NEMATHELMINTHES
oleh :
TIM DOSEN
B. Landasan Teori
1. Ciri-ciri Umum (Morfologi dan Anatomi)
Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu Nema yang artinya benang
dan helminthes yang artinya cacing. Pengertian Nemathelminthes adalah cacing
yang berbentuk benang atau gilik. Fillum ini merupakan salah satu fillum yang
beranggotakan terbanyak sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan
parasit. Disebut sebagai cacing gilik karena memiliki tubuh bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan
rongga tubuh sejati, tetapi memiliki rongga tubuh semu. Nemathelminthes disebut
sebagai hewan Pseudoselomata. Untuk anatomi, dimulai dari mulut berlanjut pada
faring atau esofagus yang berbentuk silindris. Faring berlanjut dengan intestin yang
merupakan saluran pencernaan bagian tengah. Intestin itu berbentuk pipih
dorsoventral dan berdinding tipis. Ovarinya berjumlah dua berbentuk benang yang
menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih lebar.
Oviduk ini menuju ke uterus. Kedua uterus bergabung dan bermuara pada vagina.
Lubang vagina atau vulva terletak pada sepertiga bagian tubuh dari arah anterior
(Nugroho, 2012). Menurut Sutarno (2009), karakteristik dari filum ini adalah
sebagai berikut :
b. Sistem Respirasi
Cacing Nemathelminthes tidak mempunyai alat respirasi atau pernapasan.
Sehingga cacing Nemathelminthes ini melakukan respirasi dengan cara difusi
melalui permukaan tubuhnya.
c. Sistem Digesti
Mulut dikelilingi oleh tiga bibir. Mulut berlanjut pada faring atau esofagus
yang berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esofagus itu menebal, dan
dilengkapi oleh klep. Dinding faring mempunyai serabut-serabut otot radial yang
dapat melebarkan rongga faring. Di dalam rektum terdapat kelenjar rektal
uniselular yang berukuran besar, jumlahnya tiga pada yang betina dan enam pada
yang jantan. Pada hewan jantan terdapat kloaka. Sistem pencernaannya tidak
dilengkapi dengan kelenjar pencernaan. Makanan yang dimasukkan ke dalam
tubuhnya berupa makanan setengah jadi yang berasal dari inangnya dengan cara
menggigit membran mukosa menggunakan bibirnya untuk mengisap darah dan
cairan jaringan dari inang (Kastawi, 2005).
d. Sistem Sirkulasi (Peredaran Darah)
Cacing Nemathelminthes belum memiliki sistem sirkulasi atau peredaran
darah. Namun memiliki cairan yang fungsinya menyerupai darah. Oleh karena itu
sari-sari makanan diedarkan melalui cairan pada pseudoselom.
e. Sistem Ekskresi (Pengeluaran)
Nemathelminthes mempunyai alat ekskresi yang berupa sel Renette untuk
Nemathelminthes yang primitif dan sistem H bagi Nemathelminthes yang telah
maju.
f. Sistem Koordinasi
Sistem saraf meliputi sebuah cincin sirkumfaringeal yang mengelilingi faring.
Cincin saraf itu tersusun oleh serabut-serabut saraf dan sel-sel saraf difus. Cincin
saraf sirkumfaringeal itu berhubungan dengan banyak ganglion, ada ganglion
dorsal yang tidak berpasangan dan ganglion subdorsal yang berpasangan.
Masing-masing ganglion mempunyai sel-sel saraf yang jumlahnya tetap
(Kastawi, 2005).
g. Sistem Reproduksi
Nemathelminthes merupakan hewan berkelamin tunggal, artinya alat kelamin
jantan dan betina terpisah. Hewan jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas
berdasar penampakan dari luar. Hewan jantan mempunyai ukuran lebih kecil dari
hewan betina dan mempunyai ekor yang melengkung. Sistem alat kelamin jantan
mengalami reduksi sehingga hanya tinggal satu, sedang sistem kelamin betina ada
dua buah. Organ kelamin jantan terletak pada separuh tubuh bagian posterior.
Testesnya satu, panjang, menggulung, dan berlanjut menjadi saluran vas deferens
yang memiliki ukuran diameter sama (Kastawi, 2005). Organ kelamin betina
bersifat “didelfik” artinya jumlahnya ada dua. Organ ini terletak pada dua pertiga
bagian tubuh dari arah posterior. Ovarinya berjumlah dua berbentuk benang yang
menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran lebih
lebar. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot (Kastawi, 2005).
h. Habitan dan Habitus
Merupakan cacing yang bersifat endoparasit di dalam usus halus manusia.
Cacing hidup bebas dalam rongga usus. Ascaris lumbricoides merupakan varietas
yang hidup pada usus babi yang dapat menginfeksi manusia, tetapi infeksinya
akan hilang setelah 1-2 bulan (Jasin, 1984).
C. Metode
1. Alat dan Bahan
Tabel C.1 Alat yang Digunakan Pada Praktikum Morfologi Hewan Filum
Nemathelminthes
No. Nama Alat Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tabel C.2 Bahan yang Digunakan Pada Praktikum Morfologi Hewan Filum
Nemathelminthes
No. Bahan Jumlah
1.
2.
3.
4.
D. Cara Kerja
1. Langkah kerja pengamatan Morfologi cacing perut Ascaris sp.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
F. Pembahasan
G. Jawaban Pertanyaan
1. Dapatkah ditemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
ditemukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
2. Dapatkah ditemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut,
sehingga dimasukan pada kelas yang berbeda? Tuliskan perbedaan-perbedaannya!
3. Tuliskan ciri khas setiap kelas dalam bentuk tabel!
Jawaban :
Pencernaan Reproduksi
Phylum Ekskresi Pernapasan Sistem Syaraf
Makanan
H. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR