Anda di halaman 1dari 2

Neuorofisiologi kedalam fase istirahan dn bersiap

untuk fase selanjutnya.


4. Fase hiperpolarisasi  abnormal
Konsentrasi ion kalium di dalam
Terdiri dari 3 subtopik : cairan ekstrasel akan eningkatkan
1. Aksi potensial potensial negative di dalam
2. Neurotransmitter membrane sel saraf sehingga terjadi
3. Aliran darah pada otak hiperpolarisasi.

AKSI POTENSIAL Proses propagadasi (penyebaran impuls


saraf), ada 2 cara :
1. Konduksi kontinyu
Merupakan suatu perubahan potensial
Terus menerus terjadi aksi potensial
membrane sel  merupakan
sepanjang akson. Aksonnya ini tipe C
voltase/tegangan saat sel tersebut
dimana biasanya tidak bermielin
bekerja atau istirahat.
2. Konduksi saltatorius
Terjadi impuls yang meloncat yang
Aksi potensial = impuls saraf
dikarenakan adanya mielin yang
berfungsi sebagai isolator dimana
Berperan dalam komunikasi antar sel,
terdapat sekat yang disebut nodes of
berkoneksi dengan neuron lainnya
ranvier. Biasanya terjadi pada
lewat sinaps, atau dengan sel motoric
serabut saraf tipe A dn B
atau kelenjer
Faktor-faktor yang mempengaruhi
propagadasi
Tahapan aksi potensial :
- Mielinasi, akan lebih cepat pada
1. Fase istirahat
akson yang bermielin
Terjadi Ketika channel ion natrium
dibandingnkan akson yg tdk
(Na+) dan kalium (K+) yang
bermielin
bersifat voltage-gated masih
- Diameter akson, diameter lebih
tertutup. Namun ada pintu yang
besar akan memungkin
secara random tetap terbuka.
propagadansi yang lebih cepat
Tegangan di dalam sel lebih
karena permukaan yang lebih
negative dibandingkan luar sel (-70)
lebar
2. Fase depolarisasi
- Suhu, kecepatan propadagadansi
Ada rangsangan atau stimulus yang
akan menurun jika pada suhu
mencapai nilai ambang sehingga
yang lebih rendah juga
Na+ channel terbuka sehingga
muatan positif masuk sehingga
Selanjutnya terjadi komunikasi dengan
dalam sel akan bernilai positif
sel saraf lainnya melalui SINAPS,
hingga mencapai puncak +30mV.
terbagi atas :
3. Fase repolarisasi
1. Sinaps elektrik  konduksi impuls
Natrium channel akan terinactiv
dimana aksi potensial menyebabkan
hingga tertutup tetapi di saat yang
perpindahan ion-ion dari neuron
sama kanal ion K+ terbuka. Karena
presinaptik ke pascasinaptik
K+ lebih banyak di dalam sel maka
2. Sinaps kimiawi  komunikasi sinaps
akan bergerak keluar. Sehingga
terjadi melalui pelepasan
muatan di dalam sel yang tadinya
neurotransmitter
positif akan kembali lagi negative.
Akan berlanjut hingga voltase
bernilai -70 mV yg masuk lagi
NEUROTRANSMITTER
Suatu substansi kimiawi yang terdapat
pada vesikel-vesikel sinaptik
1. Impuls sudah mencapai ujung
akson dari neuron presinaps
2. Fase depolarisasi akan membuka
kanal voltage gated Ca, Ca
masuk ke dalam sel.
3. Peningkatan kadar Ca  vesikel
neurotransmitter menyatu
dengan membrane presinaps 
eksositosis  membrane pecah
mengakibatkan neurotransmitter
terlepas ke celah sinaptik
4. Molekul neurotransmitter
berdifusi di sepanjang celah
sinaps dan terikat dengan
reseptornya neuron pascasinaps
5. Terikatnya neurontransmitter 
membuka kanal ion  ion
melewati membrane neuron
pasca sinaps
6. Membrane neuron pascasinaps
dapat mengalami suatu
depolarisasi (eksitasi) atau
hiperpolarisasi (inhibisi)
7. Depolarisasi menghantarkan
membrane potensial untuk
mencapai threshold  aksi
potensial pada akson dari neuro
pascasinaps

Reseptor terbagi 2 :
- Reseptor ionotropic : protein
membrane sel yang dapat berperan
pengikat neurotransmitter dan juga
sekaligus menjadi kanal ion
- Reseptor metabotropic : protein
membrane hanya berfungsi untuk
pengikatan neurotransmitter, hanya
Sebagian kecil yang sebagai kanal
ion
-

Anda mungkin juga menyukai