dinamis dalam upaya meningkatkan produksi tanaman dan pendapatan petani melalui perakitan Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>85%). Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari Pengendalian OPT secara terpadu tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan produktivitas kedelai tetapi juga melestarikan lingkungan. komponen teknologi secara partisipatif bersama benih berlabel yang sudah lulus proses sertifikasi. Tahapan pelaksanaan pengendalian hama terpadu Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat sbb: KOMPONEN TEKNOLOGI dengan akar yang banyak dan akan menghasilkan Identifikasi jenis dan penghitungan kepadatan
K omponen teknologi yang diterapkan dalam PTT
Kedelai dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat tanaman yang sehat, pertumbuhan lebih cepat dan seragam. 3. Pembuatan saluran drainase populasi hama. Menentukan tingkat kerusakan tanaman akibat hama. Taktik dan teknik pengendalian: (1) Mengusahakan dianjur kan untuk dite rapkan di s emua ar eal tanaman selalu sehat, (2) Pengendalian secara Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup dan pertanaman kedelai. Penerapan komponen pilihan tidak menghendaki kelebihan air/tanah becek selama hayati, (3) Penggunaan varie tas tahan, (4) di ses uaika n denga n kondi si, k emaua n, dan Pengendalian secara fisik dan mekanis, (5) pertumbuhannya. Saluran drainase diperlukan untuk Penggunaan feromon, (7) Penggunaan pestisida mengalirkan air ke areal pertanaman guna menjaga kimia. KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR kele mba ban t anah optima l dan me ngal irkan Hama utama kedelai yang harus diwaspadai dan kelebihan air pada saat hujan. dikendalikan adalah: lalat bibit (Ophiomyia 1. Varietas unggul baru Jarak antar saluran ditentukan oleh jenis tanah, phaseoli), penghisap polong (Riptortus linearis), Tabel VUB Kedelai umumnya 225 cm dengan lebar dan kedalaman ulat grayak (Spodoptera litura), dan penggerek polong (Etiella zinckenella). sekitar 30 cm. Pada lahan kering, saluran drainase berfungsi sebagai pematus air pada saat hujan. Tahapan pelaksanaan pengendali an gulma terpadu sbb: Saluran drainase diperlukan untuk mengalirkan air Identifikasi jenis gulma: rumput, teki, atau daun ke areal pertanaman guna menjaga kelembaban lebar. tanah agar pertumbuhan tanaman kedelai optimal. Menentukan tingkat kepadatan gulma. 4. Pengaturan populasi tanaman Taktik dan teknik pengendalian: (1) Cara mekanis, Popul asi b er kisa r ant ara 350. 000-500.000 (2) Kultur teknis, (3) Kimiawi (Herbisida), (4) tanam an/ha, ke butuhan benih 40-60 kg/ha, KOMPONEN TEKNOLOGI PILIHAN bergantung pada ukuran biji. Tanam dengan cara ditugal, jarak tanam 40 cm antar baris, 10-15 cm 1. Penyiapan lahan dalam barisan, 2-3 biji per lubang. Pengolahan tanah tidak diperlukan jika kedelai Penanaman benih kedelai pada jarak tanam yang ditanam pada lahan sawah bekas tanaman padi, tepat akan menghasilkan jerami dapat digunakan sebagai mulsa. Mulsa popul asi tana man yang ber guna untuk me nj aga kel embaban ta nah, mengurangi serangan lalat bibit, dan menekan o pt i ma l b ag i up a ya pertumbuhan gulma. peningkatan hasil kedelai. Pada lahan kering, pengolahan tanah perlu optimal Pada musim hujan gunakan agar tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik. jarak tanam lebar (populasi Pengolahan ta na h di lakukan dua kal i yaitu s e d a n g) , p a d a mu s i m pembajakan dan penggaruan (perataan). Gulma atau 2. Pemupukan sesuai kebutuhan Lahan kering masam perlu diberi kapur pertanian Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, (dolomit atau kalsit) dengan takaran sebagai berikut: berikan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai - pH tanah 4,5-5,3 sebanyak 2,0 t kapur/ha. kebutuhan tanaman. Pupuk diberikan secara ditugal - pH tanah 5,3-5,5 sebanyak 1,0 t kapur/ha. di sebelah lubang tanam atau disebar merata pada - pH tanah 5,5-6,0 sebanyak 0,5 t kapur/ha. saat tanah masih lembab. Kedelai yang ditanam 5. Pengairan pada periode kritis setelah padi sawah umumnya tidak memerlukan Tanaman kedelai memerlukan air yang cukup banyak pupuk. selama pertumbuhannya. Pada kondisi kelebihan air Pengguna an pupuk hayati se perti bakter i dan kekeringan, tanaman tidak dapat tumbuh dengan penambat N2 (Rhizobium) disesuaikan dengan baik. kebutuhan, perhatikan waktu kadaluwarsa pupuk Per io de kr it is tana man ke del ai ter hada p hayati. kekeringan mulai pada saat pembentukan bunga PUTK (Perangkat Uji Tanah Ker ing) dapat hingga pengisian biji (fase reproduktif). digunakan sebag ai sala h s atu acuan dal am Pa da la han s awa h, pe ng ai ra n di be r ik an menetapkan takaran pupuk dan amelioran. secukupnya menjelang tanaman berbunga dan fase Tanaman kedelai memerlukan hara yang cukup pengisian polong. untuk dapat berproduksi tinggi, baik yang telah tersedia di tanah atau melalui pemupukan. 6. Panen dan pascapanen Panen dilakukan jika tanaman sudah masak, atau 3. Pemberian bahan organik 95% polong telah berwarna coklat dan daun Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran berwarna kuning. hewan, pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan Brangkasan kedelai segera dihamparkan dan unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cairan. Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Persyaratan teknis pupuk organik mengacu kepada Permentan No. 02/2006, kecuali diproduksi untuk keperluan sendiri. Pemberian pupuk organik dalam bentuk dan jumlah yang te pat be rper an penting untuk keberlanjutan sistem produksi kedelai. Kotoran sapi yang telah matang merupakan pupuk organik yang BPTP JAWA BARAT Jl. Kayuambon No. 80 Le mbang 40391 potensial digunakan pada tanaman kedelai T elp./Fax. : 022-2786238/2789846 4. Amelioran pada lahan kering masam Website : jabar.litbang.deptan.go.id
Penggunaan amelioran ditetapkan berdasarkan
tingkat kejenuhan Aluminium (Al) tanah dan kandungan bahan organik tanah. Kejenuhan Al Seri : Tanaman Pangan BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN memiliki hubungan yang kuat dengan tingkat Nomor : 03/Leaflet/APBN/2013/Titiek. M., Hendi S. kemasaman (pH) tanah. Sumber : Badan Litbang Pertanian. 2009. Pedoman (BPTP) JAWA BARAT Umum PTT Kedelai. 2013 Cetakan Ke 2/TA. 2013