Anda di halaman 1dari 6

RESUME

TENTANG DEVIASI STANDAR DAN VARIANS

Ada 6 prinsip tentang deviasi standar dan varian

Prinsip 1

Semakin banyak harga/atau nilai variabel yang jauh dari rerata semakin besar deviasinya.

Jadi, maksud gambar diatas adalah semakin besar nilai deviasi maka semakin besar juga nilai
dari standar deviasinya. Semakin banyak variasi nilai di setiap data maka semakin tinggi nilai
standar deviasinya. Contoh lihat gambar dibawah ini.

Mengapa SD (X1) > SD (X2)?, dikarenakan nilai variasi X1 itu lebih banyak dibandingkan nilai
variasi X2 sesuai di penjelasan diatas dimana jika nilai variasi di dalam suatu data lebih banyak
maka nilai standar deviasinya lebih besar.
Prinsip 2

Dengan menggunakan deviasi standar kita akan bisa menerka berapa nilai/harga maksimal di
suatu variabel. Nilai maksimal didapat M + 3SD sedangkan minimal adalah M – 3SD. M adalah
nilai rerata sedangkan SD adalah nilai standar deviasi.

Dari grafik diatas maka kita dapatkan nilai maksimum sebesar 71 sedangkan nilai minimummya
yaitu 59. Jadi di prinsip ke 2 ini untuk mendapatkan nilai maksimal terlebih dahulu harus kita
dapatkan nilai rerata (M) dan nilai standar deviasi (SD), jika ke dua nilai tersebut didapat maka
rumus maksimum atau minimum dapat digunakan.

Prinsip 3

Deviasi standar dapat diperbesar dan di perkecil dengan menggunakan transformasi nilai atau
skor. Perhatikan gambar dibawah ini sebagai contoh.

Jadi, jika kita menggunakan data kepemilikan emas dengan satuan kilogram maka standar
deviasinya kecil atau tidak memiliki nilai karena dibawah 0. Maka dari itu satuan nya kita
perkecil menjadi gram. Jika satuannya di ubah menjadi gram maka nilai deviasi nya menjadi
lebih besar yaitu bernilai 4.
Prinsip 4

Kategori atau klasifikasi dalam bentuk level seringkali menggunakan deviasi standar.

40 60

Perhatikan gambar di atas ini, ini adalah cara untuk mengklasifikasi data nilai sangat rendah,
rendah, rata – rata, tinggi, dan sangat tinggi. Jika tergolong dalam kategori sangat rendah dan
rendah maka dikurangi (M – SD) dan jika tergolong dalam keadaan nilai tinggi maka nilai di
tambah (M + SD). Contoh perhatikan tabel rata – rata untuk mendapatkan nilai 40 yaitu dengan
cara 50 – 10 = 40, karena nilainya mendekati rendah maka dari itu nilai rata – rata tersebut
dikurangi. Begitupun nilai rata – rata 60 yaitu dengan cara 50 + 10 = 60.

Prinsip 5

Standar deviasi ketika dikuadratkan akan menjelma menjadi varians. Yang dimana tadinya
standar deviasi itu sebuah matriks atau presisi (ukuran) berhubungan tentang wilayah atau
proporsi (benda). Contoh gambar
Standar Deviasi

Varians
Jadi standar deviasi itu menekankan kepada ukuran atau tingkat kepresisikan suatu data
sedangkan varians itu lebih menekankan tentang keberagaman. Sebagai contoh

Dari gambar diatas bisa kita simpulkan bahwa varians data A < dari Varians data B dikarenakan
data B lebih banyak variasi datanya ketimbang data A.

Prinsip 6

Ketika kita membicarakan masalah tentang varians maka kita dapat membahas hubungan dua
variabel dengan lebih mudah jika varians dikaitkan dengan varians lain maka konsep ini biasa
dikenal dengan kovarians. Sebagai contoh gambar dibawah ini.

Contoh yang lebih mudah dipahami perhatikan gambar dibawah ini


jika kedua gambar ini dikaitkan maka muncul gambar seperti dibawah ini.

Yang artinya dialam varians prestasi belajar ada individu – individu yang memiliki prestasi
belajar yang terkait dengan kecerdasan yang artinya varians prestasi belajar yang berkaitan
dengan kecerdasan adalah gambar berwarna orange. Dan sedangkan varians prestasi belajar yang
tidak berkaitan dengan kecerdasan adalah gambar yang berwarna biru.
Jika di wujudkan dalam bentuk presentasi maka kita bisa katakan bahwa 30 persen varians
prestasi belajar dapat dijelaskan oleh kecerdasan. Sedangkan 70 persen varians prestasi belajar
tidak dapat dijelaskan oleh kecerdasan.

Anda mungkin juga menyukai