Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PROSES PANTAI

PEMROSESAN DATA ANGIN MENJADI GRAFIK WIND ROSE


DAN FETCH UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK
GELOMBANG MENGUNAKAN SOLUSI MATEMATIS
PERANGKAT LUNAK MICORSOFT EXCEL

Dosen Pembimbing
Wahyudi Citrosiswoyo, Ir., M.Sc., Dr.

Disusun oleh :
Abhista Danis Wara (04311740000057)

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angin merupakan fenomena keseharian yang selalu dirasakan. Secara sederhana, angin diartikan
sebagai massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Dari mana dan menuju ke
manakah angin itu bergerak.Tiupan angin terjadi jika di suatu daerah terdapat perbedaan tekanan
udara, yaitu tekanan udara maksimum dan minimum. Angin bergerak dari daerah bertekanan udara
maksimum ke minimum. Misalnya, pada Desember, matahari sedang berada di Belahan Bumi Selatan
(BBS), contohnya Benua Australia. Oleh karena pengaruh sinar matahari, udara di Benua Australia
akan memuai sehingga tekanannya menjadi rendah (minimum). Adapun di Belahan Bumi Utara
(BBU), Benua Asia, pada Desember sedang mengalami musim dingin sehingga tekanan udaranya
tinggi (maksimum). Akibat perbedaan tekanan udara tersebut, bergeraklah massa udara (angin) dari
Benua Asia ke Benua Australia. Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan sifat angin, yaitu
kekuatan angin, arah angin, dan kecepatan angin. Kecepatan angin diukur dengan menggunakan
anemometer. Semakin cepat angin bertiup, semakin cepat mangkuk berputar. Dalam kehidupan
sehari-hari, Anda mengenal beberapa jenis angin. Penamaan angin bergantung dari arah mana angin
itu bertiup. Misalnya, jika datangnya dari arah gunung disebut angin gunung, dan jika datangnya dari
arah timur disebut angin timur. Dalam dunia oseanografi angin merupakan sebuah parameter penting
karena Bersama dengan gaya gravitasi angin membentuk gelombang pecah yang dapat mempengaruhi
topografi dan karakteristik pantai. Oleh karena itu disini kami mencoba untuk merubah data angin
yang ada untuk menggambar karakter gelombang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah data angin dapat dikonversikan menjadi gelombang ?
2. Bagaimana membuat diagram wind rose atau mawar angin ?
3. Bagaimana karakteristik gelombang yang ada di Laut Jawa Tegal ?

1.3 Manfaat
Adapun manfaat untuk laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengatuhi Konversi Angin menjadi gelombang
2. Dapat memahmi diagram wind rose
3. Mengetahui karakteristik gelombang di Laut Jawa Tegal
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Angin
Angin merupakan sirkulasi yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi.
(Bambang Triatmodjo, 1999). Angin terjadi akibat adanya perubahanataupun perbedaan
suhu antara suatu tempat dengan tempat yang lain. Salahsatu contoh yang dapat diambil
adalah perubahan suhu yang terjadi antara daratan dan lautan. Daratan cenderung lebih
cepat menerima dan melepaskan panas. Oleh sebab itu, maka siang hari terjadi angin laut
yang diakibatkan oleh naiknya udara daratan yang digantikan oleh udara dari darat. Dan
pada malam hari terjadi sebaliknya, yaitu terjadi angin darat yang diakibatkan oleh
naiknya udara di laut dan digantikan oleh udara dari darat.

Data angin diperlukan untuk peramalan tinggi dan periode gelombang. Dari
data angin yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel (ringkasan) atau
diagram yang disebut wind rose (mawar angin). Dengan wind rose ini maka karateristik
angin dapat dibaca. Tabel dan gambar wind rose menunjukkan prosentase kejadian angin
dengan kecepatan tertentu dari berbagai arah dalam periode waktu pencatatan.

Pengukuran angin ini digunakan untuk peramalan gelombang. Tinggi dan periode
gelombang yang dibangkitkan dipengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin
(U), lama hembus angin (D) dan arah angin dari fecth (F).

Berikut adalah contoh pyajian data angin menggunakan tabel dan Wind Rose.
Distribusi Kecepatan Angin

Distribusi kecepatan angin dibagi dalam 3 (tiga) daerah berdasarkan evelasi


di atas permukaaannya

1. Daerah Geostropik : Berada diatas 1000 m


2. Daerah Ekman : Berada pada elevasi 100 m – 1000 m
3. Daerah Tegangan konstan : pada elevasi 10 m – 100 m

Adapun pada daerah tegangan konstan, profil vertical kecepatan angin dinyatakan dalam
bentuk :

Dengan catatan dalam penentuan pengaruh kecepatan angin terhadap pembangkit


gelombang, parameter harus diketahui. Sedangkan untuk y > 20 m dapat digunanakan
persamaan berikut.
Konversi Kecepatan Angin

Data angin diperoleh dari pencatatan di permukaan laut dengan menggunakan


kapal yang sedang berlayar atau pengukuran di darat, biasanya di bandara. Data angin
dari pengukuran dengan kapal perlu dikoreksi dengan menggunakan persamaan berikut.

U = 2,16 Us

Diamana ;
Us : Kecepatan angin yang diukur oleh kapal (knot)
U : Kecepatan angin terkoreksi (knot)

Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di dalam rumus-rumus


pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang ada di atas permukaan
laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan
oleh :
RL = UW/UL seperti dalam gambar di bawah ini

Keterangan:
Uw = Kecepatan angin di atas permukaan laut (m/s)
RL = Nilai diperoleh dari grafik hubungan antara kecepatan angin di darat dan di
laut
UL = Kecepatan angin di atas daratan (m/s)

Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang mengandung variabel


UA, yaitu faktor tegangan angin (wind stress factor) yang dapat dihitung dari kecepatan
angin. Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin seperti yang telah dijelaskan
di atas, kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan menggunakan
rumus berikut.

UA = 0,71 U1,23

Dimana :
U = kecepatan angin dalam m/dt.

2.2 Fetch
Fetch adalah jarak tanpa halangan diatas air hal mana gelombang dibangkitkan
oleh angin dan mempunyai arah dan kecepatan yang konstan. Di dalam peninjauan
pembangkitan angin di laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di
daerah pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang
sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin.

Fetch efektif diberikan oleh persamaan sebagai berikut :

Dimana :
Feff = Fetch rerata efektif (km)
X1 = Panjang segmen Fetch yang diukur dari titik konservasi gelombang (km)
α = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin dengan menggunakan pertambahan
6o sampai sudut sebesar 420 pada kedua sisi arah angin
2.3 Wind Rose
Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang bagaimana
arah dan kecepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu.
Windrose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena dengan jumlah data
yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah diagram. Cara untuk
menampilkan data angin bervariasi. beberapa penyajian menunjukkan kelebihan daripada
yang lain. Akhir-akhir ini jenis windrose baru disajikan sehingga kemampuannya bisa
dipelajari (Crutcher, 1956). Wind rose memberikan gambaran ringkas namun sarat akan
informasi tentang bagaimana arah dan kecepatan angin terdistribusi pada sebuah lokasi
atau area. Windrose menampilkan frekuensi dari arah mana angin berhembus. Panjang
dari masing-masing kriteria yang mngelilingi lingkaran diasumsikan sebagai frekuensi
waktu dimana angin berhembus dari arah tertentu.

2.4 Arah Angin dan Kecepatan Angin


Arah angin adalah arah darimana angin berhembus atau darimana arus angin
datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam
dan dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas. Umumnya
arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya angin
yang berhembus dari utara maka angin utara.
Kecepatan angin adalah kecepatan dari menjalarnya arus angin dan dinyatakan
dalam knot atau kilometer perjam maupun dalam meter perdetik (Soepangkat, 1994).
Karena kecepatan angin umumnya berubah-ubah, maka dalam menentukan kecepatan
angin diambil kecepatan rata-ratanya dalam periode waktu selama sepuluh menit dengan
dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat. Keadaan ditentukan sebagai angin
teduh (calm) jika kecepatan kurang dari satu knot.

2.5 Arah Mata Angin


Angin adalah besaran vektor yang mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin
dinyatakan dalam derajat (Tjasyono, 1999), yaitu 360o (Utara), 22,5o(Utara Timur Laut),
45o (Timur Laut), 67,5o (Timur Timur Laut), 90o (Timur), 112,5o (Timur Tenggara), 135o
(Tenggara), 157,5o (Selatan Tenggara), 180º (Selatan), 202,5º (Selatan Barat Daya), 225º
(Barat Daya), 247,5º (Barat Barat Daya), 270º (Barat), 292,5º (Barat Barat Laut), 315º
(Barat Laut), 337,5º (Utara Barat Laut), 0º (Angin Tenang/Calm). Secara Klimatologis
arah angin diamati 8 penjuru, tetapi dalam dunia penerbangan angin diamati 16 arah.
Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter persekon, kilometer perjam, atau knot
(1 knot 0,5 m/s). Perubahan arah dan kecepatan angin dengan waktu pada suatu lokasi
dapat disajikan secara diagram dalam bentuk mawar angin. Sebuah mawar angin terdiri
atas garis yang memancar dari pusat lingkaran dan menunjukkan arah dari mana angin
bertiup. Panjang setiap garis menyatakan frekuensi angin dari arah tersebut. Karena
angin merupakan besaran vektor maka angin dinyatakan dalam distribusi frekuensi dua
arah, yaitu arah dan kecepatan angin (Tjasyono, 1999).

2.6 Gelombang
Pengetahuan mengenai gelombang laut biasa dikenal juga sebagai ombak laut
sangat penting bagi perencana pelabuhan. Tegantung dari kegunaan pelabuhan. Tinggi
gelombang (H) sebesar 0,80 m tidak berarti bagi kapal sebesar 100.000-300.000 DWT,
tetapi gelombang tersebut sudah cukup mengganggu kapal sebesar 3000 DWT untuk
melakukan bongkar muat. Tugas perencana adalah dapat memperkecil tinggi gemlobang
di dalam perairan pelabuhan. Sebagai gambaran umum, di bawah ini diberikan skema
kriteria besar gelobang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar:
Secara umum dapat dikatakan bahwa gelombang laut ditimbulkan karena angin,
meskipun gelombang dapat pula disebabkan oleh bermacam-macam hal, misalnya
letusan gempa ditengah laut, tsunami, gerakan kapal, dan lain sebagainya. Tinggi
gelombang banyak ditentukan sebagai hasi interraksi beberapa faktor. Dari faktor-faktor
tersebut yang lebih menetukan adalah:
a. Kecepatan angin
b. Lama dari keberadaan angin tersebut
c. Fetch, yaitu jarak sepanjang permukaan angin tersebut meniup dalam satu arah

Pada tabel dibawah diberikan besaran-besaran yang berkaitan dengan antifaktor


tersebut. Disamping itu, pada tabel lainnya dapat dicermati pula kaitan antarskala
Beaufort (angin) dan skala laut
Dari sudut matematika gelombang adalah masalah yang paling sulit, untuk dapat
memecahkan persoalan di atas, dibuat model dan pendekatan matematika yang
menggunakan perkiraan-perkiraan dan mempermudahnya, sehingga kadang-kandang
mengaburkan ketepatan terhadap realita. Semua gerakan air laut ditentukan berdasarkan
kecepatan, teanan, waktu dan ruang. Secara mendasar ada dua hal yang tidak diketahui,
yaitu kecepatan dan tekanan, sehingga membutuhkan dua persamaan pada gerakan
hidrodinamis dari air laut. Gerakan tersebut dimisalkan sebagai gerakan harmonis
dengan kepadatan cairan aut yang homogen, untuk mengetahui tinggi/panjang/waktu
gemombang pada saat ini digunaka perekam gelombang dan untuk tekanan laut yang
sangat besar digunakan perekam gelombang ultrasonik.
a. Karakteristik gelombang laut
Pada perairan terbuka bentuk gemlombang mendekati bentuk lengkung sinusoidal
yang arah perambatannya dinyatakan dengan sudut kemiringan terhadap arah angin.
Pada tahun 1802 gretstner memberikan pemecahan secara matematika dalam bentuk
trochoidal. Rankir kemudian meneliti lebih mendalam dengan menyimpulkan pendapat
sebagai berikut:
i. Massa air yang menggelinding digambarkan sebagai gerakan dalam bidang vertikal
terhadap sumbu horizontal
ii. Penampang bidaang vertikal ini tegak lurus terhadpa arah perambatan geombang
yang merupakan lenngkung trochoidal
iii. Partikel gelombang bergerak merata dan teratur dalam bentuk lingakaran memenui
syarat yang tekannya berbentuk trochoidal dengan jari-jari lingkarannya berkurang
makin dalam menurut dere ukur

Bila g adalah percepatan gravitasi bumi, didapatkan hubunga-hubungan sebagai


berikut:
Fetch yang ditetapkan berdasarkan synnotptic weather map, ialah peta cuaca yang
menggambatkan garis-garis isobar yang diedarkan oleh badan meteorologi dan geofisika.
Seperti terlihat pada gambar berikut
b. Hubungan angin dan karakteristik gelombang
Meneliti gerakan air laut, umumnya dapat dikatakan sebagai gelombang
harmonis yang dapat dibagi dalam:
1. Gelombang heroskalasi (oskalasi ulang)
2. Gelombang translasi, tempat tiap partikel gelombang (bagian air) secara tetap
merambat

Bentuk/ besaran fari gelombang laut tergantung dari rmpat faktor yaitu
1. Kecepatan angin (u)
2. Lamanya angin bertiup (Tu)
3. Kedalaman laut (d) dan luasnya perairan
4. Fetch (F), yaitu jarak antara terjadinya angin sampia lokasi gelombang tersebut.

Karakteristik gelombang yang terjadi biasanya dinyatakan dalam tinggi gelombang


(H=2a), panjang gelombang (L) dan periode gelombang (T) yaitu waktu dari interval
gelombang berurutan diukur pada suatu titik. Hubungan keempat faktor tersebut dapat
dilihat pada tabel sebelumnya.
Secara empiris ditentukan hubungan (satuan metrik) sebagai berikut:
c. Kecepatan, panjang dan waktu gelombang

Hubungan kecepatan gelombang mula-mula ditentukan berdasarkan gelombang


dengan amplitude (a) yang kecil, denan kata lain sudut kemiringan permukaan mempunyai
nilai yang kecil pula, sehingga perbandingan kenaikan titik permukaan air mempunyai nilai
yang sama terhadap komponen vertikalnya

Dalam sistem kordinat dan komponen kecepatan partikel diuraikan berdasarkan


sumbu-sumbu x,y,z yang saling membentuk tegak lurus

Maka pada permukaan air (z=0) akan didapatkan hubungan sebagai berikut:

Dari satuan persamaan diferensial didapat nilai potensial gemombang merambat pada
arah sumbu x positif, dengan nilai
Kedua rumus tersebut dapat dinyatakan dalam grafik:
d. Klasifikasi gelombang
Klasifikasi gelombang biasanya didasarkan pada nilai perbandingan kedalaman (d)
dengan panjang gelombang (L) yaitu (d/L). Nilai perbandingan tersbut biasa disebut pula
“kedalaman relatif:. Pembagian klasifikasi dapat dilhat pada tabel:

Simplikasi yang terjadi pada persamaan dengan mengubah fungsi hiperbolik dengan
masing-masing asimptot untuk masing masing kedalamannya, akan didapatkan sebagai
berikut:

Hubungan antara fungsi hiperbolis dan asimptot-nya digambarkan sebagai berikut:


e. Gerakan orbit gelombang pada perairan laut dangkal
Perambatan gelombang dari perairan laut dalam biasanya menuju ke perairan laut
dangkal kemudian berakhhir di pantai. Pada perairan laut dangkan dengan dasar merata dan
mempunyai kedalaman dangkal ( d< L/20 ) orbit dari partikel air yang semula berbentuk
lingkaran berubah menjadi bentuk eliptis (La Place). Semakin kedalam besaran ellips ini
semakin mengecil dan jari-jari pendeknya lebih cepat mengecil gepeng. Sehingga pada
kedalama 0,025L merupakan gerakan menurut garis lurus kekanan dan kekiri.

Kecepatan rambat gelombang pada perairan dangkal ddapa dari hasil perkalian
kecepatan pada perairan dalam dengan faktor c, dimana c b/a yaitu akar dari perbandingan
sumbu vertikal dan sumbu horizontal dari lingkaran elips.
Pada tabel berikut dapat dihitung koefisien kecepatan gerak orbit gelombang pada
perairan dangkal
Pada kedalaman z, besar sumbu-sumbu horizontal dan partikel dari ellips dapat
dicari dengan rumus:

f. Pecahnya gelombang dan refraksi gelombang


Gelombang merambat dari perairan dalam ke perairan dangkal dan kemudian menuju
pantai. Pada saat tertentu kecepatan maju dari puncak-puncak patikel melebihi kecepatan
merambat gelombang itu sendiri.pecahnya gelombang ini biasanya terjadi pada saat gelombang
mendekat pantai, puncak gelombang menjadi tajam yang kedalamannya mencapai seperempat
dari tinggi gelombang dan akhirnya terjadi gelombang pecah (wave refraction). Bila keadaan
pantai landai, ada kemungkinan bahwa gelombang tersebut tidak pecah tetapi terjadi
pemantulan gelombang (wave reflection). Pengecualian dapat pula terjadi pada pereairan
dala, yaitu tinggi gelombang H melebihi sepertujuh bagian panjang gelombang, tergantung
dari kecepatan angin dan keadaan dasar lautan.
Gambar berikut bmelukiskan hunungan tinggi gelombang maksimum pecahnya
gelombang) terhadap kedalaman air laut. Geakan partikel air yang terganggu dan perubahan
bentuk gelombang hingga terjadi refraksi, sebagai akibat geseran dari dasar laut dan
kedalaman yang mengecil
Bersamaan dengan timbulnya refraksi(surf) tersebut akan timbul pula arus kontra
dasar laut dengan kecepatan tinggi yang dapat menghanyutkan benda berat seperti batu dan
lain sebagainua, gambar berikut menunjukkan hubungan perbandingan gelombang datanf
dan balik terhadap kemiringan pantai

Sebagai gambarna umum, refraksi gelombang tunggal (single breaking refraction) pada
beberapa pantai dangkal dapat ilihat pada gambar berikut, yang menunjukkan arah perabatna
gelombang yang sangat tergantung pada bentuk kedalaman dasar pantai dan menjadikan
gelombang divergen atau convergen
Sebagai catatan, energi dari gelombang tunggal antara dua “RAYS” yang
berdampingan mempunyai besaran tetap dan dampak refraksi pada suati bidang kemiringan
menimbulkan pengecilan tinggi gelombang sebanding dengan akar dari jarak “RAYS”
gelombang tersebut
Gambaran refraksi gelombang periodeik pada suatu pantai bebentuk teluk dnegan
bermacam-macam arah angin dapat dilihat pada gambar berikut
BAB III
METODOLOGI
3.1 Flowchart Konversi Data Angin menjadi Karakteristik Gelombang

Mengumpulkan Data

Menentukan Tabel
frekeuensi kejadian

Menggambar Garfik Menentukan Fetch


Wind Rose

Menentukan
Hembusan Dominan

Karakteristik
Gelombang Hs, Ts,
L, Gelombang
Badai

3.2 Langkah – Langkah Membuat Wind Rose (Diagram Mawar)

1. Kelompokkan kecepatan angin pada tiap-tiap arah. Kecepatan dibagi dalam interval
tertentu. Hitung pula frekuensi masing – masing interval terhadap total data di masing –
masing arah.
2. Buat sumbu – sumbu seperti pada kompas, dan beri keterangan sudut – sudutnya.
3. Buat lingkaran – lingkaran dengan radius yang berbeda namun dengan selisih antar
lingkaran yang sama, dimana lingkaran ini berfungsi sebagai koordinat frekuensi
kecepatan angin pada masing – masing arah sesuai sumbu, setelah data angin
dikelompokkan pada langkah 1.
4. Buat diagram wind rosenya sesuai data yang didapat.
3.3 Langkah Langkah membuat Fetch

1. Diketahui bahwa arah angin dominan di P51 Tuban adalah menuju W (West). Yang
0
artinya, arah ini adalah 270 dalam koordinat biasa. (Sudut dihitung searah putaran
jarum jam)
2. Siapkan sebuah peta yang lengkap dengan skala, lalu lokasikan Tuban. Buat garis
0
lurus bibir pantai di lokasi, sebesar 90 ke arah kiri. Tarik garis lurus hingga berhenti
pada daratan terdekat dalam arah tersebut. Apabila tidak ada daratan terdekat, maka
gunakanlah panjang garis yang sudah diskala, untuk panjang 250 km dari titik awal
garis.
3. Dari garis ini, buat lagi garis dari titik yang sama, dengan cara yang sama dan
0
ketentuan yang sama, namun dengan sudut dari garis sebelumnya sebesar 6 sebanyak 7
kali, hingga sudut dari garis terakhir dengan garis yang paling pertama
0
adalah 42 . Lakukan ini untuk sudut searah dan berlawanan arah putaran jarum jam.
Hingga akhirnya terbentuk 15 garis. (lihat gambar fetch)
4. Garis – garis fetch diukur dan dikali dengan skala dalam peta untuk mendapatkan
0
jarak sesungguhnya. Ukur cosinus dari sudut – sudut antar garis – garis tadi (6 ), dan
kalikan dengan jarak sesungguhnya dari garis – garis tadi. Lalu jumlahkan seluruh hasil
cosinus, dan jumlahkan pula hasil perkalian cosinus sudut dengah jarak sesungguhnya.

\
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Menentukan Diagram Wind Rose


4..1.1 Mengelompokan Persebaran Hembusan Angin
Untuk mengelolah data angin yang didapat dari BMKG menjadi diagram wind rose atau
mawar angin maka diperlukan pengelompokan kecepatan angin pada tiap-tiap arah. Kecepatan
dibagi dalam interval tertentu. Lalu Hitung frekuensi masing – masing interval terhadap total
data di masing – masing arah. Tabel persen dibawah ini menujukan peserbaran hembusan angin
tiap tiap arah mata angin dan total penjumlahan dari masing masing elemen menghasilkan angka
1 atau 100% yang menunjukan bahwa hembusan angin total terbagi untuk tiap-tiap arah mata
angin

Count of Wind Wind Direction            


Direction (Point) (Point)
Wind Speed (knots) E ENE N NE NNE NNW NW
0,02 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,15 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00
%
0,16 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,17 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00
%
0,2 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,22 0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,23 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,24 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,27 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,28 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00
%
0,31 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
0,38 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00
%
                   

S SE SEE SSE SSW SW W WNW WSW Grand


Total
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,09%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,09%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%
0,00% 0,00% 0,05% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,05%

Tabel 1.1 Persebaran Arah Mata Angin


4.1.2 Membuat Tabel Wind Rose

Tabel mawar bunga yang telah didapatkan dirubah menjadi bentuk desimal dan
dijumlahkan dengan tabel barikutnya, maka kita mendapatkan besar persebaran arah mata
angin dengan kecepatan tertentu pada beberapa arah mata angin setelah itu mengurutkan searah
jarum jam berdasarkan arah mata angin mulai N hingga NNW

Wind N NNE NE ENE E SEE SE SSE


Speed
(knots)
0,02-1,02 0,00135379 0,00180505 0,00135379 0,00315884 0,00406137 0,00631769 0,00406137 0,001353791
1 4 1 5 2 2
1,02-2,02 0,00225631 0,00586642 0,00496389 0,01805054 0,02075812 0,02527075 0,02436823 0,019855596
8 6 9 2 3 8 1
2,02-3,02 0,00225631 0,00992779 0,00631769 0,03519855 0,05189530 0,08077617 0,08935018 0,062725632
8 8 6 7 3 1
3,02-4,02 0,00225631 0,01263537 0,00767148 0,05550541 0,10288808 0,15523465 0,17689530 0,097924188
8 9 5 7 7 7
4,02-5,02 0,00225631 0,01398917 0,00812274 0,07310469 0,14079422 0,19494584 0,21615523 0,118231047
8 4 3 4 8 5
5,02-6,02 0,00225631 0,01398917 0,00812274 0,08348375 0,15478339 0,21119133 0,22247292 0,11868231
8 4 5 4 6 4
6,02-7,02 0,00225631 0,01398917 0,00812274 0,08438628 0,16651624 0,21841155 0,22518050 0,119133574
8 4 2 5 2 5
7,02-8,02 0,00225631 0,01398917 0,00812274 0,08483754 0,16877256 0,22247292 0,22518050 0,119133574
8 4 5 3 4 5
>8,02 0,00225631 0,01398917 0,00812274 0,08483754 0,16877256 0,22292418 0,22833935 0,119133574
8 4 5 3 8
S SSW SW WSW W WNW NW NNW
0,00225631 0,001353791 0,002707581 0,001353791 0,003610108 0,002256318 0 0,001353791
8
0,01308664 0,008574007 0,006768953 0,004512635 0,00767148 0,004963899 0,003158845 0,003158845
3
0,04106498 0,020306859 0,00767148 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
2
0,05821299 0,024368231 0,008122744 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
6
0,07175090 0,032490975 0,009476534 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
3
0,07400722 0,038357401 0,010379061 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
0,07445848 0,040613718 0,010379061 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
4
0,07445848 0,040613718 0,010379061 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
4
0,07445848 0,040613718 0,010379061 0,005866426 0,00767148 0,004963899 0,003610108 0,004061372
4
Besar Hembusan Angin
4.1.3 Ditiap
Menggambar
Arah Mata Angin
Diagram Wind Rose

Hasil dari persebaran mata angin ditiap arah mata angin kita plot menggunkan diagram
radar dan akan mendapatkan persebaran arah mata angin atau sering disebut juga sebagai
hembusan angin dominan di Kota Tegal pada periode semester genap tahun 2009 pada tanggal
01-07-2009 hingga 31-12-2009 dihitung pada jam 00.00 WIB. Setelah menemukan hasil wind
rose atau mawar angin diurutkan berdasarkan besar pembagian data agar diagram tidak saling
bertumpukan

Fungsi Kepadatan Probabilitas


0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
E E E E
N NN NE EN E SE SE SS S
SS
W
S W WS
W W NW NW NN W
W

0,02-1,02 1,02-2,02 2,02-3,02 3,02-4,02 4,02-5,02


5,02-6,02 6,02-7,02 7,02-8,02 >8,02

Grafik 1.1 Grafik Fungsi Kepadatan Probabilitas


N
NNW NNE
0.4 >8,02
NW NE
7,02-8,02
WNW 0.2 ENE No. Stasiun : Tegal 96797
6,02-7,02 Longitude : -6.86817
Latitude : 109.12103
4,02-5,02 Altitude : 1 MASL
W 0 E

3,02-4,02

WSW SEE
1,02-2,02

SW SE 0,02-1,02
SSW SSE
S

Grafik 1.2 Grafik Wind Rose

4.1.4 Kesimpulan
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hembusan angi dominan pada semester
genap berasal dari SE tahun 2009 pada tanggal 01-07-2009 hingga 31-12-2009 adalah SE (South
West) dan didominasi oleh keceptan angin >8,02 Knot

4.2 Menentukan Fetch Efektif


4.2.1 Menentukan Panjang Fetch
Setelah menemukan mawar angin atau wind rose maka koordinat tempat pengambilan
data yaitu BMKG di Kota Tegal dijadikan tempat pengukuran atau titik nol dimana tempat
pengukuran, lalu menentukan arah angin dominan dan mengambar gari serupa sebesar 6
0
sebanyak 7 kali hingga memnbentuk sudut sebesar 42 0 searah dan berlawanan arah jarum jam
(Gambar 1.1) menarik garis fetch searah hembusan angin yang didapatkan dari wind rose.
Untuk membuat swell yang terbentuk dari jauh maka diperlukan penerikan garis fetch hingga
daratan terdekat.
Gambar 1.1 Garis Fetch Line

4.2.2 Menghitung Fetch Efektif

α (˚) Cos α X awal Skala Xi (km) Xi*Cos α


42 0,743145 92 0,17 544 404,2709
36 0,809017 81 0,17 475 383,95
30 0,866025 73 0,17 428 370,7606
24 0,913545 75,07 0,17 442 403,4107
18 0,951057 82,46 0,17 485 461,3186
12 0,978148 85,87 0,17 505 494,0798
6 0,994522 94 0,17 553 549,9122
0 1 89 0,17 526 525,6471
6 0,994522 81 0,17 479 476,3175
12 0,978148 17 0,17 98 95,97358
18 0,951057 13 0,17 75 70,88172
24 0,913545 12 0,17 71 64,53927
30 0,866025 11 0,17 67 57,8199
36 0,809017 5 0,17 32 26,03131
42 0,743145 1,33 0,17 8 5,814017
Total 13,51092 4390,727

Tabel 1.3.Fetch Efektif


Panjang Fetch pada tiap garis pada peta dibagi oleh skala maka akan didapatkan panjang
sebenarnya yang berikutnya akan menggunakan persamaan seperti berikut:

F eff =
∑ Xi .cosa
∑ cosa

Di mana,
Xi : panjang fetch / jarak sesungguhnya (km)
ɑ : sudut deviasi pada kedua sisi dari arah mata angin dominan (60 s/d 420)

Maka dapat dihitung bahwa :

∑ xi . Cos α
Feff = ∑ Cos α

F eff =
∑ Xi .cosa = 4 390,272 =¿325,112km
∑ cosa 13,51092

Dapat disimpulan bahwa fetch efektif pada BMKG Tegal 96797 semseter genap 2007
01-07-2009 hingga 31-12-2009 adalah sepanjang 325,112 km. Data fetch tersebut akan sangat
diperlukan untuk menentukan tinggi gelombang (H) dan peridode gelombang (T)

4.3. Konversi Angin menjadi Gelombang


4.3.1 Persamaan Penting Dalam Mengkonversi data Angin
Tinggi dan periode gelombang dihitung berdasarkan formula menurut SPM
(Shore Protection Manual), 1984 vol.1 sebagai berikut :

H o  5 . 112  10 4
U A  F 0 .5 T o  6 . 238  10 2
 U A F 0 . 33
UW 1.23
RL  U A  0.71  U W
UL
T 1 N

T avg   0 H rms 
N
H i
2

N i 1

H0
H s  1.42  Hrms H avg   N
Ho = tinggi gelombang laut (m)
To = periode gelombang laut (s)
UA = faktor tegangan angin
RL = hubungan UL dan UW (kecepatan angin di darat dan laut),
(dari gambar 5.8 Buku Teknik Pantai, Bambang Triatmojo hal. 154)
Hrms = H root mean square (m)
Hs = tinggi gelombang signifikan (m)
Havg = tinggi gelombang laut dalam rata-rata (m)
Tavg = periode gelombang laut dalam rata-rata (s)
UW = kecepatan angin diatas permukaan laut (m)
UL = kecepatan angin diatas daratan (m)
1 Knot = 0.5144 m/s

4.3.1 Menentukan Besar Nilai Tinggi (H) dan Periode (T) Gelombang
Data angin yang didapatkan oleh stasiun BMKG Kota Tegal dapat diketahui kecepatan
angin darat UL pada nilai maksimum, rata-rata, dan minimum untuk mendapatkan nilai RL pada
tiap-tiap UL maksimum, rata-rata, dan minimum

UL (max) = 7,31 knots = 3,76 m/s


UL (avg) = 2,95 knots = 1,51 m/s
UL (min) = 0,2 knots = 0,10 m/s

Lokasikan masing – masing UL pada grafik RL dan UL dengan cara menarik garsi yang
berpotongan, UL ada pada sumbu x dan RL ada pada sumbu y. Jadi dari titik UL kita bisa
mendapatkan
UW
RL 
UL

nilai RL. Dengan persamaan, maka, UW = RL x UL. Kita dapatkan nilai UW yang digunakan untuk
perhitungan selanjutnya. Persamaan UA Dapat dihitung menggunakan persamaan, UA = 0,71Uw1,23
Himpun seluruh data, untuk memudahkan perhitungan dengan rumus – rumus sebelumnya
(halaman sebelum ini), bisa menggunakan bantuan software Excel dan susun dalam tabel seperti
ini.
Grafik 1.3 Perbandingan Uw/UL

No UL UL RL Uw=UL . UA = 0,71. F efektif Ho (m) To (s)


(knot) (m/s) RL (Uw)^1,23 (m) Tinggi periode

Vmax 7,31 3,760 1,62 6,091 6,55 325,11 0,06040 0,166634


2
Vavg 2,95 1,510 1,81 2,733 2,45 325,11 0,02254 0,120362
Vmin 0,2 0,100 1,92 0,192 0,09 325,11 0,00086 0,040958
  Sum 0,08380 0,327954
1
Average 0,02793 0,109318
4

Hasil perhitungan dari tabel di atas dapat digunakan untuk menghitung H rms dan Hs sesuai
rumus yang sudah dilampirkan. Mengutip Wikipedia.com, The RMS wave height, which is defined
as square root of the average of the squares of all wave heights, is approximately equal to Hs
divided by 1.4

No Ho2 To2 Hrms Trms


(root (root avg
avg Ho) To)
Vmax 0,003648383 0,328 0,11661 0,657
9
Vavg 0,000508047 0,489  
Vmin 7,39014E-07 0,478
Sum 0,04157169 1,295460814
Average 0,01385723 0,431820271
Tabel 1.4 Nilai Ho dan To

Tabel 1.5 Perhitungan RMS


Dari hasil perhitungan tabel diatas, maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Hrms = 0,116 m
Trms = 0,657
Hs = 1,4 x Hrms = 0,1624 m

Havg = 0,0138 m
Tavg = 0,4 s

4.3.2 Menentukan Tinggi Dan Periode Gelombang Dengan Menggunakan Grafik


Peramalan Gelombang
Dari data fetch efektif, lokasikan titik itu pada sumbu x dan UA pada sumbu y,
dari grafik di bawah ini. Tarik garis lurus dari masing – masing titik tadi, hingga
berpotongan satu sama lain. Lalu tarik garis dari perpotongan tadi, sejajar dengan garis
yang miring. Garis miring ini digunakan untuk menentukan tinggi dan periode
gelombang.
Periode: 7,93 s Waktu Pembentukan: 23,91 jam
Ho=1,17

Gambar 1.5 Perhitungan RMS


Dari data yang telah diperloeh oleh hasil perhitungan Tabel 1.5maka dapat disimpulkan :

Fetch = 325,112 km
Ua = 6,55 m/d
Maka data yang diperoleh mrngunakan peramalan diperoleh:
Ho = 1,17 m
To = 7,93 s
Waktu Pembentukan = 23.91 jam

Gambar1.5 Tabel Karakteristik Gelombang Laut

Berdasarkan data yang diperoleh maka kita golongkan tipe pembentukan gelombang yang terjadi
di Laut Tegal

Fetch = = 325,112 km
Ua = = 6,55 m/d
Ho = 1,17 m
To = 7,93 s

Waktu Pembentukan = 29.91 jam


Dari data tersebut maka dapat digolongkan bahwa gelombang laut di Laut Tegal
memiliki karakteristik sebagai Wind Wave.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari proses perhitungan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. 2009 pada tanggal 01-07-2009 hingga 31-12-2009 adalah SE (South West) dan
didominasi oleh keceptan angin >8,02 Knot
2. Fetch efektif hasil perhitungan sepanjang 325,112 km
3. Tinggi gelombang signifikan yang terjadi adalah 0,1624 m.
4. Tinggi gelombang laut rata – rata adalah 0.0135 m
5. Periode gelombang laut rata – rata adalah 0,4s.

Anda mungkin juga menyukai