AKUN
RIIL NOMINAL
(Neraca) (Laporan L/R)
1. Modal
1. Utang usaha 1. Utang 1. Pendapatan 1. Beban
Tuan A 1. Pendapatan
1. Investasi 1. Peralatan* 1. Hak paten hipotik jasa administrasi 1.Beban
2. Utang 2. Prive Tuan Bunga
1. Kas dalam 2. Akumulasi 2. Hak cipta Mesin yang 2. penjualan 2. Beban gaji
wesel /Wesel 2. Utang A Bunga
2. Surat S
berharga saham penyusutan 3. Merek tidak dipakai obligasi 3. Beban sewa
bayar 3. Modal
3. Piutang usaha 2. Investasi peralatan dagang dalam 3. Kredit 4. Beban asuransi
3. Utang beban / saham
4. Wesel tagih / dalam 3. Mesin 4. Francise operasi investasi 5. Beban
4. Modal
Piutang Wesel obligasi 4. Akumulasi 5. Goodwill Beban yg msih perlengkapan
simpanan
5. Persediaan 3. Penyisihan Penyusutan hrs dibayar* 6. Beban
barang dagangan dana mesin 4. Utang penyusutan …..
6. Beban dibayar 4. Investasi 5. Kendaraan 7. Beban iklan
pendapatan /
dimuka / 5. Rupa-rupa 6. Akumulasi 8. Beban listrik,
penyusutan Pendapatan
Piutang Beban* air, telepon
Kendaraan diterima
7. Pendapatan yang 9. Beban serba
masih akan 7. Gedung dimuka*
serbi
diterima / Piutang 8. Akumulasi
pendapatan* penyusutan
8. Perlengkapan gedung
kantor* 9. Tanah
*KETERANGAN :
HARTA LANCAR:
1. Perlengkapan: harta yang berkurang/habis dipakai, contoh: spidol, tinta, kertas, dsb
2. Beban dibayar dimuka / Piutang beban
3. Pendapatan yang masih akan diterima / Piutang pendapatan
HARTA TETAP:
1. Peralatan: Harta yang dipakai lebih dari 1 tahun, contoh, computer, meja, almari dsb
2. Akumulasi penyusutan : menyusutnya nilai guna aktifa tetap. Semua aktiva tetap nilainya akan menyusut kecuali tanah
KODE AKUN
Kode akun adalah tanda yang menggunakan angka atua huruf untuk mempermudah identifikasi atau membedakan akun, meliputi:
Dari beberapa kode akun tersebut yang sering digunakan oleh perusahaan adalah kode kelompok, Jika perusahaan mengurutkan harta investasi dibawah harta lancar maka Kode Harta
tetap bergeser sesuai urutan menjadi 2 sehingga kode perlatan yang semula 131 menjadi 121.
BUKTI TRANSAKSI :
Bukti transaksi merupakan bukti tertulis sebagai bentuk pertanggungjawaban atas terjadinya transaksi. Transaksi yang tidak disertai bukti tidak bisa di proses dalam akuntansi.
Bukti transaksi meliputi
1. Bukti intrn: contoh: memo (surat perintah dari manjer kepada bawahanya), contoh memo untuk menghitung perlengkapan yang terpakai
2. Bukti ekstern, meliputi:
a. Tunai: Nota, kuitansi, cek dll
b. Kredit: Faktur, wesel bayar, wesel tagih