Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUHAMAD GHOLIB AZHARI

NIM : 181231059
MAKUL : FILSAFAT DAKWAH
Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian
Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi,
fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri
adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu
kesatuan sistem yang unik dan misterius. Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam
semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian
kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menurunkan air dari langit. “Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu
dihidupkannya bumi sesudah matinya.” (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air
ini berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit
yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS Al- Mu’minun ; 18 )
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka tiada
juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “
( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ayat-ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi,
maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah
tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang
menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung
maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Dalam al-Quran kata “Tuhan” dipakai untuk sebutan tuhan selain Allah, seperti menyebut
berhala, hawa nafsu, dan dewa. Namun kata “Allah” adalah sebutan khusus dan tidak dimiliki
oleh kata lain selain-Nya, kerena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang
berhak menyandang nama tersebut, selain-Nya tidak ada, bahkan tidak Boleh. Hanya Dia juga
yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan mutlak, sebagaimana tidak ada nama
yang lebih agung dari nama-Nya itu. Karena kesempunaan Allah itulah maka makhluk-Nya
termasuk menusia tidak mampu melihat wujud Allah. Namun bukan berarti wujud Allah tidak
ada, justru al-Qur’an mengisyaratkan kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan, dan hal
tersebut merupakan fitrah (bawaan) manusia sejak asal kejadiannya, wujud Tuhan dapat juga
dibuktikan lewat ciptaanNya, dan bukti wujud Tuhan juga dapat dibuktikan bahwa Allah Swt.
sebagai sebab dasar dari segala sebab. Allah Swt dalam pandangan Islam adalahAlla>h Ah}ad,
bermakna bahwa Tuhan esa dalam segala aspek, dan tak pernah sekalipun mengandung
pluralitas. Baik itu pluralitas maknawi, sebagai mana yang ada dalam genus dan karakter,
ataupun pluralitas yang real, sebagai mana yang nampak dalam dunia materi.Keesaan ini juga
menegasikan dan mensucikan Tuhan dari hal-hal yang mengindikasikan bahwa Tuhan memiliki
bentuk, kualitas, kuantitas, warna dan segala jenis gambaran akal yang mampu merusak
kebersahajaan yang satu.Demikian juga, Ahad mengindikasikan bahwa tak ada sesuatupun yang
menyamai-Nya.
Namun agaknya dapat disepakati bahwa kata Allah mempunyai kekhususan yang tidak
dimiliki oleh kata lain selain-Nya; ia adalah kata yang sempurna huruf-hurufnya, sempurna
maknanya, serta memiliki kekhususan berkaitan dengan rahasianya, sehingga sementara ulama
menyatakan bahwa kata itulah yang dinamai Ismullah al-A‘z}am (nama Allah yang paling
mulia), yang bila diucapkan dalam do’a, Allah akan mengabulkannya. Bahkan secara tegas
Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri yang menamai dirinya Allah. Seperti dalam surat Thaha ayat
14 yaitu :
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha: 14).”
Secara etimologi istilah manusia di dalam empat kata yang dipergunakan, yakni: Penggunaan
kata al-Insan pada umumnya digunakan untuk menggambarkan keistimewaan manusia penyandang
predikat khalifah dimuka bumi. Sekaligus dihubungkan dengan proses penciptaannya. Keistimewaan
manusia tersebut karena manusia merupakan makhluk psikis disamping makhluk pisik. Psikis manusia
sebagai makhluk Allah yang mulia dan tertinggi derajatnya dibandung makhluknya yang lain. Dengan
membangun nilai-nilai tersebut, akhirnya manusia mampu mengemban amanah Allah dimuka bumi
(Ramayulis dan Mulyadi, 2016:16). Allah SWT dalam QS. At-Tin, 95:4.
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia artinya semua manusia (dalam bentuk yang
sebaikbaiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik.”

Anda mungkin juga menyukai