Anda di halaman 1dari 24

1

BAB II
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

A. Landasan Teori

1. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan Bahasa anak selalu mengikuti suatu urutan yang dapat

diramalkan secara umum sekalipun banyak variasinya antara anak yang

satu dengan yang lainnya. Kebanyakan anak memulai perkembangan

bahasanya dari menangis untuk berkomunikasi atau mengekspresikan

responnya terhadap stimuli, setelah itu kira-kira pada usia 1-2 bulan anak

mulai memeram/mendekut (cooing), yaitu melafalkan bunyi yang tidak

ada artinya secara berulang, kemudian pada pertengahan tahun pertama

seperti menggabung-gabungkan kombinasi konsonan-vokal, seperti “ba,

ba, ba, ma, ma, ma”. Setelah itu anak mulai belajar kalimat dengan satu

kata, seperti “mamam”, yang artinya minta makan, “cucu” yang artinya

minta susu, “aju” yang artinya baju. Brewer (Tampubolon, 1993:21)

mengatakan bahwa: „Anak pada umumnya belajar nama-nama benda

sebelum kata-kata yang lain‟

Perkembangan Bahasa belum sempurna sampai akhir masa bayi dan

akan terus berkembang sepanjang kehidupan seseorang, sepanjang mental

manusia aktif dan sepanjang tersedianya lingkungan belajar. Anak terus

membuat perolehan kosa kata baru. Anak usia dini khususnya usia 4-5

tahun dapat mengembangkan kosa kata secara mengagumkan. Owens

dalam (Dhieni, 2008:3.2) mengemukakan bahwa anak usia tersebut

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2

memperkaya kosa katanya melalui pengulangan. Mereka sering

mengulangi kosa kata baru sekalipun mungkin belum memahami artinya.

Anak usia Taman Kanak-Kanak rata-rata dapat menggunakan 900

sampai 1000 kata yang berbeda (Dhieni,2008:5.4) mereka telah

menghimpun kurang lebih 8.000 kosa kata. Selama masa sekolah, anak

dihadapkan pada tugas utama untuk belajar bahasa tulisan/cetak. Gleason

di(Suyanto, 2005:74) mengatakan bahwa: „hal itu hampir tidak mungkin

dikuasai apabila mereka belum menguasai bahasa lisan atau ucapa


n‟.

Perkembangan bahasa anak usia dini pada dasarnya akan mengikuti

urutan yang jelas dimulai dari menangis sebagai komunikasi per


tamanya,

kemudian memeram/mendekut, ujaran satu kata, ujaran dua kat


a sampai

membuat kalimat sederhana dan akan terus memperoleh kosa kata baru

sepanjang lingkungan anak mendukungnya untuk terus mengembangkan

pemerolehan bahasanya. Usia TK merupakan usia yang produktif untuk

anak memperoleh dan mengembangkan bahasanya.

a. Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Menurut L.Bloomfield dan Skinner (Tampubolon, 1993:19) bahwa

pemerolehan dan perkembangan bahasa anak-anak terjadi melalui

interaksi- interaksi anak dengan lingkungannya. Misalnya anak mendengar

bahasa yang diucapkan ibunya, anak memberikan responnya berupa

gerakan, ucapan atau ucapan dengan meniru, kemudian ibunya

memberikan pujian, anak akan merasa senang. sehingga hal tersebut dapat

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3

dijadikan sebagai strategi untuk pemerolehan dan perkembangan bahasa

anak

McNeill dan Chomsky (Tampubolon, 1993:20), mengemukakan

pandangan biologis-kognitif sebagai berikut :

1) Setiap anak dilahirkan dengan potensi biologis untuk bahasa yang


hanya diperuntukkan bagi manusia.
2) Pemerolehan dan perkembangan bahasa terjadi, karena adanya potensi
biologis tersebut, dan juga adanya lingkungan bahasa yang mendorong
serta lingkungan umumnya. Pemerolehan dan perkembangan bahasa
banyak ditentukan oleh tingkat-tingkat kematangan biologis anak.

Kedua pakar tersebut mengartikan bahwa potensi biologis tersebut

sebagai suatu Alat Pemerolehan Bahasa.Alat Penerimaan Bahasa

menerima masukan berupa ujaran-ujaran dari orang dewasa

dilingkungannya, kemudian bahan-bahan masukan tersebut diolah oleh

Alat Penerimaan Bahasa untuk menemukan kaidah-kaidah bahasa yang

meliputi semua tataran bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis dan

semantik) dan bersifat umum.Kaidah-kaidah yang telah ditemukan

dipergunakan untuk memahami ujaran-ujaran yang kemudian di dengar

oleh lingkungan. Kaidah-kaidah itu akan dipergunakan untuk

memproduksi ujaran-ujaran seiring dengan tingkat kematangan biologis

anak.

Pemerolehan dan perkembangan bahasa anak selain di dapat dari

interaksi-interaksi anak dengan lingkungannya, anak juga mempunyai

potensi biologis-kognitif yang dibawa sejak lahir yaitu alat penerimaan

bahasa dan adanya lingkungan bahasa yang mendorongnya, serta

ditentukan oleh tingkat kematangan biologis anak.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4

b. Jenjang Perkembangan Bahasa Anak usia Dini

Perkembangan bahasa anak usia dini melewati beberapajenjang,

diantaranya

1) Jenjang Ujaran Pralinguistik (Sejak Lahir- 1 Tahun)

Bayi pada umumnya sangat sensitif terhadap bunyi-bunyi disekitarnya.

Menurut Sanger (Tampubolon, 1993:25) sebelum usia dua bulanayi


b telah

dapat memberikan respon terhadap suara manusia. Sesudah usiauad bulan

dapat membedakan bunyi-bunyi atau suara-suara terutama suara ibunya.

Pada jenjang ini ada tiga jenis ujaran pralinguistik yang utama yaitu :

Tangisan, Dekutan (Cooing) dan Rabanan (Babbling), ujaran pralinguistik

yang dominan dalam tiga bulan pertama adalah tangisan, termasuk suara-

suara rengutan. Baik tangisan maupun dengkutan dapat dianggap sebagai

proses latihan bagi organ-organ artikulasi seperti selaput suara,

tenggorokan, rahang, dan bibir dalam rangka persiapan untuk pemerolehan

dan perkembangan bahasa yang sesungguhnya.

Setelah usia bayi sekitar 4-5 bulan, masuk periode dekutan diikuti

oleh periode rabanan yaitu ujaran rabanan seperti “akh…akh…” dan

A…ba….ba” ada hal menarik pada periode ini dimana suara bayi telah

mempunyai tinggi rendah, yang berarti telah mengandung unsur-unsur

intonasi. Selama periode dekutan dan rabanan bayi lebih banyak

memproduksi bunyi-bunyi bahasa namun akan berkurang karena akan

berkembang menjadi bunyi yang sesungguhnya pada pemerolehan dan

perkembangan bahasa selanjutnya. (Tampubolon, 1993:25)

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5

2) Jenjang Linguistik /Ujaran Satu Kata (1 – 2 tahun )

Setelah usia anak mencapai 1-2 tahun maka anak berada pada jenjang

linguistik dimana di jenjang ini anak sudah dapat mengujarkan kata-kata

berarti yang pertama. Kata- kata berarti ini secara sintaksis bahasa anak-

anak disebut ujaran satu kata. Banyak diantara kata-kata itu terdiri atas

satu kata yang diulang, terbentuk dari satu konsonan dan satu vocal,

seperti “gi-gi” (pergi).Ujaran ini disebut ujaran satu kata terbuka atau

holofrase.Ujaran satu kata inisudah mengandung makna kalimat meskipun

masih agak kabur.

Nelson (Tampubolon, 1993:26) mengatakan bahwa ber dasarkan

penelitiannya atas 18 anak, dalam 10 kata yang diperoleh mereka, yang

paling banyak adalah nama binatang, makanan, dan permainan.

3) Jenjang Ujaran Dua dan Tiga Kata (2 – 3 tahun)

Pada usia 2-3 tahun perkembangan bahasa anak berada pada jenjang

ujaran dua dan tiga kata. Brown dan Belugi (Tampubolon, 2005:30)

menyebut ujaran dua dan tiga kata sebagai ujaran telegrafis karena seperti

sebuah telegram, ujaran ini hanya terdiri dari kata-kata bermakna yang

paling penting saja.contohnya : “mama gigi” (mama pergi) “ opung ayo

bumbum” (opung ayo pergi naik mobil). Ujaran dua dan tiga kata sudah

mempunyai aspek sintaksis terutama adanya subjek + predikat, pada usia 2

tahun 6 bulan ujaran dengan struktur subjek + predikat + objek sudah

semakin banyak.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6

4) Jenjang Pengembangan Tata Bahasa/ Ujaran Lengkap (3-5 tahun)

Pada usia 2 tahun 6 bulan anak berada pada jenjang pengembangan

tatabahasa, dimana pada jenjang ini anak sudah mempunyai kompetensi

kebahasaan yang lengkap terutama dari segi sintaksis, struktur kalimat

tanya diperoleh lebih dulu dibanding kalimat negatif. Kalimat tanya mula-

mula ditandai oleh intonasi menaik tanpa perubahan susun


an kata,

mendekati umur 3 tahun sudah dapat mengujarkan kalima


t negatif

dengan memakai “nda” (tidak), misalnya “nda ada”, “nda mau”.

Anak Taman Kanak-Kanak berada pada jenjang ujaran lengkap, yaitu

jenjang pengembangan tata bahasa. Pada jenjang ini anak sudah dapat

memiliki perbendaharaan kata yang banyak sehingga mampu menyusun

kata-kata menjadi kalimat.Anak juga sudah mampu bercak


ap-cakap

menggunakan kata ganti dan kata kerja.

c. Aspek Perkembangan Bahasa Anak usia Dini

Jenjang pengembanngan bahasa anak di usia Taman Kanak-kanak

berada pada fase pengembangan tata bahasa dan perkembangan bahasa

ekspresif. Hal ini berarti anak telah dapat mengungkapkan keinginannya,

penolakannya, maupun pendapatnya secara lisan.Bahasa lisan sudah dapat

digunakan anak sebagai alat komunikasi.Begitu pula dengan bahasa

reseptifnya mengalami perkembangan yang bagus pula anak sudah mampu

untuk mendengarkan dan menyimak dengan baik.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7

Adapun aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa

adalah sebagai berikut :

1) Kosa Kata

Kosa kata anak akan terus berkembang seiring dengan perkembangan

dan pengalaman anak berinteraksi dengan lingkungannya dan sepanjang

lingkungan kebahasaan mendorong anak untuk memperoleh

perbendaharaan yang makin banyak.

2) Sintaksis (Tata Bahasa)

Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, namun melalui

contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak dilingkungannya,

anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang

baik.misalnya :”Rita memberi makan kucing” bukan “Kucing Rita makan

memberi”.

3) Semantik

Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya, anak

di Taman Kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan einginan,


k

penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat

yang tepat.

4) Fonem

Anak TK sudah dapat memiliki kemampuan untuk merangkaikan

bunyi yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti,

misalnya :I, b, u menjadi ibu

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8

d. Keterampilan Berbahasa Anak Usia Dini

Ada empat aspek dalam keterampilan berbahasa anak usia dini yang

harus dikembangkan, yaitu:

1) Keterampilan Menyimak dan Mendengarkan

Keterampilan menyimak dan mendengarkan mempunyai arti yang

berbeda. Mendengar memiliki arti dapat menangkap suara (bunyi) dengan

telinga (KBBI; 2001) dalam Yeti (2010)

Sedangkan Tarigan (Yeti, 2010:2.20) menyatakan bahwa

menyimak memiliki arti:

“Suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan


penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interprestasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan “

Dengan demikian keterampilan menyimak merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan, memerlukan

kemampuan bahasa reseptif dan pengalaman, dimana anak sebagai

penyimak harus secara aktif memproses dan memahami apa yang

didengarnya.

2) Keterampilan Berbicara

Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain

(penyimak) dengan media bahasa lisan. Suhendar (Yeti 2010:6.3)

mendefinisikan bahwa berbicara adalah proses perubahan wujud

pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9

Hurlock(Dhieni, 2008:3.4) mengemukakan dua kriteria untuk mengukur

tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara secara benar

atau hanya sekedar “membeo”, sebagai berikut :a) Anak mengetahui arti

kata yang digunakan dan mampu menghubungkannya dengan objek yang

diwakilinya, b) Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami

orang lain dengan mudah, c) Anak memahami kata-kata tersebut bukan

karena telah sering mendengar atau menduga-duga.

3) Keterampilan Membaca

Finochiaro dan Bonono (Tarigan, 2008:9) bahwa reading

adalahbringing, meaning to and getting meaning from printed or written

materials, membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna

yang terkandung di dalam bahan tertulis.

Membaca dapat diajarkan sejak dini seperti yang telah dikemukakan

oleh Montessori dan Hainstock (Dhieni, 2008:5.4) bahwa pada usia 4-5

tahun anak sudah bisa diajarkan membaca dan menulis. Bahkan m embaca

dan menulis merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak usia

dini.

Agar dapat menumbuhkan minat baca anak maka anak perlu mendapat

stimulus. Hal ini dikarenakan pada usia prasekolah semua aspek

pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Begitu pula perkembangan bahasanya mengalami perkembangan

yang sangat signifikan apabila orang dewasa banyak memberikan

kesempatan kepada anak untuk mengeksplor lingkungan disekitarnya

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10

4) Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, dimana

anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran dan perasaannya melalui

untaian kata-kata yang bermakna.Badudu (Dhieni,2008:3.5)

mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan pena, potlot,

bollpoint di atas kertas, kain ataupun papan yang menghasilkan huruf, kata

maupun kalimat.

Kegiatan menulis di Taman Kanak-Kanak haruslah memperhatikan

kesiapan dan kematangan anak. hal tersebut dapat dilakukan jika

perkembangan motorik halus anak telah matang, ini terlihat apabila anak

sudah dapat memegang pensil dengan benar, meskipun pada awalnya

memegang pensil hanya untuk membuat coretan, namun seiring usia dan

kematangan motorik halusnya, maka kegiatan menulis akan lebih baik dan

lebih fokus.

2. Membaca Dini

Berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini Permendiknas no

58 tahun 2009, terdapat tiga aspek dalam perkembangan bahasa anak,

yaitu : menerima bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Terkait

kemampuan membaca dini yang termasuk kedalam lingkup keaksaraan

yang merupakan kemampuan baca tulis permulaan. Kemampuan ini

termasuk kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal,

mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitarnya,

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11

menyebutkan empat kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal

yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf, membaca

nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri.

a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus

diperhatikan dalam perkembangan bahasa reseptif anak.membaca juga

merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang meliputi beberapa

kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya

dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan tehadap maksud

bacaan. Anderson dkk (Dhieni, 2008:5.5) memandang membaca sebagai

suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Hari (Dhieni,2008:5.5)

menyatakan bahwa membaca merupakan interprestasi yang bermakna dari

simbol verbal yang tertulis/tercetak.

Menurut Anthony, Pearson dan Raphael (Dhieni, 2008:4.5)

Membaca merupakan suatu proses rekontruksi makna melalui interaksi

yang dinamis antara pengetahuan siap pembaca, informasi yang tersaji

dalam bahasa tulis‟.

Menurut Tarigan (1979:7) Membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Membaca adalah tindakan menyesuaikan arti kata dengan simbol-

simbol verbal yang tertulis/tercetak. Dengan demikian pada hakikatnya

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12

membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari

tulisan.

Membaca merupakan suatu proses berpikir yang bertujuan untuk

mengenali simbol-simbol huruf, kata-kata, memahami makna yang

terkandung dalam tulisandan diungkapkan secara verbal.

Membaca dini adalah membaca yang diajarkan secara

terprogram/formal kepada anak prasekolah (Tam pubolon,

1993:63).Membaca dini perlu diberikan kepada anak TK sebagai salah

satu upaya untuk menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca serta

mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar (SD).

Menurut Purwanto (Dhieni, 2010:22) kemampuan membaca dini atau

membaca permulaan adalah kemampuan membaca anak dalam

merangkaikan huruf menjadi kata yang bermakna serta melancarkan

tehnik membaca pada anak-anak.

Pendapat Mediani (Zaman, 2008:5) bahwa membaca dini merupakan

proses yang melibatkan aktifitas auditif (pendengaran) dan visual

(penglihatan) untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf dan kata.

Kemampuan membaca awalnya bertumpu pada kemampuan melek

huruf hingga kemampuan sesungguhnya yaitu melek wacana. Melek huruf

yaitu kemampuan mengenali lambang-lambang bunyi bahasa dan dapat

melafalkannya dengan benar, sedangkan melek wacana adalah

kemampuan mengenali, memahami dan memetik makna/maksud dari

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13

lambing-lambang yang ada dalam bahasa tulis dalam arti yang

sesungguhnya.

b. Pentingnya Membaca Dini

Telah dikemukakan di atas bahwa membaca dini merupakan hal yang

sangat penting untuk membekali anak dalam menghadapi kesiapan

pembelajaran di sekolah dasar.Leonhardt (Dhieni, 2008:5.4)

mengemukakan bahwa:

“Membaca sangat penting bagi anak.Anak-anak yang gemar membaca


akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, mereka akan
berbicara, menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih
sederhana”.

Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini. Hal ini sejalan

dengan pendapat Montesorri dan Hainstock (Dhieni, 2008:5.4) bahwa pada

apat
usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan membaca dan menulis. Pend

Tom dan Harriet Sobol (Dhieni, 2008:5.4) anak yang sudahmemiliki

kesiapan membaca di TK akan lebih percaya diri dan penuh kegembiraan.

Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, yaitu:

“Sistem pendidikan nasional harus dapat memberikan pendidikan dasar

bagi setiap warga Negara Republik Indonesia agar masing-masing

memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan membaca, menulis dan

berhitung serta mempergunakan bahasa Indonesia yang diperlukan oleh

setiap warga negara untuk berbangsa dan bernegara.

Jadi pengembangan kemampuan membaca di TK dapat dilaksanakan

selama sesuai dengan karakteristik anak usia dini.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14

c. Tahap Perkembangan Membaca Dini

Menurut Cochrane Efal (Dhieni, 2005:5.9)Perkembangan dasar

membaca anak usiadini berlangsung dalam lima tahap, yaitu:

1) Tahap Fantasi (Magical Stage)

Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat dan

membalik lembaran buku ataupun membawa buku kesukaannya.

2) Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage)

Pada tahap ini anak sudah menganggap dirinya sudah dapat

membaca,padahal kenyataannya belum, anak suka berpura-pura membaca

buku dan menjelaskan isi atau gambar dalam buku yang disukainya kepada

anak lain. Memaknai gambar berdasarkan pengalamannya dan

menggunakan bahasa baku yang tidak sesuai dengan tulisan.

3) Tahap Membaca Peralihan (Brigging Reading Stage)

Pada tahap ini, dalam diri anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan

dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya, dapat

mengungkapkan kata-kata yang bermakna dan berhubungan dengan

dirinya, sudah mengenal tulisan dan mengenal alphabet.

4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take-Off Reader Stage)

Pada tahap ini anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat

(graphoponik, semantik, dan sintaksis). Anak mulai tertarik pada bacaan,

dapat mulai mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal

tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti pada

papan iklan, kotak susu, pasta gigi dan lain sebagainya.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15

5) Tahap Membaca Lancar (Indefendent Reader Stage)

Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda

d. Tanda-tanda Kesiapan Membaca

Menurut Pflaum dan Steinberg (Tampubolon, 1993:64) ada beberapa

hal yang dapat dijadikan tolok ukur/tanda-tanda untuk melihat kesiapan

membaca dini anak, diantaranya :

1) Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan?

Yang dimaksud disini pemahaman yang dasar, yaitu kalimat sederhana

dalam konteks komunikasi yang sesuai dengan perkembangan

bahasanya.

2) Apakah anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan jelas?

Dalam hal ini anak dapat diajarkan sejumlah kata dan anak sudah dapat

mengucapkannya dengan baik.

3) Apakah anak sudah dapat mengingat kata-kata?

Ketika berbicara dengan anak, perlu ditanyakan kembali kata-kata

yang pernah didengarnya atau dapat menanyakan objek/benda yang

pernah dilihatnya jika jawabannya benar maka anak sudah dapat

mengingat kata.

4) Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?

Kemampuan ini dapat dilakukan pada anak dengan cara menirukan

kembali atau mengujarkan huruf-huruf yang diujarkan oleh ibunya.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
16

5) Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca?

Jika anak sudah punya keinginan untuk memegang buku, membuka-

buka buku, dan meniru-niru membaca.

6) Apakah anak sudah dapat membedakan dengan baik?

Kemampuan membedakan suara/bunyi dan objek-objek atau

kemampuan pendengaran dan penglihatan, misalnya: “bunyi apa itu?”

atau diuji dengan membedakan dua hurup yang berbeda dan

menanyakannya:”sama atau berbeda?”

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

1) Motivasi

Motivasi merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap

kemampuan membaca, ada motivasi instrinsik yang datang dari dalam diri

sendiri dan motivasi eksintrik yang datang dari luar.

2) Lingkungan Keluarga

Leonhardt (Dhieni, 2008:5.4) mengemukakan bahwa anak sangat

memerlukan keteladanan dalam membaca.Keteladanan itu harus sesering

mungkin ditunjukkan kepada anak oleh orang tua.Kemudian seperti yang

dialaminya dengan menunjukkan perilaku membaca sesering mungkin

pada anak, membuat anak gemar membaca.

3) Bahan bacaan

Bromley (Dhieni, 2008:5.20) menyatakan bahwa bacaan anak-anak

adalah bahan kritis dan media dalam mengajar komunikasi secara

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17

efektif.Bahan bacaan untuk usia dini penyajiannya disertai dengan

gambar-gambar yang menarik. Gambar lebih dominan daripada tulisan.

Menstimulus kemampuan membaca anak dapat dipengaruhi dengan

berbagai faktor, yaitu: (a) motivasi yang merupakan faktor terpenting,

motivasi dapat datang dari dalam diri anak itu sendiri ataupun motivasi

dari luar. (b) lingkungan keluarga/ayah dan ibu ataupun anggota keluarga

yang lain yang gemar membaca sehingga anak karena sering melihat

membaca maka akan timbul keinginan untuk membaca juga. c) bahan

( bacaan yang menarik dengan warna-warna yang hidup dangambar-

gambar yang jelas dapat membuat anak tertarik dengan bacaannya, hal-hal

tersebut dapat mendorong untuk menunmbuhkan minat baca anak.

3. Media Pembelajaran

Menurut Heinich, Moelanda, dan Russell (Zaman, 2008:4.


4) media

merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa atin


l dan

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfia


h berarti

perantara sumber pesan (a saurce) dengan penerima pesan (a receiver).

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian anak didik

untuk tercapainya tujuan pembelajaran.Gagne (Dhieni, 2008:10.3)

berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
18

belajar.Sedangkan Briggs (Dhieni, 2008:10.3) mengemukakan : media

adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang

anak didik untuk belajar.

Pakar pendidikan Indonesia Oemar Hamalik (Dhieni, 2008:10.6)

menyatakan media adalah alat, metode dan tehnik yang dipergunakan

dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interes antara guru

dan anak didik dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran merupakan alah


s satu

unsur penting dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan

menggunakan media guru dapat menyampaikan suatu tema/sub tema

kepada anak dengan lebih optimal. Sehingga tujuan yang ingin dicapai

dapat terwujud.Namun dalam penggunaanya media yang diberikan harus

sesuai dengan kondisi dan situasi di sekolah dan karakteristik anak.

Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahw


a media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dipergunakan dala


m proses

belajar mengajar dengan tujuan untuk memotivasi anak didik agar tercapai

tujuan pembelajaran tentunya media yang digunakan sesuai dengan

karakteristik anak.

4. Peranan Media dalam Pembelajaran

Peranan media dalam proses belajar mengajar menurut Hamalik

dan Sadiman(Dhieni, 2008:65) sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalitas

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
19

2) Memperdalam pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran

3) Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian yang

kongkret dan jelas

4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera manusia

5) Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat mengatasi sikap

pasif anak didik

6) Mengatasi sifat unik pada setiap anak didik yang diakibatkan oleh

lingkungan yang berbeda

7) Media mampu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar

8) Memberi kesempatan pada anak untuk mereview pelajaran yang

diberikan

9) Memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan

mempermudah tugas mengajar guru

5. Media Gambar Seri

Media visual adalah media yang menyampaikan pesan melalui

penglihatan atau media yang hanya dapat dilihat.Media visual terdiri atas

media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak

dapat diproyeksikan (non projected visual).Media gambar merupakan

media visual yang tidak diproyeksikan atau disebut juga media gambar

diam. Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang

disajikan secara fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar

tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20

dengan bahan/tema yang diajarkan. Gambar diam ada yang sifatnya

tunggal ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam yang

saling berhubungan satu dengan lainnya.

Kunaefi (Parida 2008 : 15) menjelaskan bahwa:“Gambar berseri


merupakan salah satu bentuk media gambar yang memiliki suatu
urutan waktu tertentu yang menggambarkan suatu peristiwa atau
kejadian dan dapat pula berbentuk suatu cerita tersusun. Media
gambar seri sangat cocok digunakan untuk membentuk pikiran yang
teratur”.

Media gambar seri merupakan urutan gambar yang mengikuti suatu

percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat

dalam gambar, sehingga dapat membantu menyajikan suatu kejadian yang

kronologis dengan menghadirkan orang, benda dan latar. Kronologi atau

urutan kejadian peristiwa dapat memudahkan anak dalam meningkatkan

kemampuan membaca dini anak.Dikatakan gambar seri karena gambar

satu dengan gambar lainnya memiliki hubungan keruntutan

peristiwa.(Permatasari, 2009).

Menurut Sadiman (Dhieni, 2008:66)bahwa media gambar memiliki

beberapa kelebihan, diantaranya :

1) Bersifat kongkrit, gambar lebih realistis, menunjukkan pokok masalah

dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, tidak semua benda

atau objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa

anak dibawa ke objek/ peristiwa tersebut.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
21

3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita, sel atau

penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang

dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

4) Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahfahaman.

5) Murah harganya dan gampang di dapat serta digunakan tanpa

memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambarpun mempunyai beberapa

kelemahan, yaitu:

1) Gambar hanya menekankan persepsi indra mata

2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran.

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

Bagaimanakah sebaiknya gambar yang tepat sebagai media

pembelajaran?Tentu saja gambar yang cocok untuk tujuan pembelajaran

yang sesuai dengan tema dan subtema. Ada enam syarat yang perlu

dipenuhi untuk mendapatkan gambar yang baik, yaitu: a) Otentik gambar

harus otentik secara jujur melukiskan sesuatu seperti melihat benda

sebenarnya, b) Sederhana komponennya hendaklah cukup jelas

menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar, c) Ukuran relatif gambar

dapat memperbesar atau memperkecil objek/benda sebenarnya. d) gambar

sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22

a) Fungsi media gambar seri adalah :

(1) Media ini dapat menerjemahkan ide / gagasan yang sifatnya abstrak

menjadi lebih konkrit

(2) Mudah menggunakan dan tidak memerlukan biaya banyak untuk

pengadaannya

(3) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema.

b) Syarat-syarat Media gambar Seri

Gambar berseri yang dipergunakan dalam cerita harus men


arik dan

merangsang anak untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca dini anak,

untuk itu gambar seri tersebut hendaknya memenuhi beberapa syarat (Parida,

2008: 16) sebagai berikut :

(1) Gambar cukup besar untuk di lihat dari tempat anak sampai ke

detailnya.

(2) Arti dari setiap gambar, hubungan antara satu gambar dan gambar

berikutnya dapat di lihat jelas.

(3) Tiap gambar sifatnya merangsang anak untuk ingin mengetahui

kelanjutannya. Hal ini dapat dicari pada gambar berikutnya dapat

terlihat jelas

(4) Isi satu karangan menunjukkan suatu aksi (gerak).

(5) Gambar hendaknya jangan terlalu banyak isi yang tidak selalu penting,

terlalu banyak hiasan dapat mengaburkan arti dari gambar itu.

(6) Gambar-gambar itu sebaiknya di beri warna hidup.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
23

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang membaca sudah dilakukan baik di dalam negeri maupun

luar negeri. Di luar negeri dimulai sejak 1931 oleh Morphett dan Washburne

keduanya berpendapat bahwa umur mental yang paling baik untuk belajar

membaca adalah 6 tahun tetapi kemudian pendapat ini di bantah oleh Gates

dan Bond (Tampubolon, 2008:63) dengan mengatakan bahwa waktu optimum

bagi membaca permulaan tidak semata-mata bergantung pada keadaan anak,

tetapi banyak ditentukan oleh sifat program dan metode yang di pakai.

Pakar-pakar kontemporer seperti Space dan Space pada prinsipnya

sependapat dengan Gates dan Bond. Pflaum (Tampubolon, 2008:64)

menyatakan bahwa:

“Semua anak yang berusia semuda-mudanya dapat diajar membaca


asalkan mempunyai: minat, dapat menyebutkan bunyi huruf, dapat
mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dengan baik, dan
memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai”

ni sudah
Di dalam negeri pun penelitian- penelitian tentang membaca di

ngkatkan
dilakukan diantaranya oleh Kurniasih (2010) tentang upaya meni

kosakata anak TK melalui pemanfaatan media foto, kemampuan kosakata

anak dalam memberikan keterangan yang berhubungan dengan suatu benda,

menyebutkan nama-nama benda yang dilihatnya, serta menghubungkan dan

menyebutkan antara gambar dan nama dari suatu benda menjadi lebih baik

daripada sebelum dilakukan tindakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2011) tentang meningkatkan

kemampuan membaca dini anak Taman Kanak-kanak melalui dukungan

media gambar, yaitu menyebutkan simbol-simbol huruf yang di kenal,

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
24

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama,

membaca nama sendiri, menuliskan nama sendiri yang pada awalnya masih

rendah, setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan media gambar

menjadi lebih baik.

Penelitian- penelitian yang telah dilakukan baik di luar negeri maupun di

dalam negeri menjadi kajian keilmuan dan menambah wawasan pengetahuan

dalam meningkatkan kemampuan membaca anak usia dini, bahwa untuk

mengajarkan membaca dapat dilakukan pada anak yang berusia semuda-

mudanya yang terpenting minat baca anak sudah muncul, anak dapat

menyebutkan bunyi huruf, mengingat kata-kata, membedakan dengan baik,

apabila hal-hal tersebut sudah ada pada anak maka pembelajaran membaca

sudah dapat dilakukan dengan program yang menarik disertai dengan media

yang beragam

Penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan memb


aca

anak usia dini melalui penggunaaan media gambar seri ini sebagaialah
s satu

masukan untuk menambah wawasan pengetahuan, menambah kajian

keilmuan, menambah variasi dalam penggunaan media untuk meningkatkan

kemampuan membaca anak.

kemampuan membaca yang dimaksudkan dalam penelitian ini termasuk ke

dalam tahapan membaca peralihan(Brigging Reading stage)atau tahap

membaca gambar, sesuai dengan media yang digunakan yaitu media gambar

seri. Inti dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk mengenalkan anak

bahwa ada hubungan antara gambar dan tulisan.

Ani Mutiani,2013
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Media Gambar Seri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai