Koda : paragraph 11
Ringkasan cerita :
Ada seorang gadis muda yang pandai menari, kepandaiannya sangat menonjol disbanding teman-
temannya. Gadis itu berpikir bahwa kemampuan menarinya dapat menjadikan dia penari kelas
dunia. Pada suatu hari, seorang pakar tari dari luar negri mengunjungi kota gadis itu. Gadis mud aitu
ingin sekali menari di depan pakar penari itu, kemudian impian itu terwujud Ketika gadis muda ini
bertemu dengan pakar di belakang panggung seusai sebuah pagelaran tari.
Pakar itu mempersilakan gadis muda ini menari di depan dia selama 10 menit. Namun belum
sepuluh menit, pakar itu meninggalkan gadis muda tersebut. Hati gadis muda itupun hancur karena
berpikir bahwa tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang
pakar. Setelah kejadian itu gadis muda ini memutuskan untuk tidak lagi menari.
Puluhan tahun berlalu, gadis muda itu sudah menikah dan memiliki tiga anak, namun suaminya
sudah meninggal. Kemudian, pagelaran tari diadakan Kembali. Sang pakar masih melatih namun
sudah lebih tua, gadis muda yang dulu penasaran mengapa sang pakar meninggalkannya begitu saja
kemudian menghampiri sang pakar seusai pagelaran tari.
Setelah mendengar penjelasan sang pakar, ternyata ada kesalahpahaman diantara mereka. Sang
pakar meninggalkan gadis muda itu saat menari karena ingin mengambil kartu Namanya dan
memberikannya kepada gadis muda. Namun gadis muda itu berpikir lain, karena kesalahpahaman
itu, akhirnya menghancurkan impian gadis muda tersebut untuk menjadi penari kelas dunia.
Nilai pesan : nilai pesan yang terkandung adalah kita tidak boleh mengambil asumsi sendiri atas
suatu kejadian, kita harus langsung bertanya atau membicarakannya dengan orang yang
bersangkutan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Simpati dan empati : seharusnya sang pakar juga tidak meninggalkan gadis muda tersebut begitu
saja. Dia seharusnya berbicara dan memberitahu gadis muda kalau ia pergi untuk mengambil kartu
nama.