Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“FARMAKOLOGI & TOKSIKOLOGI”

DISUSUN OLEH :
ALQHARISA MUTMAINNAH
NIM 518011370
KELAS B

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR


TA 2020 / 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 18 November 2020

Penyusun
Daftar isi

Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................................
BAB I Pendahuluan .....................................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................
BAB II Pembahasan ......................................................................................................
A. Toksisitas ............................................................................................................
B. Postulat Paraselcul ..............................................................................................
C. LD50 ...................................................................................................................
D. Rating Toksisitas ................................................................................................
E. Resume beda efek terapi dan toksisitas ...............................................................
BAB III Penutup ............................................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................................
B. Saran ....................................................................................................................
Daftar Pustaka ................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Farmakologi
bersaral dari kata “pharmacon” (obat) dan “logos” (ilmu pengetahuan). Farmakologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang meliputi:
sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi,
mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat
untuk terapi dan tujuan lain.
Dewasa ini didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme
hidup serta segala aspek interaksi mereka.Atau Ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan
organisme hidup
Toksikologi
Ilmu yang mempelajari keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang digunakan dalam rumah
tangga, industri, maupun lingkungan hidup lain. Dalam cabang ini juga dipelajari cara
pencegahan, pengenalan dan penanggulangan kasus-kasus keracunan

B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:
a. Apa pengertian Toksisitas
b. Apa pengertian Postulat Paracelcul
c. Apa yang dimaksud LD50
d. Bagaimana Rating Toksisitas
e. Bagaimana beda efek terapi dan toksisitas

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui dan memahami toksisitas
b. Mengetahui dan memahami Postulat Paracelcul
c. Mengetahui dan memahami LD50
d. Mengetahui Rating toksisitas
e. Mengetahui dan memahami beda efek terapi dan toksisitas
BAB II
PEMBAHASAN
a. Toksisitas
adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap organisme. Toksisitas dapat
mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme, seperti hewan, bakteri, atau tumbuhan,
dan efek terhadap substruktur organisme, seperti sel (sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti
hati (hepatotoksisitas). Secara metafora, kata ini bisa dipakai untuk menjelaskan dampak
beracun pada kelompok yang lebih besar atau rumit, seperti keluarga atau masyarakat.
Konsep utama toksikologi adalah bahwa dampaknya bersifat tergantung pada dosis. Air saja
bisa mengakibatkan keracunan air jika dikonsumsi terlalu banyak, sementara zat yang sangat
beracun seperti bisa ular memiliki titik rendah tertentu yang bersifat tidak beracun. Toksisitas
juga tergantung pada spesies, sehingga analisis lintas spesies agak bermasalah jika dilakukan.
Paradigma dan standar baru sedang berusaha melompati pengujian hewan, tetapi tetap
mempertahankan konsep akhir toksisitas.

Jenis toksisitas
Umumnya ada tiga jenis zat beracun, yaitu kimia, biologi, dan fisika:
• Zat beracun kimiawi meliputi zat-zat inorganik seperti timah, merkuri, asbestos, asam
hidrofluorat, dan gas klorin, serta zat-zat organik seperti metil alkohol, sebagian besar
obat-obatan, dan racun dari makhluk hidup.
• Zat beracun biologis meliputi bakteri dan virus yang dapat menciptakan penyakit di
dalam organisme hidup. Toksisitas biologis sulit diukur karena "batas dosis"-nya bisa
berupa satu organisme tunggal. Secara teori, satu virus, bakteri, atau cacing dapat
bereproduksi dan mengakibatkan infeksi parah. Akan tetapi, di dalam inang yang
memiliki sistem kekebalan tetap, toksisitas yang tertanam di dalam organisme
diseimbangkan oleh kemampuan inang untuk melawan balik; toksisitas yang efektif
adalah gabungan dari kedua belah hubungan tersebut. Keadaan sejenis juga dapat
terjadi pada beberapa jenis agen beracun lainnya.
• Zat beracun fisik adalah zat-zat yang karena sifat alamiahnya mampu mengganggu
proses biologis. Misalnya, debu batu bara dan serat asbestos yang dapat mematikan
jika dihirup.
b. Postulat Paracelcul

Postulat berasal dari bahasa Latin yaitu postulatum dan postulare yang artinya meminta dan
menuntut.[1] Istilah postulat biasanya digunakan untuk menunjukkan proposisi yang
merupakan titik tolak pencarian yang bukan definisi atau pengandaiaan sementara. Postulat
tidak juga sedemikian pasti sehingga dapat diangkat sebagai aksioma. Proposisi itu
ditentukan sebagai benar dan digunakan tanpa pembuktian. Dengan kata lain, postulat juga
termasuk dalam salah satu dari kelompok istilah yang saling berkaitan, termasuk definisi,
asumsi, hipotesis, dan aksioma. Hal ini dapat dirinci dengan penjelasan sebagai berikut:

• Pernyataan yang dibutuhkan sebagai suatu asumsi atau yang ditegaskan, tanpa bukti
atau sebagai jelas secara sendirinya, biasanya dalam konteks sistem logika atau
matematika formal.
• Pernyataan yang diterima sebagai benar tanpa sendiri memiliki bukti logis bagi
kebenarannya dan yang digunakan untuk menurunkan pernyataan lain yang
membentuk sistem analisis logis atau logiko empiris yang koherenen.
• Asumsi, perkiraan, atau hipotesis yang diakui atau ditetapkan sedemikian rupa
sehingga suatu studi bisa dilaksanakan secara sistematis.

Paracelsus
(1493-1541) ”semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan racun, hanya
dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”
Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan,
maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya.
• Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
• Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
• Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
• Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
• Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
• Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol

c. LD50

Merujuk pada postulat yang diungkapkan oleh seorang ahli fisika sekaligus filsuf, Paracelsus
yang hidup antara tahun 1493-1541 M di awal ketika toksikologi baru berkembang, saya akan
menjelaskan tentang LD50. Postulat Paracelcus yang terkenal itu berbunyi: “Semua zat
adalah racun. Dosis yang tepat membedakan racun dari penawar. Dosislah yang
menentukan racun atau tidak.”
LD50 adalah Lethal Dose 50% of Responses. Artinya, dosis suatu zat pada LD50 dapat
memberikan respons kematian sebanyak 50% dari total orang yang mengonsumsinya.
Sederhananya, sebagai contoh, kafein (kafein murni lho, ya, bedakan dengan kopi) memiliki
LD50 200 mg/kg. Artinya dosis 200 mg/kg itu sangat mematikan bagi 50% orang yang
mengonsumsi kafein tersebut. 200 mg kan sedikit, PAK? Iya, memang. Tapi satuan untuk
dosis adalah mg/kg. Jadi, seseorang dengan BB 50 kg kemungkinan (probability 50%) akan
mati jika mengonsumsi kafein sebanyak 10 g (50 kg (weight) x 200 mg/kg (dose) = 10.000
mg –> 10 g). Untuk dosis mematikan masing-masing orang, kalikan sendiri dengan berat
badan kalian.

d. Rating Toksisitas
Rating toksisitas dapat dinyatakan dengan angka 1-6 ataupun berbeda-beda tergantung literatur
yang digunakan (Sax, 1957 dan Ottoboni dl. Ruchirawat,1996), seperti tampak pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Rating Toksisitas

Taraf LD50 (mg/kg BB), LD50 (mg/kg BB),


BB = 70 kg BB = 10 kg, anak

6 = supertoksik < 5, terasa, < 7 tetes < 1 tetes


5 = extremely toxic 4 = 5-50, 7 tetes - 3/4 sendok teh 50- 1 tetes-1/8 s.teh 1/8
sangat toksik 500, 3/4 sendok teh-3 s.teh 500 - s.teh-1 s.teh
3 = moderately toxic 2 = 5000, 3-30 s.teh 1 s. teh-4 s. makan
slightly 5-15 gr, >30 s.teh (1 Ib) > 4 s.makan
1 = practically non toxic > 15 gr, > 1 qt

Rating toksisitas ini dapat digunakan untuk menilai taraf toksisitas suatu racun yang sedang
diuji-coba pada berbagai organisme. Tetapi toksisitas ini sangat beragam pada berbagai
organisme, tergantung dari berbagai faktor, antara lain: spesies uji, cara racun memasuki
tubuh/potal entri, frekuensi dan lamanya paparan, konsentrasi zat pemapar, bentuk, sifat
kimia/fisika zat pencemar, dan kerentanan berbagai spesies terhadap pencemar.
e. Resume Beda Efek Terapi dan Toksisitas

Seorang apoteker kandidat PhD dari the Lake Erie College of Osteopathic Medicine
(LECOM), USA, Shelby Leheny mencoba menjelaskan bahwa reaksi merugikan adalah
reaksi yang tidak diinginkan yang dihasilkan dari minum obat dengan benar.
Reaksi ini baik dapat menjadi reaksi tipe A atau reaksi tipe B. Reaksi Tipe A merupakan efek
samping yang dapat diprediksi yang umumnya tergantung dosis dan dapat ringan, sedang,
atau berat.
Reaksi tipe B benar-benar tak terduga dan tidak ada hubungannya dengan dosis. Reaksi
ini terjadi lebih sering dan dipengaruhi oleh faktor-faktor kerentanan pasien tertentu seperti
alergi obat dan intoleransi.
Seorang pasien mungkin mengalami peristiwa buruk karena kurangnya penyedia layanan
kesehatan tentang pengetahuan tentang obat dan obat mekanisme lengkap. Kejadian ini tidak
diharapkan baik oleh dokter atau pasien dan efek dapat dikurangi dengan menurunkan dosis
atau berhenti mengkonsumsi semua obatnya.
Sedangkan efek samping adalah efek yang tidak diinginkan yang terjadi ketika obat diberikan
pada dosis tertentu. Tidak seperti reaksi merugikan, efek samping kebanyakan mampu
diramalkan oleh dokter, dan pasien diminta menyadari efek yang bisa terjadi saat terapi.
Beberapa obat bahkan digunakan karena efek samping mereka, salah satu contoh yaitu
penggunaan mirtazapine digunakan pada pasien anoreksia karena obat berpotensi
menyebabkan kenaikan berat badan. Efek samping dilacak dan diselidiki secara luas selama
uji klinis sebelum memasuki pasar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada
system biologis.

Toksikologi adalah lmu yang mempelajari keracunan zat kimia termasuk obat, zat yang
digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup lain. Dalam cabang
ini juga dipelajari cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan kasus-kasus
keracunan

B. Saran

Obat adalah substansi yang digunakan untuk merubah atau menyelidiki sistem fisiologi
atau patologi untuk keuntungan si penerimanya.
Daftar Pustaka

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-farmakologi-ilmu-tentang-segala-hal-yang-
berkaitan-dengan-obat
https://www.scribd.com/document/361643925/MAKALAH-FARMAKOLOGI-
TOKSIKOLOGI
https://www.coursehero.com/file/62094823/MAKALAH-FARMAKOLOGI-
TOKSIKOLOGIdocx/

Anda mungkin juga menyukai