Anda di halaman 1dari 10

ASBABUN NUZUL

Dosen Pengampu: Rahmad Hasbi,M.pd.i

Disusun Oleh :

Adinda Putri Zakiyatus Solihah 2051030383


Agung Kurnia 2051030389
Aulia Amalia Tri Larastami 2051030205
Ayu Wulandari Hajiyati 2051030370

AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena telah memberikan hikmah hidayah serta inayah
nya berupa kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ASBABUN
NUZUL dengan tepat waktu.shalawat serta salam semoga tetap tersanjung agungkan kepada nabi
besar muhammad SAW.

Makalah ASBABUN NUZUL ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Rahmad
Hasbi,M.pd.i pada mata kuliah PENGANTAR STUDY AL-QUR’AN DAN HADIST di UIN
RADEN INTAN. Kami mengucap kan terima kasih yang sebesar-besarnyakepada bapak
Rahmad Hasbi,M.pd.i selaku dosen pengampu di mata kuliah PENGANTAR STUDY AL-
QUR’AN DAN HADIST. Semoga tugas yang telah di berikan ini nantinya dapat menambah
pengetahuan pembaca.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


WASSALAMUALAIKUM WR WB

Krui, 15 Oktober 2020

penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah................................................................................
B.       Rumusan Masalah.........................................................................................
C.       Tujuan Pembahasan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.     Pengertian Asbabun Nuzul.............................................................................
B.     Cara Mengetahui Asbabun Nuzul...................................................................
C.     Sebab-sebab turunnya Ayat (Asbabun Nuzul)................................................
D.     Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul.....................................
E.     Beberapa Contoh Ayat Yang Mempunyai Asbabun Nuzul............................

BAB III PENUTUP


A.       Kesimpulan...................................................................................................
B.       Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah mukjizat bagi umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur’an sendiri dalam proses penurunannya
mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu berangsur-angsur dan bermacam-
macam nabi menerimanya. Kita mengenal turunnya Al-Qur’an sebagai tanggal 17 Ramadhan.
Maka setiap bulan 17 Ramadhan kita mengenal yang namanya Nuzulul Qur’an yaitu hari
turunnya Al-Qur’an.
Mengetahui latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, akan menimbulkan perspektif
dan menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan baru. Dengan mengetahui hal tersebut
kita akan lebih memahami arti dan makna ayat-ayat itu dan akan menghilangkan keraguan-
keraguan dalam menafsirkannya. Dalam penurunan Al-Qur’an terjadi di dua kota yaitu Madinah
dan Mekkah. Surat yang turun di Mekkah disebut dengan Makkiyah sedangkan surat yang turun
di Madinah disebut dengan surat Madaniyah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.  Apa pengertian dari Asbabun nuzul itu ?
2.  Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul?
3.  Sebab-sebab turunnya Asbabun Nuzul?
4.  Bagaimana pandangan para ulama tentang Asbabun Nuzul?
5. Apa saja contoh asbabun nuzul

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1.  Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun nuzul itu.
2.  Untuk memahami cara mengetahui dari asbabun nuzul.
3.  Untuk mengetahui  sebab-sebab turunnya  asbabun nuzul.
4.  Untuk mengetahui beberapa pandangan ulama tentang Asbabun Nuzul.
5. Untuk mengetahui contoh contoh asbabun nuzul
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASBABUN NUZUL


Menurut bahasa terdiri dari kata ASBAB dan NUZUL. Kata asbab adalah bentuk jamak
dari kata sababa yang berarti: sebab, alasan dan illat. Dan kata nuzul adalah masdar dari kata
yang berarti: turun. Asbabun Nuzul dalam ilmu alQur’an secara bahasa berarti sebab-sebab
turunnya (ayat-ayat) al-Qur;an. Sedangkan menurut istilah, banyak sekali beberapa pendapat
ulama tafsir dalam mendefinisikan asbab al-nuzul antara lain sebagai berikut
1. menurut Az Zarqani
“Asbab An-Nuzul” adalah khusus atau sesuatu yang terjadi serta ada hubungannya
dengan turunnya Al Qur’an sebabagi penjelas hokum pada saat peristiwa itu terjadi.”

2. Ash shabuni
“Asbab An-Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat yang mulia yang berhubungan dengan kejadian tersebut baik berupa pertanyaan
yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.”

3. Subhi Shalih

‫ لحكمه زمن وقوعه‬R‫ما نزلة األية او اآليات بسببه متضمنة له أو مجيبة عنه أو مبينة‬

“Sesuatu yang dengan sebabnyalah turun sesuatu ayat atau beberapa ayat yang
mengandung sebab itu, atau memberi jawaban tentang sebab itu, atau menerangkan hukumnya;
pada masa terjadinya peristiwa itu.”

4.Mana Al Qathan
AsbabAn-Nuzul Adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya Al Qur’an berkenaan
dengan waktu peristiwa itu terjadibaik berupa suatu kejadisn atau pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi.”
Asbabun nuzul, dalam pengertian literal bahasa verbal adalah sebab-sebab turunnya al-
Qur’an. Secara historis, al-Qur’an bukanlah wahyu yang turun dalam ruang hampa, tetapi ia
mempunyai latar belakang, argumentasi dan faktor-faktor tertentu yan menjadikan dia “turun”
ke bumi. Hal ini karena, al-Qur’an “diturunkan” sebagai alat untuk menjawab problematika
kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, kehadirannya di alam material sangat terkait ruang
dan waktu tertentu yang menjadi faktor-faktor di balik turunnya al-Qur’an.
Kendatipun redaksinya pendifinisian diatas berbeda namun hal itu menyimpulan bahwa
Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya Al Qur’an.
Bentuk bentuk peristiwa yang melatar belakngi turunnya Al Qur’an itu sangat beragam ,
diantaranya berupa konflik sosial seperti ketegangan anatara suku aus dan suku khazraj,
kesalahan besar seperti kasus seorang sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan mabuk,
dan pertanyaan pertannyaan yang diajukan para sahabat kepada Nabi, baik berkaitan dengan
sesuatu yang telah lewat sedang atau yang akan terjadi. Persoalan apakah semua ayat Al Qur’an
diturunkan berdasarkan Asbab An-Nuzul ternyata telah menjadi bahan kntroversi dikalangan
para ulama
Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat Al Qur’an diturunkan dengan asbabun
nuzul, , sehingga diturunkan tanpa ada yang melatar belakanginya (ibtida’) dan ada pula Al
Qur’an yang diturunkan dengan dilatarbelakangi oleh sesuatu peristiwa(ghairu ibtida’)
Pendapat tersebut hempir merupakan konsensus para ulama ada yang mengatakan bahwa
kesjarahan Arabi pra Al Qur’an pada masa turunnya Al Qur’an adalah latar belakanng turunnya
Al Qur’an secara makro sementara riwayat –riwayat asbabun nuzul merupakan latar belakang
mikronya. Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat Al Qur’an memiliki sebab-sebab
yang melatar belaknginya.

B. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.


Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal (rasio), tidak lain
mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan didengar langsung dari orang-orang
yang mengetahui turunnya Al-Qur’an, atau dari orang-orang yang memahami Asbabun Nuzul,
lalu mereka menelitinya dengan cermat, baik dari kalangan sahabat, tabi’in atau lainnya dengan
catatan pengetahuan mereka diperoleh dari ulama-ulama yang dapat dipercaya.
Ibnu Sirin mengatakan “saya pernah bertanya kepada Abidah tentang satu ayat Al-
Qur’an, beliau menjawab; Bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah yang benar sebagaimana
orang-orang yang mengetahui di mana Al-Qur’an turun”
Salah satu cara mengetahui Ababun Nuzul berupa riwayat yang shahih adalah apabila
perawi sendiri menyatakan lafazh sebab secara tegas, dalam hal ini merupakan nash yang nyata.

C.    Sebab-sebab turunnya Ayat (Asbabun Nuzul)


Mengutip pengertian dari Subhi al-Shaleh kita dapat mengetahui bahwa asbabun nuzul ada
kalanya berbentuk peristiwa atau juga berupa pertanyaan, kemudian asbabun nuzul yang berupa
peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam:

1.      Peristiwa berupa pertengkaran.


Seperti kisah turunnya surat Ali Imran : 100. Yang bermula dari adanya perselisihan
oleh kaum Aus dan Khazraj hingga turun ayat 100. dari surat Ali Imran yang menyerukan untuk
menjauhi perselisihan
“ Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang- orang yang
diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu
beriman.”

2.  Peristiwa berupa kesalahan yang serius.


Contoh : Saat itu ada seorang Imam sholat dalam keadaam mabuk, sehingga salah
mengucapkan surat Al-Kafirun, dan kemudian turunlah surat An-Nisa’ dengan Perintah untuk
menjauhi sholat dalam keadaan mabuk.
“  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan....”

3. Peristiwa karena suatu hasrat atau cita-cita.


Ini dicontohkan dari sebagian sahabat Rosulullah yang mempunyai 3 cita-cita besar dan
salah satunya adalah permintaan Umar kepada Rosulullah tentang maqam Ibrahim sebagai
tempat shalat, lalu turun ayat:

‫والتخذ وامن مقام ابراهيم مصلّى‬

Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :


1. Pertanyaan tentang masa lalu seperti :

ً‫ك عَن ِذي ْالقَرْ نَي ِْن قُلْ َسَأ ْتلُو َعلَ ْي ُكم ِّم ْنهُ ِذ ْكرا‬
َ َ‫َويَ ْسَألُون‬
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan
bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS. Al-Kahfi: 83).
2. Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu seperti
ayat:

ً‫وح قُ ِل الرُّ و ُح ِم ْن َأ ْم ِر َربِّي َو َما ُأوتِيتُم ِّمن ْال ِع ْل ِم ِإالَّ قَلِيال‬ َ َ‫َويَ ْسَألُون‬
ِ ُّ‫ك َع ِن الر‬

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,
dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra’ : 85).

3.      Pertanyaan tentang masa yang akan datang


 “(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah
terjadinya?”

D.    Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul


Para ulama tidak sepakat mengenai Asbabun Nuzul. Mayoritas ulama tidak memberikan
keistemewaan khusus kepada ayat-ayatyang mempunyai riwayat Asbabun Nuzul, karena yang
terpenting bagi mereka apa yang tertera didalam redaksi ayat. Jumhur ulama kemudian
menetapkan suatu kaidah yaitu:” yang dijadikan pegangan iala keumuman lafal, bukan
kekhususan sebab”. Sedangkan minoritas ulama memandang penting keberadaan riwayat-
riwayat Asbabun Nuzul didalam memahami ayat. Golongan ini juga menetapkan suatu kaidah
yaitu: “ yang dijadikan pegangan adalah kekhususan sebab, bukan keumuman lafal ”. jumhur
ulama berpendapat bahwa ayat-ayat yang diturunkan berdasarkan sebab khusus tetapi
diungkapkan dalam bentuk lafal umum. Az-Zarkasyi dalam menghubungkan kekhususan sebab
turunnya suatu ayat dengan keumuman bentuk dan rumus kalimatnya. Dia mengatakan “ada
kalanya turunnya sebab turunnya ayat bersifat umum”. Ini untuk mengingatkan bahwa didalam
lafadz yang bersifat umum terdapat hal yang perlu diperhatikan.
Sebagai contoh, turunnya QS.Al-Maidah (5):38. “Laki-laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari allah. Dan Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. “ayat ini turun
berkenaan dengan pencurian sejumlah perhiasan yang dilakukan seseorang pada masa nabi.
Mayoritas ulama memahami ayat tersebut berlaku umum, tidak hanya kepada yang menjadi
sebab turunnya ayat. Sebaliknya, minoritas mempunyai sisi pandangan lain  mereka berpegang
kepada kaida lafal umum, bukan untuk menjelaskan suatu peristiwa atau serba khusus, mengapa
tuhan menunda penjelasan-penjelasan hukumnya hingga terjadi peristiwa tersebut. Berbeda
dengan pendapat mayoritas ulama yang menolak pendapat kedua dengan alasan bahwa lafal
umum iala kalimat baru, dan hokum yang terkandung didalamnya bukan merupakan hubungan
kausal dengan peristiwa yang melatarbelakanginya. Bagi kelompok ulama ini kedudukan
Asbabun Nuzul ini tidak terlalu penting.
Sebaliknya minoritas ulama menekankan pentingnya riwayat Asbabun Nuzul dengan
memberikan contoh tentang Al-Baqarah (2):115, yaitu: “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan
barat , maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha
luas (Rahmat-Nya) lagi maha mengetahui”. Jika hanya berpegang pada redaksi ayat, maka
hukum yang dipahami dari ayat tersebut adalah tidak wajib menghadap kiblat pada waktu sholat,
baik dalam keadaan musyafir atau tidak. Pemahaman secara ini jelas keliru karena bertentangan
dengan dengan dalil lain dan ijma’ para ulama akan tetapi memperhatikan Asbabun Nuzul ayat
tersebut, maka dipahami bahwa ayat itu bukan ditujuhkan kepada orang-orang yang berada pada
kondisi biasa atau bebas, tetapi pada orang-orang yang karena sebab tertentu tidak dapat
menentukan arah kiblat. Kaidah kedua lebih kontestual, tetapi persoalannya ialah tidak semua
ayat-ayat Al-Qur’an mempunyai Asbabun Nuzul jumlahnya sangat terbatas. Sebagian
diantaranya tidak shahih, ditambah lagi satu ayat kadang-kadang mempunyai dua atau lebih
riwayat Asbabun Nuzul.
E. Beberapa Contoh Ayat Yang Mempunyai Asbabun Nuzul
1. Asbabun Nuzul surat An Nisa’ ayat 51
Sebab-sebab turun ayat ini adalah seorang Yahudi Mandinah bernama Ka’ab Ibnu Asyraf
datang berkunjung ke Mekkah. Ia menyaksikan perang Badar dan mendorong orang kafir
Quraisy menuntut bela dan memerangi Muhammad SAW. Kemudian orang-orang Quraisy
bertanya kepada Ka’ab yang mengetahui Al Kitab (Taurat): “Siapakah yang lebih benar jalannya
(siapakah yang berbeda dipihak yang benar ?) apakah Muhammad SAW ?. lalu Ka’ab
menjawab: “kalianlah yang benar”, justru ucapan itu, maka Ka’ab telah berdusta dan
mendapatkan kutukan oleh Allah SWT terhadap orang-orang berpandangan demikian,kemudian
turunlah surat An Nisa’ ayat 51 yang berbunyi:Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan
mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya
dari orang-orang yang beriman.

2. Asbabun Nuzul surat Al Maidah ayat 93


Sebab-sebab turunya ayat tersebut adalah sahabat Usman Ibnu Mazh’un dan Amru Ibnu
Ma’dikariba pernah mengatakan bahwa Khamar itu sebenarnya mudah (boleh diminum),
keduanya menggunakan surat Al-Maidah ayat 93:Artinya: Tidak ada dosa bagi orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka
Makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang
saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa
dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.Padahal Amru
dan Ma’dikariba belum tahu apakah sebabnya ayat tersebut diatas diturunkan. Ayat ini turunya
adalah pada saat turunnya ayat yang mengharamkan Khamar, kemudian para sahabat bertanya
kepada Rasulullah, “bagaimanakah nasib bagi saudara-saudara kami yang telah meninggal
dunia, sedangkan dalam perut mereka ada minuman khamar (ketika hidup mereka minum
khamar), lalu Allah memberitakan bahwa minuman khamar semasa hidupnya sedangkan ayat
yang mengharamkan belum turun, telah dianggap tidak berdosa lagi seperti yang tersebut dalam
surat Al Maidah ayat 39.Demikianlah jelas bahwa Usman dan Amru tidak mengetahui Asbabun
Nuzul surat Al Maidah 93 sehingga hampir saja keduanya menghalalkan khamar yang telah
diharamkan Allah.
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
1.      Pengertian Asbabun Nuzul.
Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbaba” dan “Nazala”, kata
“Asbaba” merupakan jama’ dari kata “Sababa” yang berarti sebab, maka “Asbaba” mempunyai
arti sebab-sebab. Sedangkan kata “an-Nuzul” berasal dari kata “Nazala” yang berarti turun.
secara Etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya
sesuatu.
2.      Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal (rasio), tidak lain
mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan didengar langsung dari orang-orang
yang mengetahui turunnya Al-Qur’an, atau dari orang-orang yang memahami Asbabun Nuzul,
lalu mereka menelitinya dengan cermat, baik dari kalangan sahabat, tabi’in atau lainnya dengan
catatan pengetahuan mereka diperoleh dari ulama-ulama yang dapat dipercaya.
3.      Sebab-Sebab Turunnya Ayat.
-Asbabun Nuzul yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam:
1.Peristiwa berupa pertengkaran.
2.Peristiwa berupa kesalahan yang serius.
3.Peristiwa karena suatu hasrat atau cita-cita
-Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:  Pertanyaan
tentang masa lalu
1.    Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu
2.    Pertanyaan tentang masa yang akan dating

4.      Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul.


Para ulama tidak sepakat mengenai Asbabun Nuzul. Mayoritas ulama tidak memberikan
keistemewaan khusus kepada ayat-ayatyang mempunyai riwayat Asbabun Nuzul, karena yang
terpenting bagi mereka apa yang tertera didalam redaksi ayat. Jumhur ulama kemudian
menetapkan suatu kaidah yaitu:” yang dijadikan pegangan iala keumuman lafal, bukan
kekhususan sebab”.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan
kritkan dan masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Abu.2009. Ulumul Qur’an. Pekan Baru: Amzah

Muhammad al-Aruzi Abd Qodir, Masalah Takhsish al-Am bi al-Sabab,(t.p.;Jamiah Umm Al-


Qur’an,1983).

Sukardi K.D.2002.Belajar mudah ‘ulum Al-Qur’an.Jakarta:PT.Lentera Basritama.

http://ririnmuktamirohfaiunisda.blogspot.com/2015/10/makalah-ulumul-quran-asbabun-nuzul.html

http://suhendarsyahalfian.blogspot.com/2013/04/pengerrtian-asbabul-nuzul.html

file:///C:/Users/dell/Downloads/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai