Anda di halaman 1dari 12

LKM

NEMATHELMINTHES

oleh :

TIM DOSEN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kelas setiap spesies dari filum Nemathelminthes yang diamati melalui
awetan basah dan awetan kering.
2. Mengetahui ciri umum filum Nemathelminthes yang diamati melalui awetan
basah dan awetan kering.
3. Mengetahui dasar-dasar pengelompokan Nemathelminthes.
4. Mengetahui manfaat dari Nemathelminthes.
5. Mengetahui ciri khas dari setiap kelas Nemathelminthes.

B. Landasan Teori
1. Ciri-ciri Umum (Morfologi dan Anatomi)
Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu Nema yang artinya benang
dan helminthes yang artinya cacing. Pengertian Nemathelminthes adalah cacing
yang berbentuk benang atau gilik. Fillum ini merupakan salah satu fillum yang
beranggotakan terbanyak sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan
parasit. Disebut sebagai cacing gilik karena memiliki tubuh bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan
rongga tubuh sejati, tetapi memiliki rongga tubuh semu. Nemathelminthes disebut
sebagai hewan Pseudoselomata. Untuk anatomi, dimulai dari mulut berlanjut pada
faring atau esofagus yang berbentuk silindris. Faring berlanjut dengan intestin yang
merupakan saluran pencernaan bagian tengah. Intestin itu berbentuk pipih
dorsoventral dan berdinding tipis. Ovarinya berjumlah dua berbentuk benang yang
menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih lebar.
Oviduk ini menuju ke uterus. Kedua uterus bergabung dan bermuara pada vagina.
Lubang vagina atau vulva terletak pada sepertiga bagian tubuh dari arah anterior
(Nugroho, 2012). Menurut Sutarno (2009), karakteristik dari filum ini adalah
sebagai berikut :

1) Simetris bilateral, triploblastik, dan tidak memiliki appendages.


2) Memiliki coelom yang disebut pseudocoelom.
3) Alat pencernaan lengkap.
4) Alat ekskresi dengan sel Renette atau sistem H.
5) Belum memiliki organ peredaran darah dan respirasi.
6) Cincin saraf yang mengelilingi esofagus merupakan pusat sistem saraf .
7) Berumah dua, fertilisasi internal, dan tidak dapat melakukan reproduksi
aseksual.
8) Hidup bebas atau parasit.
9) Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter.
10) Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.
11) Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung meruncing.
12) .Permukaan tubuh dilapisi kutikula untuk melindungi diri.
13) Memiliki sistem pencernaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan
anus.
14) Tidak memiliki pembuluh darah.
2. Fisiologi
a. Sistem Gerak
Gerak pada Nemathelminthes disebabkan adanya otot-otot yang terdapat pada
dinding tubuh.Otot-otot itu terletak diantara tali epidermal, dan membujur
sepanjang tubuh. Otot-otot itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran
terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi ventral. Kontraksi dan relaksasi
dari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek dan memanjang. Koordinasi
gerak dari keempat kuadran otot tersebut menyebabkan cacing bergerak dengan
cara meliuk-liuk (Kastawi, 2005).

b. Sistem Respirasi
Cacing Nemathelminthes tidak mempunyai alat respirasi atau pernapasan.
Sehingga cacing Nemathelminthes ini melakukan respirasi dengan cara difusi
melalui permukaan tubuhnya.
c. Sistem Digesti
Mulut dikelilingi oleh tiga bibir. Mulut berlanjut pada faring atau esofagus
yang berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esofagus itu menebal, dan
dilengkapi oleh klep. Dinding faring mempunyai serabut-serabut otot radial yang
dapat melebarkan rongga faring. Di dalam rektum terdapat kelenjar rektal
uniselular yang berukuran besar, jumlahnya tiga pada yang betina dan enam pada
yang jantan. Pada hewan jantan terdapat kloaka. Sistem pencernaannya tidak
dilengkapi dengan kelenjar pencernaan. Makanan yang dimasukkan ke dalam
tubuhnya berupa makanan setengah jadi yang berasal dari inangnya dengan cara
menggigit membran mukosa menggunakan bibirnya untuk mengisap darah dan
cairan jaringan dari inang (Kastawi, 2005).
d. Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah)
Cacing Nemathelminthes belum memiliki sistem sirkulasi atau peredaran
darah. Namun memiliki cairan yang fungsinya menyerupai darah. Oleh karena itu
sari-sari makanan diedarkan melalui cairan pada pseudoselom.
e. Sistem Ekskresi (Pengeluaran)
Nemathelminthes mempunyai alat ekskresi yang berupa sel Renette untuk
Nemathelminthes yang primitif dan sistem H bagi Nemathelminthes yang telah
maju.
f. Sistem Koordinasi
Sistem saraf meliputi sebuah cincin sirkumfaringeal yang mengelilingi faring.
Cincin saraf itu tersusun oleh serabut-serabut saraf dan sel-sel saraf difus. Cincin
saraf sirkumfaringeal itu berhubungan dengan banyak ganglion, ada ganglion
dorsal yang tidak berpasangan dan ganglion subdorsal yang berpasangan.
Masing-masing ganglion mempunyai sel-sel saraf yang jumlahnya tetap
(Kastawi, 2005).
g. Sistem Reproduksi
Nemathelminthes merupakan hewan berkelamin tunggal, artinya alat kelamin
jantan dan betina terpisah. Hewan jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas
berdasar penampakan dari luar. Hewan jantan mempunyai ukuran lebih kecil dari
hewan betina dan mempunyai ekor yang melengkung. Sistem alat kelamin jantan
mengalami reduksi sehingga hanya tinggal satu, sedang sistem kelamin betina ada
dua buah. Organ kelamin jantan terletak pada separuh tubuh bagian posterior.
Testesnya satu, panjang, menggulung, dan berlanjut menjadi saluran vas deferens
yang memiliki ukuran diameter sama (Kastawi, 2005). Organ kelamin betina
bersifat “didelfik” artinya jumlahnya ada dua. Organ ini terletak pada dua pertiga
bagian tubuh dari arah posterior. Ovarinya berjumlah dua berbentuk benang yang
menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih
lebar. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot (Kastawi, 2005).
h. Habitan dan Habitus
Merupakan cacing yang bersifat endoparasit di dalam usus halus manusia.
Cacing hidup bebas dalam rongga usus. Ascaris lumbricoides merupakan varietas
yang hidup pada usus babi yang dapat menginfeksi manusia, tetapi infeksinya
akan hilang setelah 1-2 bulan (Jasin, 1984).

C. Metode
1. Alat dan Bahan
Tabel C.1 Alat yang Digunakan Pada Praktikum Morfologi Hewan Filum
Nemathelminthes
No. Nama Alat Jumlah

1.
2.

3.

4.
5.

6.
7.
8.

9.

Tabel C.2 Bahan yang Digunakan Pada Praktikum Morfologi Hewan Filum
Nemathelminthes
No. Bahan Jumlah

1.

2.
3.
4.
D. Cara Kerja
1. Langkah kerja pengamatan Morfologi cacing perut Ascaris sp.

2. Langkah kerja pengamatan anatomi cacing Ascaris sp.


E. Hasil Pengamatan
Tabel E.1 Hasil Pengamatan Hewan Nemathelminthes

Nama Simetri Bentuk Warna Alat


No. Mulut Anus Intestin Parasit pada Kelas
Spesies tubuh tubuh tubuh reproduksi

1.

2.

3.

4.

Tabel E.2 Taksonomi dan Gambar Hewan Nemathelminthes

No. Taksonomi Gambar Pengamatan Gambar Referensi (Internet)

1.

Gambar 5. Ancylostoma duodenale


(Sumber: Nickybay, 2016)

2.

Gambar 6. Ascaris lumbricoides


(Sumber: Palacios, 2014)
No. Klasifikasi Gambar Pengamatan Gambar Referensi (Internet)

3.

Gambar 7. Ascaris sp.


(Sumber: Viktor, 2018)

4.

Gambar 8. Ascaris suilae


(Sumber: Nickybay, 2016)

F. Pembahasan
G. Jawaban Pertanyaan
1. Dapatkah ditemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
ditemukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
2. Dapatkah ditemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut,
sehingga dimasukan pada kelas yang berbeda? Tuliskan perbedaan-perbedaannya!
3. Tuliskan ciri khas setiap kelas dalam bentuk tabel!
Jawaban :

Kelas Ciri Khas

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Nemathelminthes yang


ditemukan!
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Phylum
Nematelminthes, lengkapilah tabel berikut ini!
Jawaban:

Pencernaan Reproduksi
Phylum Ekskresi Pernapasan Sistem Syaraf
Makanan
H. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai