A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
I. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
VII. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan.
VIII. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas.
IX. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56 Tahun 2015
tentang Tata Cara Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
X. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
XI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Kesehatan.
2. Gambaran Umum
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kuaalitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologis maupun sosial.
Pengaturan kesehatan lingkungan bertujuan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologis, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar
upaya program dan sektor lainnya, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.Salah satu upaya dalam menjalankan
program-program kesehatan adalah dengan ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik dari segi jumlah maupun jenis fasilitas
pelayanannya dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi tingginya
bagi masyarakat.
Kegiatan 3 :
Monitoring paska pemicuan Pembuatan Kegiatan Monitoring pasca pemicuan
dan update peta sanitasi dan buku ini dilaksanakan oleh 10 Puskesmas
kader. pada 41 Desa Lokus STBM yang
dilaksanakan setelah dilaksanakan
kegiatan pemicuan 5 Pilat STBM
yang dilaksanakan sebanyak 3 kali
untuk memastikan terjadinya
perubahan perilaku Stop BABS
untuk percepatan pencapaian desa
ODF. Anggaran dalam kegiatan ini di
pergunakan untuk membiayai
kebutuhan transportasi petugas
kesehatan 1 orang, aparat desa 1
orang dan natural leader STBM 1
orang ke Desa. Jumlah anggaran
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan ini pada 41 desa di 10
Puskesmas adalah sebesar
Rp. 24,980,000,-
B. PENERIMA MANFAAT
JUMLAH
NO KEGIATAN ANGGARAN
1 Pemicuan 5 Pilar STBM 61.738.000
ldentifikasi Masalah dan Analisis Situasi
2 Perilaku Kesehatan 55.370.000
Monitoring paska pemicuan Pembuatan dan update peta sanitasi dan
3 buku kader 24.980.000
4 Kampanye 5 pilar STBM 35.035.000
5 Kampanye Higiene Sanitasi Sekolah 60.830.000
6 Surveilans Kualitas Air 16.580.000
Verifikasi desa stop buang air besar
7 sembarangan (SBS) 52.657.000
JUMLAH 307.190.000