Dosen Pembimbing:
Dr. Yushardi, S.Si., M.SI
Fahmi Arif Kurnianto, M.Pd.
Bejo Apriyanto, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh
Delvi Milfin 180210301047
Sella Rizki Amalia 180210301056
Avisda Ismi Fazria 180210301068
Dewi Fatimah 180210301081
Bethari Rumpaka P. 180210301083
Kelas B
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Bencana Alam” dengan baik. Proses penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan beberapa pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan memberikan bantuannya dalam penyelesaian makalah
ini.
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca akan memperoleh
pengetahuan dan wawasan tentang globalisasi ekonomi. Penulis menyadari
adanya keterbatasan dalam penulisan makalah ini. Penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan isi maupun bahasanya, mengingat kemampuan, pengetahuan
dan pengalaman penulis. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga
makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Penyebab Terjadinya Bencana Alam dan Cara Menanggulanginya ...............3
2.2 Bencana Alam yang Terjadi di Indonesia pada Kurun Waktu 2019.............12
2.3 Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Tengah dan Upaya
Apa yang Harus Dilakukan.......................................................................................13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN...................................................................17
5.1 Simpulan..............................................................................................................17
5.2 Saran.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan, yakni:
- Penyebab terjadinya bencana alam dan cara menanggulanginya
- Bencana alam yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu
- Dampak kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah dan upaya apa saja
yang harus dilakukan
1.4 Manfaat
Dari uraian masalah-masalah di atas, diharapkan masyarakat memiliki
pengetahuan atau wawasan mengenai penyebab, cara penanggulangan, dan
potensi bencana alam yang dimiliki Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bencana alam klimatologis merupakan bencana yang penyebabnya adalah
angin dan hujan Contohnya adalah: banjir, putting beliung, kekeringan,
dan kebakaran hutan.
3. Bencana Alam Ekstra-Terestrial
Bencana alam ekstra terrestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, cnthnya yaitu hantaman impact meteor. Bila hantaman benda-
benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana
alam yang luar biasa bagi seluruh penghuni bumi.
4
Gempa yang disebabkan oleh tanah longsor atau goa yang runtuh
ini biasanya hanya berdampak kecil dan wilayah cakupannya
sempit.Gempa ini biasanya disebut gempa runtuhan atau terban.
d. Faktor Non Alam
Gempa juga bisa disebabkan oleh ulah manusia yang biasa disebut
dengan seismisitas terinduksi.Contohnya peledak berkekuatan tinggi
seperti bom atom atau hulu ledak hydrogen. Contoh lain yaitu
penambangan yang berlebihan dan tidak terkontrol bisa merusak kontur
alami lempeng bumi dan membuat rentan terhadap pergeseran.
2. Tsunami
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tsunami seperti yang
akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Gempa Bumi Bawah Laut
Penyebab tsunami yang paling umum adalah Gempa bumi bawah
laut. Ia Merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan tsunami
dengan persentase 90 persen kerjadian tsunami disebabkan oleh terjadinya
gempa yang berada dibawah samudera. Sebagai zona pertemuan lempeng
dunia, menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa yang
berpusat di bawah laut. Namun tidak semua gempa bawah laut bisa
menimbulkan tsunami. Beberapa kriteria yang dapat menyebabkan
terjadinya tsunami seperti, pusat gempa yang terletak di kedalaman 0 hingga
30 km dibawah permukaan laut. Semakin dangkal pusat gempa maka akan
semakin besar peluang munculnya tsunami hal ini disebabkan oleh getaran
yang dihasilkan akan semakin kuat. Selain itu gempa besar dengan kekuatan
di atas 6.5 SR juga menjadi pemicu, karena dengan kekuatan sebesar itu
sudah mampu mempengaruhi gelombang laut.
b. Letusan Gunung Berapi Bawah Laut atau Atas Laut
Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab
tsunami yang sangat besar. Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas
sebenarnya juga terdapat gunung berapi, yang apabila meletus akan
menimbulkan getaran yang efeknya sama dengan gempa tektonik bawah
5
laut tadi. Meskipun jarang terjadi namun jika sekali terjadi dapat
menimbulkan tsunami. Semakin besar skala letusan maka akan semakin
besar tsunami yang dihasilkan.
Peristiwa tsunami yang paling terkenal akibat letusan gunung berapi yakni
terjadi pada tahun 1883 dimana saat itu gunung krakatau meletus dengan
begitu dahsyat sehingga menimbulkan gelombang tsunami yang menyapu
bersih desa desa di pantai sekitar selat sunda. Begitu juga dengan letusan
gunung Tambora pada tahun 1815 yang menimbulkan tsunami di daerah
Jawa timur, Nusa tenggara hingga mencapai kepulauan Maluku.
Indonesia sebagai negara yang memiliki gunung berapi terbanyak sehingga
dijuluki Ring of Fire harus waspada terhadap potensi tsunami yang
disebabkan oleh letusan vulkanik gunung berapi. Terutama pada gunung
yang berdekatan dengan laut seperti gunung Gamalama di kepulauan
Maluku utara dan Anak Krakatau di selat Sunda
3. Gunung Meletus
Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab gunung meletus :
a. Peningkatan Kegempaan Vulkanik, yang ditandai dengan terjadi
aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi, misalnya frekuensi gempa
bumi meningkat yang mana dalam sehari bisa terjadi puluhan kali gempa
tremor yang tercatat di alat Seismograf. Selain itu terjadi peningkatan
aktivitas Seismik dan kejadian vulkanis lainnya hal ini disebabkan oleh
pergerakan magma, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi.
Jika tanda tanda seperti diatas muncul dan terus berlangsung dalam
beberapa waktu yang telah ditentukan maka status gunung berapi dapat
ditingkatkan menjadi level waspada. Pada level ini harus dilakukan
penyuluhan kepada masyarakat sekitar, melakukan penilaian bahaya dan
potensi untuk naik ke level selanjutnya dan kembali mengecek sarana serta
pelaksanaan shift pemantauan yang harus terus dilakukan.
b. Terjadinya Deformasi Badan Gunung
6
Hal ini disebabkan oleh peningkatan gelombang magnet dan listrik
sehingga menyebabkan perubahan struktur lapisan batuan gunung yang
dapat mempengaruhi bagian dalam sepeti dapur magma yang volume-nya
mengecil atau bisa juga saluran yang menghubungkan kawah dengan
dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun
gunung.
c. Lempeng lempeng Bumi Yang Saling Berdesakan
Hal ini menyebabkan tekanan besar menekan dan mendorong permukaan
bumi sehingga menimbulkan berbagai gejala tektonik, vulkanik dan
meningkatkan aktivitas geologi gunung.Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa lempeng merupakan bagian dari kerak bumi yang terus
bergerak setiap saat, dan daerah pengunungan merupakan zona dimana
kedua lempeng saling bertemu, desakan lempeng bisa juga menjadi
penyebab perubahan struktur dalam gunung berapi.
4. Banjir
Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih
yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Biasanya air banjir berasal dari
sungai atau hujan lebat yang terus menerus.
a. Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul
Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon
berkurang. Akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga hilang
sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena tidak ada perlindungan
pohon untuk menahan serapan air
b. Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya
mampet
Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya
mampet dan akibatnya air sungai akan meluap yang berakibat terjadinya
bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat karena memberikan
dampak negatif bagi kehidupan masyarakat.
c. Pemukiman di bantaran kali
7
Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi
pendangkalan. Pendangkalan sungai atau kali terjadi karena kebiasaan
buang sampah para warganya yang langsung ke sungai dan keadaan tanah
yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja ambles lalu menutup sisi-sisi
sungai. Sehingga kali atau sungai jadi sempit dan rawan bencana banjir.
d. Curah hujan yang tinggi
Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarut-larut atau
hujan lebat dalam kurun waktu lama serta tanah yang tidak dapat menyerap
air dengan baik, sangat berpotensi terjadi nya banjir terutama daerah yang
datarannya rendah serta memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin
lebih mudah terjadinya banjr.
5. Kekeringan
Terjadinya kekeringan ini karena disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa
hal yang menyebabkan terjadinya kekeringan di suatu daerah adalah sebagai
berikut:
a. Musim kemarau yang terjadi terlalu lama
Salah satu penyebab dari kekeringan yang paling umum dan paling
wajar di Indonesia adalah musim kemarau yang terlalu lama.Hal ini
mengindikasikan bahwa tidak ada jenis hujan yang turun dalam waktu yang
lebih lama daripada biasanya. Apabila biasanya hujan (baca: hujan asam)
tidak turun hanya selama kurang lebih enam bulan, namun ketika hujan
tidak turun selama lebih dari enam bulan maka masyarakat sudah
kehilangan sumber air seperti biasanya. Musim kemarau yang terlalu lama
menyebabkan sumber air semakin sedikit persediaan airnya, sementara
untuk penggunaannya sendiri tidak berubah.
b. Minimnya peresapan air karena sedikitnya pohon
Peristiwa kekeringan di Indoenesia juga terjadi karena minimnya
peresapan air. Peresapan air ini dibentuk ketika kita menanam pohon. Akar
tanaman atau akar pohon akan meyerap air yang turun dari air hujan ke
permukaan air dan menyimpannya sebagai air tanah (baca: ciri-ciri air tanah
artesis). Air yang tersimpan oleh akar- akar pohon ini akan di kunci di
8
bawah tanah sehingga kita bisa menggunakannya ketika musim kemarau
tiba (baca: cara melestarikan air tanah) .maka dari itulah di daerah yang
mempunyai banyak pohon, keberadaan air akan lebih mudah ditemukan
apabila dibandingkan dengan daerah yang hanya ditanami sedikit pohon.
Maka dari itulah sangat penting bagi kita untuk ikut menanam pohon demi
ketersediaan air yang sangat kita butuhkan.
c. Penggunaan air yang berlebihan
Salah satu penyebab dari peristiwa kekeringan adalah penggunaan
air yang berlebihan.Bukankah ada anjuran agama untuk menggunakan
sesuatu sewajarnya saja dan tidak berlebih- lebihan?Hal ini nampaknya sulit
untuk dilakukan beberapa orang. Meskipun kita mengetahui bahwa air
mempunyai siklusnya sendiri, yakni air yang kita gunakan dan kita buang
akan meresap kembali ke dalam tanah, melalui penyaringan dan kemudian
muncul sebagai sumber air yang baru, namun penggunaan air harus tetap
dihemat.
6. Kebakaran Hutan
c. Kekeringan yang panjang dan angin tanpa adanya curah hujan sehingga
membuat gesekan antara dedaunan kering sehingga meyebabkan
kebakaran.
7. Angin Topan
Berikut adalah beberapa penyebab angin topan yang dapat merusak bumi :
Angin topan terjadi karena adanya tekanan udara yang sangat berbeda
sehingga tekanan udara tersebut membuat sebuah pusaran dalam sistem
9
cuaca. Biasanya angin topan lebih berpotensi muncul saat musim kemarau
pada siang hari dimana suhu sedang mencapai puncaknya sedangkan suhu
di dalam samudera tidak bisa mengimbanginya oleh karena itu di samudera
angin topan menjadi hal yang sudah biasa terjadi.
8. Tanah Longsor
Berikut adalah penjelasan mengenai penyebab tanah longsor :
a. Tingginya curah hujan – Curah hujan yang tinggi adalah salah satu
penyebab terjadinya bencana longsor. Ketika musim kemarau panjang,
tanah akan kering dan membentuk pori-pori tanah (rongga tanah) dan
selanjutnya terjadi keretakan pada tanah tersebut. Apabila hujan datang,
otomatis air hujan akan masuk ke dalam rongga tanah atau pori-pori tanah
yang terbuka tadi. Air hujan yang telah memenuhi rongga, menyebabkan
terjadinya pergeseran tanah.Yang akhirnya mengakibatkan longsor
dan erosi tanah.
b. Hutan gundul – Penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan
memberikan dampak akibat hutan gundul dapat berdampak pada
terjadinya bencana longsor. Seperti kita tahu, pohon-pohon yang ada di
lereng bukit atau pepohonan di hutan sekitar, akarnya bemanfaat untuk
menyimpan air dan memperkuat struktur tanah. Sehingga tanah akan tetap
kokoh dan tidak longsor.
c. Getaran – Getaran kecil yang disebabkan oleh lalu lintas kendaraan di
sekitar lereng perbukitan, tidak secara langsung mengakibatkan tanah jadi
longsor. Tetapi berproses, pertama jalanan di lereng bukit yang sering
dilewati kendaraan perlahan akan mengalami keretakan yang jika
dibiarkan, lama-lama akan longsor. Sementara getaran besar yang
langsung menyebabkan tanah longsor antara lain diakibatkan oleh bahan
peledak atau gempa bumi.
d. Erosi – Erosi merupakan pengikisan tanah. Penyebabnya bermacam-
macam, salah satunya adalah aliran sungai yang terus mengikis tebing di
10
sekelilingnya.Terlebih jika tebing itu tidak memiliki penahan berupa
pepohonan, maka kemungkinan besar tanah pada tebing bisa longsor.
e. Lereng dan tebing yang terjal – Proses pembentukan lereng atau tebing
terjal adalah lewatnya angin dan air di sekitar lereng yang berdampak pada
pengikisan lereng tersebut. Waspada jika di sekitar tempat tinggal terdapat
tebing atau lereng terjal, karena rawan tanah longsor.
f. Kelebihan beban – Adanya beban yang terlampau berat akan memberi
tekanan pada tanah, sehingga tanah mudah longsor. Contohnya adalah
adanya rumah, pemukiman di lereng, kendaraan yang lalu lalang di
tikungan lembah.
g. Tanah tak padat – Tanah yang tidak padat contohnya adalah tanah liat.
Sifat tanah yang pecah ketika pada pembagian musim seperti musim
kemarau atau kering melanda dan lembek saat terkena curah hujan tinggi
menyebabkan rawan mengalami longsor. Tanah yang kurang lebih
ketebalannya 2,5 meter akan longsor jika terdapat pada kemiringan atau
sudut lereng 220o.
11
penanggulangannya, agar ketika terjadi bencana alam bisa diminimalisir
dampak buruk serta kerugiannya.
3. Pembangunan fisik yang direncanakan dengan baik
Misalnya, membangun tanggul yang tinggi dan kokoh, mendirikan
bangunan tahan gempa, membuat tempat pembuangan sampah yang
memadai dan lain sebagainya.
2.2 Bencana Alam yang Terjadi di Indonesia pada Kurun Waktu 2019
GELOMBANG PASANG /
104 ABRASI 7 1 5
KEBAKARAN HUTAN
107 DAN LAHAN 150 1 0
12
2.3 Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Tengah dan Upaya
Apa yang Harus Dilakukan
Kebakaran hutan adalah sebuah kebakaran hutan yang terjadi di alam liar,
tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya.
Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran. 1
Indonesia sedang darurat kabut asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan
dibeberapa titik di daerah Kalimantan Timur. Kebakaran dan lahan (karhutla)
meluas di Kalimanatan dan Sumatera. Kejadian saat musim kemarau 2019
tersebut kembalu memicu bencana asap di banayk daerah Laporan bencana asap
pun bermunculan dari Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat pada akhir
bulan ini. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
sampai Senin, 16 September 2019, pukul 16.00 WIB. Ttik panas ditemukan
dibeberapa daerah di Kalimantan. Sesuaidata KLHK sudah mencapai 328.722
hektar. Dari data tersebut, kebakaran di Kalimantan Tengah mencapai luas 44.769
hektar, Kalimantan Barat 25.900 hektar, Kalimantan Selatan 19.490 hektar,
Sumatera Selatan 11.826 hektar, Jambi 11.022 hektar dan Riau 49.266 hektar.
1. Riau 59 58
2. Jambi 222 62
1
Wikipedia
13
6. Kalimantan Selatan 119 178
1. Ulah manusia
14
c. Lalu upaya apa yang harus dilakukan masyarakat maupun pemerintah dalam
mengurangi atau bahkan membasmi kebakaran hutan tersebut berikut
penjelasannya,
1. Penggalangan SDM
1. Rehabilitasi
15
yang kemungkinan terjadi. Melalui survei ini dapat ditentukan tindakan
silvikultur yang tepat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan rehabilitasi di lahan gambut:
Libatkan masyarakat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Peristiwa terjadinya bencana alam biasanya disebabkan oleh faktor alam
atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Agar bencana alam tidak menimbulkan banyak kerugian korban jiwa
maupun materi, harus ada upaya penanggulangan diantaranya pengelolaan
Sumber Daya Alam secara bijaksana, membuat sistem peringatan dini terhadap
bencana alam, dan pembangunan fisik yang direncanakan dengan baik.
Bencana alam yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu 2019 di
antaranya banjir, tananh longsor, banjir disertai tanah longsor, gelombnag pasang,
putting beliung, kebakaran hutan dan lahan, gempa buli, dan letusan gunung
berapi. Bencana alam yang paling banyak memakan korban ada banjir dengan
korban meninggal sebanyak 325 dan luka-luka sebanyak 1052 jiwa.
Kebakaran dan lahan (karhutla) meluas di Kalimanatan dan Sumatera.
Kejadian saat musim kemarau 2019 tersebut kembalu memicu bencana asap di
banayk daerah Laporan bencana asap pun bermunculan dari Riau, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Barat. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan ini
yaitu kesehatan masyarakat terganggu (ISPA), terganggunya kegiatan masyarakat,
terganggunnya perekonomian masyarakat. Beberapa upaya yang dilakukan
pemerintah untuk mengurangi kebakaran adalah penggalangan SDM, adanya
sarana dan prasanara yang mendukung, identifikasi dan pemetaan sumber air,
identifikasi daerah bebas asap.
3.2 Saran
Sebagai manusia yang memiliki akal pikiran haruslah selalu menjaga dan
menyayangi alam karena alampun juga akan menjaga kita. Bisa dimulai dari hal
17
kecil sehari-hari seperti membuang sampah pada tempatnya, menghemat air,
menanam tanaman hijau, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://bnpb.go.id/home/definisi
https://news.detik.com/berita/d-4598135/4-faktor-umum-pnyebab-gempa-bumi
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/penyebab-tsunami
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/penyebab-gunung-meletus
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/penyebab-banjir
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/kekeringan
https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/penyebab-angin-topan
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/penyebab-tanah-longsor
http://bpbd.semarangkota.go.id/po-content/uploads/
KEGAGALAN_TEKNOLOGI.pdf
https://satujam.com/cara-penanggulangan-bencana-alam/
http://bnpb.cloud/dibi/beranda
http://www.wetlands.or.id/PDF/Flyers/Fire03.pdf
18