Oleh:
Ela Handayani
202110461011005
Kelompok 17
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
KELOMPOK 17
NIM : 202110461011005
Telah disetujui
Tanggal:
Mahasiswa,
Ela Handayani
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu
bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram atau sama
dengan 2500 gram disebut premature. Sedangkan berat badan bayi normal
adalah berat bayi yang lahir dengan berat badan 2500 sampai dengan 4000
gram (Khoiriah, 2017).
B. Etiologi BBLR
Etiologi atau penyebab dari BBLR yakni:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preeklampsia berat, eklampsia, infeksi kandung
kemih.
Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, penyakit jantung.
Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
b. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan.
c. Faktor janin
Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
d. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
e. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
C. Klasifikasi BBLR
a. Beberapa pengelompokan dalam BBLR Mitayani (2009):
1) Prematuritas murni
Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonatus
kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
2) Baby small for gestational age (SGA)
Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA terdiri
dari 3 jenis, yaitu:
Simetris (intrauterus for gestational age)
Gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu
yang lama.
Asimetris (intrauterus growth retardation)
Terjadi defisit pada fase akhir kehamilan.
Dismaturitas
Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
masa gestasi, dan bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauteri, serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.
b. Pengelompokan BBLR menurut ukuran Wong (2008):
1) Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia
gestasi.
2) Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) merupakan bayi
yang berat badannya kurang dari 1000 gram.
3) Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLRR) merupakan bayi yang
berat badannya kurang dari 1500 gram.
4) Bayi berat badan lahir moderat (BBLM) merupakan bayi yang berat
badannya 1501 sampai 2500 gram.
5) Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi yang berat
badannya antara persentil ke-10 sampai ke-90 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
6) Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya
merupakan bayi yang laju pertumbuhan intrauterinnya lambat dan
yang berat badan lahirnya kurang dari persentil ke-10 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
7) Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) ditemukan pada bayi
yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi (terkadang
digunakan istilah pengganti yang lebih deskritif untuk bayi kecil
untuk usia gestasinya).
D. Manifestasi Klinis
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45
cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari
33 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat
sedikit.
d. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
e. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora.
f. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering mendapatkan serangan apnea.
g. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan
menelan belum sempurna.
E. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh
penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang (Marmi, 2015).
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan
berat badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi
normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra
hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia (Arief et al., 2016).
Jaringan lemak Imaturitas organ Imaturitas sistem Imaturitas sistem Imaturitas fungsi
subkutan tipis sistem pernapasan antibodi pencernaan hepar
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang
menggambarkan reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada
bayi tersebut untuk mengetahui apakah bayi itu prematuritas atau
maturitas.
b. Tes kocok (Shake Test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
meruapan tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang
yang lupa HPHTnya.
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas
diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk
melihat bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau
diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
I. Penatalaksanaan BBLR
a. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup
hangat dan istirahat serta konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat
dalam inkubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah
35 dan untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34. Bila tidak ada
inkubator, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi
dan meletakkan botol-botol hangat yang dibungkus dengan handuk
atau lampu petromak didekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator
hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya
sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin (Sukirno, 2018).
b. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah
sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan dan hati-hati. pemberian
makanan dini berupa glukosa, ASI atau PASI mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya
isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui
mulut. Umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram
memerlukan minum pertama dengan pipa lambung karena belum
adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan steril
untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2-4 ml untuk bayi
dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi
dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian
makanan pertama bayi tidak mengalami kesukaran, pemberian
ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam (Atikah, M, V &
Jaya, 2015).
c. Mencegah infeksi
Bayi premature mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena
daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum
terbentuk dan day fagositosis serta reaksi terhadap peradangan
belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit sebelum masuk ke ruangan rawat bayi.
2) Mencuci tangan dengan zat anti septic/sabun sebelum dan
sesudah memegang seorang bayi.
3) Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda
yang berhubungan dengan bayi.
4) Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
5) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi.
(Saifuddin, 2010)
I. IDENTITAS DATA
Nama : Bayi Ny.M
Tempat/tanggal lahir : Kepanjen, 18 Januari 2022
Nama Ayah/Ibu : Tn.D/Ny.M
Pekerjaan Ayah :Tidak terkaji
Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ibu : Tidak terkaji
Pendidikan Ibu : SMP
Alamat/No. Telepon : Pakisaji/081216199xxx
Kultur : Jawa
Agama : Islam
gerak tangis kuat dan jarang, retraksi dada ringan, takipnea, terpasang nasal kanul O2 2lpm,
kulit tampak kemerahan, Downe Skor: 3, tali pusat terbalut kasa steril, terpasang IV line dan
tidak ada tanda flebitis, bayi dirawat di inkubator. Nadi: 145x/menit, Suhu: 36,1 oC, RR:
- Dekstrose 10%/140cc/24jam/IVFD
- Picyn/2x90mg/IV
- Gentamicin/1x8mg/IV
- Ranitidin/2x2mg/IV
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Sistem pendukung / keluarga yang dapat dihubungi
Orang tua (Tn.D dan Ny.M)
4. Lingkungan rumah
Tidak terkaji
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
VI. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa medis.
2. Tindakan operasi
-
3. Status Nutrisi
PASI
4. Status Cairan
Terpenuhi
5. Obat-obatan
- Dekstrose 10%/140cc/24jam/IVFD
- Picyn/2x90mg/IV
- Gentamicin/1x8mg/IV
- Ranitidin/2x2mg/IV
6. Aktivitas
Bayi tampak lemah dan hanya tertidur, tangisan bayi terdengar seperti merintih
- Monitor TTV
8. Hasil Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Eritrosit L 4,63 10^6/uL 4,80-6,90
Hemoglobin 16,9 g/dL 14,0-20,0
Leukosit L 4,45 10^3/uL 9,0-30,0
Trombosit 267 10^3/uL 200-400
Hematokrit 47,9 % 42,0-64,0
GOLONGAN DARAH
Golongan Darah A
Rhesus POSITIF
9. Pemeriksaan Penunjang
10. Lain-lain
-
Beri tanda ( cek ) pada istilah yang tepat dari data-data dibawah ini. Gambarkan semua temuan
abnormal secara obyektif, gunakan kolom komentar bila perlu.
1. Reflek Moro
( ) Moro () Menggenggam () Menghisap
2. Tonus / aktivitas
a. () Aktif ( ) tenang ( ) Letargi ( ) Kejang
b. ( ) Menangis keras () Lemah ( ) Melengking ( ) Sulit menangis
3. Kepala / leher
a. Fontanel Anterior
() Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( ) Cekung
b. Sutura sagitalis
() Tepat ( ) Terpisah ( ) menjauh
c. Gambaran wajah
() Simetris ( ) Asimetris
d. Molding
( ) Caput Succedaneum ( ) Chepalohematoma
4. Mata
() Bersih ( ) Sekresi …………………………………………………………………………………………….
5. THT
a. Telinga
() Normal ( ) Abnormal
b. Hidung
() Bilateral ( ) Obstruksi ( ) Cuping Hidung
c. Palatum
() Normal ( ) Abnormal
6. Abdomen
a. () Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung
b. Lingkar perut : 26 cm
c. Liver : () kurang dari 2 cm ( ) Lebih dari 2 cm
7. Thoraks
a. () Simetris ( ) Asimetris
b. Retraksi : () ada ( ) tidak ada
c. Klavikula : () Normal ( ) Abnormal
8. Paru-paru
a. Suara nafas : () Sama kanan kiri ( ) Tidak sama kanan kiri
() Bersih ( ) Ronchi ( ) Rales ( ) sekret
b. Bunyi nafas
() terdengan di semua lapang paru ( ) tidak terdengar ( ) menurun
c. Respirasi
() Spontan , jumlah : 68x/menit
( ) Sungkup/boxhead, jumlah : …………x/menit
( ) Ventilasi assisted CPAP
9. Jantung
a. () Bunyi Normal Sinus Rytme ( NSR ) , jumlah : 118x/menit
( ) Mur-mur ( ) Lain-lain, sebutkan…………………………………….
b. Waktu pengisian kapiler, Batang tubuh : < 2 detik
Ektrimitas : < 2 detik
c. Nadi perifer
Berat Lemah Tidak ada
Brachial kanan Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Brachial kiri Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Femoral kanan Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Femoral kiri Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
10. Ekstrimitas
a. () Semua ekstrimitas gerak ( ) ROM terbatas ( ) tidak dapat dikaji
b. Ekstrimitas atas dan bawah () Simetris ( ) Asimetris
11. Umbilikus : () Normal ( ) Abnormal ( ) Inflamasi ( ) Drainage
12. Genital : () Normal ( ) Abnormal ( ) Ambivalen
13. Anus : () Paten ( ) Imperforata
14. Spina : () Normal ( ) Abnormal
15. Kulit
a. Warna : () Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
b. ( ) Rash / kemerahan
c. ( ) tanda lahir
16. Suhu
a. Lingkungan
( ) Penghangat radian ( ) Pengaturan suhu
() Inkubator ( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka
b. Suhu kulit : teraba hangat
KOMENTAR :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Motorik halus
Tidak terkaji
4. Motorik kasar
Tidak terkaji
KESIMPULAN PERKEMBANGAN
G01P00A00 dan umur kehamilan 32-33 minggu, ibu pasien melahirkan secara pervagina (normal
partus) dengan indikasi PPI dan PROM < 18 jam, kemudian bayi lahir pada pukul 05.05 WIB dengan
1. Pola napas tidak efektif b/d. hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan) d/d. penggunaan alat bantu pernapasan, takipnea (D.0005)
2. Hipotermia b/d. bayi baru lahir d/d menggigil, suhu tubuh di bawah normal (D.0131)
3. Risiko infeksi d/d. ketidakadekuatan pertahanan primer (D.0142)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
Diagnosa
No LUARAN INTERVENSI Hari/ Tgl Implementasi Hari/ Tgl Evaluasi Ttd
Keperawatan
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Rabu Kamis S: -
efektif b/d. keperawatanselama 1x4 jam respirasi 19/1/2022 20/1/2022
hambatan upaya diharapkan Pola Napas 1.01014 O:
napas (mis. nyeri (L.01004) membaik dengan Observasi Memberikan 16.00
saat bernapas, Indikator Skala
kelemahan otot kriteria hasil : 1. Monitor 15.00 posisi menghidu Penggunaan Menurun
pernapasan) d/d. Indikator Skala frekuensi, pada bayi (tidak
alat bantu
penggunaan alat Penggunaan Menurun irama,
napas memakai
bantu pernapasan, (Tanpa alat kedalaman
alat bantu alat bantu
takipnea dan upaya
(D.0005) napas bantu pernapasan)
napas Memonitor
pernapasan) 2. Monitor pola frekuensi, Frekuensi Membaik
Frekuensi Membaik napas 15.15 irama,upaya napas (42x/menit)
napas (30- 3. Monitor napas dan pola
Kedalaman Cukup
60x/menit) saturasi napas bayi (RR
oksigen 52x/menit) napas membaik
Kedalaman Membaik (retraksi
Terapeutik
napas (Tidak ada 4. Atur interval Memonitor ringan)
retraksi) pemantauan 15.45 saturasi oksigen
respirasi bayi ( SpO2 A: Masalah pola napas tidak
sesuai kondisi 98%) efektif teratasi sebagian
pasien
5. Dokumentasi Melakukan P: Lanjutkan intervensi
hasil observasi suhu
pemantauan tubuh dan nad
Edukasi (Suhu: 36,6 C,
6. Jelaskan 16.00 Nadi:
tujuan dan 128x/menit)
prosedur
pemantauan
7. Informasikan 16.15 Mengecek akral
hasil pasien (akral
pemantauan teraba hangat)
Mengobservasi
16.30 perubahan
warna kulit
(warna kulit
pink
kemerahan,
tidak ada
sianosis)