Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“PLASENTA PREVIA”
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

NAMA : RIRIN KHAIRINA


NIM : 2014901110075
KELOMPOK : 10

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020
A. Definisi
Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar
dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram.
Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki mekanisme khusus untuk
menunjang pertumbuhan dan ketahanan hidup janin. Hal ini termasuk pertukaran gas
yang efisien, transport aktif zat-zat energi, toleransi imunologis terhadap imunitas ibu
pada alograft dan akuisisi janin. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila
terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun
mengganggu proses persalinan. Salah satu kelainan pada plasenta adalah kelainan
implantasi atau disebut dengan plasenta previa (Manuaba, 2005).

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali
terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin
dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian
depan atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008). Plasenta previa
adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen bawah rahim, sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus
yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester
terakhir, khususnya pada bulan kedelapan (Chalik, 2008).

B. Etiologi
Penyebab implantasinya blastokis pada segman bawah rahim belum diketahui secara
pasti. Namun teori lain mengemukakan bahwa yang menjadi salah satu penyebabnya
adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, yang mungkin terjadi karena proses
radang maupun atropi (Chalik, 2008)

C. Klasifikasi
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.
2. Incomplete/Parsial placenta previa
Menyiratkan penutupan tak sempurna
3. Total/Complete placenta previa
Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya berdilatasi
4. Implantasi rendah / low-lying implantasi
Digunakan saat placenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih rendah
tapi jauh dari tulang

D. Tanda dan gejala


Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut
a. Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal
trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan pertama
biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi perdarahan
berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan sebelumnya.
b. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri
yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua
atau sesudahnya.
c. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan
yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat,
dapat menimbulkan anemia sampai syok.
Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP)
akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat
menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2005).

E. Mekanisme fisiologi
bekas luka operasi pada uterus
kehamilan multiple
kehamilan multipara
tumor endometrium
vaskularisasi fundus ↓

vaskularisasi desidua menurun

Plasenta previa

Totalis Partialis Marginalis law lying

Bertambahnya usia kehamilan (trimester ke 3)

Uterus mengalami perubahan (semakin melebar dan servik mulai membuka)

Terjadi pembentukkan segmen bawah Rahim dan pembukaan ostium interna

Plasenta menenpel di segmen bawah Rahim/plasenta lepas dari dinding uterus

Sinus uterus robek/rupture

Perdarahan
F. Rencana asuhan klien dengan plasenta previa
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab klien
2. Pemeriksaan Fisik
A. Keluhan utama
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri, rahim terasa keras seperti
papan, disertai nyeri tekan dan pendarahn berulang-ulang
B. Riwayat penyakit sekarang darah terlihat merah kehitaman karena
membentuk gumpalan darah, darah yang keluar sedikit banyak, terus
menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya
biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi,
tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion gameli)
dll.
C. Riwayat penyakit dahulu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi, tali pusat pendek,
trauma, uterus / rahim feulidli.
D. Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak
mengetahui asal dan penyebabnya.

G. Pemeriksaan penunjang
No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1. USG Biometri janin, indeks cairan amnion,
kelainan congenital, letak dan derajat
maturasi plasenta. Lokasi plasenta
sangat penting karena hal ini berkaitan
dengan teknik operasi yang akan
dilakukan.

2. Kardiotokografi Kardiotokografi dalam Persalinan


(KTG) adalah suatu metoda elektronik untuk
memantau kesejahteraan janin dalam
kehamilan dan atau dalam persalinan.
Dilakukan pada kehamilan > 28
minggu.

3. Laboratorium Darah perifer lengkap. Bila akan


dilakukan PDMO atau operasi, perlu
diperiksa faktor waktu pembekuan
darah, waktu perdarahan dan gula darah
sewaktu. Pemeriksaan lainnya
dilakukan atas indikasi medis

4. Sinar X Menampakkan kepadatan jaringan


lembut untuk menampakkan
bagian-bagian tubuh janin.
5. Pengkajian Vagina Pengkajian ini akan mendiagnosa
placenta previa tapi seharusnya ditunda
jika memungkinkan hingga
kelangsungan hidup tercapai (lebih baik
sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini
disebut pula prosedur susunan ganda
(double setup procedure). Double setup
adalah pemeriksaan steril pada vagina
yang dilakukan di ruang operasi dengan
kesiapan staf dan alat untuk efek
kelahiran secara cesar.
6. Isotop Vagina Penempatan plasenta

7. Amniocentesis Jika 35-36 minggu kehamilan tercapai,


panduan ultrasound pada amniocentesis
untuk menaksir kematangan paru-paru
(rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau
kehadiran phosphatidygliserol) yang
dijamin. Kelahiran segera dengan
operasi direkomendasikan jika
paru-paru fetal sudah mature.

H. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Risiko Syok hipovolemik
2. Perubahan perpusi jaringan utero plasenta b.d kadar O2 ke jaringan janin/fetus
menurun
3. Intoleransi aktivitas b.d kelelaha
I. Perencanaan
1.
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
Kep
1 1 Umum : 1. Pantau tanda – tanda vital, penisian 1. Membantu menentukan beratnya
Setelah dilakuka tindakan kapiler pada dasar kuku, warna kehilangan darah, meskipun
keperawatan selama 1x24 membran mukosa/ kulit dan suhu. Ukur sianosis dan perubahan pada
jam risiko syok tekanan vena sentarl, bila ada. tekanan darah, nadi adalah
hipovolemik teratasi. tanda-tanda lanjut dari kehilangan
sirkulasi atau terjadinya syok.
Khusus: 2. Evaluasi, laporkan, dan catat jumlah 2. Perkiraan kehilangan darah
Setelah dilakuka tindakan serta jumlah kehilangan darah.
keperawatan selama 2-3 membantu membedakan diagnosa,
Lakukan perhitungan pembalut Setiap gram peningkatan berat
jam syok hipovolemik
Timbang pembalut pengalas. pembalut sama dengan kehilangan
teratasi.
kira-kira 1 ml darah.
3. Posisikan klien dengan tepat, telentang
Kriteria hasil: 3. Menjamin keadekuatan darah yang
dengan panggul ditinggikan atau posisi
- TTV dalam batas normal tersedia untuk otak; peninggian
semi-fowler. Hindari posisi
TD: 110-120/70-90 panggul menghindari kompresi
trendelenburg.
N: 60-100x/menit vena kava. Posisi semi- fowler
RR: 16-22x/menit memungkinkan janin bertindak
T: 36,3-37,50C sebagai tampon.
- Akral hangat 4. Hindari pemeriksaan rectal atau vagina 4. Dapat meningkatkan hemoragi,
- Kadar Hb dalam batas khususnya bila plasenta previa
normal (12-16g/dL). marginal atau total terjadi.
- Klien tidak tampak pucat
- Konjungtiva tidak Anemis 5. Berikan larutan intravena, ekspander 5. Meningkatkan volume darah
- CRT : < 3 detik plasma, darah lengkap, atau sel-sel sirkulasi dan mengatasi
kemasan, sesuai indikasi. gejala-gejala syok.
6. Siapkan untuk kelahiran sesaria. 6. Hemoragi berhenti bila plasenta
diangkat dan sinus-sinus vena
tertutup.
2 2 Umum : 1. Perhatikan status fisiologis ibu dan 1. Kejadian perdarahan potensial
Setelah dilakuka tindakan janin, status sirkulasi, dan volume merusak hasil kehamilan,
keperawatan selama 1x24 darah. kemungkinan menyebabkan
jam tidak terjadi perubahan hipovolemia atau hipoksia
perpusi jaringan utero uteroplasenta.
plasenta. 2. Auskultasi dan laporkan DJJ , catat 2. Mengkaji berlanjutnya hipoksia
bradikardia atau takikardia. Catat janin. Pada awalnya, janin
Khusus: perubahan pada aktivitas janin berespon pada penurunan kadar
Setelah dilakuka tindakan (hipoaktivitas atau hiperaktivitas. oksigen dengan takikardia dan
keperawatan selama 2-3
jam tidak terjadi perubahan peningkatan gerakan. Bila tetap
perpusi jaringan utero defisit, bradikardia dan penurunan
plasenta. 3. Anjurkan tirah baring pada posisi aktivitas terjadi.
miring kiri. 3. Menghilangkan tekanan pada vena
Kriteria hasil: kava inferior dan meningkatkan
⮊ TTV dalam batas normal sirkulasi plasenta/janin dan
TD : 110-120/70-90 4. Berikan suplemen oksigen pada klien pertukaran oksigen.
N : 60-100x/menit 4. Meningkatkan ketersediaan
RR: 16-22x/menit 5. Ganti kehilangan darah/cairan ibu. oksigen untuk ambilan janin.
Suhu : 36,3-37,50C
⮊ Akral hangat 6. Kolaborasi dengan dokter untuk 5. Mempertahankan volume sirkulasi
⮊ Kadar Hb dlam batas persiapkan intervensi bedah dengan yang adekuat untuk transport
normal (12-16g/dL). tepat. oksigen.
⮊ Klien tidak tampak 6. Pembedahan perlu bila terjadi
pucat pelepasan plasenta yang berat, atau
⮊ DJJ : 120-160x/menit bila perdarahan berlebihan , terjadi
⮊ Pergerakan bayi (+) penyimpangan oksigen janin, dan
⮊ Kontraksi uterus (+) kelahiran vagina tidak mungkin.
⮊ Tidak terjadi pembukaan
ostium interna.

3 3 Umum : 1. Kaji ulang keluhan klien. 1. Untuk mengidentifikasi


Setelah dilakukan tindakan masalah-masalah klien.
keperawatan 4x24 jam 2. Kaji hal-hal yang mampu atau yang 2. Untuk mengetahui tingkat
aktifitas terpenuhi secara tidak mampu dilakukan oleh klien. ketergantungan klien dalam
mandiri. memenuhi kebutuhannya.
Khusus: 3. Bantu klien untuk memenuhi 3. Pemberian bantuan sangat
Setelah dilakukan tindakan kebutuhan aktivitasnya sehari-hari diperlukan oleh klien pada saat
keperawatan selama 1x24 sesuai tingkat keterbatasan klien kondisinya lemah dan perawat
jam aktifitas terpenuhi (membatu kekamar mandi, mempunyai tanggung jawab dalam
secara bertahap, memberikan makan). pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Kriteria hasil: klien tanpa mengalami
⮊ Klien mampu ketergantungan pada perawat.
melakukan aktivitas 4. Letakkan barang-barang di tempat 4. Akan membantu klien untuk
mandiri. yang mudah terjangkau oleh klien. memenuhi kebutuhannya sendiri
tanpa bantuan orang lain.
⮊ Kebutuhan aktivitas 5. Kolaborasi dengan keluarga dalam 5. Memudahkan klien pemenuhan
sehari-hari terpenuhi memenuhi kebutuhan. kebutuhan.
⮊ Klien tampak segar
⮊ Kekuatan otot
5/5
5/5
DAFTAR PUSTAKA
Chalik TMA. 2008. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. Ilmu Kebidanan
Edisi Keempat Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, Ida bagus Gde, (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana unuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.
Prawirohardjo Sarwono, 2008, ed. Keempat. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka:
Jakarta.
Sandra M. Nettina, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.

Banjarmasin, 10 Desember 2020

Mengetahui,
Preseptor Klinik

(Hj. Ruslinawati, Ns., M.Kep.)

Anda mungkin juga menyukai