UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
TUGAS
OLEH :
PALU
2022
PETROGRAFI BATUAN BEKU DAN METAMORF
Acara : Petrografi Batuan Beku Nama : Cindy Ziqni Noviar
Hari/tgl: 07 Juni 2022 NIM : F 121 18 027
No. Sampel 1
Kode Sampel GT035BB
Jenis Batuan Batuan Beku
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Putih Keabu-abuan
Mikroskopis Warna Interferensi : Hitam
Tekstur
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Faneroporpiritik
- Relasi : Inequigranular Porfiritik
- Bentuk : Subhedral-anhedral
- Struktur : Masif
- Ukuran Mineral : 0,001 mm-0,9 mm
- Komposisi Mineral : Kuarsa (SiO2), Albit ((CaAl2SiO8), Biotit
(K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(OH22), Hornblende
(Ca,Na)2-3(Mg,Fe,Al)5)(Al,Si)8O22(OH,F)2,
Orthoklas ((K,Na)AlSi3O8) Massa Dasar (Md)
Nikol // Nikol X
Md Md
Ab Ab
Hbl Bt Hbl
Bt
qz
qz
okls
okls
Md Md
Ab Ab
qz okls
okls Bt qz
Bt
Hbl Hbl
okls
okls
Bt
Bt
qz
qz
Md Md
Hbl Hbl
Ab
Ab
Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorbsi coklat, bentuk euhedral-
subhedral, belahan 1 arah, pecahan tidak rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
Albit (Ab) tinggi, ukuran mineral 0,55 mm, warna
25
(CaAl2SiO8) interferensi abu-abu, bias rangkap 0,005 (orde
I), sudut gelapan 43º, jenis gelapan miring,
kembaran kalsbat
Pada pengamatan ini didapatkan warna absorbsi adalah Putih keabu-abuan, warna
interferensi adalah hitam, kristalinitas adalah hipokristalin, granularitas adalah Faneroporfiritik,
relasi adalah Inequigranular porfiritik, bentuk subhedral-anhedral, struktur masif, ukuran
mineral 0.001 mm – 0,9 mm dan komposisi mineral adalah Kuarsa (15%), Ortoklas (10%),
Biotit (15%), Albite (25%), Hornblende (10%) Massa Dasar (25%). Berdasarkan hasil analisis
sifat pengamatan optis mineral terdapat beberapa ciri – ciri batuan yaitu memiliki tekstur
kristalinitas hipokristalin, granularitas Porpiriafanitik yang, maka nama batuan ini adalah Porfiri
Granodiorit (Russell B. Travis 1955).
Porfiri Granodiorit terbentuk pada zona subdaksi bersifat intrusive karena terbentuk
di dalam inti bumi, ketika lempeng samudera dan lempeng benua bergerak dan saling
mendekat kemudian bertabrakan, mengakibatkan lempeng samudra akan menunjam kebawah
hal ini di karenakan massa jenis pada lempeng samudera yang besar sedangkan lempeng benua
akan lebih di atas daripada lempeng benua, daerah penunjaman membentuk suatu palung yang
dalam, akibat dari penunjaman lempeng samudera dan material –material yang ada di sekitar
lempeng samudera akan melebur kembali menjadi magma karena suhu yang ada berubah
menjadi tinggi, kemudian akibat adanya tekanan yang tinggi cairan magma di dorong oleh
oksigen yang masuk bersamaan dengan penunjaman lempeng samudra, cairan magma yang
berasal dari selubung mantel akan mencapai lapisan lempeng samudra melalui rekahan –
rekahan yang ada di dalam bumi, kemudian terjadi asimilasi antara magma asam dan magma
basa, dan pada saat suhu 700̊C - 900̊C pada kedalaman menengah - dangkal. Dan magma yang
mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk
disebut Porfiri Granodiorit (Russel B.Travis), yang berarti granodiorit yang bertekstur porfiri.
PETROGRAFI BATUAN BEKU DAN METAMORF
Acara : Petrografi Batuan Metamorf Nama : Cindy Ziqni Noviar
Hari/tgl: 07 Juni 2022 NIM : F 121 18 027
No. Sampel 2
Kode Sampel GT082BM
Jenis Batuan Batuan Metamorf
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Coklat
Mikroskopis Warna Interferensi : Coklat keabuan
Tekstur : Nematoblastik
Struktur : Gneissic
- Ukuran Mineral : 0,05 – 0,89 mm - mm
- Komposisi Mineral :Ortoklas((K,Na)AlSi3O8),Biotit(K(Mg,Fe)3(
AlSi3O10)(OH22),Kuarsa (SiO2), Plagioklas
(Ca,Na)(Si,Al)4O8)
Nikol // Nikol X
Okls
Okls
Qz Qz
Bt
Bt
Okls
Okls Qz
Qz
Plag
Plag
Bt Bt
Bt Plag
Plag
Bt
Okls
Okls Qz
Qz
Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Hasil pengamatan sampel pada nomor sampel 02 termasuk dalam jenis batuan metamorf.
Hasil kenampakan mikroskopis pada sampel batuan memiliki warna absorbsi coklat, warna
interferensi coklat keabuan, dengan tekstur Nematoblastik, struktur Gneissic, ukuran mineral
0,05 mm-0,89 mm, dan komposisi mineral terdiri dari Kuarsa 15%, Ortoklas 25%, biotit 45%,
plagioklas 15%. Pada deskripsi mineral diatas, nama batuan yang didapatkan pada klasifikasi
SCMR 2007 yaitu dengan presentase mineral yaitu :
1. Biotit 45%
2. Kuarsa 15%
3. Ortoklas 25%
4. Plagoklas 15%
Batu Gneiss terbentuk dari proses metamorfisme regional atau metamorfisme dinamik
yang terjadi di batas lempeng konvergen. Mineral penyusun dalam batuan geneiss
direkristalisasi dengan suhu atau temperatur dan tekanan yang tinggi, oleh karena itu batuan
gneiss dikategorikan sebagai batuan metamorf berkualitas tinggi dan sulit pecah. Proses
rekristalisasi dari mineral penyusun ini menyebabkan ukuran mineral meningkat dan memisah
sehingga memberi kesan garis-garis (bands). Terbentuknya genes yang paling umum dimulai
dengan batu serpih, yang merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional dapat mengubah
serpih (shale) menjadi batu sabak, lalu filit (phyllite), kemudian sekis, dan akhirnya menjadi
genes.batuan ini kemudian tersingkapkan diatas permukaan akibat adanya pengaruh struktur
berupa tektonik. Penamaan batuan ini berdasarkan pada klasifikasi SCMR Tahun 2007, yang
mana pada klasifikasi ini mementingkan struktur yang terdapat pada batuan. Adapun tekstur
pada batuan ini yaitu nematoblastik dana mememiliki struktur foliasi gneiss structure sehingga
nama batuan yang didapatkan ialah Biotit Gneiss (SCMR 2007)