Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Sejarah Ekonomi Islam
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Bismillahirrohmanirrohim,
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
BAB II PEMBAHASAN3
2.1.
2.2.
2.5.
3.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep ekonomi para cendekiawan muslim berakar pada hukum Islam yang
bersumber dari alquran dan hadis Nabi SAW. Ia merupakan hasil interpretasi dari
berbagai ajaran Islam yang bersifat abadi dan universal, mengandung sejumlah
perintah dan prinsip umum bagi perilaku individu dan masyarakat serta
mendorong umatnya untuk menggunakan kekuatan akal pikiran mereka. Kajian-
kajian terhadap perkembangan sejarah ekonomi Islam merupakan ujian-ujian
empirik yang diperlukan bagi setiap gagasan ekonomi. Ini memiliki arti yang
sangat penting, terutama dalam kebijakan ekonomi dan keuangan negara secara
umum.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Abu Yusuf ?
2. Apa Itu Kitab Al-Kharaj ?
3. Bagaimana Latar Belakang Ekonomi Abu Yusuf ?
4. Bagaimana Mekanisme Pemikiran Ekonomi Abu Yusuf ?
5. Bagaimana Sistem Ekonomi Abu Yusuf ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama lengkapnya Ya’qub ibn Ibrahim ibn Sa’ad ibn Husein ibn al-
Anshori. Beliau lahir di Kufah pada tahun 113 H dan wafat pada tahun 182 H.
Abu Yusuf berasal dari suku Bujailah, salah satu suku bangsa Arab. Keluarganya
disebut Anshori karena dari pihak ibu masih mempunyai hubungan dengan kaum
Anshar. Sejak kecil ia telah memiliki minat ilmiah yang tinggi. Beliau giat belajar
dan meriwayatkan hadis. Banyak ahli hadis memujinya dalam hal periwayatan.
Dalam belajar ia menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam menghafal
sejumlah hadis.
Kemudian ia tertarik untuk mendalami ilmu fiqih. Ia mulai belajar fiqih
pada Muhamad ibn Abdurahman ibn Abi Laila (seorang ulama dan pejabat hakim
di Kufah). Selanjutnya ia belajar pada Imam Abu Hanifah, pendiri Mazhab
Hanafi. Imam Abu Hanifah sangat mengharapkan agar Abu Yusuf kelak dapat
melanjutkan dan menyebarluaskan Mazhab Hanafi ke berbagai dunia Islam.
Setelah Iman Abu Hanifah wafat, Abu Yusuf menggantikan kedudukannya
sebagai guru pada perguruan Imam Abu Hanifah. Berkat bimbingan para gurunya
serta ditunjang oleh ketekunan dan kecerdasannya, abu Yusuf tumbuh sebagai
seorang alim yang sangat dihormati oleh berbagai kalangan baik ulama,
pengusaha maupun masyarakat umum. Tidak jarang berbagai pendapatnya
dijadikan acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan tidak sedikit orang
yang ingin belajar kepadanya. Diantara tokoh besar yang menjadi muridnya
adalah Muhamad bin Al-hasan Al-Syaibani, Ahmad bin Hanbal, Yazid bin Harun
Al-Wasithi, Al-Hasan bin Ziyad Al-Lu’lui dan Yahya bin Adam Al-Qarasy.
Pada tahun 166 H Abu Yusuf meninggalkan Kufah dan pergi ke Baghdad.
Di Baghdad ia menemui khalifah Abbasiyah, Al-Mahdi yang langsung
mengangkatnya sebagai hakim di Baghdad Timur. Pada masa khalifah Harun ar-
Rasyid, organisasi kehakiman mengalami perubahan. Pada masa itu jabatan Abu
Yusuf naik menjadi ketua para hakim pertama Daulah Abbasiyah. Jabatan ini
3
belum pernah ada sejak Bani Umayyah. Dengan jabatan dan kewenangan itu, ia
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memasyarakatkan hukum-hukum
mazhab Hanafi dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya suatu sistem
hukum yang praktis. Karena pengangkatan hakim di seluruh Daulah Abbasiyah
menjadi wewenangnya, maka terbuka kesempatan untuk mengangkat para murid
dan pengikut Mazhab Hanafi menjadi hakim di daerah-daerah. Inilah salah satu
faktor yang menyebabkan Mazhab Hanafi berkembang pesat dan tersebar luas di
berbagai daerah Islam.
Ketika Abu Yusuf memangku jabatan sebagai Qadi al Qudah, beliau
diminta oleh ar Rasyid untuk menulis buku umum yang akan dijadikan sebagai
pedoman dalam administrasi keuangan. Buku itu kemudian dikenal dengan nama
kitab al-Kharaj. Kitab tersebut dijadikan pedoman penegakan hukum pada masa
itu, untuk menghindari kezaliman terhadap rakyat yang disebabkan oleh
perbedaan kedudukan atau agama. Dia telah meletakkan teori ekonomi yang
sesuai dengan syariat Islam.
Kitabnya mempunyai peran penting dalam menjadikan ar Rasyid sebagai
sosok yang sangat disiplin dalam menggunakan harta negara.
Beberapa karya Abu Yusuf diantaranya adalah:
1. Kitab al-Asar. Didalam kitab ini dimuat hadis yang diriwayatkan dari
ayah dan gurunya. Ia mengemukakan pendapat gurunya, Imam Abu
hanifah, kemudian pendapatnya sendiri dan menjelaskan sebab terjadinya
perbedaan pendapat mereka.
2. Kitab Ikhtilaf Abi Hanifah wa ibn Abi Laila. Didalamnya dikemukakan
pendapat Imam Abu Hanifah dan ibn Abi Laila serta perbedaan pendapat
mereka.
3. Kitab ar-Radd ’ala Siyar al-Auza’i. Kitab ini memuat perbedaan
pendapatnya dengan Abdurahman al-Auzai tentang perang dan jihad.
4. Kitab al-Kharaj. Kitab ini merupakan kitab terpopuler dari karya-
karyanya. Didalam kitab ini , ia menuangkan pemikiran fiqihnya dalam
berbagai aspek, seperti keuangan negara, pajak tanah, pemerintahan dan
musyawarah.
4
2.2. Kitab Al-Kharaj
5
simpatinya kaum non muslim terhadap Islam., serta masalah-masalah
pemerintahan. Kitab al-Kharaj mencakup berbagai bidang, antara lain :
a. Tentang pemerintahan, seorang khalifah adalah wakil Allah di bumi untuk
melaksanakan perintah-Nya. Dalam hubungan hak dan tanggung jawab
pemerintah terhadap rakyat. Kaidah yang terkenal adalah Tasharaf al-
imam manuthum bi al-Maslahah.
b. Tentang keuangan; uang negara bukan milik khalifah tetapi amanat Allah
dan rakyatnya yang harus dijaga dan penuh tanggung jawab.
c. Tentang pertanahan; tanah yang diperoleh dari pemberian dapat ditarik
kembali jika tidak digarap selama tiga tahun dan diberikan kepada yang
lain.
6
setting sosial seperti itulah Abu Yusuf tampil dengan pemikiran ekonomi al-
Kharaj.
Penekanan terhadap tanggung jawab penguasa merupakan tema pemikiran
ekonomi Islam yang selalu dikaji sejak awal. Tema ini pula yang ditekankan Abu
Yusuf dalam surat panjang yang dikirimkannya kepada penguasa Dinasti
Abbasiyah, Khalifa Harun Al-Rasyid. Di kemudian hari, surat yang membahas
tentang pertanian dan perpajakan tersebut dikenal sebagai kitab al-Kharaj. Abu
Yusuf cenderung menyetujui negara mengambil bagian dari hasil pertanian dari
para penggarap daripada menarik sewa dari lahan pertanian. Dalam
pandangannya, cara ini lebih adil dan tampaknya akan memberikan hasil produksi
yang lebih besar dengan memberikan kemudahan dalam memperluas tanah
garapan.
Dalam hal pajak, ia telah meletakkan prinsip-prinsip yang jelas yang
berabad-abad kemudian dikenal oleh para ahli ekonomi sebagai canons of
taxation. Kesanggupan membayar, pemberian waktu yang longgar bagi pembayar
pajak dan sentralisasi pembuatan keputusan dalam administrasi pajak adalah
beberapa prinsip yang ditekankannya. Misalnya abu Yusuf juga mengangkat kisah
khalifah Umar ibn Khattab yang menghadapi kaum nasrani bani Tlaghlab.
Mereka ádalah orang arab yang anti pajak. Maka jangan sekali-kali kamu engkau
jadikan mereka sebagai musuh (karena tidak mau membayar pajak), maka
ambillah dari mereka pajak dengan atas nama sedekah. Karena mereka Sejak dulu
mau membayar sedekah dengan berlipat ganda asal tidak bernama pajak.
Mendengar hal itu pada mulanya khalifah Umar menolak usulan ini, tetapi
kemudian hari justru menyetujuinya, sebab di dalamnya terdapat unsur mengais
manfaat dan mencegah mudharat. Sebagai contoh dalam sentralisasi pembuatan
keputusan dalam administrasi pajak. Dalam bukunya kitab al-Kharaj, Abu Yusuf
menguraikan kondisi-kondisi untuk perpajakan, yaitu:
7
d. Benefiting both government and tax-payers (manfaat yang diperoleh bagi
pemerintah dan para pembayar pajak)
b. 30 % dari produksi yang diairi secara artificial 1/3 dari produksi tanaman
(pohon palm, kebun buah-buahan dan sebagainya) ¼ dari produksi tanaman
musim panas.
Dari tingkatan angka di atas dapat dilihat bahwa Abu Yusuf menggunakan
sistem irigasi sebagai kriteria untuk menentukan kemampuan tanah membayar
pajak, beliau menganjurkan menetapkan angka berdasarkan kerja dan modal yang
digunakan dalam menanam tanaman.
8
menguraikan masalah keuangan dan menunjukkan beberapa kebijakan yang harus
diadobsi bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Beliau melihat
bahwa sektor negara sebagai satu mekanisme yang memungkinkan warga negara
melakukan campur tangan atas proses ekonomi.
Sebuah arahan yang jelas tentang pengeluaran pemerintah untuk tujuan
yang diinginkan oleh kebijaksanaan umum. Untuk dapat mewujudkan keadaan
tersebut Abu Yusuf meletakkan beberapa macam mekanisme, yakni:
9
melakukan transaksi perdagangan di wilayah kekuasaan Islam. Hal lain,
yang dilakukan Abu Yusuf adalah menolak pendapat yang melarang
pedagang Islam untuk berdagang di wilayah Dar al_harbi. Hal ini
dilakukan guna membuka peluang untuk kontribusi bagi pembangunan
dan penyebaran tekhik perdagangan ke seluruh dunia, seperti Cina, Afrika,
Asia Tengah, Asia Tenggara dan Turki. Dari sikap Abu Yusuf di atas,
terlihat bahwa ia memperhatikan hubungan baik antar Negara,
pengembangan ekonomi perdagangan, serta upaya mensikapi
perekonomian masyarakat sebagai antisipasi jika terjadi krisis kebutuhan
pokok.
c. Membangun sistem politik dan ekonomi yang transparan.
Menurut Abu Yusuf pembangunan sistem ekonomi dan politik,
mutlak dilaksanakan secara transparan, karena asas transparan dalam
ekonomi merupakan bagian yang paling penting guna mencapai
perwujudan ekonomi yang adil dan manusiawi.
10
Sistem ekonomi yang dikehendaki oleh Abu Yusuf adalah satu upaya
untuk mencapai kemaslahatan umat. Kemaslahatan ini didasarkan pada Al-Qur'an,
Al-Hadits, maupun landasan-landasan lainnya. Hal inilah yang nampak dalam
pembahasannya kitab Al-Kharaj. Kemaslahatan yang dimaksud oleh Abu Yusuf
adalah, yang dalam terminologi fiqh disebut dengan Maslahah/kesejahteraan, baik
sifatnya individu ( mikro ) maupun ( makro ) kelompok.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemikiran ekonomi Abu Yusuf tertuang pada karangan terbesarnya
yakni kitab al-Kharaj. Kitab ini ditulis untuk merespon permintaan
khalifah harun al-Rasyid tentang ketentuan-ketentuan agama Islam yang
membahas masalah perpajakan, pengelolaan pendapatan dan pembelanjaan
publik. Al-Kharaj merupakan kitab pertama yang menghimpun semua
pemasukan daulah islamiyah dan pos-pos pengeluaran berdasarkan
kitabullah dan sunnah rasul saw.
Pendekatan yang dipakai dalam kitab al-Kharaj sangat pragmatis
dan bercorak fiqh. Kitab ini berupaya membangun sebuah sistem
keuangan publik yang mudah dilaksanakan yang sesuai dengan hukum
islam yang sesuai dengan persyaratan ekonomi. Abu Yusuf dalam kitab ini
sering menggunakan ayat-ayat Al Qur'an dan Sunnah Nabi saw serta
praktek dari para penguasa saleh terdahulu sebagai acuannya sehingga
membuat gagasan-gagasannya relevan dan mantap. Prinsip-prinsip yang
ditekankan Abu Yusuf dalam perekonomian, dapat disimpulkkan bahwa
pemikiran ekonomi Abu Yusuf sebenarnya tersimpul dalam al-Kharaj
yang dapat disebut sebagai bentuk pemikiran ekonomi kenegaraan,
mengupas tentang kebijakan fiskal, pendapat negara dan pengeluaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.neliti.com/publication/314729/sejarah-pemikiran-ekonomi-islam-
abu-yusuf. Diakses pada 07 Februari 2021 pukul 20.15.
https://emaskuwinggo.blogspot.com/2016/07/makalah-sejarah-pemikiran-
ekonomi-islam.html?=1. Diakses pada 07 Februari 2021 pukul 20.20.
13