Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai bermacam masalah
kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat di
Indonesia yang jumlah penderitanya semakin meningkat dan penyebarannya
semakin luas adalah Demam Berdarah Dengue. Menurut WHO, Indonesia
merupakan negara kedua terbesar dengan jumlah penderita dan tingkat
kematian yang tinggi akibat Demam Berdarah Dengue. Kasus Demam
Berdarah Dengue pertama kali ditemukan di Indonesia tepatnya di Surabaya
tahun 1968. Di Jakarta Demam Berdarah Dengue pertama kali dilaporkan
pada tahun 1969 dan pada tahun 1972 Demam Berdarah Dengue berturut-
turut dilaporkan di Bandung dan Yogyakarta. Hasil studi epidemiologik
menunjukkkan bahwa DBD menyerang kelompok umur balita sampai dengan
umur 15 tahun. (Ginanjar, 2004).
Deman Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti.
Penyakit ini perlu penanganan yang serius mengingat dapat membahayakan
keselamatan nyawa manusia (Soekidjo, 2003).
Berdasarkan data profil Kesehatan Departemen Indonesia, pada tahun
2005 terdapat 95.279 kasus demam berdarah dengue, tahun 2006 terdapat
114.656 kasus demam berdarah dan pada tahun 2007 terdapat 158.115 kasus
demam berdarah dengue. Pada tahun 2008 sempat turun menjadi 137.469
dengan jumlah kematian 1.187 orang, namun meningkat lagi di tahun 2009
menjadi 154.855 dengan jumlah kematian 1.384 orang (Hayunurdia, 2010).
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan cara pengendalian
vektor sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penularan penyakit DBD. Kampanye PSN sudah digalakkan pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan dengan semboyan 3M, yaitu menguras
tempat penampungan air secara teratur, menutup tempat-tempat
penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi
sarang nyamuk.
Kegiatan PSN sekarang berkembang menjadi 3M plus yaitu kegiatan 3M
yang diperluas dengan mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau
tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali, memperbaiki saluran dan talang
air yang tidak lancar, menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau
pohon, menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik,
memasang kawat kassa, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruangan
yang memadai. Kegiatan 3M plus juga diperluas dengan upaya
meningkatkan kebiasaan pada masyarakat untuk menggunakan kelambu pada
saat tidur siang, memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, dan
menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam ruangan rumah.
Namun demikian hingga saat ini upaya pemberantasan vektor DBD yang
telah dilakukan tersebut belum memperlihatkan hasil yang optimal, sehingga
kasus DBD masih tetap tinggi dan bahkan semakin merajalela, hal ini terbukti
dengan masih tingginya angka kejadian DBD dan masih rendahnya Angka
Bebas Jentik (ABJ) yaitu < 95%. Masih rendahnya perilaku pemberantasan
sarang nyamuk DBD tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Sukidjo Notoatmodjo (1997) faktor-faktor tersebut antara lain :
“faktor kepercayaan, nilai, sikap, usia.” Semakin bertambahnya usia maka
tingkat perkembangan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang
pernah didapatkan dan juga pengalaman sendiri. Untuk itu dalam membentuk
perilaku atau tindakan yang positif dapat dibentuk melalui suatu proses dan
berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungan. Faktor yang
mempengaruhi tindakan adalah pengetahuan, persepsi, emosi, motivasi dan
lainnya (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengambil judul: “Hubungan Perilaku Masyarakat tentang
Pemberantasan Sarang Nyamuk Aedes sp dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah pengaruh
perilaku masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk Aedes sp terhadap
resiko kejadian Demam Berdarah Dengue?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh perilaku masyarakat dalam memberantas sarang
nyamuk Aedes sp terhadap resiko kejadian Demam Berdarah Dengue.
2. Tujuan Khusus

Anda mungkin juga menyukai