Anda di halaman 1dari 133

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI

DALAM PEMBELAJARAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BADAK
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :
YUDI PRASETYO
NIM X9707049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI
DALAM PEMBELAJARAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BADAK
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :
YUDI PRASETYO
NIM X9707049

Laporan Penelitian Tindakan Kelas


Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

i
PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan


di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 21 Juni 2010

Pembimbing Supervisor

Dra.Hj.Lies Lestari, M.Pd Warsito, S.Pd


NIP. 195403271981032001 NIP. 196309031986081001

ii
PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim


Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis
Tanggal : 24 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK


Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs.Hasan Mahfud, M.Pd ...................................
Sekretaris : Dr.Riyadi, M.Si ...................................
Anggota I : Dra.Hj.Lies Lestari, M.Pd ...................................
Anggota II : Dra.Jenny I.S.Poerwanti, M.Pd ...................................

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,

Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.


NIP 196007271987021001

iii
ABSTRAK

Yudi Prasetyo, PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM


PEMBELAJARAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BADAK TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Berdasarkan pengamatan dan kenyataan bahwa hasil belajar siswa kelas IV
SD Negeri 04 Badak dalam pembelajaran IPA materi gaya dapat merubah bentuk
benda masih sangat rendah. Hal ini menunjukkan perlunya perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Proses perbaikan
pembelajaran dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan tujuan
peningkatan prestasi belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan pembelajaran. Dengan fokus penelitian pengaruh
penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa.
Dari penelitian ini dapat diketahui pada pelaksanaan siklus I angka
ketuntasan siswa ada 33 siswa (67,35%) dan siklus II angka ketuntasan siswa ada
44 siswa (89,80%), angka keaktifan siswa dari 24 siswa (48,97%) menjadi 47
siswa (95,91%). Peningkatan ini disebabkan penggunaan metode inkuiri dalam
proses pembelajaran.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya dapat
merubah bentuk benda di kelas IV SD Negeri 04 Badak.

Kata kunci : IPA, Prestasi Belajar, Metode Inkuiri,

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti
mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ S-1 Universitas
Sebelas Maret Surakarta
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah E-TA.
5. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing
6. Isdiyanto Mulyono, S.Pd, selaku Kepala Unit Pengelola Pendidikan
Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang
7. Daris, selaku Pengawas TK/SD Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan Belik
Kabupaten Pemalang
8. Warsito, S.Pd. selaku Kepala SDN 04 Badak Kecamatan Belik Kabupaten
Pemalang dan Supervisor yang telah memberikan ijin dan arahan selama
peneliti menyusun Usulan Penelitan Tindakan Kelas.
9. Ratno, A.Ma , teman sejawat selaku Observer
10. Bapak/Ibu Guru dan Penjaga SDN 04 Badak yang telah memberikan
kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan selama peneliti menyusun
Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
11. Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan kerjasama kepada peneliti dalam menyelesaikan Usulan
Penelitian Tindakan Kelas ini.

v
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Penelitian Tindakan
Kelas ini masih banyak kekurangan, untuk itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat peneliti harapkan untuk sempurnanya laporan ini.
Akhirnya peneliti berharap semoga Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini
bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semoga Allah SWT selalu
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua. Amin.

Pemalang, Juni 2010

Peneliti

vi
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................ iv
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi ........................................................................................................... vii
Daftar Tabel ...................................................................................................... ix
Daftar Gambar .................................................................................................. x
Daftar Lampiran ............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya .................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ............................................................................ 5
B. Kerangka Berpikir ................................................................... 13
C. Hipotesis Tindakan ................................................................. 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 15
B. Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan
Indikator Kinerja ................................................................... 15
C. Prosedur Penelitian.................................................................... 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 34
B. Pembahasan ............................................................................ 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 46
B. Saran ....................................................................................... 46

vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Studi Awal Mata Pelajaran IPA............. 34
2. Tabel 4.4. Data Frekuensi Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA................... 36
3. Tabel 4.4. Data Frekuensi Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA ................. 39

ix
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Gaya Mata Pelajaran IPA .................... 9
2. Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas..................... 14
3. Gambar 3.1. Alur PTK Siklus I dan II ..................................................... 33
4. Gambar 4.1. Grafik Frekuansi Nilai Studi Awal ..................................... 35
5. Gambar 4.2. Grafik Frekuensi Nilai Siklus I ............................................ 46
6. Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan dan Keaktifan Siswa ............................. 37
7. Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Siklus II........................................... 40
8. Gambar 4.5. Grafik Ketuntasan dan Keaktifan Siswa Studi Awal, Siklus I,
dan Siklus II ............................................................................................. 41
9. Gambar 4.6. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar..................................... 43
10. Gambar 4.7. Grafik Keaktifan Siswa ........................................................ 44

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................... 48


2. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................... 57
3. Lampiran 3. Personalia Penelitian ............................................................ 67
4. Lampiran 4. Curriculum Vitae Peneliti ................................................... 68
5. Lampiran 5. Data Penelitian ..................................................................... 70
6. Lampiran 6. Daftar Nilai Ulangan Harian Pra Siklus .............................. 72
7. Lampiran 7. Daftar Nilai Siklus I ............................................................ 74
8. Lampiran 8. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus I ........................ 89
9. Lampirann 9. Foto Dokumentasi Siklus I ................................................. 91
10. Lampiran 10. Daftar Hadir Mahasiswa .................................................... 97
11. Lampiran 11. Daftar Nilai Siklus II ........................................................ 100
12. Lampiran 12. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 2 ................................... 102
13. Lampiran 13. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus II .................... 115
14. Lampiran 14. Foto Dokumentasi Siklus II ............................................. 117

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan pembelajaran merupakan dambaan dari seorang guru.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Namun tidaklah mudah seorang guru untuk selalu mencapai tujuan
pembelajaran tanpa diimbangi dengan inovasi-inovasi dalam pembelajaran.
Dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang inovatif tersebut
diharapkan anak tidak menjadi bosan, siswa aktif dan kreatif serta tujuan
pembelajaranpun tercapai.
Dalam proses pembelajaran IPA di SD Negeri 04 Badak sering ditemui
berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Menghadapi anak didik, guru
seharusnya mengetahui karakteristik masing-masing anak. Begitu juga dalam
proses pembelajaran, guru seharusnya memahami bahwa masing-masing
bidang studi memiliki karakteristik tersendiri sehingga metode atau pendekatan
yang digunakan sesuai dengan bidang studi tersebut agar pembelajaran dapat
berhasil sesuai tujuan.
Pelaksanaan pembelajaran di tempat peneliti bertugas, ceramah masih
menjadi pilihan utama strategi belajar. Padahal untuk pembelajaran IPA
memerlukan metode atau pendekatan yang cocok dengan pembelajaran
tersebut. Untuk itu, tinggal gurulah yang harus pandai dalam strategi
pembelajaran.
Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada ulangan harian jika
dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 65 pada SD Negeri 04
Badak Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan Belik khususnya kelas IV pada
mata pelajaran IPA masih jauh dari harapan, ini terbukti dengan melihat tabel
diatas anak yang bernilai diatas KKM hanya 30,62% sedangkan dibawah KKM
69,38%. Hal ini yang mendorong guru kelas untuk mengadakan perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran IPA. (lampiran 6 halaman 72)

1
2

Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pembelajaran IPA khususnya


pada materi pokok gaya, siswa kurang bersemangat untuk menerima pelajaran,
antara teman sebangku saling berbisik, sehingga guru dengan otomatis
meninggikan volume suara supaya dapat didengar oleh anak-anak, itupun
belum memfokuskan siswa dalam pelajaran. Jadi disini pembelajaran terpusat
pada guru dan pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Bahkan jika
anak merasa belum memahami konsep yang diberikan oleh guru anak tidak
berani bertanya, anak memilih diam karena takut disuruh mencoba.
Pendekatan inkuiri adalah pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dengan mengkonsidikan siswa untuk
mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik,
yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian
sehingga guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa
didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian
untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-
langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan
penjelasan yang menunjang pengalaman.
Berkaitan dengan uraian penyebab rendahnya prestasi siswa di atas
memberikan motivasi kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dalam
proses pembelajaran pembelajaran IPA khususnya pada materi pokok gaya
dengan menerapkan pendekatan inkuiri (inquiry approach). Adapun kelebihan
dari pendekatan inkuiri adalah 1) dapat membentuk dan mengembangkan
”Self-Concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep
dasar dan ide-ide yang lebih baik; 2) membantu dalam menggunakan ingatan
dan transfer pada situasi proses belajar yang baru; 3) mendorong siswa untuk
berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan
terbuka; 4) situasi proses belajar menjadi lebih terangsang; 5) dapat
mengembangkan bakat atau kecakapan individu; 6) memberi kebebasan siswa
untuk belajar sendiri; 7) dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
3

Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, peneliti melakukan refleksi


diri, kaji literatur dan mendiskusikannya dengan supervisor dan observer, maka
masalah yang menyebabkan pembelajaran belum berhasil antara lain:
1. Pendekatan yang digunakan guru tidak sesuai.
2. Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik.
3. Guru kurang dapat mengelola pembelajaran secara interaktif.
Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas bahwa
dalam pembelajaran perlu menggunakan pendekatan yang tepat untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini diberi judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam
Pembelajaran Gaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD
Negeri 04 Badak Tahun Pelajaran 2009/2010”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya


1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di
atas, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
sebagai berikut :
Apakah pendekatan inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
IV SD Negeri 04 Badak pada materi gaya dapat mengubah bantuk benda
mata pelajaran IPA?
2. Pemecahan Masalah
Berkaitan dengan teori belajar dan pendekatan pembelajaran,
permasalahan yang terjadi di kelas IV SD Negeri 04 Badak tahun pelajaran
2009/2010 perlu diselesaikan melalui tindakan guru berupa penerapan
pendekatan inkuiri (inquiry approach) dalam pembelajaran IPA pada materi
gaya dapat mengubah bentuk benda.

C. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA pada
materi pokok gaya dapat mengubah bentuk benda
4

2. Meningkatkan proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa kelas IV


dalam pembelajaran IPA pada materi pokok gaya dapat mengubah bentuk
benda

D. Manfaat Hasil Penelitian


1. Manfaat bagi guru (peneliti)
a. Dapat memberikan proses belajar yang bermakna bagi siswa.
b. Dapat menggunakan metode Inkuiri dalam pembelajaran IPA.
c. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.
d. Dapat digunakan untuk berbagi pengalaman dengan guru lain.
2. Manfaat bagi siswa (pembelajar)
a. Dapat meningkatkan pemahaman terhadap gaya mempengaruhi benda.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
c. Dapat memotivasi siswa untuk belajar IPA.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada ulangan umum semester
mata pelajaran IPA di SD Negeri 04 Badak.
b. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri
04 Badak tahun 2009/2010.
c. Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran IPA di kelas
IV SD Negeri 04 Badak tahun 2009/2010.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Prestasi Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears
dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20)
(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-
belajar/), sebagai berikut :
Cronbach memberikan definisi : “Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience”. “Belajar adalah memperlihatkan
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
Harold Spears memberikan batasan : “Learning is to observe, to read, to
initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. “Belajar
adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan”.
Geoch, mengatakan :“Learnin g is a change in performance as a result
of practice”.“Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil
praktek”.
Dari ketiga definisi di atas bahwa belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Belajar juga akan lebih baik kalau si subyek belajar itu
mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar
sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan
individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian
terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat
dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

5
6

Istilah prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam


bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam
literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti
dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988:65)
(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/)
bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat
diukur dan dinyatakan sebagai prestasi belajar (achievement) seseorang.
Muhibbin Syah (1997:141) menjelaskan bahwa: “Prestasi belajar
merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/)
Perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh. Menurut
pandangan ahli jiwa Gestalt, bahwa perubahan sebagai hasil belajar bersifat
menyeluruh baik perubahan pada perilaku maupun kepribadian secara
keseluruhan. Belajar bukan semata-mata kegiatan mekanis stimulus respon,
tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang mempunyai tujuan-tujuan
tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan
emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses
pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar
mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah
laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.

2. Pembelajaran IPA SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan
sebagai proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-
temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori.
Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para
ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi
7

adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa


alam. IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA
sebagai proses.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo and
Marten dalam Srini M Iskandar (2001:16)
(http://latipduniailmiah.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-ipa-sekolah-
dasar-sd.html), sebagai berikut :
a. Mengamati apa yang terjadi.
b. Mencoba memahami apa yang diamati
c. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan
terjadi.
d. Menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah
ramalan tersebut benar.
Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD
yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak
dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar
produk dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk
SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara lain:
a. Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
b. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena
itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang
diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal
pembelajaran.
c. Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki.
Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu
merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama
pembelajaran.
8

d. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi


dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa
untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam
fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.
e. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek
ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang
menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat bahwa perkembangan
IPA sangat pesat.
Berkaitan dengan perlunya pembelajaran IPA untuk sekolah dasar,
maka dalam kurikulum pembelajaran IPA SD khususnya kelas IV akan di
berikan materi sebagai berikut :
a. Sistem Kerangka dan Indra Manusia
b. Struktur Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
c. Hewan dan Makanannya
d. Siklus Hidup Hewan
e. Makhluk Hidup dan Lingkungannya
f. Benda dan Penggunaannya Berdasarkan Sifatnya
g. Gaya
h. Energi Panas dan Bunyi
i. Energi Alternatif dan Pemanfaatannya
j. Membuat Karya
k. Perubahan Penampakan Bumi, Bulan, dan Matahari
l. Perubahan Lingkungan dan Pengaruhnya
m. Keterkaitan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan
Masyarakat
Dari sekian banyak materi yang akan diberikan adalah materi pokok
gaya yang sering dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, akan
tetapi siswa kelas IV belum memahami materi tersebut terbukti dari hasil tes
formatif prestasinya masih rendah.
Dengan mempertimbangkan rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV,
maka dalam penelitian ini akan difokuskan penerapan pendekatan inkuiri
9

pada materi pokok gaya mata pelajaran IPA dengan peta materi sebagai
berikut:

Gambar 2.1. Peta Konsep Materi Gaya

3. Pendekatan Inkuiri
Mengajarkan IPA tidak lain adalah mengajarkan bagaimana menjadi
scientist atau ilmuwan. Ilmuwan di sini adalah ilmuwan dalam ilmu
pengetahuan alam. Smith dan Holloway (1985) (http://surachman-
dimyati.blogspot.com/2008/08/inkuiri-dalam-pendidikan-sains-dan.html)
menyebutnya bahwa ilmuwan ini adalah pengamat (observer). Dengan
demikian mengajarkan IPA semestinya mengajarkan bagaimana para
ilmuwan ini bekerja. Bagaimana mereka melakukan observasi yang cermat
dengan panca indra dan alat-alat bantu observasi baik langsung maupun
tidak langsung.
Pengertian inkuiri menurut beberapa ahli yang dimuat dalam The
Science Education Review (2007) akan disajikan berikut ini.
Dalam Webster’s Encyclopedic Unbridged Dictionary of the English
Language, inquir: a seeking or request for truth, information, or knowledge.
Jadi inkuiri adalah suatu upaya mendapatkan kebenaran, informasi atau
pengetahuan.
10

Sedangkan kamus elektronik Franklin: Merriem-Webster Dictionary


and Thesaurus (http://surachman-dimyati.blogspot.com/2008/08/inkuiri-
dalam-pendidikan-sains-dan.html) memberikan definisi inquiry: n. 1). a
request for information; also research, 2). A systematic investigaton of
public interest. The thesaurus: inquiry is n. the act of investigating
Lebih lanjut, Jacobson (1970:15) (http://surachman-
dimyati.blogspot.com/2008/08/inkuiri-dalam-pendidikan-sains-dan.html)
dalam The New Elementary School Science, mengatakan bahwa inkuiri
adalah upaya menemukan jawaban terhadap suatu masalah. Baik itu di
laboratorium, di lapangan, maupun di kelas, inkuiri adalah inti dari sains itu
sendiri. Ini merupakan hal yang paling penting dalam persekolahan kita.
Pendekatan inkuiri ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang
lebih baik;
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru;
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur dan terbuka;
d. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
e. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu;
f. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri;
g. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Menurut Sanjaya (2009),
(http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/10/pendekatan-inkuiri-
dalam-pembelajaran/), penggunaan inkuiri harus memperhatikan
beberapa prinsip, yaitu :
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan
berpikir. Dengan demikian , strategi pembelajaran ini selain berorientasi
11

pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu,
kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan
strategi inquiri bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan
menemukan.
b. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa
dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inkuiri
adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir.
d. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learning how to think) yakni proses mengembangkan
potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e. Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai
berikut:
12

a. Menyajikan pertanyaan atau masalah: Guru membimbing siswa


mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru
membagi siswa dalam kelompok.
b. Membuat hipotesis: Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa
dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
c. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah
percobaan.
d. Mengumpulkan dan menganilisis data: Guru memberi kesempatan
kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data
yang terkumpul.
e. Membuat kesimpulan: Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.
Sedangkan menurut Sudjana (1989), ada lima tahapan yang ditempuh
dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri, yaitu : 1) Merumuskan masalah
untuk dipecahkan oleh siswa; 2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih
dikenal dengan istilah hipotesis; 3) Mencari informasi, data, dan fakta yang
diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan; 4) Manarik
kesimpulan atau generalisasi; 5) Mengaplikasikan kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa pendekatan inkuiri adalah
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dengan mengkonsidikan siswa untuk mengendalikan situasi yang
dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan
menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian sehingga
guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong
untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk
mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-
13

langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan,


dan penjelasan yang menunjang pengalaman.

B. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak tahun pelajaran
2009/2010 dalam pembelajaran IPA masih rendah, hal ini dikarenakan
pendekatan dan metode yang digunakan guru tidak sesuai sehingga
pembelajaran yang digunakan kurang menarik maka keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA rendah.
Untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA maka meneliti mencoba menggunakan pendekatan inkuiri untuk mengatasi
masalah tersebut. Kelebihan pendekatan inkuiri ini antara lain:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan ”Self-Concept” pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih
baik;
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru;
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur dan terbuka;
4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
5. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu;
6. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri;
7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
dengan menggunakan pendekatan inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran gaya dapat mengubah bentuk benda.
14

Skema kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Guru belum Hasil belajar


Kondisi Awal
menggunakan model siswa belum
pembelajaran variatif maksimal

Siklus I
Guru melaksanakan pembelajaran
Guru menggunakan secara klasikal, dilanjutkan
Tindakan pendekatan inkuiri pelaksanaan kerja kelompok
(Action) (inquiri approach) dengan anggota kelompok dipilih
berdasarkan kedekatan
pertemanan dilanjutkan
pembahasan hasil kerja
kelompok.
Kondisi Akhir
Siklus II
Guru melaksanakan pembelajaran
secara klasikal, dilanjutkan
Siswa aktif, kreatif melaksanakan pelaksanaan kerja kelompok
proses pembelajaran, sehingga dengan anggota kelompok dipilih
prestasi belajar dan ketuntasan berdasarkan ketuntasan belajar
belajar meningkat sesuai dengan dan pengefektifan kerja tutor
yang diharapkan. sebaya dilanjutkan pembahasan
hasil kerja kelompok

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu, Penggunaan
Pendekatan Inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD
Negeri 04 Badak Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam pembelajaran IPA materi
gaya dapat mengubah bentuk benda.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 04 Badak Kecamatan Belik
Kabupaten Pemalang dengan alasan :
a. SD Negeri 04 Badak yang berada di Kecamatan Belik Kabupaten
Pemalang belum pernah dijadikan tempat penelitian khususnya kelas IV.
b. Peneliti bertugas di SD Negeri 04 Badak sehingga tidak mengganggu
proses pembelajaran.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan dari bulan Januari sampai
dengan bulan Mei 2010, untuk implementasi RPP dilaksanakan pada bulan
Pebruari dan Maret 2010 dengan menggunakan 2 siklus. Setiap siklus
dilaksanakan 2 kali pertemuan.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak Kecamatan
Belik Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2009/2010 Semester II dengan
jumlah siswa 49 anak yang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 22 siswa
perempuan.

B. Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Indikator Kinerja


1. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam
Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
terhadap proses pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri

15
16

b. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan
siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen
penelitian yang digunakan adalam lembar observasi.
c. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
Bentuk tes yang digunakan adala isian sebanyak 5 butir soal setiap
siklus.
2. Teknik Analisis Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, teknis analisis data yang
digunakan adalah teknik deskriptif. Data yang dianalisis berupa rata-rata
dan prosentase prestasi belajar siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
3. Indikator Kinerja
Prestasi belajar tercapai, jika >75% dari jumlah siswa tuntas dalam
belajar/mencapai KKM (6,50) dan nilai rata-rata kelasnhya mencapai 70

C. Prosedur Penelitian
1. Deskripsi Per Siklus
a. Siklus I
Pelaksanaa PTK Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, 4 x 35
menit pada tanggal 11 dan 16 Pebruari 2010. Adapun tahapan-tahapan
dalam pelaksanaan PTK Siklus I sebagai berikut :
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan
prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai
data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 49 siswa kelas
IV SD Negeri 04 Badak terdapat 35 siswa atau kurang lebih 69,38%
yang nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan
minimal. Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar
17

pekerjaan siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat


memahami tentang konsep gaya mempengaruhi bentuk benda.
Sebelum benar-benar melaksanakan tindakan perbaikan, peneliti
melakukan persiapan terakhir, yang dalam bahasa Inggris dinamakan
last minute checking. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a) Memeriksa kembali rencana perbaikan pembelajaran yang telah
disusun sambil dibaca ulang, peneliti mencermati kembali setiap
butir-butir yang direncanakan.
b) Memeriksa semua alat peraga dan sarana lainnya yang akan
digunakan, apakah sudah benar-benar tersedia.
c) Mencoba alat peraga yang akan digunakan, serta
menstimulasikannya bagaimana peneliti harus
menggunakannya, sehingga peneliti yakin benar peragaan akan
berjalan mulus.
d) Memeriksa kembali urutan yang sudah peneliti rancang. Dengan
perkataan lain peneliti memeriksa skenario pembelajaran yang
akan diimplementasikan mulai dari kegiatan awal sampai
dengan kegiatan akhir.
e) Memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu
pembelajaran, seperti keributan ketika peragaan berlangsung,
pembentukan kelompok yang tidak sesuai dengan keinginan
anak, pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa atau ada
siswa yang tidak tertarik pada pelajaran yang berlangsung.
Kemudian peneliti mencoba merancang antisipasi apa yang
akan dilakukan jika hal tersebut benar-benar terjadi.
f) Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi yang telah kami sepakati dengan teman
sejawat yang akan membantu.
g) Menyakinkan bahwa teman sejawat akan membantu sudah siap
di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
18

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)


a) Pertemuan pertama
Pada hari pelaksanaan penelitian, setelah bel tanda masuk
berbunyi siswa kelas IV dengan diikuti oleh peneliti dan
observer masuk kelas. Peneliti memerintahkan pada siswa kelas
IV untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti mata pelajaran
IPA dengan indikator mendemontrasikan cara mengubah bentuk
benda, misalnya kaleng yang dipukul, plastisin yang ditekan.
Sebelum KBM berlangsung, peneliti telah menyiapkan
lembar yang berisi beberapa pertanyaan sebagai apersepsi untuk
mengulang sepintas materi yang berhubungan dengan gaya,
antara lain :
“Apa yang dimaksud dengan gaya?” hampir semua siswa
menjawabnya dengan benar, kemudian peneliti sampaikan
pertanyaan berikutnya “Sebutkan contoh gaya yang berupa
tarikan dan contoh gaya yang berupa dorongan?” siswa berebut
menjawab pertanyaan sambil mengacungkan jari, kemudian
peneliti menunjuk beberapa siswa diantara yang mengacungkan
jari untuk menjawab. Kemudian pertanyaan berikutnya
“Mengapa mobil yang diam bila didorong dapat bergerak?”
semua siswa menjawabnya dengan serempak. Setelah peneliti
menyampaikan beberapa pertanyaan mengenai gaya, peneliti
melanjutkan mengulas materi lalu mengingatkan siswa. Setelah
itu peneliti memberikan pertanyaan lagi “Pernahkah kamu
membantu ibu membuat roti?” semua siswa menjawab pernah
sambil mengacungkan jarinya, “pernah pak peneliti membantu
ibu membuat onde-onde” jawab Munasipah. Kemudian
Tahmidun juga menjawab, “pernah pak membantu ibu membuat
ondol” dan masih banyak lagi siswa yang menjawabnya ada
yang membantu ibu membuat kue putu, apem dan lain-lain.
19

“Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini adalah tentang cara


mengubah bentuk suatu benda.
Setelah peneliti sedikit mengulas materi lalu dan
mengapersepsi siswa dengan bertanya jawab, kemudian peneliti
meminta siswa untuk membentuk kelompok yang masing-
masing kelompoknya ada 10 anak. Kelas menjadi rebut, anak-
anak berebutan memilih teman kelompok, namun ada juga yang
diam di bangkunya. Akhirnya peneliti membantu anak-anak
membentuk kelompok. Setelah siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing siswa dikondisikan agar semua
memperhatikan penjelasan guru, “Anak-anak perhatikan baik-
baik, bertanyalah jika kurang jelas, lakukan kegiatan yang
ditugaskan sehingga kalian nanti mampu mengidentifikasikan
benda-benda yang dapat merubah bentuk dan dapat
mendemonstrasikannya”. Kemudian peneliti mengeluarkan
plastisin dan 2 genggam tanah liat. Anak-anak kelihatan serius
menatap ke depan kelas. Peneliti memulai pembelajaran, peneliti
menuliskan petunjuk untuk mempraktikan plastisin dan tanah
liat dalam kelompok di papan tulis, masing-masing kelompok
agar menuliskannya, kemudian salah satu siswa dari masing-
masing kelompok untuk ke depan mengambil plastisin dan tanah
liat yang telah peneliti bawa. Masing-masing kelompok sudah
mendapatkan satu plastisin dan segenggam tanah liat. Setelah
anak selesai menulis dan sudah mendapatkan bahan-bahan
tersebut, dimasing-masing kelompoknya, anak diminta untuk
memperhatikan dan menjelaskan, sebelum mempraktikan
bahan-bahan tersebut, agar dibaca terlebih dahulu petunjuknya,
kemudian anak-anak dipersilakan untuk mempraktikannya,
mengamati apa yang terjadi, mencari keterangan, menganalisis
data dan membuat kesimpulan karena setiap pertanyaan harus
20

dijawab melalui proses belajar aktif yang melibatkan siswa


untuk berpikir kreatif.
Posisi peneliti yaitu berada diantara siswa dan sumber
belajar serta berperan sebagai inspirator, motivator dan
fasilitator. Peneliti mengawasi jalannya proses kegiatan
mempraktikan dan pengamatan untuk menemukan sendiri yang
dilakukan siswa.
Setelah kegiatan siswa selesai, selanjutnya diadakan diskusi
kelas dan tiap-tiap kelompok antusias untuk melaporkan hasil
pengamatannya. Sedangkan siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk menyanggah atau bertanya. Guru hanya
memberi komentar atas temuan-temuan siswa yang
diperolehnya sesuai dengan materi ajar. Selesai mengadakan
diskusi tak terasa waktu pembelajaran telah habis. Anak-anak
diminta untuk membereskan alat dan bahan yang telah
digunakan untuk praktik, dan pembelajaran akan dilanjutkan
esok harinya.
Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat
simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan
tindak lanjut.
b) Pertemuan kedua
Pada hari pelaksanaan penelitian, setelah bel tanda masuk
berbunyi siswa kelas IV dengan diikuti oleh peneliti dan
observer masuk kelas. Peneliti memerintahkan pada siswa kelas
IV untuk mempersiapkan mata pelajaran IPA dengan indikator
mengidentifikasi benda-benda yang berubah bentuk akibat
dorongan.
Sebelum KBM berlangsung, peneliti telah menyiapkan
lembar yang berisi beberapa pertanyaan sebagai apersepsi untuk
mengulang sepintas materi yang berhubungan dengan gaya.
21

Pada kegiatan inti siswa diminta membentuk kelompok


masing-masing sepuluh anak perkelompok. Guru membagikan
LKS dan alat-alat untuk melakukan percobaan tentang benda-
benda yang berubah bentuk akibat dorongan. Pada pertemuan
kedua siklus pertama ini guru menyiapkan lebih banyak bahan-
bahan untuk percobaan dengan harapan siswa dapat melakukan
percobaan secara merata.
Posisi peneliti yaitu berada diantara siswa dan sumber
belajar serta berperan sebagai inspirator, motivator dan
fasilitator. Peneliti mengawasi jalannya proses kegiatan
mempraktikan dan pengamatan untuk menemukan sendiri yang
dilakukan siswa.
Setelah kegiatan siswa selesai, selanjutnya diadakan diskusi
kelas dan tiap-tiap kelompok antusias untuk melaporkan hasil
pengamatannya. Sedangkan siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk menyanggah atau bertanya. Guru hanya
memberi komentar atas temuan-temuan siswa yang
diperolehnya sesuai dengan materi ajar. Selesai mengadakan
diskusi tak terasa waktu pembelajaran telah habis. Anak-anak
diminta untuk membereskan alat dan bahan yang telah
digunakan untuk praktik, dan pembelajaran akan dilanjutkan
esok harinya.
Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat
simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan
tindak lanjut.
3) Tahap Mengamati (Observation)
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain
dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat
bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo.
22

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai


kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran
yang dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman pengaruh gaya
terhadap bentuk benda pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak.
Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas
pada setiap pertemuan
Adapun uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I adalah
sebagai berikut :
Pertemuan : I ( satu )
Indikator : mendemontrasikan cara mengubah bentuk benda,
misalnya kaleng yang dipukul, plastisin yang
ditekan.
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas,
Hasil Observasi :
a) Kegiatan Siswa
(1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
(2) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
(3) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
(4) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
(5) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
b) Kegiatan Guru
(1) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
(2) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
(3) Guru sudah menguasai materi pelajaran
(4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
23

(5) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan


efisien
(6) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
(7) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
(8) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai
(9) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
Pertemuan : 2 ( dua )
Indikator : mengidentifikasi benda-benda yang berubah
bentuk akibat dorongan
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas, roti, kapur tulis, dll.
Hasil Observasi :
a) Kegiatan Siswa
(1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
(2) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
(3) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
(4) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
(5) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
b) Kegiatan Guru
(1) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
(2) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
(3) Guru sudah menguasai materi pelajaran
(4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
(5) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan
efisien
(6) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
(7) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
(8) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai
(9) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
4) Tahap Refleksi (Reflection)
24

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk


dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama
proses pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan
pertama dengan mendemontrasikan cara mengubah bentuk benda,
misalnya kaleng yang dipukul, plastisin yang ditekan sudah ada
peningkatan pemahaman pengaruh gaya terhadap bentuk benda,
sedangkan pada pertemuan kedua dengan indikator mengidentifikasi
benda-benda yang berubah bentuk akibat dorongan belum
menujukkan peningkatan yang berarti.
Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertemuan : I ( satu )
Indikator : mendemontrasikan cara mengubah bentuk benda,
misalnya kaleng yang dipukul, plastisin yang
ditekan.
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas,
Hasil Refleksi :
Hasil refleksi pada pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa
siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab
pertanyaan guru. Pemahaman pengarug gaya terhadap bentuk benda
sudah mulai meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan menunjukkan
bahwa siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 31 siswa dari 49
siswa atau 63,26% dengan rata-rata kelas mencapai 65,92.
Berdasarkan usulan penelitian yang sudah disetujui bersama
bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa
mencapai nilai rata-rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai
>65 minimal 75% atau sebanyak 37 siswa dari 49 siswa. Dengan
demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 65,92dan siswa yang
memperoleh nilai >65 sebanyak 31 siswa dari 49 siswa atau 63,26%
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri yang dilakukan sudah meningkat walaupun belum berhasil.
25

Pertemuan : 2 ( dua )
Indikator : mengidentifikasi benda-benda yang berubah
bentuk akibat dorongan
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas roti dll.Hasil Refleksi :
Hasil refleksi :
Pada pertemuan kedua ini menunjukkan bahwa siswa cukup
aktif memperhatikan penjelasan guru, namun dalam materi pengaruh
gaya terhadap bentuk benda masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Akibatnya hasil prestasi
belajar yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan kedua belum
menunjukkan perubahan yang berarti. Hanya beberapa siswa yang
nilainya meningkat. Sehingga menjadi 33 siswa atau 67,34% dari 49
siswa yang nilainya >65 sedangkan rata-rata kelasnya 66,43. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri pada pertemuan kedua belum berhasil.
b. Siklus II
Pelaksanaa PTK Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, 4 x 35
menit pada tanggal 4 dan 9 Maret 2010. Adapun tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan PTK Siklus II sebagai berikut :
1) Tahap Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar siklus I, dapat diperoleh informasi
sebagai data prestasi siklus I. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa
dari 49 siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak terdapat 16 siswa atau
kurang lebih 32,65% yang nilai prestasi belajarnya masih belum
mencapai batas ketuntasan minimal. Setelah dilakukan pemeriksaan
dan analisa pada lembar pekerjaan siswa, ternyata sebagian besar
siswa masih belum dapat memahami tentang konsep gaya
mempengaruhi bentuk benda.
26

Sebelum benar-benar melaksanakan tindakan perbaikan siklus


II, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut :
a) Memeriksa kembali rencana perbaikan pembelajaran yang telah
disusun sambil dibaca ulang, peneliti mencermati kembali setiap
butir-butir yang direncanakan.
b) Memeriksa semua alat peraga dan sarana lainnya yang akan
digunakan, apakah sudah benar-benar tersedia.
c) Mencoba alat peraga yang akan digunakan, serta
menstimulasikannya bagaimana peneliti harus
menggunakannya, sehingga peneliti yakin benar peragaan akan
berjalan mulus.
d) Memeriksa kembali urutan yang sudah peneliti rancang. Dengan
perkataan lain peneliti memeriksa skenario pembelajaran yang
akan diimplementasikan mulai dari kegiatan awal sampai
dengan kegiatan akhir.
e) Memikirkan hal-hal yang mungkin dapat mengganggu
pembelajaran, seperti keributan ketika peragaan berlangsung,
pembentukan kelompok yang tidak sesuai dengan keinginan
anak, pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa atau ada
siswa yang tidak tertarik pada pelajaran yang berlangsung.
Kemudian peneliti mencoba merancang antisipasi apa yang
akan dilakukan jika hal tersebut benar-benar terjadi.
f) Memeriksa kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi yang telah kami sepakati dengan teman
sejawat yang akan membantu.
g) Mempersiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi yang
akan dibagikan ke masing-masing siswa.
h) Menyakinkan bahwa teman sejawat akan membantu sudah siap
di kelas ketika pembelajaran akan dimulai.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
a) Pertemuan pertama
27

Pada hari pelaksanaan penelitian, setelah bel tanda masuk


berbunyi siswa kelas IV dengan diikuti oleh peneliti dan
observer masuk kelas. Peneliti memerintahkan pada siswa kelas
IV untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti mata pelajaran
IPA dengan indikator mengidentifikasi benda-benda yang
berubah bentuk akibat dorongan.
Sebelum KBM berlangsung, peneliti telah menyiapkan
lembar yang berisi beberapa pertanyaan sebagai apersepsi untuk
mengulang sepintas materi yang berhubungan dengan gaya
dorong yang dapat mengubah bentuk benda.
Setelah peneliti sedikit mengulas materi lalu dan
mengapersepsi siswa dengan bertanya jawab, kemudian peneliti
meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok
yang telah dibentuk beberapa hari sebelumnya, masing-masing
5-6 anak. Setelah siswa duduk sesuai dengan kelompoknya
masing-masing siswa dikondisikan agar semua memperhatikan
penjelasan guru. Guru membagikan LKS dan alat-alat untuk
melakukan percobaan tentang benda-benda yang berubah bentuk
akibat dorongan. Pada pertemuan pertama siklus kedua ini guru
menyiapkan lebih banyak bahan-bahan untuk percobaan dengan
harapan siswa dapat melakukan percobaan secara merata.
Posisi peneliti yaitu berada diantara siswa dan sumber
belajar serta berperan sebagai inspirator, motivator dan
fasilitator. Peneliti mengawasi jalannya proses kegiatan
mempraktikan dan pengamatan untuk menemukan sendiri yang
dilakukan siswa.
Setelah kegiatan siswa selesai, selanjutnya diadakan diskusi
kelas dan tiap-tiap kelompok antusias untuk melaporkan hasil
pengamatannya. Sedangkan siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk menyanggah atau bertanya. Guru hanya
memberi komentar atas temuan-temuan siswa yang
28

diperolehnya sesuai dengan materi ajar. Selesai mengadakan


diskusi tak terasa waktu pembelajaran telah habis. Anak-anak
diminta untuk membereskan alat dan bahan yang telah
digunakan untuk praktik, dan pembelajaran akan dilanjutkan
esok harinya.
Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat
simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan
tindak lanjut.
b) Pertemuan kedua
Pada hari pelaksanaan penelitian, setelah bel tanda masuk
berbunyi siswa kelas IV dengan diikuti oleh peneliti dan
observer masuk kelas. Peneliti memerintahkan pada siswa kelas
IV untuk mempersiapkan mata pelajaran IPA dengan indikator
memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda.
Sebelum KBM berlangsung, peneliti telah menyiapkan
lembar yang berisi beberapa pertanyaan sebagai apersepsi untuk
mengulang sepintas materi yang berhubungan dengan peristiwa
sehari-hari yang berhubungan dengan perubahan bentuk benda
akibat gaya.
Pada kegiatan inti siswa diminta membentuk kelompok
masing-masing lima anak perkelompok sesuai dengan kelompok
sebelumnya dan masing-masing anak untuk mempersiapkan
benda-benda yang dipersiapkan dari rumah untuk bahan
percobaan. Guru membagikan LKS dan alat-alat untuk
melakukan percobaan tentang benda-benda yang berubah bentuk
akibat dorongan. Pada pertemuan kedua siklus pertama ini guru
menyiapkan lebih banyak bahan-bahan untuk percobaan dengan
harapan siswa dapat melakukan percobaan secara merata.
Posisi peneliti yaitu berada diantara siswa dan sumber
belajar serta berperan sebagai inspirator, motivator dan
29

fasilitator. Peneliti mengawasi jalannya proses kegiatan


mempraktikan dan pengamatan untuk menemukan sendiri yang
dilakukan siswa.
Setelah kegiatan siswa selesai, selanjutnya diadakan diskusi
kelas dan tiap-tiap kelompok antusias untuk melaporkan hasil
pengamatannya. Sedangkan siswa dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk menyanggah atau bertanya. Guru hanya
memberi komentar atas temuan-temuan siswa yang
diperolehnya sesuai dengan materi ajar. Anak-anak diminta
untuk membereskan alat dan bahan yang telah digunakan untuk
praktik, dan pembelajaran akan dilanjutkan esok harinya.
Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa membuat
simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan memberikan
tindak lanjut.
3) Tahap Mengamati (Observation)
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain
dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat
bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran
yang dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman pengaruh gaya
terhadap bentuk benda pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak.
Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan
guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas
pada setiap pertemuan
Adapun uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I adalah
sebagai berikut :
Pertemuan : I ( satu )
30

Indikator : Mengidentifikasi benda-benda yang berubah


bentuk akibat dorongan.
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas,
Hasil Observasi :
a) Kegiatan Siswa
(1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
(2) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
(3) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
(4) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
(5) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
b) Kegiatan Guru
(1) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
(2) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
(3) Guru sudah menguasai materi pelajaran
(4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
(5) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan
efisien
(6) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
(7) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
(8) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan
sesuai
(9) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.

Pertemuan : 2 ( dua )
Indikator : memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari
bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas, roti, kapur tulis, dll.
Hasil Observasi :
31

a) Kegiatan Siswa
(1) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
(2) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
(3) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
(4) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
(5) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
b) Kegiatan Guru
(1) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
(2) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
(3) Guru sudah menguasai materi pelajaran
(4) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
(5) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan
efisien
(6) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
(7) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
(8) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan
sesuai
(9) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
4) Tahap Refleksi (Reflection)
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama
proses pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan
pertama dengan mengidentifikasi benda-benda yang berubah bentuk
akibat dorongan sudah ada peningkatan ketuntasan belajar
pemahaman pengaruh gaya terhadap bentuk benda, sedangkan pada
pertemuan kedua dengan memberi contoh dalam kehidupan sehari-
hari bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda sudah menujukkan
peningkatan yang berarti.
Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertemuan : I ( satu )
32

Indikator : mengidentifikasi benda-benda yang berubah


bentuk akibat dorongan.
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas, roti, kapur tulis, balon, karet dll.
Hasil Refleksi :
Hasil refleksi pada pertemuan pertama siklus II ini menunjukkan
bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan
menjawab pertanyaan guru. Pemahaman pengaruh gaya terhadap
bentuk benda sudah mulai meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan
menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 39
siswa dari 49 siswa atau 79,59% dengan rata-rata kelas mencapai
69,18.
Berdasarkan usulan penelitian yang sudah disetujui bersama
bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila prestasi belajar siswa
mencapai nilai rata-rata kelas 70 dan siswa yang memperoleh nilai
>65 minimal 75% atau sebanyak 39 siswa dari 49 siswa. Dengan
demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 69,18 dan siswa yang
memperoleh nilai >65 sebanyak 39 siswa dari 49 siswa atau 79,59%
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri yang dilakukan sudah meningkat walaupun belum berhasil,
karena nilai rata-rata kelasnya masih dibawah 70.
Pertemuan : 2 ( dua )
Indikator : memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari
bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda
Media : benda-benda konkrit, plastisin, tanah liat, kaleng
bekas, roti, balon dll.
Hasil refleksi :
Pada pertemuan kedua ini menunjukkan bahwa siswa sangat
aktif memperhatikan penjelasan guru, sehingga dalam materi
pengaruh gaya terhadap bentuk benda tidak banyak siswa yang
mengalami kesulitan, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan
33

dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Akibatnya hasil


prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus II pertemuan kedua
telah menunjukkan perubahan yang sangat berarti. Hanya 5 siswa
(10,20%) yang nilainya dibawah 65.
Dengan demikian hasil pelaksanaan siklus II pertemuan 2
jumlah siswa yang nilaianya > 65 menjadi 44 siswa atau 89,80% dari
49 siswa, sedangkan rata-rata kelasnya 72,55. Dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri pada pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap
bentuk benda telah berhasil dengan nilai yang baik.

Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan PTK


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak pada kondisi awal
tidak tercapai ketuntasan minimal yang direncanakan peneliti terlihat dari 49
siswa yang terdiri dari 27 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan hanya 15
siswa (30,62%) yang mampu menguasai materi pelajaran lebih dari 65%
sedangkan 34 siswa mendapat nilai di bawah ketuntasan belajar. Nilai hasil
studi awal dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 72.
Dari tabel daftar nilai studi awal (sebelum tindakan) dapat diketahui
frekuensi nilai prestasi belajar IPA siswa kelas IV sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Frekuensi Nilai Studi Awal Mata Pelajaran IPA
No Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategari
1 91-100 - - Istimewa
2 81-90 - - Baik sekali
3 71-80 3 6,12% Baik
4 61-70 16 32,65% Cukup
5 51-60 18 36,73% Kurang
6 41-50 12 24,48% Kurang Sekali
7 31-40 - - Buruk
Jumlah 49 100,00%

Untuk lebih jelasnya, data frekuensi nilai studi awal mata pelajaran IPA
dapat dilihat pada grafik 4.1.

34
35

Frekuensi

Interval Nilai

Gambar 4.1. Grafik Frekuensi Nilai Studi Awal Mata Pelajaran IPA

Melihat hasil studi awal yang kurang memuaskan, peneliti


merencanakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan tujuan
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui perbaikan pembelajaran,
penggunaan metode dan alat peraga yang lebih beragam.

2. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I diadakan pada tanggal
11 dan 16 Pebruari 2010. dalam pelaksanaannya peneliti dibantu observer
mencatat data-data dalam pembelajaran di kelas. Pada akhir siklus I peneliti
mengadakan evaluasi pembelajaran dengan melaksanakan tes formatif. Alat
yang digunakan adalah lembar soal berisi 5 butir soal isian. Hasil tes
formatif siklus I dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 74
Dari data nilai siklus I dapat diketahui ketuntasan belajar siswa kelas
IV belum tercapai walaupun terjadi peningkatan skor nilai jika
dibandingkan dengan studi awal. Peningkatan skor nilai tersebut dapat
terlihat pada tabel dan grafik frekuensi nilai berikut ini.
36

Tabel 4.2. Data Frekuensi Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA


No Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategari
1 91-100 - - Istimewa
2 81-90 2 4,08% Baik sekali
3 71-80 6 12,24% Baik
4 61-70 25 51,02% Cukup
5 51-60 15 30,61% Kurang
6 41-50 1 2,04% Kurang Sekali
7 31-40 - - Buruk
Jumlah 49 100,00%

Untuk lebih jelasnya, data frekuensi nilai Siklus I mata pelajaran IPA dapat
dilihat pada grafik 4.2.
Frekuensi

Interval Nilai

Gambar 4.2. Grafik Frekuensi Nilai Siklus I Mata Pelajaran IPA


Dengan membandingkan hasil awal dengan hasil siklus I peneliti dapat
menyimpulkan bahwa :
a. Ketuntasan belajar siswa pada studi awal hanya mencapai 30,62% yaitu
dari 49 siswa yang tuntas belajar hanya 15 siswa.
37

b. Pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan belajar jika dibanding


dengan hasil nilai studi awal, terlihat dari 15 siswa (30,62%) yang tuntas
belajar menjadi 33 siswa (67,35%) terjadi peningkatan sebesar 36,73%
c. Penggunaan metode inkuiri pada siklus I dapat meningkatkan keaktifan
siswa dari 21 siswa (42,85%) pada studi awal menjadi 42 siswa (85,71%)
pada pelaksanaan siklus I.
Dari kesimpulan diatas penulis dapat menyajikan data dalam bentuk grafik
4.3.
Grafik ketuntasan dan keaktifan siswa

Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan dan Keaktifan Siswa


a. Tahap Mengamati (Observation)
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan
kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang
dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman pengaruh gaya terhadap
38

bentuk benda pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak. Oleh karena itu
pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap
pertemuan
Adapun uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
2) Kegiatan Guru
a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
c) Guru sudah menguasai materi pelajaran
d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien
f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai
i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
b. Tahap Refleksi (Reflection)
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan pertama
dengan mendemontrasikan cara mengubah bentuk benda, misalnya
kaleng yang dipukul, plastisin yang ditekan sudah ada peningkatan
pemahaman pengaruh gaya terhadap bentuk benda, sedangkan pada
pertemuan kedua dengan indikator mengidentifikasi benda-benda yang
39

berubah bentuk akibat dorongan belum menujukkan peningkatan yang


berarti.
Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada akhir siklus I ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif
memperhatikan penjelasan guru, namun dalam materi pengaruh gaya
terhadap bentuk benda masih banyak siswa yang mengalami kesulitan,
sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-
soal yang diberikan. Akibatnya hasil prestasi belajar yang dicapai siswa
pada siklus I pertemuan kedua belum menunjukkan perubahan yang
berarti. Hanya beberapa siswa yang nilainya meningkat. Sehingga
menjadi 33 siswa atau 67,34% dari 49 siswa yang nilainya >65
sedangkan rata-rata kelasnya 66,43. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada
pertemuan kedua belum berhasil.
3. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II diadakan pada tanggal
4 dan 9 Maret 2010. dalam pelaksanaannya peneliti dibantu observer
mencatat data-data dalam pembelajaran di kelas. Pada akhir siklus II peneliti
mengadakan evaluasi pembelajaran dengan melaksanakan tes formatif. Alat
yang digunakan adalah lembar soal berisi 5 butir soal isian. Hasil tes
formatif siklus II dapat dilihat lampiran 11 halaman 100
Dari data nilai siklus II dapat diketahui ketuntasan belajar siswa kelas
IV terjadi peningkatan skor nilai jika dibandingkan dengan studi awal dan
siklus I. Peningkatan skor nilai tersebut dapat terlihat pada tabel dan grafik
frekuensi nilai berikut ini.
Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA
No Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategari
1 91-100 2 4,08% Istimewa
2 81-90 6 12,24% Baik sekali
3 71-80 12 24,49% Baik
40

No Interval Nilai Frekuensi Prosentase Kategari


4 61-70 24 48,98% Cukup
5 51-60 5 10,20% Kurang
6 41-50 - - Kurang Sekali
7 31-40 - - Buruk
Jumlah 49 100,00%

Untuk lebih jelasnya, data frekuensi nilai Siklus I mata pelajaran IPA dapat
dilihat pada grafik 4.4.
Frekuensi

Interval Nilai

Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Siklus II Mata Pelajaran IPA


Dengan membandingkan hasil awal dengan hasil siklus I dan siklus II
peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
a. Ketuntasan belajar siswa meningkat dari studi awal sebesar 30,62%
menjadi 67,35% pada siklus I dan tuntas pada siklus II dengan prosentase
89,80%
b. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah 65 juga menurun, pada studi
awal 35 siswa (69,38%), pada siklus I ada 16 siswa (32,65%) dan pada
siklus II ada 5 siswa (10.20%).
41

c. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran juga meningkat terbukti


dengan data dari observer bahwa 47 siswa (95,91%) memenuhi kriteria
keaktifan dalam lembar observasi. Data keaktifan siswa dilihat dalam
lembar observasi siswa.
Dari kesimpulan diatas penulis dapat menyajikan data dalam bentuk grafik
4.5.

Grafik ketuntasan dan keaktifan siswa

Gambar 4.5. Grafik Ketuntasan dan Keaktifan Siswa


a. Tahap Mengamati (Observation)
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan
kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang
dilaksanakan dapat meningkatkan pemahaman pengaruh gaya terhadap
bentuk benda pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak. Oleh karena itu
42

pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses


pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap
pertemuan
Adapun uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.
2) Kegiatan Guru
a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran
b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
c) Guru sudah menguasai materi pelajaran
d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien
f) Guru sudah membuat siswa aktif dalam pembelajaran
g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai
i) Guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut.
b. Tahap Refleksi (Reflection)
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa pada pertemuan pertama
dengan mengidentifikasi benda-benda yang berubah bentuk akibat
dorongan sudah ada peningkatan ketuntasan belajar pemahaman
pengaruh gaya terhadap bentuk benda, sedangkan pada pertemuan kedua
dengan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda sudah menujukkan peningkatan yang berarti.
43

Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :


Pada siklus II ini menunjukkan bahwa siswa sangat aktif memperhatikan
penjelasan guru, sehingga dalam materi pengaruh gaya terhadap bentuk
benda tidak banyak siswa yang mengalami kesulitan, sehingga
berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan. Akibatnya hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus
II pertemuan kedua telah menunjukkan perubahan yang sangat berarti.
Hanya 5 siswa (10,20%) yang nilainya dibawah 65.
Dengan demikian hasil pelaksanaan siklus II pertemuan 2 jumlah
siswa yang nilaianya > 65 menjadi 44 siswa atau 89,80% dari 49 siswa,
sedangkan rata-rata kelasnya 72,55. Dari hasil tersebut dapat dikatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada
pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap bentuk benda telah
berhasil dengan nilai yang baik.

B. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SD Negeri 04 Badak dalam gaya
gesek dapat mengubah bentuk benda dengan menggunakan metode Inkuiri
telah berhasil meningkatkan prestasi belaja belajar siswa, terbukti dengan
peningkatan nilai, skor keaktifan dan prosentase ketuntasan belajar yang dapat
dilihat dalam grafik 4.6 dan 4.7 di bawah ini:

Gambar 4.6. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar


44

Grafik keaktifan siswa

Gambar 4.7. Grafik Keaktifan Siswa

Hasil tersebut tercapai karena adanya aktifitas perbaikan pembelajaran


yang dilakukan melalui pengelolaan kelas, penyampaian materi, penggunaan
metode mengajar, penggunaan alat peraga, penciptaan kelas yang aktif dan
kondusif secara tepat. Ketepatan pengelolaan aktifitas tersebut dapat penulis
jelaskan sebagai berikut :
1. Penyampaian materi
Penyampaian materi saat pembelajaran runtut, sistematis,
menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga siswa lebih mudah
memahami. Implikasinya berarti bahwa urutan dalam pembelajaran dan
metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama menurut Piaget
(dalam Samsudin A.Budiman H, 2004:16).
2. Penggunaan alat peraga
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA sangat mendukung
keberhasilan pembelajaran karena konsep pembelajaran akan lebih mudah
dipahami siswa dan menghindari siswa pada verbalisme.
45

3. Penggunaan metode mengajar


Penggunaan matode mengajar yang bervariasi disesuaikan dengan
kebutuhan siswa akan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
4. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang baik dapat meningkatkan keaktifan dan
motivasi siswa dalam belajar karena dalam mengelola kelas guru dapat
memberi motivasi, perhatian dan penanganan masalah sehingga selama
pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif, kreatif dan merasa senang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan proses dan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa “penerapan pendekatan inkuiri
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 04 Badak pada
materi gaya dapat mengubah bantuk benda mata pelajaran IPA”. Kesimpulan
ini didukung dengan fakta sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan inkuiri dan alat peraga benda-benda nyata
meningkatkan respon siswa dalam pembelajaran sehingga minat dan
prestasi siswa menjadi lebih baik.
2. Proses pembelajaran lebih berhasil dan bermakna bila siswa berperan aktif
dalam pembelajaran, dengan kata lain yang menjadi pusat kegiatan
pembelajaran adalah siswa bukan guru.
3. Pembentukan kelompok dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan
efektifitas pembelajaran bila guru mampu melakukan bimbingan dan
pengelolaan kelas dengan baik.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian pembelajaran dapat diajukan
saran-saran sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan inkuiri, kerja kelompok dan alat peraga benda nyata
terbukti meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga dapat dicoba pada
pokok bahasan lain atau mata pelajaran lain..
2. Peneliti mengharapkan ada guru lain yang melanjutkan penelitian untuk
hasil yang lebih baik dalam menerapkan pendekatan inkuiri.

46
47

DAFTAR PUSTAKA

Carin, Athur.1993.Teaching Science Through Discovery.New York : Macmillan


Publishing Company.
Cronbach, Harol Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M. 2005.
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ .
diakses tanggal 5 Januari 2010.7:47 PM
Muhibbin Syah. 1997. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-
prestasi-belajar/ . diakses tanggal 5 Januari 2010.7:47 PM
Paolo and Marten (Srini M Iskandar) 2001.
http://latipduniailmiah.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-ipa-sekolah-
dasar-sd.html. diakses tanggal.6 Januari 2010.9:28 AM
Retno Winarni.2009.Penelitian Tindakan Kelas.Salatiga.Widya Sari Press
Robert M. Gagne, 1988. http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-
prestasi-belajar/ . diakses tanggal 5 Januari 2010.7:47 PM
Smith dan Holloway.1985. http://surachman-
dimyati.blogspot.com/2008/08/inkuiri-dalam-pendidikan-sains-dan.html.
Diakses tanggal 06 Januari 2010.9:10 AM
Sukamto, Paulina Panen, Jaslin Ikhsan.2010.Panduan E-Tugas Akhir. Jakarta:
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan Nasional
Winata Putra, U.S., dkk.1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Universitas Terbuka
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. diakses tanggal 6 Januari
2010.10:13 AM
48

Lampiran 1

A. Perangkat Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
(SIKLUS I)
SEKOLAH : SD Negeri 04 Badak
MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam
KELAS / SEMESTER : V/I
ALOKASI WAKTU : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
PELAKSANAAN : 1. Kamis, 11 Pebruari 2010
2. Selasa, 16 Pebruari 2010

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami gaya dapat merubah gerak dan atau bentuk suatu benda
B. KOMPETENSI DASAR
7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan)
dapat mengubah suatu benda.
C. INDIKATOR
1. Mendemontrasikan cara mengubah bentuk benda, misalnya kaleng yang
dipukul, plastisin yang ditekan
2. Mengidentifikasi benda-benda yang berubah bentuk akibat dorongan.
3. Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melakukan percobaan
tentang gaya dapat mempengaruhi bentuk benda.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi melalui
pengamatan sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda.
49

E. DAMPAK PENGIRING
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat memanfaatkan gaya dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik

F. MATERI PELAJARAN
1. Gaya adalah kekuatan tarikan atau dorongan yang mengakibatkan benda
yang dikenainya dapat mengalami perubahan posisi atau perubahan
bentuk.
2. Gaya tidak dapat dilihat tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan.
3. Besar kecilnya gaya yang bekerja pada suatu benda tidaklah sama, hal ini
tergantung pada besar gaya yang kita berikan.
4. Besar kecilnya gaya dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
dinamometer.
5. Satuan gaya dinyatakan dengan newton disingkat N.
6. Bentuk suatu benda dapat berubah bentuk jika dikenai gaya.
7. Contoh gaya yang dapat mengubah suatu benda : telur jatuh ke tanah,
tanah liat dan atau plastisin dapat dibentuk menjadi berbagai benda, mobil
yang menabrak tiang akan penyok, kayu yang besar dibelah dengan kapak
menjadi kayu-kayu kecil karena adanya gaya, pegas atau per akan berubah
bentuk jika dikenai gaya baik gaya tarik maupun dorong.

G. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa.
2) Guru mengkondisikan siswa ke dalam situasi belajar.
3) Apersepsi : - bertanya tentang mecam-macam gaya
- Mengulas sedikit materi lalu mengenai gaya.
b. Kegiatan Inti (40 menit)
1) Guru menjelaskan sedikit mengenai gaya dan bertanya jawab
dengan siswa.
50

2) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok masing-masing


10 anak.
3) Guru membagikan LKS dan bahan untuk percobaan (plastisin)
masing-masing kelompok.
4) Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
5) Siswa melakukan pengamatan dan menuliskan hasilnya.
6) Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya.
7) Guru bersama siswa mengoreksi hasil kerja kelompoknya.
c. Kegiatan Akhir (20 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.
2) Pelajaran saya akhiri dengan salam.
3) Siswa mencatat kesimpulan materi.

2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa.
2) Apersepsi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan materi.
b. Kegiatan Inti (40 menit)
1) Guru meminta siswa membentuk kelompok
2) Guru membagikan LKS
3) Siswa melakukan percobaan dengan tanah liat sesuai dengan
petunjuk
4) Siswa melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya.
5) Guru membimbing kelompok
6) Siswa melaporkan hasil pengamatan dalam kelompok masing-
masing
7) Guru bersama siswa mengoreksi hasil kerja kelompok
8) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
c. Kegiatan akhir (20 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkannya
2) Guru menuliskan soal evaluasi dan siswa mengerjakannya.
51

3) Guru menganalisa jawaban soal evaluasi


4) Pelajaran diakhiri dengan salam.

H. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Gambar
2. Benda-benda konkrit

I. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Observasi
4. Percobaan/eksperimen
5. Diskusi

J. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Kurikulum KTSP, Silabus Tahun 2006
2. Silabus kelas IV
3. RPP kelas IV
4. Buku Jelajah IPA kelas IV, Yudistira hal 111-113
5. Buku paket IPA kelas IV Intan Pariwara hal 133-134
6. Buku Sains kelas IV Erlangga hal 124

K. PENILAIAN
1. Proses Tes
a. Tes awal
b. Tes dalam proses : mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran
c. Tes akhir : mengerjakan soal
2. Bentuk Tes : tertulis dan pebuatan
3. Jenis Tes : Uraian
4. Alat Tes :
a. LKS
52

b. Lembar soal evaluasi


c. Kunci jawaban dan kriteria penilaian
d. Lembar analisis hasil penilaian

Badak, 2 Pebruari 2010


Kepala SD Negeri 04 Badak Guru Kelas IV

WARSITO, S.Pd YUDI PRASETYO


NIP. 19630309 198608 1 001 NIP. 19810718 200501 1 011
53

LEMBAR KERJA SISWA


Sekolah : SD Negeri 04 Badak
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat merubah gerak dan
atau bentuk suatu benda
Kompetensi Dasar : 7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah
suatu benda.
Indikator : - Mendemontrasikan cara mengubah bentuk
benda, misalnya kaleng yang dipukul, plastisin
yang ditekan
- Mengidentifikasi benda-benda yang berubah
bentuk akibat dorongan.
- Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari
bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.

A. Petunjuk Umum
1. Kerjakan tugas di bawah ini dengan benar!
2. Lakukanlah percobaan sesuai dengan petunjuk!
3. Amati dan diskusikan dengan kelompokmu!
4. Bila ada kesulitan tanyakan kepada guru!
B. Petunjuk Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Tanah liat dan air
2. Langkah Kegiatan
b. Ambil tanah liat
c. Basahi tanah liat dengan sedikit air agar menjadi lengket.
d. Bentuklah tanah liat sampai menyerupai benda.
e. Letakan tanah liat yang sudah dibentuk di atas papan, lalu berilah gaya
dengan cara menekannya dengan tangan.
54

Pertanyaan :
1. Bagaimana bentuk tanah liat yang menyerupai bola setelah ditekan
dengan tangan?
2. Apa kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan ini?

KUNCI JAWABAN :
1. Bentuk menyerupai bola dari tanah liat setelah ditekan dengan tangan
berubah bentuk menjadi penyok.
2. Setelah melakukan percobaan ini kita dapat membuktikan bahwa gaya
dapat mengubah suatu benda seperti percobaan yang telah dilakukan tadi.
55

LEMBAR SOAL (EVALUASI)


Sekolah : SD Negeri 04 Badak
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 7. Memahami gaya dapat merubah gerak dan
atau bentuk suatu benda
Kompetensi Dasar : 7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah
suatu benda.
Indikator : - Mendemontrasikan cara mengubah bentuk
benda, misalnya kaleng yang dipukul, plastisin
yang ditekan
- Mengidentifikasi benda-benda yang berubah
bentuk akibat dorongan.
- Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari
bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Apa yang dimaksud dengan gaya?
2. Sebutkan 4 macam gaya!
3. Berikan 2 contoh bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda!
4. Apa yang disebut dengan dinamometer?
5. Sebutkan 3 sifat gaya!

KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN


KUNCI JAWABAN
1. Suatu kekuatan dorongan atau tarikan yang mengakibatkan benda yang
dikenainya dapat mengalami posisi atau perubahan bentuk.
2. Gaya otot, gaya gravitasi, gaya magnet, gaya gesek
3. a. Telur yang jatuh ke tanah langsung pecah karena benturan dengan tanah.
Telur yang semula bulat menjadi pecah.
56

b. Tanah liat yang diolah bisa menjadi batu bata, guci dll.
4. Dinamometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya
gaya.
5. Sifat gaya : - Gaya dapat mengubah arah gerak
- Gaya dapat merubah bentuk benda
- Gaya dapat membuat benda bergerak atau berhenti.

KRITERIA PENILAIAN :
1. Setiap jawaban benar skor 20.
2. Jumlah soal 5
3. skor maksimal 100
4. Nilai akhir = jumlah skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
57

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS II

SEKOLAH : SD Negeri 04 Badak


MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam
KELAS / SEMESTER : IV / I
ALOKASI WAKTU : 2 x pertemuan (4 x 35 menit)
PELAKSANAAN : 1. Kamis, 4 Maret 2010
2. Selasa, 9 Maret 2010

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami gaya dapat merubah gerak dan atau bentuk suatu benda

B. KOMPETENSI DASAR
7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan)
dapat mengubah suatu benda.

C. INDIKATOR
1. Mendemontrasikan cara mengubah bentuk benda, misalnya kaleng yang
dipukul, plastisin yang ditekan
2. Mengidentifikasi benda-benda yang berubah bentuk akibat dorongan.
3. Memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan melakukan percobaan
tentang gaya dapat mempengaruhi bentuk benda.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi melalui
pengamatan sehingga siswa dapat menyimpulkan bahwa gaya dapat
mengubah bentuk benda.
58

E. DAMPAK PENGIRING
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat memanfaatkan gaya dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik

F. MATERI PELAJARAN
1. Gaya adalah kekuatan tarikan atau dorongan yang mengakibatkan benda
yang dikenainya dapat mengalami perubahan posisi atau perubahan
bentuk.
2. Gaya tidak dapat dilihat tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan.
3. Besar kecilnya gaya yang bekerja pada suatu benda tidaklah sama, hal ini
tergantung pada besar gaya yang kita berikan.
4. Besar kecilnya gaya dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
dinamometer.
5. Satuan gaya dinyatakan dengan newton disingkat N.
6. Bentuk suatu benda dapat berubah bentuk jika dikenai gaya.
7. Contoh gaya yang dapat mengubah suatu benda : telur jatuh ke tanah,
tanah liat dan atau plastisin dapat dibentuk menjadi berbagai benda, mobil
yang menabrak tiang akan penyok, kayu yang besar dibelah dengan kapak
menjadi kayu-kayu kecil karena adanya gaya, pegas atau per akan berubah
bentuk jika dikenai gaya baik gaya tarik maupun dorong.

G. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa
2) Apersepsi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi
b. Kegiatan Inti (40 menit)
1) Guru menjelaskan sedikit atau mengulas materi kemarin dan
melanjutkannya.
59

2) Guru meminta siswa membentuk kelompok yang sehari


sebelumnya masing-masing kelompok 5 anak.
3) Guru membagikan LKS, siswa diminta untuk menyiapkan alat
dan bahan percobaan.
4) Siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk
5) Siswa melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya.
6) Masing-masing kelompok melaporkan hasil pengamatannya di
depan kelas dan mempresentasikannya.
7) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang
jelas.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil kelompok
2) Siswa mencatat kesimpulan
3) Guru meminta agar pertemuan berikutnya membawa bahan
percobaan yang lain, selain yang sudah dipraktekan.
4) Pelajaran diakhiri dengan salam

2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa.
2) Apersepsi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan materi.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (40 menit)
1) Guru meminta siswa membentuk kelompok sesuai dengan
kemarin.
2) Guru membagikan LKS dan siswa diminta untuk menyiapkan alat
dan bahan untuk pengamatan.
3) Siswa melakukan percobaan dan pengamatan
4) Siswa mencatat hasil pengamatan
5) Guru membimbing kelompok dengan berkeliling memantau
pekerjaan siswa.
60

6) Siswa melaporkan hasil kerja kelompok di depan kelas dan


mempresentasikannya.
7) Guru dan siswa mengoreksi hasil kerja kelompok dan
menyimpulkannya bersama-sama.
8) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Guru membagikan soal evaluasi
2) Siswa mengerjakan soal evaluasi
3) Guru menganalisa jawaban siswa
4) Pelajaran diakhiri dengan salam

H. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Gambar
2. Benda-benda konkrit : plastisin, tanah liat, kaleng bekas, kapur tulis, roti,
balon, karet gelang dll

I. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Observasi
4. Percobaan/eksperimen
5. Diskusi

J. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Kurikulum KTSP, Silabus Tahun 2006
2. Silabus kelas IV
3. RPP kelas IV
4. Buku Jelajah IPA kelas IV, Yudistira hal 111-113
5. Buku paket IPA kelas IV Intan Pariwara hal 133-134
6. Buku Sains kelas IV Erlangga hal 124
61

K. PENILAIAN
1. Proses Tes
a. Tes awal
b. Tes dalam proses : mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran
c. Tes akhir : mengerjakan soal
2. Bentuk Tes : tertulis dan pebuatan
3. Jenis Tes : Uraian
4. Alat Tes :
a. LKS
b. Lembar soal evaluasi
c. Kunci jawaban dan kriteria penilaian
d. Lembar analisis hasil penilaian

Badak, 2 Maret 2010

Kepala SD Negeri 04 Badak Guru Kelas IV

WARSITO, S.Pd YUDI PRASETYO


NIP. 19630309 198608 1 001 NIP. 19810718 200501 1 001
62

LEMBAR KERJA SISWA


Nama Siswa : ..............................
Nilai :
Kelas : ..............................
NIS : ..............................

A. Petunjuk Umum
1. Kerjakan tugas di bawah ini dengan benar!
2. Lakukanlah percobaan sesuai dengan petunjuk!
3. Amati dan diskusikan dengan kelompokmu!
4. Bila ada kesulitan tanyakan kepada guru!
B. Petunjuk Kegiatan
1. Alat dan Bahan
a. Kapur tulis
b. Roti
c. Plastisin
d. Tanah liat
e. Kaleng bekas dan palu
2. Langkah Kegiatan
a. Kapur tulis, jatuhkan ke lantai dengan keras
b. Tekanlah roti dengan tangan
c. Buatlah bentuk benda mainan yang kamu sukai dari plastisin/tanah liat,
kemudian berilah gaya dengan menekan / menjatuhkannya
d. Pukulah kaleng bekas dengan palu.
e. Amati benda-benda tersebut!
Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi pada benda-benda tersebut setelah dikenai gaya?
2. Gaya apa yang diberikan pada benda-benda tersebut?
3. Apa kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini?

Jawaban :
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
63

KUNCI JAWABAN :
1. - kapur tulis setelah dijatuhkan ke lantai menjadi patah
- roti setelah ditekan menjadi berubah bentuknya
- benda mainan dari tanah liat/plastisin berubahah bentuk setelah dikenai
gaya
- kaleng bekas setelah dipukul keras-keras menjadi penyok
2. Gaya yang diberikan pada benda-benda tersebut adalah gaya otot yang
berupa dorongan
3. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa gaya dapat mengubah bentuk
benda
64

LEMBAR SOAL (EVALUASI)

Nama Siswa : ..............................


Nilai :
Kelas : ..............................
NIS : ..............................

Pertemuan I
Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat!
1. Dalam pembuatan keramik dan asbak tanah liat dapat dibentuk oleh tangan
sesuai dengan keinginan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya mempengaruhi ...
2. Pada saat kita menekan roti, berarti kita memberi … pada roti tersebut.
3. Yang disebut dengan gaya gravitasi adalah ….
4. Gaya otot adalah …
5. Besi yang dipanaskan kemudian dipukul akan menjadi pipih ini
membuktikah bahwa gaya dapat …

Jawaban :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
65

LEMBAR SOAL (EVALUASI)

Nama Siswa : ..............................


Nilai :
Kelas : ..............................
NIS : ..............................

Pertemuan II
Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat!
1. Besi yang dipanaskan dan dipukul akan menjadi pipih. Hal ini menunjukkan
bahwa gaya ....
2. Dalam pembuatan keramik dan asbak tanah liat dapat dibentuk oleh tangan
sesuai dengan keinginan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya mempengaruhi ...
3. Batu yang dipukul dengan palu besi akan pecah sebab . . . .
4. Perubahan bentuk yang terjadi pada telur disebabkan oleh ....
5. Untuk melakukan gaya pada sebuah benda diperlukan ....

Jawaban :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
66

KUNCI JAWABAN DAN KRITERIA PENILAIAN

Kunci jawaban pertemuan I


1. Bentuk benda
2. Gaya
3. Gaya gravitasi adalah gaya yang disebabkan oleh tarikan bumi
4. Gaya oto adalah gaya yang dihasilkan oleh otot manusia
5. Merubah bentuk benda

Kunci jawaban pertemuan II


1. Dapat mengubah bentuk benda
2. Bentuk benda
3. Gaya dorong sangat kuat
4. Gaya gaya yang mempengaruhi
5. Tenaga

Kriteria penilaian :
1. Setiap jawaban benar skor 20.
2. Jumlah soal 5
3. skor maksimal 100
4. Nilai akhir = jumlah skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
67

Lampiran 3
B. Personalia Peneliti
Waktu yang
No Nama Peneliti Peran/Tugas Peneliti disediakan
perminggu
1 Yudi Prasetyo a. Membuat Usulan Penelitian
b. Membuat RPP
c. Menyiapkan media
pembelajaran
d. Membuat instrumen
penelitian
e. Melaksanakan tindakan 18 jam
f. Mengamati proses
pembelajaran
g. Mengevaluasi dan
merefleksi perencanaan,
tindakan, dan observasi
h. Penyusunan laporan
penelitia

2 Warsito, S.Pd a. Memberikan masukan


kepada peneliti dalam
membuat usulan penelitian
b. Memberikan masukan
kepada penelit dalam 18 jam
membuat RPP
c. Mengamati proses kegiatan
pembelajaran
d. Bersama peneliti
mengadakan evaluasi dan
refleksi kegiatan
68

Lampiran 4

C. Curriculum Vitae Peneliti


CURRICULUM VITAE
Peneliti

1. Nama : YUDI PRASETYO


2. NIM : X9707049
3. Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 18 Juli 1981
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Tempat Tugas : SD Negeri 04 Badak
6. Alamat Kantor : Desa Badak Kec. Belik Kab.Pemalang
No.Telepon/Fax :
7. Alamat Rumah : Desa Badak Kec. Belik Kab.Pemalang
No.Telepon/HP/Fax : 085725676393
Email : yudiprasetyo_b09@yahoo.com
8. Riwayat Pendidikan : 1. SDN 03 Badak (1994)
2. SMPN 1 Karangreja (1997)
3. SMKN 3 Kodya Pekalongan (2001
4. D2 PGSD FIP UNNES (2004)
69

CURRICULUM VITAE
(Supervisor)

1. Nama : WARSITO, S.Pd


2. NIP : 196309031986081001
3. Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 3 September 1963
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Tempat Tugas : SD Negeri 04 Badak
6. Alamat Kantor : Desa Badak Kec. Belik Kab.Pemalang
No.Telepon/Fax :
7. Alamat Rumah : Desa Badak Kec. Belik Kab.Pemalang
No.Telepon/HP/Fax : 085226601400
Email : -
70

Lampiran 5
D. Data Penelitian
1. Siklus I
DAFTAR HADIR MAHASISWA BULAN PEBRUARI 2010
71

DAFTAR HADIR SISWA BULAN PEBRUARI 2010


72

Lampiran 6
73
74

Lampiran 7
75
76

Lampiran 7
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
Lampiran 8
90
91

Lampiran 9
FOTO DOKUMENTASI SIKLUS I

Guru Menjelaskan Materi Gaya Mengubah Bentuk Benda

Siswa Aktif Melakukan Percobaan Gaya Mengubah Bentuk Benda


92

Guru Membimbing Siswa Melakukan Percobaan

Siswa Memantau Kerja Kelompok


93

Siswa Bekerjasama Melakukan Percobaan dengan Plastisin

Siswa Bekerjasama Melakukan Percobaan dengan Plastisin


94

Siswa Bekerjasama Melakukan Percobaan dengan Plastisin

Siswa melakukan percobaan dengan membuat mainan atau


kerajinan yang lain
95

Perwakilan Kelompok Memaparkan hasil kerja kelompoknya

Perwakilan Kelompok Memaparkan hasil kerja kelompoknya


96

Observer Mengamati Kegiatan guru dan Siswa

Siswa Mengerjakan Evaluasi


97

Lampiran 10

2. Siklus II

DAFTAR HADIR MAHASISWA BULAN MARET 2010


98

DAFTAR HADIR SISWA BULAN MARET 2010


99
100

Lampiran 11
101
102

Lampiran 12
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
Lampiran 13
116
117

Lampiran 14

FOTO DOKUMENTASI SIKLUS II

Guru Menjelaskan Materi Pelajaran

Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Siswa


118

Guru Membimbing Kerja Kelompok

Guru Membimbing Kerja Kelompok


119

Guru Membimbing Kerja Kelompok

Guru memperhatikan siswa melakukan percobaan


120

Perwakilan kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya

Siswa maju mengisi jawaban di papan tulis


121

Siswa maju mengisi jawaban di papan tulis

Siswa mendengarkan Penjelasan kesimpulan materi pelajaran

Anda mungkin juga menyukai