Anda di halaman 1dari 15

Laporan Pendauhulua

Ante Natal Care

A.     KONSEP KEHAMILAN
1.      Pengertian
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai
awal periode antepartum (Varney, 2012 ).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. (pada beberapa kepustakaan
disebut sebagai Prenatal Care) (Manuaba, 2012).
 ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan

mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. (Sarwono,
2012).

2. Anatomi Fisologi

 Anatomi organ reproduksi wanita secara garis besar dibagi dalam dua golongan yaitu:
genetalia eksterna dan genetalia interna.

1.        Genetalia Eksterna (bagian luar)


Meliputi semua organ-organ yang terletak antara os pubis, ramus inferior dan perineum.
Antara lain:
a.       Mons veneris / mons pubis (daerah tumbuhnya rambut)
        Merupakan bagian yang menonjol (bantalan) berisi jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat yang terletak di atas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris
tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk melindungi alat genetalia
dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b.      Labia Mayora (bibir besar)
        Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari
mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Kedua bibir ini di bagian bawah
bertemu membentuk perineum (pemisah anus dengan vulva). Permukaan ini terdiri
dari :
1)        Bagian luar      : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada  mons
veneris.
2)        Bagian dalam  : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak)
Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia di dalamnya dan mengeluarkan cairan
pelumas pada saat menerima rangsangan.
c.       Labia Minora atau Nimfae (bibir kecil)
        Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Dibagian atas klitoris,
bibir kecil bertemu membentuk prepusium klitoridis dan di bagian bawahnya bertemu
membentuk frenulum klitoridis. Bibir kecil ini mengelilingi orifisium vagina.
d.      Clitoris (kelentit/ jaringan yang berisi saraf)
        Merupakan sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki.
Mengandung banyak urat-urat syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah sehingga
sangat peka. Letaknya anterior dalam vestibula. Berfungsi untuk menutupi orga-organ
genetalia di dalamnya serta merupakan daerah erotik yang mengandung pambuluh
darah dan syaraf.
e.       Vestibulum (muara vagina)
          Merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian
atas klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil. Pada vestibulum
terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar Bartholini, dua lubang saluran
Skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna untuk melumasi vagina
pada saat bersenggama.
f.       Kelenjar Bartholini (kelenjar lendir)
        Merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina karena dapat mengeluarkan
lendir. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks, dan salurannya keluar antara
himen dan labia minora.
g.      Hymen (selaput dara)
        Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek.
Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan
darah saat menstruasi. Bila himen tertutup seluruhnya disebut hymen imperforata dan
menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi.
h.    Lubang kencing (orifisium uretra externa)
        Tempat keluarnya air kencing yang terletak dibawah klitoris. Fungsinya sebagai saluran
untuk keluarnya air kencing.
i.      Perineum (jarak vulva dan anus)
          Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4cm.Terdapat otot-otot
yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan interna serta dipersyarafi oleh saraf
pudendus dan cabang-cabangnya.
2.        Genetalia Interna (bagian dalam)
Genetalia interna antara kandung terdiri dari :

a.       Vagina (liang senggama)


               Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan uterus dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak di antara
kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang
disebur rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina, menonjol
serviks bagian dari uterus. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut
porsio. Porsio uteri membagi puncak vagina menjadi forniks anterior (depan), forniks
posterior (belakang),forniks dekstra (kanan), forniks sinistra (kiri). Sel dinding vagina
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman
vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina adalah:
1)   sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah pada waktu haid dan
sekret dari uterus.
2)   sebagai alat persetubuhan.
3)   sebagai jalan lahir pada waktu partus.

b.Uterus (rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis
(panggul), antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan.  Berfungsi sebagai
tempat calon bayi dibesarkan. Bentuknya seperti buah alpukat dengan berat normal 30-
50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam
kampung. Diding rahim terdiri dari 3 lapisan :
1)      Peritoneum
                      Yang meliputi dinding uterus bagian luar, dan merupakan penebalan yang diisi
jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat saraf. Bagian ini meliputi tuba dan
mencapai dinding abdomen (perut).
2)      Myometrium
                Merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari otot polos yang disusun
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat proses persalinan.Diantara
serabut-serabut otot terdapat pembuluh darah, pembulh lymfe dan urat syaraf.
3)      Endometrium
               Merupakan lapisan terdalam dari uterus yang akan menebal untuk mempersiapkan
jika terjadi pembuahan. Tebalnya sususnannya dan faalnya berubah secara siklis karena
dipengaruhi hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi
decidua.
          Fungsi uterus yaitu untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan.
Sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus.
(pembuahan ovum secara normal terjadi di dalam tuba uterina). Endometrium disiapkan
untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di
dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu,
uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan membesar
sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga abdomen pada masa pertumbuhan fetus.
          Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara
ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya
melalui proses yang dikenal sebagai involusi.

c.Tuba Uterina (saluran telur)


              Tuba uterina atau saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan
ke arah lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim.Tuba fallopi
merupakan tubulo muskular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diametrnya 3 dan 8 mm.
Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1)      Pars interstitialis (intramularis), terletak di antara otot rahim, mulai dari ostium
internum tuba.
2)      Pars isthmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang
paling sempit.
3)      Pars ampularis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk S
4)      Pars infundibulo tuba, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae
tuba.
Fungsi tuba fallopi sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai
bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.

b.    Ovarium (indung telur)
          Ovarium adalah kelenjar berbentuk buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di
bawah tuba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri.
Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap
oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi makanan. Pada setiap siklus haid
sebuah dari ovum primitif ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang
menjadi folikel ovari yang vesikuler (folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graff berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor
folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap
inilah dikeluarkan hormon estrogen. Pada masa folikel Graff mendekati pengembangan
penuh atau pematangan, letaknya dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar
karena cairan, sehingga membenjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada
permukaan ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkannya sobek dan cairan
serta ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke dalam lubang yang berbentuk
corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum
dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi.
3. Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi),
yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu
persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma)
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii (Wiknjosastro, 2005:
125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah untuk
dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilisasi) (Wiknjosastro, 2005: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak (oleh rambut getar tuba)
menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di
ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai dengan nidasi
diperlukan waktu ± 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah dan
janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada
ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan
plasentasi (Wiknjosastro, 2005: 125).

4. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda presumtif
1) Amenore (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir
umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TP), yang dihitung dengan menggunakan
rumus dari Naegle: TP = (HPHT + 7) dan (bulan HT + 3) (Manuaba, 2000: 98).       
2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
Mual dan muntah biasa terjadi mulai kehamilan 2-8 minggu. Penyebab mual muntah ini
masih belum diketahui tetapi mungkin karena perubahan hormonal HCG, perubahan emosi
ambivalen, penolakan kehamilan (Salmah, 2006: 71).   
3) Mengidam (ingin makanan khusus)
Terjadi peningkatan hormone esterogen dalam tubuh ibu sehingga terjadi proliferasi jaringan
ikat dan vaskularisasi. Hal ini menyebabkan terjadinya hipersalivasi selain itu ibu menjadi
malas menelan karena emesis (Salmah, 2006: 71).  
4) Tidak tahan suatu bau-bauan
5) Pingsan
Hal ini terjadi karena adanya gangguan vasomotor/ hormonal. Bila tejadi pada sebelum
kehamilan mungkin akibat bendungan vena pada tungkai. Hal ini akan hilang setelah 16
minggu   (Salmah, 2006: 72).
6) Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul
kembali   (Salmah, 2006: 72).
7) Lelah (fatigue)
Sulit untuk diterangkan mungkin karena adanya peningkatan hormone progesterone,
esterogen dan HCG (Salmah, 2006: 72).
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesterone yang merangsang duktuli
dan alveoli di mammae. Glandula Montgomeri tampak lebih jelas (Wiknjosastro, 2005: 126).
9) Sering miksi
Hal ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Pada trimester ke II pada umumnya keluhan ini mulai
menghilang karena uterus yang mulai membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir
trimester gejala bias timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kemih (Wiknjosastro, 2005: 126).
10) Konstipasi/obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormone steroid
(Wiknjosastro, 2005: 126).
11) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi dahi dan hidung
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Areola mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen
yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula linea nigra di garis tengah
abdomen menjadi lebih hitam (=linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh
hormone kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2005:
126).
12) Epulish
Karena suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering terjadi pada bulan pertama (Wiknjosastro,
2005: 126).
13) Pemekaran vena-vena (varises)
Selain karena herediter, juga karena dinding otot polos vana melebar, akibat hormonal.
Pembesaran uterus dan akibat travitasi bumi sehingga menekan vena-vena (Salmah, 2006:
73).
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1) Tanda Hegar
Terjadi karena SBR (Segmen Bawah Rahim) melunak sehingga seolah olah serviks terpisah
dari rahim (Manuaba, 2000: 99).
2) Tanda Chadwick
Vulva dan vagina akibat hormone esterogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva menjadi tampak lebih merah, agak
kebiruan (livide) (Wiknjosastro, 2005: 95).
3) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut
(Wiknjosastro, 2005: 126).
4) Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil.
Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
tanda Braxton Hicks tidak ditemukan (Wiknjosastro, 2005: 127).
5) Teraba Ballotment
6) Reaksi kehamilan positif
Ada beberapa macam reaksi seperti reaksi Galli Mainini, reaksi Friedman, reaksi Asheim-
Zondek, dan reaksi imunologik, yang telah sering kita ketahui adalah reaksi imunologik yaitu
untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone HCG dalam kencing. Keuntungannya lebih
cepat, akurat dan dengan titer yang rendah reaksi telah positif (Wiknjosastro, 2005: 128).

c. Tanda pasti hamil (tanda positif)


1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin
Umumnya dapat dirasakan oleh ibu pada saat usia kehamilan 18 minggu pada primigravida,
sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2005: 129).
2) Denyut jantung janin:
3) Didengar dengan stetoskop-mooral Laennec (pada usia kehamilan 18-20 minggu)
4) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
5) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
6) Dilihat pada USG
7) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen (Wiknjosastro, 2005: 129)
5. Pemeriksaan Penunjang
a.       Pemeriksaan laboratorium
      Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa darah
untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange, coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing cacing
dan parasit

b.      Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka janin
belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
         Diperlukan tanda pasti hamil
         Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
         Mencari sebab dari hidraamnion
         Untuk menentukan kelainan anak
c.       Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
         Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
         Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
         Mengetahui posisi plasenta
         Mengetahui adanya IUFD
         Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010;95-97)

5.       Perubahan Fisiologis Ibu Hamil


a.       Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran ini
dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b.      Vagina
·         Elastisitas vagina bertambah
·         Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
·         Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput lendirnya
berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c.       Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d.      Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal, dan linea
alba.
e.       Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan selaput
elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f.       Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli puting
susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae melebar dan lebih
tua warnannya.
g.      Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan pada
kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit selama
kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h.      Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang
membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI.

6.      .     PENGOBATAN SELAMA HAMIL


a.       Pergerakan janin

ü   Trimester pertama(usia kehamilan o-13 minggu)


1.      Nyeri dan pembersaran payudara.
2.      Kelelahan
3.      Sering kencing
4.      Mual muntah
5.      Pertumbuhan janin diatas simpisis pubis bisa dirasakan mulai kehamila 12 minggu.
6.      Mengalami kenaikan BB 1-2 kg selama trimester I.
ü   Trimester kedua (usia kehamilan 14-27 minggu)
1.      Uterus terus membesar
2.      Setelah 16 minggu uterus biasanya berada ada pertengahan antara simpisis dan pusat.
3.      BB meningkat 4-5 kg.
4.      Umur kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri berada didekat pusat.
5.      Payudara mulai mengeluarkan kolostrum.
6.      Gerakan bayi dirasakan.
7.      Nampak perubahan kulit, cloasma, linea dan striae gravidarum.
ü   Trimester tiga (usia kehamilan 28-40 minggu)
1.      Umur kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat.
2.      Umur kehamilan 32 minggu, tinggi fundus uteri terletak diantar setaengah jarak pusat dan
prosesus xifoideus.
3.      Payudara penuh dan nyeri tertekan.
4.      Sering kencing.
5.      Umur keahmilan 38 minggu, bagian terendah janin turun kerongga panggul.
6.      Sakit pinggang dan sering kencing makin meningkat.
7.      Susah tidur.
8.      Terjadi peningkatan kontraksi Braxton hicks.

b.Asuhan Keperawata teoritis ANC


1) PENGKAJIAN

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan


menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
1. Anamnesa
a.    Biodata
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat.
b.    Keluhan utama
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya pendarahan pervaginam berulang
c.    Riwayat kehamilan sekarang
·         HPHT, HTP
·         Gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang terjadi)
·         Masalah atau tanda-tanda bahaya
·         Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan
·         Penggunaan oba-obatan
·         Kehawatiran-kehawatiran yang dirasakan
d.   Riwayat kesehatan
·         Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada
saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih
besar dari usia kehamilan
·         Riwayat kesehatan masa lalu yaitu menegenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang
e.    Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah di alami oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh
siapa dan dimana tindakan tersebut berlangsung.
f.     Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah di alami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi,
masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.

g.    Riwayat kesehatan keluarga


Yang dapat di kaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat di identifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
h.    Riwayat  mentruasi
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan
adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluhan yang
menyertainya.
i.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
j.      Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang di gunakan serta keluhan yang
menyertainya.
k.    Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
l.      Pola aktivitas sehari-hari
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istrahat tidur,
hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit
m.  Riwayat imunisasi

Memberikan imunisasi TT 0,5 cc, jika sebelumnya telah mendapatkan.

Dengan jadwal sebagai berikut :


Antige Interval Lama perlindungan           %
n (selang waktu minimal) perlindungan
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3         10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4             25 99
tahun/seumur hidup
Keterangan : *artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi
yang dilahirkan akan terilndung dari TN (Tetanus Neonatorum).

b.      Riwayat kontrasepsi

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat  buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan
pertama.Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin
c.       Riwayat kesehatan dan penyakit yang muncul saat kehamilan.

Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut:


1.        Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok resiko tinggi untuk
masalah genetis, seperti anemia sickle cell, talasemia).
2.        Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
3.        Penyakit kronis (menahun/terus menerus), seperti asma dan jantung.
4.        Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan cedera (pelvis dan pinggang).
5.        Infeksi sebelumnya, seperti: hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkolosis.
6.        Riwayat dan perawatan anemia.
7.        Fungsi fesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
8.        Jumlah konsumsi cafein tiap hari, seperti: kopi, the, coklat, dan minuman ringan lainnya.
9.        Merokok (jumlah batang per hari)
10.    Kontak dengan hewan peliharaan, seperti: kucing (dapat meningkatkan resiko terinfeksi
toxoplasma).
11.    Alergi dan sensitive dengan obat.
12.    Pekerjaan yang berhubungan dengan resiko penyakit.
13.    Riwayat Keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus-menerus), seperti diabetes mellitus, dan jantung, infeksi seperti tuberculosis
dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.

14.    Riwayat Kesehatan Pasangan


Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah
genetic, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alcohol
akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.
Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terutama resiko
mengalami komplikasi pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negative dan kemungkinan inkompatibilitas darah
dapat terjadi.

2.  Diagnosa Keperawatan


1.      Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
2. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan untuk
makan akibat mual  dan muntah.
3.      Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltic sekunder akibat kehamilan

4.      Nyeri akut berhibungan dengan perubahan fisologi pada kehamilan


3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Ansietas Klien menunjukkan
berhubungan kontrol kecemasan dengan 1. Reduksi kecemasan
dengan konsep kriteria: a. Kaji tingkat kecemasan dan
diri sekunder 1. Dapat respon fisiknya.
akibat kehamilan mengidentifikasi, b. Gunakan kehadiran,
verbalisasi, dan sentuhan (dengan ijin),
mendemonstrasikan verbalisasi untuk
teknik menurunkan mengingatkan klien tidak
kecemasan. sendiri.
2. Menunjukkan postur, c. Terima pasien dan
ekspresi wajah, keluarganya apa adanya.
perilaku, tingkat d. Gali reaksi personal dan
aktivitas yang ekspresi cemas.
menggambarkan e. Bantu mengidentifikasi
kecemasan menurun. penyebab.
3. Mampu f. Gunakan empati untuk
mengidentifikasi dan mendukung orang tua.
verbalisasi penyebab g. Anjurkan untuk berfikir
cemas. positif.
h. Intervensi terhadap sumber
cemas.
i. Jelaskan aktivitas,
prosedur.
j. Gali koping klien.
k. Ajarkan tanda-tanda
kecemasan.
l. Bantu orang tua
mendefinisikan tingkat
kecemasan.
m. Ajarkan teknik distraksi
dan relaksasi.
n. Ajarkan teknik manajemen
cemas.

2. Defisit Nutrisi Status nutrisi klien


b.d. Penurunan seimbang dengan kriteria: 1. Manajemen Nutrisi
keinginan makan 1. BB stabil. a. Timbang BB sesuai
akibat mual dan 2. Turgor kulit membaik. indikasi.
muntah 3. Intake makanan b. Monitor intake klien.
meningkat. c. Berikan makanan dalam
porsi kecil tapi sering dan
sajikan dalam keadaan
hangat
d. Anjurkan klien menjaga
kebersihan mulutnya.
e. Atur lingkungan yang
tenang dan bersih selama
makan.
f. Pantau masukan dan
haluaran.
g. Pantau adanya alergi
makanan
h. Anjurkan untuk
meningkatkan masukan
makanan yang mengandung
Fe
i. Berikan informasi
mengenai kebutuhan nutrisi
2. Monitor Nutrisi
a. Monitor adanya penurunan
BB pasien
b. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
c. Monitor mual dan muntah
d. Monitor kalori dan intake
nutrisi
3 Perubahan pola Klien dapat beradaptasi a. Beri informasi tentang
eliminasi b.d dengan perubahan pola perubahan perkemihan
Penurunan eliminasinya dengan sehubungan dengan kehamilan.
peristaltic kriteria: b. Anjurkan klien untuk
sekunder akibat 1. Klien paham dengan melakukan posisi miring kiri
kehamilan perubahan pola saat tidur.
eliminasinya c. Beri informasi tentang perlunya
masukan cairan 6-8 gelas/hari,
penurunan masukan 2-3 jam
sebelum tidur, penggunaan
garam, makanan dan produk yg
mengandung Na dalam jumlah
sedang.
d. Kaji ulang masalah medis
sebelumnya (penyakit ginjal,
hipertensi, penyakit jantung).
e. Kaji tanda-tanda ISK.

4 Nyeri akut b.d Nyeri klien 1. Manajemen Nyeri


perubahan berkurang/hilang dengan a. Kaji skala nyeri klien.
fisiologis pada kriteria: b. Beri penjelasan pada klien
kehamilan tentang fisiologis nyeri.
1. Klien paham bahwa
c. Ajarkan klien tehnik
nyerinya fisiologis.
relaksasi nafas dalam.
2. Klien dapat
d. Anjurkan klien untuk
beradaptasi dengan
beristirahat bila nyeri
nyerinya.
datang.
3. Klien melaporkan
e. Ajarkan klien untuk
nyerinya berkurang.
mencatat frekuensi, lama,
4. Skala nyeri 0-1.
dan intensitas nyeri.
f. Anjurkan klien untuk
segera mendatangi tempat
pertolongan bila sudah ada
tanda2 akan melahirkan.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah
kategori dari proses keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai

tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan

disesuaikan (Kurniawati, 2016).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dalam tindakan keperawatan pada setiap
tindakan keperawatan, serta seberapa rencana perawatan yang dilaksanakan
(Diagnosa Keperawatan, 2015).
Pada tahap ini tindakan memonitor tindakan apa saja yang belum
dilakukan oleh perawat selama pengkajian, analisa, perencanaan dan
implementasi (Ignatavicus & bayne, 2011 dalam Nursalam 2011:135).
1. Evaluasi proses (Formatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah selesai tindakan. Beriorientasi pada
etiologi, dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah
ditentukan.
2. Evaluasi hasil (Sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara
paripurna. Beriorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan
keberhasilan dan ketidakberhasilan.
Pada tahap evaluasi ini penulis menggunakan evaluasi sumatif yngg
dilakukan setelah akhir tindaakan keperawatan.
Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka
waktu yang ditetapkan.
1. S ( Subjetif ) : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan. Dapat diukur dengan menanyakan kepada pasien
langsung.
2. O ( Objektif ) : Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan, dapat mengobservasi perilaku pasien pada saat
tindakan dilakukan.
3. A ( Asessment ) : Analisis ulang data atas data subjektif dan objektif untuk
menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau muncul muncul masalah
baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang ada.
P ( Planning ) : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada
respon pasien dan tindakan lanjut oleh perawat

Daftar Pustaka
·        Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

·        Bobak,M.Irene.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA PKP

·        Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

·        Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba Medika

·        Potter, Patricia A, Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,


Proses, dan Praktik.Jakarta:EGC

·        Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

·        Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika

·        Ummi Hani,dkk.2006. . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba


Medika

·        Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai