dengan analit dibandingkan dengan jika dipakai
asam atau basa yang lebih lemah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Ringkas
Titrasi asam basa adalah kegiatan laboratorium yang umum dilakukan
di kursus kimia. Titrasi asam-basa adalah eksperimen umum yang dilakukan oleh
siswa di kelas pengantar kimia. Topik tersebut telah menjadi komponen reguler
dari kurikulum pengantar kimia selama beberapa dekade, dan mendapat cakupan
luas dalam teks pengantar dan manual laboratorium terkait. Titrasi yang paling
sering dilakukan melibatkan netralisasi asam kuat dengan basa kuat. (Keith, 2016)
Titrasi adalah proses untuk memastikan volume yang tepat dari satu
larutan yang secara kimiawi ekivalen dengan jumlah tertentu dari zat lain, baik
larutan lain atau sejumlah bahan padat yang dilarutkan dalam pelarut. Peralatan
yang biasanya digunakan dalam titrasi adalah buret jika larutan asam dititrasi
dengan larutan basa, titik ekivalen, titik di mana jumlah asam & basa yang
ekuivalen secara kimiawi telah dicampur, dapat ditemukan dengan menggunakan
indikator. Hal ini memungkinkan dilakukannya analisis kuantitatif dari
konsentrasi larutan asam atau basa yang tidak diketahui. Indikator sintetis
memiliki kelemahan tertentu seperti biaya tinggi, ketersediaan & pencemaran
bahan kimia sehingga indikator alam yang diperoleh dari berbagai bagian tanaman
seperti bunga, buah, daun dll akan lebih menguntungkan. Semua indikator pH,
seperti kertas lakmus, berubah warna tergantung pada apakah mereka
menyumbangkan atau menerima proton, (asam adalah donor proton & basa adalah
akseptor proton). Oleh karena itu, indikator pH itu sendiri adalah asam atau basa.
Indikator bekerja karena merupakan asam lemah yang, jika berada dalam larutan,
berada dalam kesetimbangan dengan basa. Ada berbagai senyawa organik &
anorganik yang bertanggung jawab atas warna alami. (Abhyangshree, dkk, 2016)
Dalam titrasi asam basa, asam dititrasi dengan basa, dan sebaliknya.
Mereka juga disebut sebagai reaksi netralisasi, dengan titik ekivalen terdeteksi
baik dengan menggunakan indikator warna atau secara potensiometri dengan
elektroda kaca. Mereka menggunakan indikator warna untuk mendeteksi titik
akhir asam-reaksi netralisasi dasar. Indikator warna menunjukkan perubahan
warna yang tajam, sebagai respons terhadap perubahan pH dalam reaksi titrasi
asam-basa. Sebagian besar indikator adalah asam organik lemah atau pewarna
basa yang menerima atau menyumbangkan elektron. (Emmanuel, dkk, 2019)
B. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan baku Asam Oksalat (C2H2O4) 0,05 N
Zat baku primer Asam Oksalat (C2H2O4) digunakan untuk
membekukan larutan Natrium Hidroksida (NaOH), pada alkalimetri dengan
melarutkan Kalium Permanganat (KMNO4) pada oksidimetri dalam
alkalimetri 1 mol Asam Oksalat (C2H2O4) setara dengan 2 mol Natrium
Hidroksida (NaOH) untuk membuat 100 ml Asam Oksalat (C2H2O4) 0,05 N.
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang Asam
Oksalat (C2H2O4) dengan timbangan analitik sebanyak 0,45 gr dan dilarutkan
di dalam labu ukur 100 ml, larutan ini siap digunakan untuk membekukan
larutan baku Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N.
2. Pembuatan larutan baku larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan ditimbang (NaOH)
5 gr pada gelas arloji, larutkan kedala 1 liter Aquades (H 2O) yang di didihkan
sambil di aduk kemudian masukkan kedalam botol pereaksi.
3. Menentukan Molaritas NaOH 0,1 N dengan larutan baku Asam Oksalat
(C2H2O4) 0,05 N
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan masukkan 25 ml
larutan Asam Oksalat (C2H2O4) 0,05 N menggunakan pipet volume kedalam
erlenmeyer 250 ml kemudian tambahkan 2 tetes Indikator PP, titrasi dengan
larutan Natrium Hidroksida (NaOH) sampai berubah warna, ulangi titrasi
sebanyak 3 kali.
4. Menentukan Molaritas larutan Asam Klorida (HCl) dengan larutan baku
Natrium Hidroksida (NaOH)
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, pipet larutan HCl
10 ml menggunakan pipet volume kedalam erlenmeyer, tambahkan 2 tetes
Indikator PP kemudian titrasi dengan larutan Natrium Hidroksid (NaOH)
sampai larutan berubah warna, ulangi percobaan 3 kali.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tabel Pengamatan
A. Menentukan Molaritas Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N dengan larutan
baku Asam Oksalat (C2H2O4) 0,05 N
VOLUME
NO ERLEMEYER SAMPEL TITRAT
TITRASI
b. Erlenmeyer II
M H2C204 X Vol. H2C204 = M NaOH X Vol. NaOH
0,05 M X 25 ml = M NaOH X 1,3 ml
M NaOH = 0,05 M X 25 ml
1,3 ml
M NaOH = 0,9615 M
c. Erlenmeyer III
M H2C204 X Vol. H2C204 = M NaOH X Vol. NaOH
0,05 M X 25 ml = M NaOH X 1,5 ml
M NaOH = 0,05 M X 25 ml
1,5 ml
M NaOH = 0,8333 M
b. Erlenmeyer II
M HCl X Vol. HCl = M NaOH X Vol. NaOH
M HCl X 25 ml = 0,1 M X 1,3 ml
M HCl = 0,1 M X 1,3 ml
25 ml
M NaOH = 0,0052 M
c. Erlenmeyer III
M HCl X Vol. HCl = M NaOH X Vol. NaOH
M HCl X 25 ml = 0,1 M X 1,1 ml
M HCl = 0,1 M X 1,1 ml
25 ml
M NaOH = 0,0044 M
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan pada penentuan molaritas NaOH
0,1 N dengan larutan baku primer Asam Oksalat (C2H2O4) diperoleh hasil
0,9454 M, sedangkan pada penentuan molaritas larutan Asam Klorida (HCl)
dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) diperoleh konsentrasi 0,0048 M
.
B. Saran
Kami selaku praktikan mengharapkan bimbingan serta arahan dari para
asisten dalam penyusunan laporan maupun pada saat berjalannya praktikum.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Pembuatan larutan baku Asam Oksalat (C2H2O4) 0,05 N