Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan - kerajaan di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan
menjadi bentuk-bentuk kesatuan besar. Perkembangan dan pertumbuhan tersebut tidak
terlepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti Hindu, Budha, dan
Islam. Keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut telah mewarnai sejarah kerajaan di
Indonesia. Kerajaan-kerajaan di Indonesia sangat banyak memberikan pengaruh
terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pada zaman kerajaan berkembang Agama Hindulah yang pertama masuk ke
Indonesia dengan diperkirakan pada awal Tarikh Masehi dan terus berkembang sampai
kerajaan-kerajaan Islam bermunculan.
Kerajaan Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan Hindu di Indonesia yang
juga ikut mewarnai sejarah kerajaan di Indonesia. Banyak hal yang menarik dari
kerajaan Tarumanegara dari segi peninggalaanya, sejarahnya atau yang lainnya. Maka
dari itu, penulis tertarik untuk menyusun makalah tentang kerajaan Tarumanegara ini.

B. Rumusan Masalah
1.      Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara?
2.      Bagaimana Letak dan wilayah kekuasaan ?
3.      Bagaimana kehidupan Masyarakat Tarumanegara ?
4.     Bagaimana keruntuhan Kerajaan Tarumanegara ?
5.      Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara ?

C. Tujuan
Makalah kerajaan Tarumanegara ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas dari mata pelajaran sejarah peminatan serta untuk memberikan informasi kepada
para pembaca.

D. Manfaat
 Dapat menambah wawasan tentang kerajaan Tarumanegara
 Dapat mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Tarumanegara
 Dapat mengetahui letak dan wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara
 Dapat mengetahui kehidupan masyarakat, penyebab keruntuhan, dan sumber
sejarah kerajaan Tarumanegara

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Terumanegara dibangun oleh raja Jayasinghawarman ketika


memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang
terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara.
Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi
Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Nama
Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang
dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak
sekali terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum.
Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan
merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai
pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi
Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti , sayangnya tidak
satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara
berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia-sia.
Setelahnya ke Cina untuk mempelajari hubungan Cina dengan Indonesia dimasa
lampau mereka menemukan naskah-naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan
kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo
mengirimkan utusan ke Cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga
dapat disimpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.
Masa kejayaan Tarumanegara diperkirakan berada pada tahun 395-434, saat
diperintah oleh Purnawarman. Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun
397. Ibukota ini letaknya lebih dekat ke pantai dan terkenal dengan nama
Sundapura.
Di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 kerajaan daerah di bawah
Tarumanegara. Wilayahnya terletak mulai dari sekitar Pandeglang (Rajatapura )

2
hingga Purwalingga (diduga inilah asal usul nama kota Purbalingga) di Jawa
Tengah. Secara umum wilayah kekuasaan meliputi hampir seluruh Jawa Barat; dari
Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon
Pada masa Suryawarman berkuasa lebih banyak lagi kerajaan daerah yang
dibangun. Pada tahun 526 misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman,
mendirikan kerajaan Kendan, yang terletak di kawasan Nagreg, wilayah perbatasan
Bandung-Garut sekarang. Lalu pada masa Kertawarman (561-628) berdiri pula
Kerajaan Galuh.

B. Letak dan Wilayah Kekuasaan Kerajaan Tarumanegara


Berdasarkan sumber – sumber sejarah yang ada dapat disimpulkan bahwa
Tarumanegara terletak di Jawa Barat. Pusatnya belum dapat dipastikan, namun para
ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira antara sungai
Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara
meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta (Naskah Wangsakerta
adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran
Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669

3
C. Kehidupan Masyarakat Tarumanegara
1) Kehidupan Sosial
Masyarakat Kerajaan Tarumanegara sudah menanamkan sikap gotong
royong, berdasarkan isi dari prasasti Tugu. Kehidupan sosial Kerajaan
Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya Raja Purnawarman
untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Beliau sangat
memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam
melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai
tanda penghormatan kepada para dewa.
Pengkastaan di Kerajaan Tarumanegara tidak jauh berbeda dengan yang
ada di Kerajaan Kutai. Golongan brahmana bertugas mengatur tugas
keagamaan. Kaum kesatria merupakan golongan bangsawan (raja dan kerabat).
Sedangkan golongan biasa meliputi para petani, peternak, pemburu, pelaut dan
nelayan.

2) Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Tarumanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai
sumber mata pencaharian mereka. Mereka berladang secara berpindah-pindah.
Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah penting dalam
perekonomian Tarumanegara.
Dalam prasasti Tugu, dinyatakan bahwa raja Purnawarman
memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122
tombak. Terusan ini (Gomati dan Candrabhaga) dibangun oleh golongan budak
dan kaum sudra. Pada akhirnya terusan ini selain berfungsi sebagai sarana
pencegah banjir, juga berfungsi sebagai sarana lalu lintas pelayaran
perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan daerah lain di luar
kerajaan. Berdasarkan catatan Fa-Hien, seorang musafir Cina, masyarakat
Tarumanegara memperdagangkan beras dan kayu jati.

3) Kehidupan Politik
Sumber sejarah politik dan pemerintahan Kerajaan Tarumanegara
kurang jelas. Meskipun demikian, catatan dari Fa-Hien (sejarawan)
mengatakan Tarumanegara mampu menciptakan stabilitas politik di
wilayahnya. Kondisi itu dibuktikan dari laporannya tentang cukup majunya
perekonomian kerajaan tersebut. Kuatnya pemerintahan dibuktikan oleh

4
informasi prasasti mengenai proyek penggalian saluran Gomati dan sungai
Candrabhaga. Proyek itu membutuhkan tenaga manusia yang cukup besar,
sehingga mungkin terselenggara oleh pemerintahan yang berwibawa, yang
kekuasaanya diakui rakyatnya. Karena merupakan kerajaan, kekuasaan raja
bersifat mutlak. Hal itu tergambar dari pengakuan Raja Purnawarman sebagai
jelmaan Dewa Wisnu.

4) Kehidupan Agama

Kepercayaan yang dianut warga di dalam Kerajaan Tarumanegara yaitu


Hindu, tepatnya Hindu Wisnu. Sebagai bukti, pada prasasti Ciareteun ada tapak
kaki raja yang diibaratkan tapak kaki Dewa Wisnu. Sedangkan agama yang
dianut warga di luar kerajaan ada beberapa. Seperti yang dinyatakan oleh Fa-
Hien, dalam bukunya yang berjudul Fa Kao Chi, menceritakan bahwa saat
mengunjungi Jawadwipa, dia hanya menjumpai sedikit orang beragama
Buddha. Kebanyakan masyarakat menganut kepercayaan Hindu dan “beragama
kotor” (maksudnya animisme).

D. Penyebab Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara


Pada tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan
menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang
sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Kerajaan Sunda dan yang
kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri
Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada
menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa.
Ia memilih mengembangkan Kerajaan Sunda yang sebelumnya merupakan kerajaan
daerah yang berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke
Kerajaan Sunda ini, kerajaan lain bernama Kerajaan Galuh memutuskan untuk
berpisah dari Kerajaan Sunda. Akhirnya wilayah bekas Kerajaan Tarumanegara
dibagi menjadi dua, sehingga kekuatan kerajaan Tarumanagara menjadi lemah.
Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra,
yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di
dekat Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi,
menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca.

5
Raja berangkat dari Minangatamwan dengan armada berkekuatan 20.000 tentara
dan menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar
pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang
menjadi tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana.
Karena kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar
pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah
besar sehingga dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk
Kerajaan Tarumanegara.

E. Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara

1. Prasasti
a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)

Sebelumnya dikenal dengan nama prasasti Ciampea, terletak di pinggir sungai


Ciaruteun, dekat muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat lukisan laba-laba
dan tapak kaki yang dipahatkan di atas aksaranya. Prasasti terdiri dari 4 baris,
ditulis dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh (Anustubh: jumlah suku
kata pada masing-masing baris dalam satu bait puisi Jawa kuno sebanyak 8 suku
kata). Prasasti ini mengingatkam adanya hubungan dengan prasasti raja
Mahendawarman I dari keluarga Pallawa. Bunyi dari prasasti ini ialah :
vikrantasyavanipateh
srimatah purnavarmmanah
tarumanegarendrasya
visnor iva padadvayam
‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang
Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia’’

6
 b. Prasasti Jambu/ Pasir Koleangkak

Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat


Bogor. Bunyi dan terjemahan prasasti ini adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-
purnnavarmma pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane
nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
‘’ gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia
yang tiada taranya- yang termashur Sri Purnnawarman- yang sekali
waktu( memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal (=varmman)
tidak dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya, yang
senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran,
tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya’’
Dari Prasasti diatas kita dapat keterangan bahwa Purnawarman suka memakai
Warman (baju Zirah/Besi) yang tidak dapat ditembus senjata. Dari itu juga kita tahu
dia sering berperang dan menggempur kota – kota musuhnya.
c. Prasasti Kebon Kopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)

7
Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata.
Bunyinya sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam-
padavayam
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa
taruma (yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’

d. Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)

Merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisannya


dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar.
Yang khas dari prasasti ini adalah:Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang
terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga dan Gomati.
     Merupakan satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir
penanggalan namun tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan
phalguna dan caitra yang bertepatan dengan bulan Februari- April.
         Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000
ekor sapi yang dihadiahkan
           Menyebutkan dua nama lain dari Purnawarman
         Candrabhaga merupakan nama sungai India yang diberikan kepada sebuah
sungai di Jawa dan nama itu sekarang dikenal dengan nama Bekasi, Chandrabagha
dapat diartikan menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi =
Candra = Bulan), yang diduga pusat Kerajaan Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu
sebagai berikut :

8
pura rajadhirajena guruna inabahuna
khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina
‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan
mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk
mengalirkannya ke laut setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termasyur. Di
dalam tahun keduapuluh-duanya dari tahta yang mulai raja Purnawarman yang
berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaanya serta menjadi panji segala
raja, maka sekarang beliau menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair
jenih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah
kediaman yang mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang Purnawarman). Pekerjaan ini
dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan disudahi
pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja, sedang galian itu
panjangnya 6.122 tumbak (12 km). Selamatan baginya dilakukan oleh para
brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan ‘’
Pembuatan galian tersebut yang jelas untuk pengairan sawah dan pengantisipasi
banjir. Dari sini kita lihat Purnawarman raja yang memperhatikan kesejahteraan
rakyat. Penggalian ini juga memeperhatikan kesejahteraan rakyat. Penggalian ini
juga memperlihatkan bahwa pengetahuan bertani Tarumanegara sudah cukup maju.
Menurut para ahli sejarah, kemungkinan besar sungai yang digali adalah terusan
untuk membantu pengaliran sungai Bekasi, sebab disebutkan sungai Candrabagha.
Menurut Prof. Purbacaraka Chandrabagha dapat diartikan menjadi bekasi =
Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan)
Selaian itu Prasasti tugu ini. Mempunyai unsur penanggalan tetapi tidak memakau
angka tahun. Dalam Prasasti tugu terdapat kata Phalaguna dan Carita. Yaitu bulan
yang bertepatan dengan pebruari – april dalam tarikh Masehi

9
e. Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)

Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat
gambar tapak kaki.

f. Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)

Prasasti ini di temukan di muara Cianten Bogor , prasasti ini juga terdapat telapak
kaki. Sayang tulisannya belum dapat diartikan sebab tulisannya dalam huruf ikal
sehingga tidak banyak yang diketahui tentang isinya.

 g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak

10
Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul,
kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti Cidanghiyang dilaporkan pertama kali oleh
Toebagus Roesjan kepada Dinas Purbakala tahun 1947 (OV 1949:10), tetapi diteliti
pertama kali tahun 1954 dan berisi dua baris aksara yang merupakan satu Sloka
dalam metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah)
narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya
dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”
Dari Prasasti ini kita bisa tahu rupanya Raja Purnawarman seorang raja yang
perkasa yang mempunyai wilayah kekuasaan yang luas. Dia banyak menaklukan
raja – raja di daerah sekitarnya.

2. Arca

a. Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan
sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari
abad II.

b. Arca Wisnu Cibuaya I


Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti
Purnawarman. Arca ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang
ditemukan di Kemboja, Siam dan Semenanjung Melayu.

c. Arca Wisnu Cibuaya II ( di desa Cibuaya)


Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
-          Jenis batu yang digunakan
-          Bentuk arca dan laksananya
-          Bentuk badan
-          Makuta

11
3. Sumber lain

a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti
(Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya
disebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak dijumpainya
adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa
rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai membuat
minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang ada, para ahli sejarah menduga
Tolomo/ Taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara

b. Dinasti Soui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga diperkuat dari berita Dinasti Soui,
bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari Negeri Tolomo yang terletak disebelah
selatan

c. Dinasti Tang Muda


Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan
dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan Kerajaan Tarumanegara diatas maka dapat disimpulkan
bahwa Kerajaan Tarumanegara merupakan sebuah kerajaan hindu yang
didirikan oleh Jayasighawarman pada tahun 358 M yang diperkirakan sejak
abad ke V dan VI. Kerajaan Tarumanegara terletak di JawaBarat yang daerah
kekuasaannya meliputi Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon, kerajaan ini
pernah dipimpin oleh 12 raja.
Kerajaan Tarumanegara meninggalkan 7 prasasti yaitu prasasti
ciaruteun, jambu, kebon kopi, tugu, pasir awi, muara cianten, dan lebak. Sumber
sejarah Kerajaan Tarumanegara selain bisa didapat dari prasasti juga bisa
didapat dari arca dan berita dari Tiongkok seperti berita Fa Hien, Dinasti Soui,
dan Tang Muda.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran bagi kami,
maupun para pembaca. Kerajaan Tarumanegara merupakan peninggalan yang
penting untuk kita semua karena kerajaan ini juga telah ikut mewarnai sejarah
kerajaan di Indonesia yang tentunya telah begitu banyak budaya yang
ditinggalkan oleh nenek moyang kita. Maka dari itu, kita harus menjaga dan
melestarikan budaya peninggalan dari nenek moyang kita kalau bukan kita siapa
lagi kalau bukan sekarang kapan lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://liya2000.blogspot.co.id/2017/02/makalah-kerajaan-kutai-dan-
tarumanegara_82.html

http://fickyfebryadi97.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-kerajaan-kutai-dan-
tarumanegara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai

https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara

14

Anda mungkin juga menyukai