Anda di halaman 1dari 10

KASUS 1

Ny. Parni 37 th, alamat Gatak Ngestirejo,dgn riw kehamilan G4P3A0 uk + 26 mggu (tdk tau klo dirinya
hamil)HPMT lupa, selama hamil blm pernah periksa, HB dan Gol darah blm diperiksa, riw penyakit berat
dan menular tidak ada

Pada tgl 1 Maret 2013 merasa sakit pinggang, tdk membaik utk tiduran, kemudian jam 12.55 terasa BAK,
saat mengejan lahir seorang bayi perempuan dirumah dgn BB lahir 850 gr, tdk lgsg menangis, dibwa ke BPS
KU jelek merintih, retraksi dada +,dirujuk ke RSUD

Dirawat di RSUD selama 4 hr kemudian meninggal dgn Dx : BBLASR,asfiksia berat, Distress Respiratory
Syndrome

Pembahasan :

Bayi yang lahir pada umur kehamilan 26 minggu (<37 minggu) termasuk persalinan premature

Faktor resiko persalinan premature adalah :

Wanita hamil yang memiliki resiko lebih besar untuk melahirkan secara prematur, yaitu:

1. Wanita yang mengandung bayi kembar, bayi kembar tiga, atau lebih
2. Wanita yang sudah pernah melahirkan secara premature

3. Wanita dengan keadaan janin yang bermasalah atau tidak normal

4. Anda memiliki bentuk rahim atau leher rahim yang abnormal

5. Anda pernah mendapatkan cone biopsy pada leher rahim

6. Usia anda di bawah 18 atau di atas 40 tahun

7. Anda hamil ketika menggunakan alat kontrasepsi IUD

Selain hal di atas, beberapa penelitian juga menemukan bahwa beberapa gaya hidup tertentu juga
berperan dalam meningkatkan resiko melahirkan secara prematur, misalnya:

1. Wanita hamil dengan perawatan kehamilan yang terlambat atau bahkan tanpa perawatan
kehamilan sama sekali
2. Merokok

3. Mengkonsumsi minuman beralkohol

4. Menggunakan obat-obatan terlarang

5. Mengalami kekerasan rumah tangga, baik secara fisik, emosional, maupun seksual

6. Tidak mendapatkan dukungan sosial yang cukup

7. Mengalami stress tinggi

8. Memiliki jam kerja yang panjang yang mengharuskan Mama berdiri dalam waktu yang lama

9. Pendapatan rendah secara ekonomi


Beberapa faktor kesehatan yang dialami selama kehamilan juga bisa meningkatkan resiko wanita untuk
melahirkan secara prematur. Masalah kesehatan yang bisa menyebabkan kelahiran prematur di antaranya
adalah:

1. Ketuban pecah terlalu dini


2. Infeksi saluran kencing, infeksi yang ditularkan dari hubungan intim, dan jenis infeksi lainnya.

3. Infeksi pada vagina. Penelitian mengungkapkan bahwa infeksi Bacterial Vaginosis (BV) yang umum
terjadi bisa meningkatkan resiko wanita hamil melahirkan prematur sampai 2 kali lipat. BV dialami
oleh 12-22% wanita hamil dan disebabkan oleh terlalu banyaknya bakteri yang biasa terdapat pada
vagina.

4. Infeksi pada membran rahim. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi bakteri yang mempengaruhi
air ketuban dan membran rahim bisa meningkatkan resiko kelahiran prematur. Untungnya bila
penyakit ini terdeteksi dini bisa diatasi dengan antibiotik yang aman bagi Mama dan bayi

5. Tekanan darah tinggi

6. Diabetes

7. Masalah penyumbatan pembuluh darah

8. Memiliki masalah kurang berat badan sebelum kehamilan

9. Obesitas

10. Jarak waktu antara 2 kehamilan yang terlalu singkat (kurang dari 6-9 bulan antara melahirkan
dengan awal kehamilan berikutnya)

11. Masalah cacat lahir pada bayi

12. Pendarahan melalui vagina

13. Penyakit pada gusi. Wanita hamil dengan masalah parah pada gusinya memiliki resiko lebih tinggi
untuk melahirkan secara prematur. Sayangnya, pengobatan untuk penyakit pada gusi tidak
disarankan bagi wanita hamil, maka berkonsultasilah pada dokter gigi untuk mencari solusi
perawatan yang aman selama kehamilan

Pada bayi yg dilahirkan secara premature cenderung mudah terjadi suatu komplikasi karena :

o kemungkinannya paru-parunya belum berkembang sempurna. Jika hal ini terjadi, bayi
mungkin perlu ditempatkan dalam ventilator yang dapat membantunya bernafas. Mendapatkan
oksigen melalui ventilator dapat menyebabkan terjadinya komplikasi.

 Bayi mengalami masalah dalam menjaga suhu tubuh normal, dan mungkin mengalami
hipotermi (kedinginan).
 Bayi belum bisa mengkoordinasikan pergerakan otot untuk menghisap dan menelan. Jika
kasus ini terjadi, ia harus diberi makan melalui jarum yang dimasukkan ke pembuluh darahnya, atau
melalui selang yang dimasukkan melalui hidung, kemudian masuk ke kerongkongan dan perutnya.

 Bayi yang lahir prematur juga mungkin mengalami komplikasi seperti pendarahan otak,
meningkatnya resiko infeksi terutama meningitis dan sepsis (infeksi dalam aliran darah/peradangan
di seluruh bagian tubuh), bermasalah dengan fungsi ginjal, dan jaundice (sakit kuning).
 Bayi yang lahir prematur juga memiliki resiko tinggi untuk komplikasi jangka panjang, yang
mungkin meliputi gangguan penglihatan (bahkan kebutaan), gangguan pendengaran, cerebral palsy
(kelumpuhan otak/gangguan fungsi motorik) dan penyakit paru-paru kronis.

 Semakin dini kelahirannya, semakin tinggi kecenderungannya mengalami komplikasi-


komplikasi tersebut.

Bayi dengan berat badan lahir 850 gr termasuk BBLER/BBLAR

Kriteria BBLR :
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gram; (2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),
berat lahir < 1500 gram ; (3) Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram.
Tetapi ada jg yg membagi criteria BBLR hny 3 :
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 – 2500 gram; (2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),
berat lahir < 1500 gram
Menurut Rukiyah (2010) bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1) Bayi prematur sesuai masa kehamilan (SMK) terdapat derajat prematuritas di golongkan menjadi 3
kelompok:
a. Bayi sangat prematur (extremely prematur ): 24-30 minggu.
b. Bayi prematur sedang (moderately prematur ) : 31-36 minggu.
c. Borderline Premature : 37-38 minggu. Bayi ini bersifat premature dan mature.
Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah seperti yang dialami bayi prematur, seperti
gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia dan daya hisap lemah.
2) Bayi prematur kecil untuk masa kehamilan (KMK) terdapat banyak istilah untuk menunjukkan bahwa bayi
KMK dapat menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus (intra uterine growth retardation /
IUG)seperti pseudo premature, small for dates, dysmature, fetal malnutrition syndrome, chronis fetal
distress, IUGR dan small for gestasionalage ( SGA ).

BBLR/BBLSR disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :


1.      Penyakit ibu.
a.       Penyakit Toxemia gravidarum, perdarahan ante partum, trauma fisik atau psikologis, nefritis
akut, diabetes militus.
b.      Usia lbu Kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, multigravida dengan jarak kehamilan
dekat
c.       Keadaan sosial ekonomi rendah.
status sosio-ekonomi yang merupakan salah satu penentu utama status gizi, serta tingkat pendidikan
yang rendah.
d. Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu
pengguna narkotika.

2.      Faktor janin


Hidramnion, gemeli, kelainan kromosom.
3.      Faktor lingkungan.
Radiasi, tinggal di dataran tinggi, zat racun.
4. Faktor risiko medis meliputi kehamilan multipel yang biasanya karena teknik bayi tabung sehingga
menghasilkan bayi kembar lebih dari dua, kenaikan berat badan ibu tidak optimal, jarak kehamilan
sekarang dengan kehamilan sebelumnya pendek, tekanan darah rendah atau hipotensi, hipertensi atau
preeklamsia, infeksi yaitu adanya bakteri dalam urin, rubella, dan cytomegalovirus, pendarahan pada
trimester pertama atau kedua, dan cairan ketuban yang jumlahnya sedikit atau terlalu banyak.

III.   Klarifikasi
1.      Bayi kurang bulan: yaitu bayi dengan masa kehamilan lebih dari 37 mg
2.      Bayi cukup bulan: yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 37 mg - 42 mg.
3.      Bayi lebih bulan: yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 42 mg atau lebih.
Berdasarkan pengertian diatas bayi dengan BBLR/BBLSR dibagi menjadi dua golongan, yaitu : prematur
dan dismatur
a.       Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 mg dan mempunyai BB sesuai dengan BB masa
kehamilan (NKB – KMK).
b.      Dismatur.
Adalah bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa kehamilan, bisa terjadi pre term, term,
atau post term.
Dismatur dapat juga disebut :
1.      Neonatus kumng bulan, kecil untuk masa kehamilan (NKB – KMK)
2.      Neonatus cukup bulan, kecil masa kehamilan (NEB – KMK)
3.      Neonatus lebih bulan, kecil masa kehamilan (NLB – KMK)
Komplikasi pada BBLR/BBLSR :
1.      Hipotermi
Tanda terjadinya hipotermi pada BBLR adalah :
a. Suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 c
b. Kurang aktif dan tangis lemah
c. Malas minum
d. Bayi teraba dingin
e. Kulit mengeras kemerahan
f. Frekuensi jantung < 100 x/menit
g. Nafas pelan dan dalam
2.      Hipoglikemi
Hipoglikemia ditandai dengan :
a. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl
b. Kejang, tremor, jitterys, letargi/kurang aktif
c. Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
d. Riwayat ibu dengan diabetes
e. Keringat dingin
f. Hipotermia, sianosis, apneu intermitten
3.      Ikterus/hiperbilirubin
Hiperbilirubin pada BBLR terjadi karena belum maturnya fungsi hepar pada bayi premature, bila tidak
segera diatasi dapat menyebabkan kern ikterus yang akan menimbulkan gejala sisa yang permanen.
Hiperbilirubin di tandai dengan :
a. Selera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan ekstermitas berwama kuning
b. Konjungtiva berwama kuning pucat
c. Kejang
d. Kemampuan menghisap menurun
e. Letargi
f. Kadar bilirubin pada bayi premature lebih dari l0 mg/dl
4.      Masalah pemberian minum
Hal ini ditandai dengan :
a. Kenaikan berat badan bayi < 20 g/hr selama 3 hari
b. Ibu tidak dapat/tidak berhasil menyusui
5.      Infeksi/sepsis
Infeksi pada BBLR dapat terjadi bila ada riwayat ibu demam sebelum dan selama persalinan, ketuban pecah
dini, persalinan dengan tindakan, terjadinya asfiksia saat lahir dll. Tanda terjadinya infeksi pada BBLR antara
lain :
a. Pada pemeriksaan labomterium terdapat lekositosis atau lekositopenia dan trombositopenia
b. Bayi malas minum
c. Suhu tubuh bayi hipertermi ataupun hipotermi J
d. Terdapat gangguan nafas
e. Letargi
f. Kulit ikterus, sklerema
g. Kejang
6.      Gangguan permafasan
a. Deflsiensi surfaktan paru yang mengarah ke sindrom gawat nafas/RDS
b. Resiko aspirasi akibat belum terkoordiansinya reflek batuk,reflek menghisap dan reflek menelan
c. Thoraks yang lunak dan 0t0t respirasi yang lemah
d. Pemafasan tidak teratur
7.      Penyakit membrane pada neonates/HDN
Penyebabnya adalah defisiensi faetor koagulasi yang bergantung pada vitamin K
8. Retinopati of premature
9.
Pada hasil otopsi verbal terhadap keluarga:

- tidak ada riwayat penyakit berat dan menular, HT dan DM tidak ada

- Jarak persalinan dgn sebelumnya >3th


- Tdk ada riw persalinan premature

- Tdk ada riw keputihan/infeksi vagina

- Tdk ada riw demam tinggi sebelumnya

- Ketuban pecah sblm wktnya (-)

- Riw KB ??BB?

- Pemeriksaan TORCH??utk mengetahui adanya infeksi TORCH blm ada pemeriksaan

- Faktor resiko yg plg mngkn, krn kehamilan yg tdk disadari maka si ibu kurang memperhatikan
masalah kesehatan dan kondisi fisiknya, kurangny asupan makanan yg bergizi dan dibutuhkan
oleh bayi, kurangnya dukungan social dari keluarga krn tdk tahu bahwa si ibu hamil.

- Kemudian krn pekerjaannya adalah bertani, dengan penghasilan ekonomi yg rendah,


dimungkinkan juga adanya aktivitas fisik yg berlebihan seilama kehamilan jg beresiko tjd
persalinan prematur

Sedangkan premature merupakan penyebab terbanyak dari BBLR, pada kasus ini jika dilihat dari factor
resiko yg ada pada BBLSR makafaktor resiko yg paling mendekati adalah factor sosio ekonomi rendah yg
berhbungan dgn status gizi dan perilaku ibu yg melakukan aktivitas berat

Oleh karena itu kejadian premature dan BBLER pada kasus ini sangat berhubungan erat, persalinan sangat
premature menyebabkan bayi lahir dengan berat badan ekstrim rendah yaitu 850 gr, pada kondisi tersebut
bayi sangat rentan terjadi suatu komplikasi yg berhubungan dgn system pernafasannya yg disebabkan krn
paru-paru yg blm matur sehingga terjadi :
1.      Deflsiensi surfaktan paru yang mengarah ke sindrom gawat nafas/RDS (asfiksi berat dan respiratory
distress syndrome)
2.      Resiko aspirasi akibat belum terkoordiansinya reflek batuk,reflek menghisap dan reflek menelan
3.      Thoraks yang lunak dan 0t0t respirasi yang lemah
4.      Pemafasan tidak teratur

KASUS 2

Ny. S 44 th, alamat Pakel Hargosari, riw kehamilan G4P3A0 uk 40+4 mggu

Riw persalinan sblmnya spontan anak hidup normal, jarak dgn persalinan sblmnya 8 th

Riw pemeriksaan kehamilan di BPS

Pada tgl 18 Maret 2013 melahirkan seorang bayiperempuan secara spontan ditolong bidan, dengan BBL
1850 gr, setelah diperiksa ditemukan kelainan bawaan labiognatopalatoskisis dan ada gangguan nafas
asfiksi, kemudian diberikan pennganan dan dirujuk ke RSUD, malam hari meninggal

Dx : labiognatopalatoskisis, BBLR,asfiksia

Labioschisis : celah pada bibir

Gnatoschisis : celah pada gusi

Palatoschisis ; celah pada langit2 mulut


Dalam perkembangan janin normal, lubang ini menutup selama kehamilan. Kegagalan salah satu atau
kedua lubang ini untuk menutup akan menghasilkan celah di bibir. Penyebab pasti tidak diketahui. Bibir
sumbing  terjadi sendiri atau dalam kombinasi dengan sumbing di sekitarnya 1 dalam 750 kelahiran, dan
langit-langit bercelah terjadi pada sekitar 1 dari 2.500 kelahiran . 
Faktor resiko terjadinya kelainan ini adlah :

1. Faktor keturunan : mutasi genetic/tjd kelaian kromosom

2. Faktor eksternal (Untuk ibu selama kehamilan):

 Memakai obat-obatan tertentu, seperti obat Antiseizure (terutama fenitoin) atau retinoic acid
(digunakan untuk kondisi Dermatologic, seperti jerawat) ,fenasetin, sulfonamide,
rifampisin,aspirin, Penelitian yang dilakukan Dr. Anders Hviid dan Dr. Ditte Molgaard-Nielsen
dari Statens Serum Institut Kopenhagen, Denmark telah menemukan bahwa steroid yang
digunakan ibu hamil dengan sangat jelas tidak berhubungan dengan penyebab bibir sumbing.

 Usia ibu yg sudah tua pada saat hamil

 Radiasi

 Ibu stress

 Mengkonsumsi alkohol (khususnya dalam pengembangan bibir sumbing)

 Memiliki penyakit atau infeksi sifilis dan virus rubella

3. Faktor nutrisi :

 Memiliki kekurangan asam folat pada konsepsi atau selama awal kehamilansi

 Ada bbrp referensi yg mencamtumkan kekurangan vit B dan (Zn )seng jg sbg FR

Gejala lain dapat terjadi sebagai akibat dari sumbing meliputi:

    * Masalah Feeding  (terutama dengan sumbing)


    * Masalah Bicara
    * Gigi , termasuk gigi yang hilang, terutama ketika bibir sumbing meluas ke daerah gusi bagian atas
    *  Infeksi berulang telinga bagian tengah
    * Masalah pendengaran
Bayi yang dilahirkan dengan cacat seperti ini, akan mengalami kesulitan dalam koordinasi & pengolahan
nafas, sehingga tanda paling awal adalah kesulitan menghisap saat menyusui. Anak bingung karena pada
saat menghisap, ada cairan yang muncrat lari melewati lubang yang ada di langit-langit sehingga anak jadi
tersedak. Tentu saja hal ini terjadi pada anak dengan celah bibir dan langit-langitnya panjang / luas.

Secara medis, hal ini diakibatkan adanya inkompetensi dari velofaringeal clossure, dimana seharusnya
aliran rongga hidung ke saluran nafas itu terpisah dengan saluran makan dari rongga mulut. Secara
anatomis normalnya kita memiliki langit-langit mulut yang membatasinya. Sehingga saat sedang makan
atau minum anak akan bingung, kadang terlihat seperti berhenti bernafas, malas makan, padahal anak itu
takut menelan karena dia tahu pasti akan tersedak.
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakti infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin
bila infeksi diderita oleh ibu hamil.

Kini, diagnosis untuk penyakit infeksi telah berkembang antar lain ke arah pemeriksaan secara imunologis.

Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti (antibodi) yang spesifik taerhadap kuman
penyebab infeksi tersebut sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman. Antibodi yang
terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG)

TOXOPLASMA

Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi.

Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesipik. Kira-kira hanya 10-20% kasus
infeksi

Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan
umumnya tidak menimbulkan masalah.

Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan
respon imun).

Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau
keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan,
gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelinan mata dan atelinga, retardasi mental, kejang-kejang
dn ensefalitis.

Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan
tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM
dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.

Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau
selama masa hamil (bila hasilnya negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertma,
selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi Toxoplasma.

RUBELLA

Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening.
Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda.

Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada
bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%,
sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25% (menurut America College of
Obstatrician and Gynecologists, 1981).

Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasien
tidak dikenali, terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh Karena itu, diagnosis infeksi Rubella yang
tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG dana IgM.

Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum
hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi.

Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada
kehamilan < 18 minggu dan risiko infeksi rubella bawaan.

CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes.
Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan CMV
merupakan salah satu penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin
bila infeksi terjadi saat ibu sedang hamil.

Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular sehingga mengalami
gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain.

Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang, dimana
infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi Anti
CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.

HERPES SIMPLEKS TIPE II

Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini
dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem
syaraf otonom.

Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kuli, tetapi hal ini
tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat
berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus)

Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting untuk mendeteksi secara dini
terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencaegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila
infeksi terjadi pada saat kehamilan.

Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapt membahayakan janin yang dikandungnya. Pada infeksi
TORCH, gejala klinis yang ada searing sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik.
Walaupun ada yang memberi gejala ini tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan
diagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui
infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat.

Panel TORCH

? Anti Toxoplasma IgG dan IgM

? Anti Rubella IgG dan IgM

? Anti CMV IgG dan IgM

? Anti HSV II IgG dan IgM

Anda mungkin juga menyukai