Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU GIZI KESMAS

Gerakan 1000 HPK dan Stunting


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi KesMas

Dosen :
Rahmi Nurmadinisia, SKM, MKM.
Disusun Oleh:
Dinda Putri Wulandari (1320119004)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKes RAFLESIA DEPOK
2020
JL. Mahkota Raya 32-B Komplek Pondok Duta 1, Cimanggis, Kota Depok, Jawa
Barat 16451

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan semesta alam,
yang telah memberikan petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan para keluarga serta
sahabatnya. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya makalah ini yang
berjudul “Gerakan 1000 HPK dan Stunting”.

Terima kasih kepada Ibu Rahmi Nurmadinisia, SKM, MKM. selaku dosen
maata kuliah Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat program studi Kesehatan
Masyarakat serta yang telah bersedia membimbing penulis hingga sekarang. Tak
lupa penulis ucapkan terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan
kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan berguna khususnya mahasiswa STIKes Raflesia dan semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Depok, 29 Desember 2020

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….……... i
DAFTAR ISI……………………………………………………...…..…………. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………..………………… 1
A. Latar Belakang………………………………..………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………..………………………………. 1
C. Tujuan……………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….…….. 3
A. Definisi Gerakan 1000 HPK…….…………………………………………...…3
B. Tujuan Gerakan 1000 HPK………………………………..…………………….3
C. Hubungan antara pembangunan nasional dengan 1000
HPK………………………………………………………………………. 5
D. Stunting memiliki peran penting dalam pembangunan
nasional……………...…………………………………………………… 6
BAB III PENUTUP………………………………………………………...….. 9
A. Kesimpulan...…………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..… 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu di antara 36 negara tempat bermukimnya 90% dari 175 juta
balita stunting. Unicef (2008) mencatat bahwa Indonesia menempati urutan ke lima
terbanyak balita stunting. Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi balita yang
stunting pada keluarga kaya adalah 26,9%, sedangkan pada keluarga miskin jumlahnya
hampir 2 kali lipat yaitu 47%. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan yang kurang
menurut umur (<-2SD), ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai umur
anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu
(yaitu hambatan pertumbuhan intrauterine (IUGR - Intra Uterine Growth Retardation)) dan
digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Di lain pihak kelebihan BB (Kegemukan) juga meningkat pada balita yakni 12,1%
(tahun 2007) menjadi 14,2% (tahun 2010) lebih tinggi dari anak balita kategori kurus yaitu
13,3%. Orang dewasa yang obesitas menyumbang terjadinya masalah penyakit degenerative.
Penyakit degenerative merupakan akibat dari fetal programming yang akan menjadi masalah
jika tindakan gizi tidak focus.
Seiring dengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan focus terhadap kelompok
1000 hari pertama kehidupan pada tataran global yang disebut Scalling Up Nutrition (SUN)
dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi dalam Rangka Percepatan
Perbaikan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
dan disingkat Gerakan 1000 HPK).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Gerakan 1000 HPK?
2. Apa saja tujuan dari Gerakan 1000 HPK?
3. Apa hubungan antara pembangunan nasional dengan gerakan 1000 HPK?
4. Mengapa stunting memiliki peran penting dalam pembangunan nasional?
C. Tujuan Penulisan
Adapum tujuan Penulisan Makalah adalah
1. Untuk mengetahui definisi dari Gerakan 1000 HPK
2. Untuk mengetahui tujuan Gerakan 1000 HPK
3. Untuk mengetahui hubungan antara pembangunan nasional dengan gerakan 1000
HPK
4. Untuk mengetahui pentingnya stunting dalam pembangunan nasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Gerakan 1000 HPK


Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan suatu gerakan percepatan perbaikan gizi
yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement. Gerakan Scaling Up-
Nutrition (SUN) Movement merupakan suatu gerakan global dibawah koordinasi Sekretaris
Jenderal PBB. Hadirnya gerakan ini merupakan respons dari negara-negara di dunia terhadap
kondisi status pangan dan gizi di negara berkembang.

B. Tujuan Gerakan 1000 HPK


Tujuan global dari SUN Movement adalah untuk menurunkan masalah gizi pada 1000
HPK yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Periode 1000 HPK ini telah dibuktikan
secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan seseorang, oleh
karena itu periode ini sering disebut sebagai “periode emas” (Kemenko Kesra RI, 2013).
Pemenuhan asupan gizi pada 1000 HPK anak sangat penting. Jika pada rentang usia
tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa
dicegah sejak awal. Adapun titik kritis yang harus diperhatikan selama periode 1000 HPK
adalah sebagai berikut :
1. Periode dalam kandungan (280 hari)
Wanita hamil merupakan kelompok yang rawan gizi. Oleh sebab itu penting untuk
menyediakan kebutuhan gizi yang baik selama kehamilan agar ibu hamil dapat
memperoleh dan mempertahankan status gizi yang optimal sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan aman dan melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang
baik, serta memperoleh energi yang cukup untuk menyusui kelak (Arisman, 2004).
Telah diketahui bahwa kebutuhan zat gizi akan meningkat selama kehamilan, yaitu
tambahan energi sekitar 300 kkal per hari, pertambahan energi terutama di trimester II.
Penambahan konsumsi energi ini diperlukan untuk pertumbuhan jaringan ibu, seperti
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan
lemak. Sepanjang trimester III, energi tambahan dipergunakan untuk pertumbuhan
janin dan plasenta (Arisman, 2004).
Untuk menjaga agar tidak kekurangan zat besi maka wanita hamil disarankan untuk
menelan sebanyak 90 tablet besi selama kehamilan. WHO (2006) menegaskan bahwa
semua wanita hamil di daerah prevalensi tinggi gizi buruk harus secara rutin menerima

3
suplemen zat besi dan folat, untuk mencegah anemia. Angka kecukupan asam folat
yang direkomendasikan untuk ibu hamil adalah 600 μg per hari. Asam folat merupakan
vitamin B9 yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio, juga
membantu mencegah cacat pada otak dan tulang belakang. Pada ibu hamil, asam folat
memiliki peranan penting dalam pembentukan satu per tiga sel darah merah (Arisman,
2004).
Ibu hamil yang berusia lebih dari 25 tahun membutuhkan kalsium kira-kira 1200
mg/hari dan cukup 800 mg/hari untuk yang berusia lebih muda. Kalsium di gunakan
untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil
kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambil dari cadangan kalsium
pada tulang ibu, ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis dan tidak
jarang ibu hamil yang mengeluh giginya merapuh atau mudah patah. Kebutuhan
yodium penting selama kehamilan. Ibu hamil dianjurkan untuk menambah asupan
yodiumnya sebesar 50 μg/ hari dari kebutuhan sebelum hamil yang hanya 150 μg/ hari.
2. Periode 0 – 6 bulan (180 hari)
Ada dua hal penting dalam periode ini yaitu melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Inisiasi menyusu dini adalah
memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibunya
dalam satu jam pertama kelahirannya. Dengan dilakukannya IMD maka kesempatan
bayi untuk mendapat kolostrum semakin besar. Kolustrum merupakan ASI terbaik yang
keluar pada hari ke 0- 5 setelah bayi lahir yang mengandung antibodi (zat kekebalan)
yang melindungi bayi dari zat yang dapat menimbulkan alergi atau infeksi (Handy,
2010).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa
pemberian makanan lain. Tindakan ini akan terus merangsang produksi ASI sehingga
pengeluaran ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi dan bayi akan terhindar dari diare.
WHO, 2006 menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi
adalah yang terbaik.
3. Periode 6 – 24 bulan (540 hari)
Mulai usia 6 bulan ke atas, anak mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
karena sejak usia ini, ASI saja tidak mencukupi kebutuhan anak. Pengetahuan dalam
pemberian MP ASI menjadi sangat penting mengingat banyak terjadi kesalahan dalam
praktek pemberiannya, seperti pemberian MP ASI yang terlalu dini pada bayi yang
usianya kurang dari 6 bulan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau

4
diare. Sebaliknya, penundaan pemberian MP ASI akan menghambat pertumbuhan bayi
karena alergi dan zat-zat gizi yang dihasilkan dari ASI tidak mencukupi kebutuhan lagi
sehingga akan menyebabkan kurang gizi (Pudjiadi, 2005).
Walaupun sistem pencernaan bayi usia enam bulan ke atas sudah hampir sempurna,
tetapi dalam pemberian MP ASI diberikan secara bertahap yaitu dari bentuk encer
menjadi bentuk yang lebih kental (Arisman, 2004).

C. Hubungan antara pembangunan nasional dengan 1000 HPK


Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional.
1. Pemerintah
Kegiatan utama pemerintah yang memiliki peran sebagai inisiator, fasilitator, dan
motivator meliputi kegiatan dari proses inisiasi dasar-dasar Gerakan 1000 HPK (dasar
hukum dan dokumen pendukung) hingga pelaksanaan dan evaluasi Gerakan 1000 HPK.
2. Mitra Pembangunan
Kegiatan utama donoryang meliputi kegiatan dari proses inisiasi dasar-dasar Gerakan
1000 HPK (dasar hukum dan dokumen pendukung) hingga pelaksanaan dan evaluasi
Gerakan 1000 HPK.
3. Lembaga Sosial Kemasyarakatan
Kegiatan utama Lembaga Sosial Kemasyarakatanyang meliputi kegiatan dari proses
inisiasi dasar-dasar Gerakan 1000 HPK (dasar hukum dan dokumen pendukung) hingga
pelaksanaan dan evaluasi Gerakan 1000 HPK.
4. Dunia Usaha
Kegiatan utama Dunia Usahayang meliputi kegiatan dari proses inisiasi dasar-dasar
Gerakan 1000 HPK (dasar hukum dan dokumen pendukung) hingga pelaksanaan dan
evaluasi Gerakan 1000 HPK.
5. Mitra Pembangunan (Organisasi PBB)
Kegiatan utama Mitra Pembangunanyang meliputi kegiatan dari proses inisiasi dasar-
dasar Gerakan 1000 HPK (dasar hukum dan dokumen pendukung) hingga pelaksanaan
dan evaluasi Gerakan 1000 HPK.

5
D. Stunting Memiliki Peran Penting Dalam Pembangunan Nasional
Stunting menurut Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2010 adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur
(TB/U) dalam standar penilaian status gizi anak, dengan hasil pengukuran yang berada pada
nilai standar atau z-score< -2 SD sampai dengan -3 SD untuk pendek (stunted) dan < -3 SD
untuk sangat pendek (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Masa balita merupakan periode
yang sangat peka terhadap lingkungan sehingga diperlukan perhatian lebih terutama
kecukupan gizinya (Kurniasih, 2010).
Masalah gizi stunting pada balita dapat menghambat perkembangan anak, dengan dampak
negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya seperti penurunan intelektual,
rentan terhadap penyakit tidak menular, penurunan produktivitas hingga menyebabkan
kemiskinan dan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Menurut Cobayashi et al.(2013) dalam Siswati (2018)stunting menjadi masalah gizi yang
sangat serius perlu ditangani secara cepat dan tepat. Apabila prevalensi balita stuntingdi
daerah tinggi, maka dapat dipastikan bahwa daerah tersebut mengalami masalah
pembangunan secara umum, seperti ketersediaan air bersih, pendidikan, kesehatan,
kemiskinan, dan lain–lain. Dampak dari stuntingyang ditimbulkan dapat dibagi menjadi
dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menangani msalah stunting
(Siswati, 2018) diantaranya :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025.
Undang–undang No. 17 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2005–2025 menyatakan bahwa pembangunan pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan
secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi
pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya.
Selain itu, melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan
Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019, Indonesia dapat,
menyediakan layanan air minum dan sanitasi yang layak bagi 100% rakyat Indonesia.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015–2019.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019 menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan 2015–2019 adalah program Indonesia sehat dengan sasaran
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat. Salah satu sasaran pokok
adalah meningkatnya status kesehatan gizi ibu dan anak. Dalam RPJMN 2015–2019

6
telah ditetapkan target penurunan prevalensi stunting balita 0-23 bulan menjadi 28%
pada 2019.
3. Permenkes No.23/2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi.
Permenkes tersebut menyatakan bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat diperlukan upaya perbaikan gizi perseorangan dan perbaikan gizi
masyarakat pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan
lanjut usia dengan prioritas kelompok rawan gizi.
4. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2016-2019
Kebijakan strategis pangan dan gizi fokus pada :
a. Ketersediaan pangan
b. Keterjangkauan pangan
c. Pemanfaatan pangan
d. Perbaikan gizi masyarakat
e. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
5. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
tahun 2015-2019
Misi yang tertuang dalam rencana strategis BKKBN yang berkaitan dengan malnutrisi
pada anak termasuk stunting adalah mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera (misi ke-4) dan mewujudkan Indonesia yang
berdayasaing (misi ke-5). Dalam kaitannya mewujudkan keluarga yang sehat
sejahtera, BKKBN telah menetapkan arah strategi dalam menyelenggarakan
pembangunan bidang kependudukan dan KB yaitu:
a. meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan berkualita;
b. advokasi dan KIE tentang kependudukan dan KB;
c. pembinaan ketahanan remaja yang dilakukan melalui Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) dan mendorong kegiatan
remaja yang positif dengan meningkatkan status kesehatan dna mendapatkan
pendidikan;
d. memahami nilai-nilai pernikahan;
e. mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki;
f. peningkatan pembinaan remaja tentang Generasi Berencana (GenRe);
g. pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatan kelompok Bina
Keluarga Remaja guna meningkatkan kepedulian keluarga dan pengasuhan
kepada anak dan remaja;

7
h. peningkatan pembangunan keluarga dan KIE tentang pentingnya pengasuhan
tumbuh kembang anak dan pentingnya keluarga berencana;
i. mengembangkan Kampung KB sebagai lintas sektor.
6. Undang–Undang No.36/2009 tentang Kesehatan
Undang–undang No. 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa arah perbaikan gizi adalah
meningkatnya mutu gizi perorangan dan masyarakat melalui perbaikan pola konsumsi
makanan yang sesuai dengan gizi seimbang, perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas
fisik dan kesehatan, peningkatan akses dan mutu teknologi, dan peningkatan sistem
kewaspadaan pangan dan gizi.
7. Peraturan Presiden (Perpres) No.42/2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
Perpres ini diikuti dengan Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Gizi
Dalam Rangka Seribu Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan suatu gerakan percepatan
perbaikan gizi yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement. Gerakan
Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement merupakan suatu gerakan global dibawah koordinasi
Sekretaris Jenderal PBB. Hadirnya gerakan ini merupakan respons dari negara-negara di
dunia terhadap kondisi status pangan dan gizi di negara berkembang.
Tujuan global dari SUN Movement adalah untuk menurunkan masalah gizi pada 1000
HPK yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Periode 1000 HPK ini telah dibuktikan
secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan seseorang, oleh
karena itu periode ini sering disebut sebagai “periode emas” (Kemenko Kesra RI, 2013).
Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan
sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57341/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
NjAyNjNlMjYwZWYxMGUzMTFlZmM0NWQ0NzY4NTY1ZGZlYjg3NGZjY
w==.pdf

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/makna-hakikat-tujuan-pembangunan-
nasional-49

https://www.bappenas.go.id/files/7713/8848/0483/KERANGKA_KEBIJAKAN_-
_10_Sept_2013.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3353/4/4.%20Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai