Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FUNGSI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

ILMU HUKUM

Disusun Oleh

Zahwa : 211016165201013

Dosen Pengampu
Ronal Dison,S.IP,MH.

PENDIDIKAN ILMU PEMERINTAH

UNIVERSITAS MUARA BUNGO (UMB)

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidaya-nya sehingga makalah berjudul “FUNGSI HUKUM DALAM
MASYARAKAT” sebagai salah satu syarat wajib dalam mata kuliah ILMU HUKUM.
Hambatan dan berbagai kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan makalah ini dapat
di atasi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak terutama dari dosen mata kuliah Bapak
Ronal Dison,S.IP,MH. Meski penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan segalah
kemampuan,naman tentulah terdapat kekurangan karena pengutahuan penulis masi sangat
terbatas.Menyadari hal tersebut penulis tetap mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi
kesempurnaannya.semoga makalah ini dapat bermamfaat.

Muara Bungo, 9 Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan Penulis........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................2
A. Fungsi Hukum Dalam Masyarakat........................................................................................2
B. Hukum Yang Bermoral..........................................................................................................3
C. Sikap Dan Kehidupan Dalam Masyarakat.............................................................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi hukum merupakan disiplin ilmu yang sudah sangat berkembang dewasa ini.
Bahkan, kebanyakan penelitian hukum sekarang di Indonesia dilakukan dengan menggunakan
metode yang berkaitan dengan sosialisasi hukum. Pada prinsipnya, sosiologi hukum ( sosiologi
of Law ) merupakan derifatif atau cabang dari ilmu sosiologi, bukan cabang dari ilmu hukum.
Memang, ada study tentang hukum yang berkeanan dengan masyarakat yang merupakan cabang
dari ilmu hukum, tetapi tidak disebut sebagai sosiologi hukum, melainkan disebut sebagai
sociological jurispudence.
Disamping itu, ada kekhawatiran dari ahli sosiologi terhadap perkembangan sosiologi
hukum mengingat sosiologi bertugas hanya untuk mendeskrisipkan fakta-fakta. Sedangkan ilmu
hukum berbicara tentang nilai-nilai dimana nilai-nilai ini memang ingin dihindari oleh ilmu
sosiologi sejak semula. Kekhawatiran tersebut adalah berkenaan dengan kemungkinan
dijerumuskannya ilmu sosiologi oleh sosiologi hukum untuk membahas nilai-nilai. Sebagaimana
diketahui, bahwa pembahasan tentang nilai-nilai sama sekali bukan urusan ilmu sosiologi.
Meskipun begitu, terdapat juga aliran dalam sosiologi hukum, seperti aliran Berkeley, yang
menyatakan bahwa mau tiak mau, suka tidak suka, sosiologi hukum meruapakan juga derifatif
dari ilmu hukum sehingga harus juga menelaah masalah-masalah normatif yang sarat dengan
nilai- nilai.
Fungsi hukum dalam masyarakat sangat beraneka ragam, bergantung dari berbagai faktor
dan keadaan masyarakat. Disamping itu. fungsi hukum dalam masyarakat yang belum maju juga
akan berbeda dengan yang terdapat dalam masyarakat maju. Dalam setiap masyarakat, hukum
lebih berfungsi untuk menjamin keamanan dalam masyarakat dan jaminan pencapaian struktur
sosial yang diharapkan oleh masyarakat. Namun dalam masyarakat yang sudah maju, hukum
menjadi lebih umum, abstrak dan lebih berjarak dengan konsnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Fungsi hukum dalam masyarakat ?
2. Bagaimana Hukum bermoral ?
3. Bagaimana Sikap Dan Kehidupan Dalam Masyarakat?
C. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhui tugas Media Pendidikan.serta untuk
meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang Media Berbasis Ict Dan Konsep Teknologi
Informasi Dan Komunikasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Hukum Dalam Masyarakat
Fungsi hukum dalam masyarakat sangat beraneka ragam, bergantung pada berbagai faktor
dan keadaan masyarakat. Disamping itu, fungsi hukum dalam masyarakat yang belum maju juga
akan berbeda dengan yang terdapat dalam masyarakat maju. Dalam setiap masyarakat hukum
lebih berfungsi untuk menjamin keamanan dalam masyarakat dan jaminan pencapaian struktur
sosial yang diharapkan oleh masyarakat. Namun, dalam masyarakat yang sudah maju hukum,
hukum menjadi lebih umum, abstrak, dan lebih berjarak dengan konteksnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa ada beberapa fungsi hukum dalam masyarakat. Yaitu :
1. Fungsi menfasilitasi
Dalam hal ini termasuk menfasilitasi antara pihak-pihak tertentu sehinggga tercapai suatu
ketertiban
2. Fungsi Represif
Dalam hal ini termasuk penggunaan hukum sebagai alat bagi elite penguasa untuk mencapai
tujuan-tujuannya.
3. Fungsi Ideologis Fungsi ini termasuk menjamin pencapaian legitimasi, hegemoni,
dominasi,kebebasan, kemerdekaan, keadilan dan lain-lain.
4. Fungsi Reflektif
Dalam hal ini hukum merefleksi keinginan bersama dalam masyarakat sehingga mestinya
hukum bersifat netral. Selanjutnya Aubert mengklasifikasi fungsi hukum dalam masyarakat,
antara lain :
a. Fungsi mengatur ( Govermence )
b. Fungsi Distribusi Sumber Daya
c. Fungsi safeguart terhadap ekspektasi masyarakat
d. Fungsi penyelesaian konflik
e. Fungsi ekpresi dari nilai dan cita-cita dalam masyarakat
Menurut Podgorecki, bahwa fungsi hukum dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
a) Fungsi Integrasi yakni bagaimana hukum terealisasi saling berharap (mutual expectation)
dari masyarakat.
b) Fungsi Petrifikasi Yakni bagaimana hukum melakukan seleksi dari pola-pola perilaku
manusia agar dapat mencapai tujuan-tujuan sosial.
c) Fungsi Reduksi Yakni bagaimana hukum menyeleksi sikap manusia yang berbedabeda
dalam masyarakat yang kompleks sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
d) Dalam hal ini, hukum berfungsi untuk mereduksi kompleksitas ke pembuatan putusan-
putusan tertentu.
2
e) Fungsi Memotivasi Yakni hukum mengatur agar manusia dapat memilih perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.
f) Fungsi Edukasi Yakni hukum bukan saja menghukum dan memotivasi masyarakat,
melainkan juga melakukan edukasi dan sosialisasi.
Selanjutnya, menurut Podgorecki, fungsi hukum yang aktual harus dianalisis melalui
berbagai hipotesis sebagai berikut :
dianalisis melalui berbagai hipotesis sebagai berikut :
1. Hukum tertuis dapat ditafsirkan secara berbeda-beda, sesuai dengan sistem sosial dan
ekonomi masyarakat.
2. Hukum tertuis ditafsirkan secara berbeda-beda oleh berbagai sub kultur dalam
masyarakat. Misalnya, hukum akan ditafsirkan secara berbeda-beda oleh mahasiswa,
Dosen, advokat, polisi, hakim, artis, tentara, orang bisnis, birokrat dan sebagainya.
3. Hukum tertulis dapat ditafsrkan secara berbeda-beda oleh berbagai personalitas dalam
masayarakat yang diakibatkan oleh berbedanya kekuatan/kepentingan ekonomi, politik,
dan psikososial. Misalnya golongan tua lebih menghormati hukum daripada golongan
muda. Masyarakat tahun 1960-an akan lebih sensitif terhadap hak dan kebebasan dari
pekerja.
4. Faktor prosedur formal dan framework yang bersifat semantik lebih menentukan
terhadap suatu putusan hukum dibandingkan faktor hukum substantif. 5. Bahkan jika
sistem-sistem sosial bergerak secara seimbang dan harmonis, tidak berarti bahwa
hukum hanya sekedar membagibagikan hadiah atau hukuman.
Dalam suatu sistem bahwa antara hukum, kekuasaan dan politik sangat erat kaitannya serta
studi tentang hubungan antara komponen hukum, kekuasaan dan politik juga merupakan bidang
yang mendapat bagian dari sosiaologi hukum.
Fungsi hukum menurut masyarakat yaitu, hukum merupakan sarana perubahan sosial. Dalam
hal ini, hukum hanyalah berfungsi sebagai ratifikasi dan legitimasi saja sehingga dalam kasus
seperti ini bukan hukum yang mengubah masyarakat, melainkan perkembangan masyarakat yang
mengubah hukum.
B. Hukum yang Bermoral
Hukum yang bermoral atau beradab (dalam konteks hukum Indonesia) adalah hukum yang
berlandaskan pada ideologi Pancasila, senafas dengan tujuan bangsa Indonesia, ia merupakan
norma-norma yang terbenuk atas dasar nilai-nilai Pancasila dan ia menyentuh nilai keadilan dan
kebahagiaan bagi masyarkatat. Hukum yang bermoral dibentuk oleh lembaga yang bermoral
yang berjiwa Pancasilais dan telah mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasilanya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hukum yang bermoral juga tidak saling

3
bertentangan terutama dengan aturan yang lebih tinggi. Ia merupakan kristalisasi nilai keadilan,
ketentraman dan kebahagiaan masyarakat.
Pembangunan hukum saat ini sudah seharusnya tidak hanya diarahkan untuk melahirkan
produk legislasi sebanyak-banykanya melainkan juga seharusnya memasukkan nilai-nilai
Pancasila dalam setiap pasal demi pasal dan norma demi norma sehingga untuk itu diperlukan
manusia pemegang amanah penegakan hukum yang berkarakter dan bermoral Pancasila.
Pembangunan hukum adalah pembangunan nilai-nilai kepastian hukum dan keadilan serta nilai
kemanfaatannya bagi kehidupan manusia.
Pembangunan hukum dan penegakannya bukan sekedar mencapai target memasukkan
sebanyak-banyaknya penjahat ke dalam tahanan, melainkan juga harus dipertimbangkan dan
dikritisi bagaimana penjahat- penjahat itu diperlukan berdasarkan hukum yang berlaku sampai
memperoleh putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap (Inkrach). Jika demikian
halnya, maka menarik untuk dicermati kembali data rekapitulasi Pengujian Undang-undang
(judicial riview) Mahkamah Konstitusi Tahun 2003 s/d 2016, yang disebutkan terdapat 1402
gugatan judicial riview, 865 diantarnaya telah diputus dengan rincian 196 dikabulkan, 299 di
tolak, 278 tidak diterima, 92 tarik kembali dan sisanya masih dalam proses.148 Ini
mengindikasikan dua hal: pertama, adanya semangat dan kesadaran berkonstitusi masyarakat
melalui pengawasan masyarakat terhadap produk legislasi, baik sebagian maupun seluruhnya
yang merugikan atau berpotensi merugikan hak konstitusional dirinya atau masyarakat lain
karena bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi (konstitusi); kedua, ini menjadi pertanda
bahwa masih banyak produk legislasi yang bertentangan dengan konstitusi dan tujuan negara
bahkan bertentangan dengan ideologi Pancasila. Dengan demikian, dapat dikatakann bahwa
masih banyak produk hukum Indonesia yang masih belum bermoral.
C. Sikap Dan Kehidupan Dalam Masyarakat
Sikap dan kehidupan suatu masyarakat berasal dari berbagai stimulus sebagaia berikut :
1. Berbagai perubahan secara evolutif terhadap norma-norma dalam masyarakat.
2. Kebutuhan dadakan dari masyarakat karena adanya keadaan khusus atau keadaan darurat
khususnya dalam hubungan distribusi sumber daya atau dalam hubugan dengan standar baru
tentang keadilan.
3. Atas inisiatif dari kelompok kecil masyarakat yang dapat melihat jauh ke depan yang
kemudian sedikit demi sedikit mempengaruhi pamndangan dan cara hidup masyarakat.
4. Ada ketidak adilan secara tekhnikal hkum yang meminta diubahnya hukum tersebut.
5. Ada ketidak konsistenan dalam tubuh hukum yang juga meminta perubhan terhadap hukum
tersebut.

4
6. Ada perkembangan pengetahuan dan tekhnologi yang memunculkan bentukan baru untuk
membuktikan suatu fakta
Kemudian dalam suatu masyarakat terdapat aspek positif dan negatif dari suatu gaya
pemerintahan yang superaktif. Negatifnya adalah kecenderungan menjadi pemerintahan tirani
dan totaliter. Sedangkan positifnya adalah bahwa gaya pemerintahan yang superaktif tersebut
biasanya menyebabkan banyak dilakukannya perubahan hukum dan perundang-undangan yang
dapat mempercepat terjadinya perubahan dan perkembangan dalam masyarakat. Perkembangan
masyarakat seperti ini bisa kearah positif, tetapi bisa juga kearah yang negative.
Ada beberapa lapisan dari suatu realitas sosial. Lapisan dari realitas sosial tersebut antara lain :
a. Lapisan dalam bentuk dasar-dasar geografis da demografis. Ini merupakan lapisan paling
atas dari realitas sosial. Dalam hal ini kebutuhan masyarakat seperti makanan atau
komunikasi menjadi dasar bagi masyarakat Manakala faktor-faktor tersebut merupakan hasil
transformasi dari tindakan kolektif masyarakat atas desakan dari simbol, cita-cita dan nila
dalam masyarakat.
b. Lapisan Institusi da tabiat kolektif (Kolektif Behaniove) ini merupaka lapisan kedua dalam
suatu realitas sosial. Dalam lapisan yang bersifat morfologis ini, dijumpai institusi
masyarakat dan tingkah laku masyarakat yang mengkristal dalam bentuk-bentuk kebiasaan
praktik dalam organisasi.
c. Lapisan simbol-simbol Lapisan ini berhubungan langsung dengan institusi yang berfungsi
sebagai tanda atau sarana praktik, seperti lambang, bendera, obyek suci, dogma-dogma,
prosedur, sanksi atau kebiasaan.
d. Lapisan nilai (value ) dan tujuan kolektif Lapisan merupakan produk dari suatu kehidupan
sosial yang mengarahkan suatu pemikiran kolektif yang bebas.
e. lapisan pikiran kolektif ( Collective Mind ) Lapisan pikiran kolektif ini merukan memori
kolektif, representasi kolektif, perasaan kolektif, kecenderungan dan aspirasi kolektif, dalam
suatu kesadaran individu.
Dalam kehidupan masyarakat ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan sosial. Ketiga
faktor tersebut adalah :
a) Kumulasi penemuan tekhnologi.
b) Kontrak konflik antar kebudayaan.
c) Gerakan sosial (social movement )
Kemudian, teori kebudayaan yang tentunya dianut oleh para ahli kebudayaan yang
mengemukakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan masyarakat adalah bertemunya dua
atau lebih kebudayaan yang berbeda sehingga masing-masing akan menyesuaikan.

5
kebudayaannya dengan kebudayan baru untuk mendapatkan sistem kebudayaan yang lebih
baik menurut penilaian mereka. Sementara itu teori gerakan social.
menyatakan bahwa perubahan masyarakat terjadi karena adanya gerakan sosial dimana
gerakan tersebut terjadi karena adanya unsur ketidak puasan yang menimbulkan protes-protes
dikalangan masyarakat, yang pada akhirnya menghasilkan suatu tatanan masyarakat baru,
termasuk didalamnya suatu tatanan hukum yang baru.
Jadi menurut teori-teori tersebut, justru perubahan hukum, bisa menghasilkan suatu tatanan
hukum yang baru. Ini merupakan akibat dari adanya perubahan masyarakat tersebut. Fungsi
hukum dalam masyarakat juga memberikan gambaran kepada kita bahwa apabila fungsi hukum
dalam masyarakat tidak berjalan sebagaimana yang seharusnya, akan menimbulkan
pemerintahan yang sewenang-wenang, yang pada akhirnya pemerintahan tidak lagi dibatasi oleh
hukum. Pemerintahan tersebut akan menjadikan dirinya hukum itu sendiri. Seperti sistem
pemerintahan diktator. Sehingga rakyat beranggapan bahwa siapa yang memerinta dialah yang
berkuasa, dan siapa yang berkuasa maka dialah undang-undang. Contohnya jarang sekali seorang
pejabat aktif masuk penjara, biasanya setelah selesai dari jabatannya baru ditangkap. Menurut
Hatta sebaiknya walaupun dia seorang pejabat bila terbukti bersalah harus di turunkan dari
jabatannya, kemudian di ganti orang lain.
Bila penggantinya terjadi lagi distorsi harus diganti lagi. Sebab generasi bangsa banyak yang
punya potensi tetapi tidak diberikan kesempatan oleh pemimpin terdahulu. Hal seperti ini yang
mengancam kesenjangan-kesenjangan sosial. Jadi untuk menjaga keseimbangan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara perlu ada tindakan nyata agar tidak terjadi disintegrasi.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kami dapat mengambil beberapa kesimpulan :
1. Sosiologi hukum adalah disipli ilmu yang sudah berkembang dewasa ini bahkan banyak
penelitian hukum di Indonesia mempergunakan metode yang berkaitan dengan sosiologi
hukum. Ilmu ini juga merupakan cabang dari ilmu sosiologi. Walaupun sebagian berpendapat
bahwa ilmu ini cabang dari ilmu hukum.
2. Fungsi hukum dalam masyarakat tergantung dari berbagai faktor dan keadaan masyarakat.
Masyarakat yang sudah maju berbeda kebutuhan hukumnya dengan masyarakat yang belum
maju. Sehingga fungsi hukumnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut.
3. Secara umum fungsi hukum dalam masyarakat telah diuraikan beberapa pakar diantaranya :
hukum sebagai alat bagi elite penguasa untuk mencapai tujuannya. Hukum juga bisa
merefleksi keinginan bersama dalam masyarakat sehingga mestinya hukum bisa bersifat
netral. Sementara pakar lain mengatakan fungsi hukum dalam masyarakat sebagai pengatur,
distribusi sumber daya, penyelesaiana konflik serta ekspresi dari nilai dan cita-cita dalam
masyarakat.
4. Fungsi hukum menurut masyarakat merupakan sarana perubahan sosial, dalam hal ini hukum
bisa saja hanya berfungsi sebagai alat ratifikasi dan legitimasi.
5. Perubahan hukum dalam masyarakat bisa terjadi secara evolusi terhadap norma-norma dalam
masyarakat, karena keadaan khusus atau keadaan darurat. Juga atas inisiatif dari kelompok
kecil masyarakat yang dapat melihat jauh kedepan yang kemudian sedikit demi sedikit
mempengaruhi pandangan dan cara hidup masyarakat. Perubahan juga bisa terjadi bila ada
ketidak adilan secara tekhnikal hukum yang meminta diubahnya hukum tersebut.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kesalahan
dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami perlukan guna memperbaiki makalah selanjudnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. Sosiologi Hukum. Jakarta. Sinar Grafika. 2008


Fuady, Munir. Sosiologi Hukum Kontemporer. Interaksi Hukum, Kekuasan, dan Masyarakat.
Bandung PT Citra Aditya Bakti 2007 Ihromi, T.O, Antropologi dan Hukum,
Jakarta. Yayasan Obor Indonesia 2000 Ihromi, T.O. Antropologi Hukum

Anda mungkin juga menyukai