Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian di Raudathul Atfal Al-Furqon, Karangpawitan,

Kecamatan Karawang barat.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai Bulan September sampai dengan bulan

Oktober Tahun 2020

3.2 Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa kelompok A di Raudathul Atfal Al-

urqon Karangpawitan Kecamatan Karawang Barat, yang terdiri dari 20 siswa

Sedangkan Objeknya adalah keseluruhan proses dan hasil kegiatan

pembelajaran dan kemampuan membaca anak melalui media gambar.

3.2 Data Dan Sumber Data

Data yang dipakai pada penelitian ini termasuk jenis data kuantitaf

yakni jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa

informasi atau penjelasan Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan

adalah: Jumlah guru, siswa, jumlah sarana dan prasarana, dan hasil

pengamatan (observasi terhadap siswa dalam pembelajaran membaca huruf),

1
2

yang kemudian dikonfersi pada penjelasan bentuk narasi. Sedangkan sumber

data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

3.3.1 Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya. Adapun yang

menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru dan

siswa kelompok B Raudatul Athfal Al-Furqon Karangpawitan.

3.3.2 Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dalam penelitian ini

sember data skunder yang diambil dari hasil wawancara dengan orang

tua siswa, guru dan kepala sekolah. Juga dari dokumen kelas.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperoleh dalam penelitian dikumpulkan dengan

menggunakan cara-cara yang tepat dan mendukung dalam PTK ini,

pengumpulan data perlu dilakukan dalam sebuah penelitian untuk

mendapatakan data dan informasi serta menguji kebenaran hipotesis untuk

menjawab rumusan masalah, Pengumpulan data pada dasarnya adalah

sesuatu yang diperoleh dari hasil observasi di dalam kelas, pelaksanaan

penelitian instrument yang telah dibuat. Menurut Marshall dalam sugiyono

mengatakan pengumpulan data dilakukan pada kondisi alamiah, sumber

data primer, serta teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi,

wawancara, dan dokumentasi. 1

1
Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods)”, (Bandung: Alfabeta, 2015) h. 63
3

Adapun pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan cara

sebagai berikut:

3.4.1 Observasi

Dalam penerapannya observasi sebagai alat pengumpul data

penelitian, maka pelaksanaan observasi berorientasi pada pelaksanaan

rancangan atau rencana tindakan pembelajaran. Menurut Arikunto

dalam Iskandar Dadang observasi sebagai suatu aktiva yang sempit

yakni memperhatikan sesuatu dengan mata. Di dalam pengertian

psikologik, observasi atau disebut pula pengamatan meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra. 2

Dengan demikian observasi adalah kegiatan yang dilakukan

secara langsung dan sistematis dengan mengamati proses

pembelajaran sehingga diketahui informasi yang akurat tentang

perubahan sikap atau tingkah laku dan perubahan lain yang dijadikan

fokus pengamatan.

3.4.2 Wawancara

Wawancara menurut Arikunto dalam Iskandar Dadang adalah

suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban

dari responden dengan cara tanya jawab sepihak. Ada dua jenis

wawancara, yakni wawancara terpimpin dan wawancara bebas.

Wawancara dilakukan peneliti adalah wawancara bebas

denganmengajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk tulisan kepada


2
Iskandar, Dadang dan Narsim, “Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan
Pangkat dan Golongan Guru & Pedoman Penulisan PTK bagi Mahasiswa)”, (Cilacap:Ihya Media,
2015) h. 49
4

observer dan peserta didik. Wawancara bebas bertujuan agar hasil atau

jawaban wawancara memiliki informasi yang lebih padat.3

Sehubungan dengan hal itu, Wawancara merupakan cara

pengumpulan data dengan cara komunikasi langsung secara verbal.

Sedangkan dalam penelitian ini wawancara adalah cara pengumpulan

data dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber yang terdiri

dari guru kelas. Hasil wawancara akan di deskripsikan dan ditarik

kesimpulan.

3.4.3 Dokumentasi

Menurut Riduwan dalam Iskandar Dadang dan Narsim

menyatakan bahan dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi bukubuku relevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan

data-data yang relevan dengan penelitian. 4

Dengan keterangan diatas Dokumentasi ini berupa foto-foto

aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung,

kegiatan peneliti ketika sedang menyampaikan materi di depan kelas,

dokumen diambil untuk memperjelas dan memperkuat data dalam

penelitian tindakan kelas.

3
Iskandar, Dadang dan Narsim, “Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan
Pangkat dan Golongan Guru & Pedoman Penulisan PTK bagi Mahasiswa)”, (Cilacap:Ihya Media,
2015) h. 44
4
Iskandar, Dadang dan Narsim, “Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan
Pangkat dan Golongan Guru & Pedoman Penulisan PTK bagi Mahasiswa)”, (Cilacap:Ihya Media,
2015) h. 48
5

3.5 Teknik Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif. Analisis

kualitatif dilakukan dengan cara peneliti merefleksi hasil observasi terhadap

proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dan siswa di dalam

kelas. Data yang berupa kata-kata dari catatan lapangan diolah menjadi

kalimat-kalimat yang bermakna dan dianalisis secara kualitatif.

Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis peningkatan

kemampuan membaca anak di RA Al-Furqon, Karangpawitan, Karawang

Barat dengan menggunakan media gambar. Analisis ini mengunakan analisa

data hasil observasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang pembelajaran yang dilakukan dan analisa data hasil belajar yang

dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tindakan perbaikan

pembelajaran yang dilaksanakan.

Setelah pengumpulan data dilakukan, dilanjutkan dengan analisis

data.Maka diperoleh katagori Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembanga

(MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik

skor Sangat tinggi atau BSB, Tinggi atau BSH, Cukup atau MB dan Rendah

atau BB Selanjutnya disusun penyajian data yang berupa tabel frekuensi.

SKOR INTERPRETASI
6

100-81 Berkembang Sangat Baik

80-66 Berkembang Seuai Harapan

65-51 Mulai Berkembang

50-0 Belum Berkembang

Tabel 3.3 Interpretasi Kemampuan Membaca Huruf. Pendekatan Sturgess

Selanjutnya untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak dilakukan analisis

persentase, dengan rumus sebagai berikut

f
P= x 100 (Rosmala Dewi)
n
P = prestasi persentse
F = jumlah siswa yang mengalami perubahan
N = jumlah seluruh siswa

Selanjutnya untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca anak dilakukan analisis

persentase, dengan rumus sebagai berikut :

ϵx
X=
ϵn
Keterangan
X = Nilai Rata-rata
ϵx = Jumlah nilai semua anak
ϵn = Jumlah anak

Tindakan dikatakan berhasil ketika persentase dari keseluruhan

diperoleh pada tingkatan presentasi keterangan sangat baik. Untuk mengukur

keberhasilan penerapan media gambar dalam meningkatkan kemampuan

membaca anak dilihat dari persentase yang sama untuk menentukan berhasil

atau tidaknya tindakan yaitu pada presentase dengan keterangan sangat baik.
7

3.6 Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian

3.6.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

Penelitian Tindakan kelas atau Classroom Action Research. Penelitian

Tindakan kelas (PTK) adalah kegiatan penlitian yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki kualitas proses pembelajaran dalam kelas.

Menurut Arikunto dalam Iskandar Narsim Penelitian Tindakan

Kelas terdiri dari tiga kata yang dipahami pengertiannya yaitu:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek,

menggunakan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau infoemasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan

penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk

rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang

sama menerima elajaran yang sama dari seorang guru.

Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik

yang sedang belajar.5

5
Iskandar, Dadang dan Narsim, “Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan
Pangkat dan Golongan Guru & Pedoman Penulisan PTK bagi Mahasiswa)”, (Cilacap:Ihya Media,
2015) h. 53
8

Dengan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru bekerja

sama dengan peneliti (atau dilakaukan guru sendiri yang juga bertindak

sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah ia tempat mengajar dengan

penekanan penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran.

Penelitian dilakukan peneliti dilakukan secara Kerjasama dengan

guru kelas dan juga melibatkannya observasi untuk menghindari

subjektifitas peneliti dalam mengambil Tindakan. Penelitian bersifat

kualitatif dengan pengambilan data secara alami melalui kata kata,

gambar dan aktivitas dalam kelas. Desain terus dilakukan sampai

diperoleh hasil yang setara dengan kenyataan.

3.6.2 Desain Penelitian

Model penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan menurut

Arikunto dalam Iskandar Narsim, bahwa umumnya Penelitian Tindakan

Kelas terdapat empat tahap yakni : Perencanaan (Planning), Tindakan

(acting), Observasi (Observing) dan Refleksi (Reflecting).6

Secara rinci Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

dapat digambarkan sebagai berikut :

Perencanaan

6
Iskandar, Dadang dan Narsim, “Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan
Pangkat dan Refleksi
Golongan Guru & Pedoman Penulisan SIKLUS
PTK 1 Pelaksanaan
bagi Mahasiswa)”, (Cilacap:Ihya Media,
2015) h. 56
9

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS 2 Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Prosedur PTK


Model PTK Kemmis dan Taggart

3.7 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto dalam Iskandar Narsim “Instrumen pengumpulan

data adalah alat bantu yang di pilih dan di gunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis

dan dipermudah olehnya”7. Pada penilitian ini digunakan Instrumen

observasi/pengamatan di kembangkan untuk mendapat pengamatan input dan

output yakni penyiapan perangkat observasi sebelum dan setelah peserta didik

mengikuti pembelajaran.

Perangkat tersebut yang di kembangkan dapat dilakukan pengamatan

sebelum atau sedang pembelajaran. Instrumen wawancara adalah instrumen

yang di kembangkan untuk menjawab pertanyaan proses, yakni pertanyaan

tentang bagaimana anak belajar dan bagaimana pendidik mengajar.

7
Iskandar, Dadang dan Narsim, “Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan
Pangkat dan Golongan Guru & Pedoman Penulisan PTK bagi Mahasiswa)”, (Cilacap:Ihya Media,
2015) h. 265
10

Bagaimana anak belajar dapat di lihat dari sikap dan aktivitasnya, bagaimana

pendidik mengajar dapat di lihat dari cara pendidik.

Lebih lanjut dapat dilihat uraian dibawah :

a. Kehadiran Penelitian

Sebagai peneliti yang berfungsi menetapkan focus

penelitian, memilih informan, sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisa data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuan.

b. Obsevasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

mengamati dengan membuat catatan selektif terhadap

kemampuan membaca anak usia dini Raudathul Athfal Al-

Furqon Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat.

Proses pengumpulan data akan dilakukan oleh peneliti,

diawali dengan dialog antara Tim Peneliti dengan seluruh dewan

Guru. Hal ini dilakukan untuk mematangkan rencana pelaksanaan

tindakan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan rencana

tindakan dan penyiapan instrumen yang diperlukan. Rencana

yang dimaksud meliputi: penetapan topik yang akan diajarkan,

kebutuhan bahan dan alat peraga atau media, dan penyusunan

skenario pembelajaran.

Kegiatan observasi berikutnya dilakukan oleh Tim Peneliti

di setiap pelaksanaan tindakan yang berlangsung dalam beberapa

siklus. Pada setiap siklus, supervisor 2 melaksanakan tindakan


11

sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sedangkan Peneliti

dibantu observe melakukan observasi dan merekamnya. Hasil

observasi tersebut kemudian didiskusikan bersama supervisor 2

dalam rangka merefleksi pelaksanaan tindakan. Selanjutnya hasil

refleksi digunakan untuk merancang tindakan berikutnya.

c. Lembar Observasi

Isi lembar observasi adalah catatan yang menggambarkan

terlaksananya pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

Observasi dilakukan pada kelas yang menjadi subjek penelitian

guna mendapatkan gambaran kegiatan proses belajar mengajar

dikelas secara langsung dengan menggunakan media. Hal yang di

observasi diantaranya kemampuan anak dalam membaca gambar

dan permainan balok hurup, dimana anak merangkai hurup

menjadi bacaan yang ada pada tabel.

ASPEK KEMAMPUAN MEMBACA ANAK

Tingkat Pencapaian Capaian Indikator


Perkembangan Perkembangan
membaca Anak Membaca Anak
Mengenal hurup awal Mengenal hurup awal a. Anak dapat
dari suatu benda yang dari suatu benda yang menyebutkan nama
diperlihatkan pendidik ada diksekitarnya gamabar yang
diperlihatkan melalui
12

Media gambar
b. Anak dapat mengenal
hurup dari gambar
yang dilihatnya
c. Anak dapat menulis
rangkaian hurup dari
nama gambar yang
dilihatnya
a. Anak dapat memilih
gambar yang
disekitarnya
b. Anak dapat Menyusun
Mengenal nama nama hurup dari gambar
Mengenal nama nama
hurup dan Menyusun yang dipilih menjadi
hurup dan Menyusun
menjadi kalimat serta kalimat atau nama
menjadi kalimat serta
dapat membacanya gambar yg ada pada
dapat membacanya
dan memahaminya media gambar
c. Anak dapat membaca
dan menyebutkan
kalimat yang
disusunnya

Tabel 3.1 Aspek Kemampuan Membaca Anak

N Mengenal hurup dari buku, dan T P


Mengenal hurup awal dari nama
N A merangkai membacanya serta mengerti O R
gambar yang ada pada media gambar
o M yang dibacanya T E
A Anak dapat Anak dapat A S
Anak dapat Anak dapat
Anak dapat merangkai membaca L E
Anak dapat merangkai memahami
S memba- hurup dari N
mengenal hurup dari apa
I canya menjadi kalimat S T
hurup menjadi yang
S satu yang K A
satu kata dibacanya
W kalimat disusunnya O S
A 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 R E
1
13

1
2
3
4
5
6
7
Dst…..
Tabel 3.2 Lember Observasi

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR


Skala Penilaian :

1 = Belum Berkembang (Kurang)

2 = Mulai Berkembang (Cukup)

3 = Berkembang Sesuai Harapan (Baik)

4 = Berkembang Sangat baik

Berdasarkan kriteria penilaian di atas diperoleh:

Skor tertinggi tiap indikator adalah 4

Skor terendah tiap indikator adalah 1

Kriteria peningkatan kemampuan membaca anak melalui

media gambar diam keseluruhan dibuat dalam 4 kelompok, yaitu

Belum Berkembang, Mulai Berkembang, Berkembang Sesuai

Harapan, Berkembang Sangat Baik.


14

d. Dokumentasi

Dokumentasi berupa foto yang digunakan untuk

menggambar secara visual kondisi yang terjadi selama proses

belajar mengajar melalui media gambar yang digunakan alat

untuk merangkai kalimat, dan melihat secara detail peristiwa

penting yang terjadi selama pembelajaran. Proses kegiatan belajar

mengajar di dokumentasikan untuk memperkuat hasil penelitian.

e. Wawancara

Wawancara dibuat sesuai dengan data yang dibutuhkan

penelitian, seperti pertanyaan yang terkait dengan aktivitas

pembelajaran, sikap dan tanggapan yang diwawancarai selama

proses belajar mengajar berlangsung, hasil pembelajaran baik

sebelum dan sesudah menggunakan media gambar.

3.8 Indikator Keberhasilan

Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk menentukan

keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran peneliti dalam penelitian ini

ada dua kriteria, yaitu:


15

3.8.1 Indikator kualitatif meliputi tingkat keantusiasan dan semangat belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran peneliti serta sikap mereka

terhadap model pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti.

3.8.2 Indikator kuantitatif berupa besarnya skor ujian yang diperoleh siswa

dan selanjutnya dibandingkan dengan batas minimal lulus (kriteria

ketuntasan minimal/KKM) mata pelajaran yakni Berkembang Sesuai

Harapan (BSH).

Berdasarkan kedua indikator tersebut dapat dijelaskan bahwa

keberhasilan pembelajaran peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat dari segi

proses dan dari segi hasil. Hal ini sebagaimana pendapat E. Mulyasa bahwa

kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi

proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya

atau setidak-tidaknya sebagian besar (80%) siswa terlibat secara aktif, baik

fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping itu

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar

dan rasa percaya pada diri sendiri. Ini dapat ditentukan dengan berbagai

pertimbangan, diantaranya dengan melihat data dari hasil observasi lapangan

(pada saat proses pembelajaran berlangsung).8 Sehingga, jika hasil observasi

yang dilakukan pengamat terhadap peneliti dan siswa pada tingkat keefektifan

belajar mencapai 75%, maka dapat dikatakan pembelajaran sudah berhasil.

Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri siswa seluruhnya setidak-

tidaknya sebagian besar 75%9. Ini dapat ditentukan dengan berbagai

8
E. Mulyasa, "Menjadi Guru Profesional", (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005) h. 101
9
Binti Maunah, "Landasan Pendidikan", (Yogyakarta: Teras, 2009) h. 97
16

pertimbangan, diantaranya dengan melihat data dari hasil pengamatan

langsung dengan menyaksikan anak Ketika belajar secara individu dengan

gurunya. Artinya, jika hasil nilai dari pengamatan terhadap siswa telah

mencapai ketuntasan 100% atau sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa

memperoleh nilai 66-80 atau tepat pada batas yang telah ditentukan pada

penelitian ini, maka pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dapat dikatakan berhasil. Penerapannya, jika kriteria ketuntasan pada

siklus pertama belum mencapai target yang telah ditentukan maka akan

dilaksanakan siklus kedua dan begitu juga dengan seterusnya sampai

ketuntasan yang diharapkan benarbenar tercapai.

Dalam indikator penelitian, apabila ada kesalahan yang dibuat oleh

anak dalam mengerjakan tugas untuk mengetahui sikap disiplin dan

bertanggung jawab anak yang diberikan dan setelah proses pembelajaran

dengan menggunakan media gambar. Peneliti berharap dari siklus yang

dilakukan mencapai minimal ketuntasan kemampuan anak sebesar 80% dari

seluruh anak yang ada.

Dengan menggunakan media gambar yang dapat meningkatkan

kemampuan membaca anak RA Al-Furqon, Karangpawitan yang mana

indikator keberhasilan dapat dikatakan berhasil jika 1) anak mampu mengenal

huruf, 2) anak dapat merangkai huruf menjadi suatu kalimat, 3) Anak dapat

membaca serta memahaminya.

3.9 Prosedur Penelitian


17

Adapun tahap pelaksanaan PTK menurut Arikunto terdapat empat

tahapan, yaitu :1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi.

3.9.1 Perencanaan

Pada Tahap ini guru membuat perencanaan dengan

menyiapkan beberapa hal seperti berikut ini.

a. Meminta izin kepada pihak sekolah Raudatul Athfal

Al-Furqon Karangpawitan, pembelajaran

menggunakan media Gambar

b. Membuat persuratan izin untuk melaksanakan

penelitian dengan pembelajaran menggunakan Media

Gambar

c. Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

pada Kelompok B Raudatul Athfal Al-Furqon

Karangpawitan

d. Membuat komponen pembelajaran yaitu RPP,membuat

lembar instrument yang akan digunakan pada saat

proses penelitian.

3.9.2 Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan pelaksanaan atau

mengimplementasikan dari rencana yang telah dibuat

sebelumnya. Peneliti melakukan penelitian sebanyak II, Setiap

siklus dilakukan 2 kali pertemuan


18

3.9.3 Pengamatan

Menurut Arikunto dalam Iskandar, Dadang (2015. Hlm, 25)

menyebutkan “Pengamatan adalah proses mecermati jalannya

pelaksanaan tindakan”. (Arikunto dalam Iskandar,

Dadang,2015:25). Pengamatan dilakukan untuk melihat sejauh

mana respon peserta didik, dan sejauh mana keberhasilan

pembelajaran, sehingga dapat di perbaiki jika terdapat

kekurangan.

3.9.4 Refleksi

Tahap Ini merupakan tahap perenungan dari proses

pembelajaran data yang didapatkan dari pembelajaran dianalisis

dan direfleksi. Hasil refleski ini dijadikan bahan perbaikan untuk

tindakan lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai