Anda di halaman 1dari 7

Birthday

Karya: Jelly Manik

“Bukankah gerakan itu terlalu berbahaya?”, satu dari 7 pria itu menghentikan
pergerakannya. Anggota tertua diantara mereka sekaligus penari utama ikut menghentikan
pergerakan dengan tetesan keringat yang mengguyur wajah nya. Mereka mulai berlatih sejak 2
jam yang lalu tanpa adanya jeda. Sejak awal, jeyun merasa khawatir dengan bagian yang cukup
berbahaya yang akan dia lakukan bersama salah satu anggota. “Apa kamu berbicara tentang
gerakan menopang dibahu?”, Tanya sang anggota tertua dengan suara berhembus-hembus.
Menyadari situasi anggota yang lain berjalan menepi dan mencoba melakukan latihan kecil
mandiri dengan mendengarkan pembicaraan mereka berdua. “Ya, itu mungkin akan melukai
bahu juwon.” Ujar jeyun dengan napas putus-putus kelelahan. Anggota tertua itu melirik ke arah
juwon yang sedang melakukan latihan mandiri. “juwon, kemarilah.” Mendengar namanya
disebut, juwon si pria yang lebih muda ke dua berjalan menghampiri mereka. “Jeyun
mengkhwatirkanmu pada bagian dance break. Bahumu baik-baik saja?” ujar sang pria tertua
khawatir. Jeyun menatap gelisah kearah juwon yang juga terlihat kelelahan. “Maaf juwon, tadi
pergerakan ku salah. Apakah bahumu baik-baik saja?” lanjut jeyun. Juwon mengibaskan
rambutnya yang basah kebelakang sebelum memberikan jawabannya. “Aku baik-baik saja, itu
tidak terlalu buruk dan hanya perlu beberapa detik” juwon menggerak-gerakkan bahunya
memberi bukti atas jawabannya, “bang jeyun tidak perlu khawatir, gerakan itu harus kita lakukan
supaya para penggemar nantinya merasa puas” lanjut juwon menyambungkan jawabannya.
Anggota tertua pun mendekati jeyun dan menepuk bahunya lembut. “jangan terlalu cemas, mari
kita lakukan yang terbaik untuk 2 hari kedepan. Kalian melakukannya dengan sangat baik”ujar
sang anggota tertua.

Jeyun berjalan menuju kamar setelah menyegarkan tubuhnya. Sekarang sudah pukul 10
malam dan dia hendak mengistirahatkan tubuhnya. Setelah membaringkan tubuhnya di ranjang
bertingkat itu, jeyun membuka layar ponselnya sebelum benar-benar mengantuk.

 Pesan Baru (belum dibaca)


Nenek: “Cucuku lusa adalah hari ulang tahunmu, kamu ingin sesuatu?” -07.21

Setelah membaca isi pesan tersebut jeyun tersipu dan membalikkan tubuhnya menghadap
dinding. Jari jemarinya mulai bekerja dengan semangat.

“Nek, jeyun tidak mau apa-apa, jeyun hanya ingin bertemu nenek”

Setelah menekan tombol send, jeyun masih tidak dapat menghilangkan senyuman
diwajahnya. Hari yang melelahkan ditenangkan dengan pesan sang nenek kesayangan. “nenek
pasti sudah tidur bukan?” jeyun berbisik dengan dirinya sendiri. Ia menggulirkan pesan-pesan
lama bersama neneknya. Setiap hari nenek jey akan selalu mengirimkannya pesan untuk
menanyakan apa yang ia lakukan?, apakah ia sudah makan?, mengingatkannya untuk beristirahat
meskipun jeyun tidak dapat membalas dengan cepat sejak ia telah menjadi seorang idol yang
sangat sibuk. Dua hari setelah lusa adalah sebuah acara pertemuan mereka dengan para
penggemar, jeyun sangat ingin menunjukkan penampilan yang luar biasa untuk para penggemar
dan nenek tercinta.

Keesokan harinya, jeyun dengan 6 anggota lainnya kembali sibuk dengan persiapan
untuk acara mereka yang akan segera tiba. 8 dari 24 jam mereka habiskan untuk berlatih agar
penampilan mereka sempurna. Sebelum berkumpul diruang latihan, jeyun telah menerima
balasan dari neneknya.

 Nenek ~06.40

“Cucuku sayang, nenek sangat merindukanmu, nenek tidak sabar bertemu


denganmu besok. Kamu harus semangat hari ini, besok nenek akan memasak
untukmu.”

Baru saja bangun dari tidur, jeyun sudah tersenyum dengan pesan hangat dari sang nenek.
Jeyun hendak membalas namun anggota tertua memanggilnya agar segera bergegas untuk
berlatih. Jeyun memasukkan ponselnya dan pergi bersama anggota tertua. Begitulah awal pagi
yang ia lalui sebelum kembali fokus pada latihan-latihan hari ini.
“Hah, juwon sudah pukul berapa sekarang? aku tiba-tiba merindukan nenekku” ujar
jeyun beristirahat setelah 4 jam berlatih. Hidup seorang idol itu tidak seindah yang terlihat,
mereka harus merelakan banyak hal untuk menjalani kehidupan itu. Jeyun membuka ponselnya
menantikan jawaban juwon yang tak kunjung sampai. ~13.40

“Jeyun kamu ingin menu apa? Kami akan memesan makan siang” ujar anggota tertua
mengalihkan perhatian jeyun. “aku akan memesan makan yang sama dengan kalian,” “aku tiba-
tiba tidak berselera” lanjut batin jeyun dengan senyuman kecil. Mendengar kata makan, jeyun
teringat dengan pesan yang ia terima pagi ini, ia tidak sabar ingin segera menikmati makanan
dengan rasa yang ia rindukan setelah beberapa lama. Setelah menunggu selama 15 menit, makan
siang mereka sampai dengan baik dan 7 pria itu menyerbu pesanan mereka sebelumnya. Menu
terakhir yang tersisa adalah makanan jeyun, ya ia tidak mempermasalahkan hal itu. Sambil
menikmati makanannya, juwon melihat anggota yang lebih tua, jeyun menyantap dengan tidak
bersemangat. Juwon terpikirkan untuk mencipatakan sebuah candaan untuk menghancurkan
suasana yang cukup serius itu. “setelah hari ulang tahun seseorang kita akan bertemu penggemar
secara langsung, bukankah dia sangat beruntung” ucap juwon seolah-olah fokus pada
makanannya tanpa memandang kearah anggota lain. mendengar ucapan juwon, suasananya
segera berubah dan mereka hendak melanjutkan candaan satu sama lain dengan objek yang
sama.

“Juwon, hentikan.” Ujar jeyun tersenyum malu. “wah, aku iri denganmu bang” ujar satu
anggota muda lainnya. “entahlah aku akan menikmatinya, kita benar-benar sibuk untuk
persiapan acara lusa” ujar jeyun menatap anggota lainnya. “tunggu dulu. Wajah jeyun seperti
kurang bersemangat. Bukankah kamu salah memberikan ekspresi?” anggota tertua menyambung
candaan itu hingga berakhir pada makanan yang tanpa sisa dan mereka kembali fokus pada
latihan mereka. Setelah waktu untuk pulang tiba, jeyun bersama anggota lainnya berjalan menuju
rumah yang sama. Mereka mulai berebut untuk mandi terlebih dahulu namun tidak kunjung
berakhir. Salah satu anggota menyarankan untuk bermain bantu, gunting,kertas. Barang siapa
yang menang di babak pertama, ia akan mandi terlebih dahulu dan mereka menyepakati syarat
tersebut. Babak pertamapun dilakukan dan dimenangkan oleh jeyun yang tanpa harapan untuk
menang. Setelah menang, jeyun bergegas mandi untuk segera bergantian.
Jeyun seorang diri kembali ke kamar setelah makan malam bersama anggota. Ia meraih
ponselnya yang belum ia buka sejak pagi tadi. Saat menyalakan layar ponselnya, jeyun terkejut
dengan notifikasi yang masuk kedalam ponselnya.

 7 panggilan tidak terjawab : Ibu

 3 panggilan tidak terjawab : Ayah

 7 pesan baru (belum dibaca)

Suasana aneh ini mengejutkan batin jeyun, tanpa sadar ia duduk dilantai membuka
pesan-pesan tersebut.

 Ibu ~13. 55

“Jeyuna.. nenek sudah tiada”

Baru membaca satu pesan jantung dan pikiran jeyun berhenti. Ia bahkan tidak menyadari
kedatangan anggota lain yang baru tiba dan menatapnya bingung. “jeyun, ada apa? Sesuatu
terjadi?” anggota tertua mendekati jeyun yang terbaring di lantai dengan tatapan kosong dan
syok. “jeyuna..jeyuna..” anggota tertua itu menggoyang-goyang tubuh jeyun. “jeyun ada apa?”,
“bang jeyun ada apa? Sesuatu terjadi?” ucap anggota lainnya khawatir, mereka mengikuti jeyun.
“nenek..kenapa?” ujar jeyun dengan tersedu menahan tangis. Anggota yang mengelilinginya
membantu jeyun untuk bangun dan duduk diranjangnya. “jeyun ada apa? Ceritakan pada kami”.
Jaeyun mencoba ingin bicara namun tidak ada satu katapun yang tersampaikan karena tangis
yang hendak disembunyikannya. Tidak sabar menunggu jawaban dari jeyun, salah satu anggota
yang berusia sama dengan jeyun merampas ponsel dari genggamannya. Kemudian ia membaca
pesan yang masih muncul disana. *tak! Setelah ponselnya dirampas, jeyun tak kuasa menahan
air yang hendak keluar itu. Ia menumpahkan air matanya tanpa memperdulikan orang-orang
disekitarnya. Melihat jeyun tiba-tiba menangis, anggota lainnya melihat isi yang ada pada ponsel
jeyun dan mmengetahui faktanya, mereka segera berusaha menenangkan jeyun. Sejak mereka
tinggal bersama, jeyun selalu menceritakan kasih sayang sang nenek dan dia sangat menyayangi
neneknya.
Kedua orang tua jeyun tinggal bersama nenek nya di Amerika. Jeyun terpaksa
meninggalkan kehangatan keluarga demi mencapai impiannya ke Negara yang berbeda. Ia sangat
senang karena mendapat dukungan dari pihak keluarga dan sangat mencintai mimpinya. Setelah
meninggalkan rumah, orang tua dan neneknya selalu mengirim pesan untuk mengetahui
keadaannya. Tetapi, sang nenek lebih sering mengirim pesan karena orang tua jeyun juga harus
bekerja, sedangkan sang nenek sudah beranjak di usia tua dan hanya berdiam diri dirumah.
Untuk memastikan cucunya aman di Negara berbeda, nenek jehyun selalu mengiriminya pesan
dan menerima pesan tersebut sudah membuat hati jeyun semakin damai.

“Aku tidak menyangka nenek akan memberi kejutan seperti ini.” Tangisan jeyun masih
tidak berhenti sampai hari ulang tahunnya tiba. Di hari ulang tahunnya, jehyun akan menyapa
para penggemar yang telah memeriahkan hari ulang tahunnya dengan tayangan siaran langsung.
Para pihak perusahaan sudah mengetahui kabar duka yang dialami jeyun namun karena situasi
yang tidak bersahabat jeyun hanya dapat menangisi sang nenek, jeyun tidak dapat kembali
pulang untuk bertemu dengan nenenknya. “jeyun, kamu baik-baik saja? Tidak masalah jika kita
tidak melakukan ini” ujar sang manajer mengkhawatirkan kondisi jeyun, tetapi jeyun sudah
menyiapkan diri sejak tadi dan siap untuk menyapa para penggemar. “aku akan hanya akan
menyapa mereka”. Wajah sedih jeyun ditutupi oleh make up dan ekspresinya. Live hari ini hanya
akan dibintangi oleh jeyun sedangkan anggota lain terpaksa meninggalkan jeyun untuk acara
besok.

Jeyun mengakhiri livenya setelah menyapa penggemar selama 15 menit. Ia menerima


banyak komentar yang menanyakan mengapa live hari ini sangat singkat, namun jeyun terpaksa
untuk mengabaikannya. Hari ulang tahun jeyun pun hampir berakhir, ia makan malam bersama
dengan para anggota di rumah mereka dengan suasana yang tidak bersemangat. “jeyun, aku
minta maaf mungkin aku melukai perasaanmu tapi aku sangat berharap kamu tetap baik-baik
saja. Besok adalah hari yang kita nantikan” ujar sang anggota tertua sedikit ragu dan cemas.
Jeyun menganggukkan kepalanya perlahan dengan kepala menunduk. “aku akan melakukan
yang terbaik seperti yang telah kita latih” ujar jeyun menahan sedih teringat dengan sang nenek.

Hari bertemu dengan para penggemarpun tiba, semua telah disiapkan oleh perusahaan
dan 7 pria yang dikagumi banyak orang itupun mulai menampilkan tarian dan lagu mereka.
Hingga lagu terakhir, jeyun berhasil memberikan penampilan terbaiknya dan ia terharu melihat
para penggemar yang hadir untuk menyaksikan mereka bertujuh. “hah..senang bertemu dengan
kalian. Sudah sangat lama sejak pertemuan pertama kita, terimakasih telah datang. Aku
mencintaimu” ujar anggota tertua. Kemudian ia melirik kearah jeyun dengan penanda. “ah..
baiklah” jeyun tiba-tiba kehilangan kendalinya. Perasaan gugup, cemas dan sedih bercampur
membuatnya kesulitan untuk mulai bicara. Ia menatap kearah anggota yang berdiri disebelahnya
dan bertanya. “aku ingin mengatakan isi hatiku disini, aku boleh melakukannya?” Tanya jeyun
pelan. “lakukan saja”. Jeyun merasa gugup untuk memulai ucapannya dan melakukan gerakan
yang menunjukkan bahwa dai gugup. “huft.. a…ah..”, “aku ingin berterimakasih kepada
nenekku-“ jeyun memotong ucapannya menahan air mata yang siap terjatuh. “ah….” Endus
jeyun tidak tenang. Para penggemar mulai mengkhawatirkan jeyun yang terlihat berbeda dari
sebelumnya. “a..terimakasih kepada penggemar yang telah hadir dan kepada nenekku yang
berada di surga. Meskipun aku baru berulang tahun, namun aku melalui waktu yang sangat sulit.
Nenek aku sangat merindukanmu. Terima kasih.” tidak leluasa menahan tangis, jeyun
menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan meletakkan mic miliknya. Air mata yang ia sembunyikan
sejak kemarin tumpah ketika melihat para penggemar. Para anggota yang melihat jeyun segera
menghampiri dan mencoba menenangkannya. Setelah jeyun, anggota lain melanjutkan
memberikan ucapan terimakasih kepada para penggemar sekaligus menenangkan jeyun yang
menangis tersedak-sedak. Setelah acara berakhir, mereka kembali ke rumah mereka dan para
anggota yang tinggal bersama jeyun tidak membiarkannya sendirian dan selalu berusaha
menenangkannya. “dia bahkan berjanji untuk bertemu dan memasak makanan untukku meskipun
kami pasti tidak akan bertemu. Mengapa dia pergi untuk selamanya, bahkan aku tidak bisa
melihatnya untuk terakhir kali. Mengapa aku menerima kejutan ulang tahun yang sangat buruk.”
“Aku berharap tidak mendapatkan kejutan di hari ulang tahunku.”

Begitu lah akhir yang terukir pada ulang tahun jeyun yang ke-19. Untuk menggapai
sebuah mimpi, kamu harus merelakan banyak hal.

The End~

Anda mungkin juga menyukai