Wind Rose Abhi ST Ahh
Wind Rose Abhi ST Ahh
Dosen Pembimbing
Wahyudi Citrosiswoyo, Ir., M.Sc., Dr.
Disusun oleh :
Abhista Danis Wara (04311740000057)
1.3 Manfaat
Adapun manfaat untuk laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengatuhi Konversi Angin menjadi gelombang
2. Dapat memahmi diagram wind rose
3. Mengetahui karakteristik gelombang di Laut Jawa Tegal
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Angin
Angin merupakan sirkulasi yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi.
(Bambang Triatmodjo, 1999). Angin terjadi akibat adanya perubahanataupun perbedaan
suhu antara suatu tempat dengan tempat yang lain. Salahsatu contoh yang dapat diambil
adalah perubahan suhu yang terjadi antara daratan dan lautan. Daratan cenderung lebih
cepat menerima dan melepaskan panas. Oleh sebab itu, maka siang hari terjadi angin laut
yang diakibatkan oleh naiknya udara daratan yang digantikan oleh udara dari darat. Dan
pada malam hari terjadi sebaliknya, yaitu terjadi angin darat yang diakibatkan oleh
naiknya udara di laut dan digantikan oleh udara dari darat.
Data angin diperlukan untuk peramalan tinggi dan periode gelombang. Dari
data angin yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel (ringkasan) atau
diagram yang disebut wind rose (mawar angin). Dengan wind rose ini maka karateristik
angin dapat dibaca. Tabel dan gambar wind rose menunjukkan prosentase kejadian angin
dengan kecepatan tertentu dari berbagai arah dalam periode waktu pencatatan.
Pengukuran angin ini digunakan untuk peramalan gelombang. Tinggi dan periode
gelombang yang dibangkitkan dipengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin
(U), lama hembus angin (D) dan arah angin dari fecth (F).
Berikut adalah contoh pyajian data angin menggunakan tabel dan Wind Rose.
Distribusi Kecepatan Angin
Adapun pada daerah tegangan konstan, profil vertical kecepatan angin dinyatakan dalam
bentuk :
U = 2,16 Us
Diamana ;
Us : Kecepatan angin yang diukur oleh kapal (knot)
U : Kecepatan angin terkoreksi (knot)
Keterangan:
Uw = Kecepatan angin di atas permukaan laut (m/s)
RL = Nilai diperoleh dari grafik hubungan antara kecepatan angin di darat dan di
laut
UL = Kecepatan angin di atas daratan (m/s)
UA = 0,71 U1,23
Dimana :
U = kecepatan angin dalam m/dt.
2.2 Fetch
Fetch adalah jarak tanpa halangan diatas air hal mana gelombang dibangkitkan
oleh angin dan mempunyai arah dan kecepatan yang konstan. Di dalam peninjauan
pembangkitan angin di laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di
daerah pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang
sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin.
Dimana :
Feff = Fetch rerata efektif (km)
X1 = Panjang segmen Fetch yang diukur dari titik konservasi gelombang (km)
α = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin dengan menggunakan pertambahan
6o sampai sudut sebesar 420 pada kedua sisi arah angin
2.3 Wind Rose
Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang bagaimana
arah dan kecepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam periode tertentu.
Windrose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena dengan jumlah data
yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah diagram. Cara untuk
menampilkan data angin bervariasi. beberapa penyajian menunjukkan kelebihan daripada
yang lain. Akhir-akhir ini jenis windrose baru disajikan sehingga kemampuannya bisa
dipelajari (Crutcher, 1956). Wind rose memberikan gambaran ringkas namun sarat akan
informasi tentang bagaimana arah dan kecepatan angin terdistribusi pada sebuah lokasi
atau area. Windrose menampilkan frekuensi dari arah mana angin berhembus. Panjang
dari masing-masing kriteria yang mngelilingi lingkaran diasumsikan sebagai frekuensi
waktu dimana angin berhembus dari arah tertentu.
2.6 Gelombang
Pengetahuan mengenai gelombang laut biasa dikenal juga sebagai ombak laut
sangat penting bagi perencana pelabuhan. Tegantung dari kegunaan pelabuhan. Tinggi
gelombang (H) sebesar 0,80 m tidak berarti bagi kapal sebesar 100.000-300.000 DWT,
tetapi gelombang tersebut sudah cukup mengganggu kapal sebesar 3000 DWT untuk
melakukan bongkar muat. Tugas perencana adalah dapat memperkecil tinggi gemlobang
di dalam perairan pelabuhan. Sebagai gambaran umum, di bawah ini diberikan skema
kriteria besar gelobang yang cukup agar suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar:
Secara umum dapat dikatakan bahwa gelombang laut ditimbulkan karena angin,
meskipun gelombang dapat pula disebabkan oleh bermacam-macam hal, misalnya
letusan gempa ditengah laut, tsunami, gerakan kapal, dan lain sebagainya. Tinggi
gelombang banyak ditentukan sebagai hasi interraksi beberapa faktor. Dari faktor-faktor
tersebut yang lebih menetukan adalah:
a. Kecepatan angin
b. Lama dari keberadaan angin tersebut
c. Fetch, yaitu jarak sepanjang permukaan angin tersebut meniup dalam satu arah
Bentuk/ besaran fari gelombang laut tergantung dari rmpat faktor yaitu
1. Kecepatan angin (u)
2. Lamanya angin bertiup (Tu)
3. Kedalaman laut (d) dan luasnya perairan
4. Fetch (F), yaitu jarak antara terjadinya angin sampia lokasi gelombang tersebut.
Maka pada permukaan air (z=0) akan didapatkan hubungan sebagai berikut:
Dari satuan persamaan diferensial didapat nilai potensial gemombang merambat pada
arah sumbu x positif, dengan nilai
Kedua rumus tersebut dapat dinyatakan dalam grafik:
d. Klasifikasi gelombang
Klasifikasi gelombang biasanya didasarkan pada nilai perbandingan kedalaman (d)
dengan panjang gelombang (L) yaitu (d/L). Nilai perbandingan tersbut biasa disebut pula
“kedalaman relatif:. Pembagian klasifikasi dapat dilhat pada tabel:
Simplikasi yang terjadi pada persamaan dengan mengubah fungsi hiperbolik dengan
masing-masing asimptot untuk masing masing kedalamannya, akan didapatkan sebagai
berikut:
Kecepatan rambat gelombang pada perairan dangkal ddapa dari hasil perkalian
kecepatan pada perairan dalam dengan faktor c, dimana c b/a yaitu akar dari perbandingan
sumbu vertikal dan sumbu horizontal dari lingkaran elips.
Pada tabel berikut dapat dihitung koefisien kecepatan gerak orbit gelombang pada
perairan dangkal
Pada kedalaman z, besar sumbu-sumbu horizontal dan partikel dari ellips dapat
dicari dengan rumus:
Sebagai gambarna umum, refraksi gelombang tunggal (single breaking refraction) pada
beberapa pantai dangkal dapat ilihat pada gambar berikut, yang menunjukkan arah perabatna
gelombang yang sangat tergantung pada bentuk kedalaman dasar pantai dan menjadikan
gelombang divergen atau convergen
Sebagai catatan, energi dari gelombang tunggal antara dua “RAYS” yang
berdampingan mempunyai besaran tetap dan dampak refraksi pada suati bidang kemiringan
menimbulkan pengecilan tinggi gelombang sebanding dengan akar dari jarak “RAYS”
gelombang tersebut
Gambaran refraksi gelombang periodeik pada suatu pantai bebentuk teluk dnegan
bermacam-macam arah angin dapat dilihat pada gambar berikut
BAB III
METODOLOGI
3.1 Flowchart Konversi Data Angin menjadi Karakteristik Gelombang
Mengumpulkan Data
Menentukan Tabel
frekeuensi kejadian
Menentukan
Hembusan Dominan
Karakteristik
Gelombang Hs, Ts,
L, Gelombang
Badai
1. Kelompokkan kecepatan angin pada tiap-tiap arah. Kecepatan dibagi dalam interval
tertentu. Hitung pula frekuensi masing – masing interval terhadap total data di masing –
masing arah.
2. Buat sumbu – sumbu seperti pada kompas, dan beri keterangan sudut – sudutnya.
3. Buat lingkaran – lingkaran dengan radius yang berbeda namun dengan selisih antar
lingkaran yang sama, dimana lingkaran ini berfungsi sebagai koordinat frekuensi
kecepatan angin pada masing – masing arah sesuai sumbu, setelah data angin
dikelompokkan pada langkah 1.
4. Buat diagram wind rosenya sesuai data yang didapat.
3.3 Langkah Langkah membuat Fetch
1. Diketahui bahwa arah angin dominan di P51 Tuban adalah menuju W (West). Yang
0
artinya, arah ini adalah 270 dalam koordinat biasa. (Sudut dihitung searah putaran
jarum jam)
2. Siapkan sebuah peta yang lengkap dengan skala, lalu lokasikan Tuban. Buat garis
0
lurus bibir pantai di lokasi, sebesar 90 ke arah kiri. Tarik garis lurus hingga berhenti
pada daratan terdekat dalam arah tersebut. Apabila tidak ada daratan terdekat, maka
gunakanlah panjang garis yang sudah diskala, untuk panjang 250 km dari titik awal
garis.
3. Dari garis ini, buat lagi garis dari titik yang sama, dengan cara yang sama dan
0
ketentuan yang sama, namun dengan sudut dari garis sebelumnya sebesar 6 sebanyak 7
kali, hingga sudut dari garis terakhir dengan garis yang paling pertama
0
adalah 42 . Lakukan ini untuk sudut searah dan berlawanan arah putaran jarum jam.
Hingga akhirnya terbentuk 15 garis. (lihat gambar fetch)
4. Garis – garis fetch diukur dan dikali dengan skala dalam peta untuk mendapatkan
0
jarak sesungguhnya. Ukur cosinus dari sudut – sudut antar garis – garis tadi (6 ), dan
kalikan dengan jarak sesungguhnya dari garis – garis tadi. Lalu jumlahkan seluruh hasil
cosinus, dan jumlahkan pula hasil perkalian cosinus sudut dengah jarak sesungguhnya.
\
BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel mawar bunga yang telah didapatkan dirubah menjadi bentuk desimal dan
dijumlahkan dengan tabel barikutnya, maka kita mendapatkan besar persebaran arah mata
angin dengan kecepatan tertentu pada beberapa arah mata angin setelah itu mengurutkan searah
jarum jam berdasarkan arah mata angin mulai N hingga NNW
Hasil dari persebaran mata angin ditiap arah mata angin kita plot menggunkan diagram
radar dan akan mendapatkan persebaran arah mata angin atau sering disebut juga sebagai
hembusan angin dominan di Kota Tegal pada periode semester genap tahun 2009 pada tanggal
01-07-2009 hingga 31-12-2009 dihitung pada jam 00.00 WIB. Setelah menemukan hasil wind
rose atau mawar angin diurutkan berdasarkan besar pembagian data agar diagram tidak saling
bertumpukan
0.2
0.15
0.1
0.05
0
E E E E
N NN NE EN E SE SE SS S
SS
W
S W WS
W W NW NW NN W
W
3,02-4,02
WSW SEE
1,02-2,02
SW SE 0,02-1,02
SSW SSE
S
4.1.4 Kesimpulan
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hembusan angi dominan pada semester
genap berasal dari SE tahun 2009 pada tanggal 01-07-2009 hingga 31-12-2009 adalah SE (South
West) dan didominasi oleh keceptan angin >8,02 Knot
F eff =
∑ Xi .cosa
∑ cosa
Di mana,
Xi : panjang fetch / jarak sesungguhnya (km)
ɑ : sudut deviasi pada kedua sisi dari arah mata angin dominan (60 s/d 420)
∑ xi . Cos α
Feff = ∑ Cos α
F eff =
∑ Xi .cosa = 4 390,272 =¿325,112km
∑ cosa 13,51092
Dapat disimpulan bahwa fetch efektif pada BMKG Tegal 96797 semseter genap 2007
01-07-2009 hingga 31-12-2009 adalah sepanjang 325,112 km. Data fetch tersebut akan sangat
diperlukan untuk menentukan tinggi gelombang (H) dan peridode gelombang (T)
H o 5 . 112 10 4
U A F 0 .5 T o 6 . 238 10 2
U A F 0 . 33
UW 1.23
RL U A 0.71 U W
UL
T 1 N
T avg 0 H rms
N
H i
2
N i 1
H0
H s 1.42 Hrms H avg N
Ho = tinggi gelombang laut (m)
To = periode gelombang laut (s)
UA = faktor tegangan angin
RL = hubungan UL dan UW (kecepatan angin di darat dan laut),
(dari gambar 5.8 Buku Teknik Pantai, Bambang Triatmojo hal. 154)
Hrms = H root mean square (m)
Hs = tinggi gelombang signifikan (m)
Havg = tinggi gelombang laut dalam rata-rata (m)
Tavg = periode gelombang laut dalam rata-rata (s)
UW = kecepatan angin diatas permukaan laut (m)
UL = kecepatan angin diatas daratan (m)
1 Knot = 0.5144 m/s
4.3.1 Menentukan Besar Nilai Tinggi (H) dan Periode (T) Gelombang
Data angin yang didapatkan oleh stasiun BMKG Kota Tegal dapat diketahui kecepatan
angin darat UL pada nilai maksimum, rata-rata, dan minimum untuk mendapatkan nilai RL pada
tiap-tiap UL maksimum, rata-rata, dan minimum
Lokasikan masing – masing UL pada grafik RL dan UL dengan cara menarik garsi yang
berpotongan, UL ada pada sumbu x dan RL ada pada sumbu y. Jadi dari titik UL kita bisa
mendapatkan
UW
RL
UL
nilai RL. Dengan persamaan, maka, UW = RL x UL. Kita dapatkan nilai UW yang digunakan untuk
perhitungan selanjutnya. Persamaan UA Dapat dihitung menggunakan persamaan, UA = 0,71Uw1,23
Himpun seluruh data, untuk memudahkan perhitungan dengan rumus – rumus sebelumnya
(halaman sebelum ini), bisa menggunakan bantuan software Excel dan susun dalam tabel seperti
ini.
Grafik 1.3 Perbandingan Uw/UL
Hasil perhitungan dari tabel di atas dapat digunakan untuk menghitung H rms dan Hs sesuai
rumus yang sudah dilampirkan. Mengutip Wikipedia.com, The RMS wave height, which is defined
as square root of the average of the squares of all wave heights, is approximately equal to Hs
divided by 1.4
Havg = 0,0138 m
Tavg = 0,4 s
Fetch = 325,112 km
Ua = 6,55 m/d
Maka data yang diperoleh mrngunakan peramalan diperoleh:
Ho = 1,17 m
To = 7,93 s
Waktu Pembentukan = 23.91 jam
Berdasarkan data yang diperoleh maka kita golongkan tipe pembentukan gelombang yang terjadi
di Laut Tegal
Fetch = = 325,112 km
Ua = = 6,55 m/d
Ho = 1,17 m
To = 7,93 s
5.1 Kesimpulan
Dari proses perhitungan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. 2009 pada tanggal 01-07-2009 hingga 31-12-2009 adalah SE (South West) dan
didominasi oleh keceptan angin >8,02 Knot
2. Fetch efektif hasil perhitungan sepanjang 325,112 km
3. Tinggi gelombang signifikan yang terjadi adalah 0,1624 m.
4. Tinggi gelombang laut rata – rata adalah 0.0135 m
5. Periode gelombang laut rata – rata adalah 0,4s.