Anda di halaman 1dari 2

• KOMPLIKASI INKOTINENSIA

URINinkontinensia urin dapat menimbulkan komplikasi infeksi saluran kemih, lecet pada
area bokong sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu lembab, serta jatuh dan
fraktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecer.

Komplikasi yang dapat timbul.

a) Syok

Syok hipovolemik atau traumatik akibat pendarahan (baik kehilangan darah eksterna
maupun interna) dan kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak dapat terjadi
pada fraktur ekstremitas, toraks, pelvis, dan vertebra karena tulang merupakan organ
yang sangat vaskuler, maka dapat terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang besar
sebagai akibat trauma, khususnya pada fraktur femur pelvis.

b) Emboli lemak

Setelah terjadi fraktur panjang atau pelvis, fraktur multiple

atau cidera remuk dapat terjadi emboli lemak, khususnya pada pria dewasa muda 20-
30 tahun. Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat termasuk ke dalam darah karna
tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau karna katekolamin yang di
lepaskan oleh reaksi stres pasien akan memobilitasi asam lemak dan memudahkan
terjadiya globula lemak dalam aliran darah. Globula lemak akan bergabung dengan
trombosit membentuk emboli, yang kemudian menyumbat pembuluh darah kecil yang
memasok otak, paru, ginjal dan organ lain. Awitan dan gejalanya yang sangat cepat,
dapat terjadi dari beberapa jam sampai satu minggu setelah cidera gambaran khasnya
berupa hipoksia, takipnea, takikardia, dan pireksia

c) Sindrom kompartemen (Volkmann’s Ischemia)

Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi

peningkatan tekanan interstisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam


kompartemen osteofasial yang tertutup. Peningkatan tekanan intra kompartemen akan
mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan, sehingga
terjadi gangguan sirkulasi dan fungsi jaringan di dalam ruangan tersebut. Ruangan
tersebut terisi oleh otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan
fascia serta otot- otot individual yang dibungkus oleh epimisium. Sindrom kompartemen
ditandai dengan nyeri yang hebat, parestesi, paresis, pucat, disertai denyut nadi yang
hilang. Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak dan
paling sering disebabkan oleh trauma, terutama mengenai daerah tungkai bawah dan
tungkai atas (Handoyo, 2010).

d) Nekrosis avaskular tulang

Cedera, baik fraktur maupun dislokasi, seringkali

mengakibatkan iskemia tulang yang berujung pada nekrosis avaskular. Nekrosis


avaskuler ini sering dijumpai pada kaput femoris, bagian proksimal dari os. Scapphoid,
os. Lunatum, dan Talus (Suratum, 2008).

e) Atrofi otot

Atrofi adalah pengecilan dari jaringan tubuh yang telah mencapai ukuran normal.
Mengecilnya otot tersebut terjadi karena sel-sel spesifik yaitu sel- sel parenkim yang
menjalankan fungsi otot tersebut mengecil. Pada pasien fraktur, atrofi terjadi akibat otot
yang tidak digerakkan (disuse) sehingga metabolisme sel otot, aliran darah tidak
adekuat ke jaringan otot (Suratum, dkk, 2008).

Rejeki Andayani R, Yudo Murti M. Jatuh. Dalam : H. Hadi Martono, Kris Panaka, editor.
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). 5. Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 2015; 184.

Anda mungkin juga menyukai