Ciputra, seorang entrepreneurship Indonesia mengatakan bahwa tidak semua orang yang
memiliki usaha sendiri dapat dikatakan seorang entrepreneurship, seorang entrepreneurship
sudah pasti seorang pengusaha, sedangkan seorang pengusaha belum tentu dapat dikatakan
entrepreneurship. Ciri-ciri seorang entrepreneurship diantaranya adalah ia merasakan peluang
dan mengejar peluang yang ia rasa cocok dengan dirinya serta percaya bahwa keberhasilan pasti
dapat dicapai. Entrepreneurship bukanlah seorang yang memilih usaha di semua bidang, tetapi
memilih bidang usaha yang cocok dengan kemampuan dan minat yang dimiliki, lalu
mempelajari, mengamati dari dekat, mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, lalu bergerak
dengan pengetahuannya itu untuk membangun usaha.
Entrepreneurship tidak mudah menyerah dikarenakan mereka yakin akan berhasil dengan
bidang yang mereka pilih. Entrepreneurship juga merupakan orang yang bertindak melakukan
inovasi serta berani mengambil resiko, baik resiko mental maupun resiko finansial. Jika
seseorang telah memenuhi ciri-ciri itu baru dapat dikatakan sebagai entrepreneurship. Jiwa
entrepreneurship sangatlah penting untuk kita miliki.
Berikut beberapa alasan penting memiliki jiwa entrepreneurship di Indonesia : 1) Jumlah
lapangan pekerjaan semakin bertambah 2) Jenis lapangan pekerjaan semakin beragam 3)
Mengurangi tingkat pengangguran 4) Mengurangi penyakit sosial di masyarakat 5)
Meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi 6) Meningkatkan taraf ekonomi suatu wilayah 7)
Meningkatkan stabilitas ekonomi bangsa Indonesia.
Membangun Tradisi Enterpreneurship
1. Dalam keluarga
Setiap manusia dibekali sifat enterpreneur sejak lahir, karena sejak lahir sudah dibekali
keberanian, kreativitas dan inisiatif, untuk belajar disekelilingnya, namun setelah tumbuh
tidak semua anak dibekali untuk hidup dinamis dan kreatif. Akibatnya pertumbuhan
kepribadian dan kepercayaan diri tidak tumbuh optimal. Entrepreneurship ini tidak hanya
diperlukan untuk berbisnis saja, karena hampir seluruh bidang dibutuhkan jiwa enterpreneur,
baik untuk keberhasilan kerja ataupun keberhasilan organisasi.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya.
Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, saudara serta keluarga terdekat lainnya. Dalam
lingkungan keluarga salah satunya orang tua akan mempengaruhi anaknya dalam menentukan
masa depanya misalnya saja dalam hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha tidak
lepas dari dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta
pengaruh positif terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat
berwirausaha, namun apabila keluarga tidak mendukung seseorang untuk berwirausaha maka
minat berwirausaha akan semakin kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha (Setiawan,
2016)
Keluarga sangat memberikan pengaruh yang kuat terhadap minat seseorang untuk
menggeluti dunia entrepreneurship . Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Setiawan,
2016 bahwa Sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung, misalnya saja orang tua yang berwirausaha, maka dapat
menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha. Apabila keluarga mendukung seseorang
untuk berwirausaha maka akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk menjadi wirausaha
dibandingkan jika tidak didukung dari lingkungan keluarga. Hasil penelitian Anggraini dan
Harnanik 2015 menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara lingkungan keluarga
terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Islam Nusantara Comal kabupaten
Pemalang tahun ajaran 2014/2015. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga sangat
berperan terhadap pembentukan karakter dan profesi entrepreneur seseorang. Sehingga tradisi
keluarga mampu menumbuhkan jiwa entrepreneur.
Kesimpulan
Dari berbagai kajian dan literature pustaka yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk menumbuhkan jiwa dan tradisi entrepreneur kepada masyarakat dibutuhkan waktu
yang panjang dan berkelanjutan, tidak dengan instan jiwa dan tradisi entrepreneur ini muncul
pada diri masyarakat. Menumbuhkan jiwa dan tradisi entrepreneur dimulai dari lingkungan
keluarga. Lingkungan keluarga adalah tempat pertama kali manusia belajar dan membentuk
karakter. Tradisi keluarga mengarahkan manusia untuk berjiwa mandiri, inovatif, kreatif,
pantang menyerah, dan ulet.
Selanjutnya adalah pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk terbiasa belajar
berjiwa entrepreneur. Dengan kurikulum pendidikan yang berbasis entrepreneur peserta didik
di biasakan berperilaku entrepreneur sehingga tradisi ini membawa kebiasan mereka untuk
memilih profesi entrepreneur.
Terakhir adalah dukungan pemerintah terhadap tradisi entrepreneur. Berbagai program
telah dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuh kembangkan entrepreneur-entrepreneur
muda. Diantara program tersebut adalah seminar, pelatihan, kompetisi bisnis plan, penerapan
kurikulum berbasis entrepreneur, entrepreneur, hingga hibah pendanaan UMKM. Ketiga tradisi
yang diciptakan oleh keluarga, pendidikan dan pemerintah mampu mendorong tumbuhnya
tradisi entrepreneur pada masyarakat.
Sumber Referensi
www.jurnal.stie.-aas.ac.id
PERAN KEWIRAUSAHAAN
DALAM MEMBANGUN KETAHANAN EKONOMI BANGSA
Pemerintah dan seluruh stake holder yang terlibat merupakan unit yang bertugas melakukan
riset, membina, dan mengembangkan UKM, agar memiliki wawasan dan pengetahuan tentang
kewirausahaan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kementrian dengan tujuan
untuk mengembangkan budaya social kewirausahaan di lingkungan akademik dan masyarakat.
Salah satu upayanya dengan melakukan pemanfaatan hasil social entepreneurship
research.Penumbuhkembangan wirausaha sosial dalam pendidikan perguruan tinggi akan
menjanjikan terciptanya sumber daya manusia yang tangguh dan memiliki integritas social
dalam berpikir dan bertindak, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan nilai-
nilai social yang tinggi. Pemerintah dan seluruh stake holder yang terlibat merupakan unit yang
bertugas melakukan riset, membina, dan mengembangkan UKM, agar memiliki wawasan dan
pengetahuan tentang kewirausahaan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh beberapa
kementrian dengan tujuan untuk mengembangkan budaya social kewirausahaan di lingkungan
akademik dan masyarakat. Salah satu upayanya dengan melakukan pemanfaatan hasil social
entepreneurship research.Penumbuhkembangan wirausaha sosial dalam pendidikan perguruan
tinggi akan menjanjikan terciptanya sumber daya manusia yang tangguh dan memiliki integritas
social dalam berpikir dan bertindak, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan
nilai-nilai social yang tinggi. menciptakan lapangan kerja bagi para lulusan PT maupun
pembinaan dan pendampingan kegiatan usaha ekonomi masyarakat. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang. Banyak hal yang harus dibenahi pemerintah Indonesia
untuk dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Padatnya penduduk di
Kota besar seperti Jakarta misalnya, menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan. Oleh karena
itu, penduduk yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tidak memiliki kemampuan
berwirausaha akan memiliki pendapatan yang rendah dan tidak dapat mencukupi kebutuhan
keluarganya. Jika hal ini belum dapat terselesaikan maka perkembangan perekonomian di
Indonesia tidak akan mengalami peningkatan dan Indonesia tidak dapat menjadi Negara maju.
Oleh karena itu, jiwa kewirausahaan penduduk Indonesia harus ditingkatkan untuk membantu
mengembangkan perekonomian Negara Indonesia.
Kesimpulan
Dibutuhkan perhatian pemerintah serta kesadaran masyarakat dalam mengembangkan bidang
kewirausahaan. Karena dengan berkembangnya kewirausahaan, dapat mengembangkan
perekonomian Negara. Penduduk dapat membantu mewujudkan peningkatan perekonomian
dengan berwirausaha dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di Indonesia.
Sumber Referensi
www.jurnal.fe.umi.ac.id
PENGUATAN UKM
SEBAGAI PILAR MEMBANGUN EKONOMI BANGSA
Perkembangan dan pertumbuhan UMKM perlu dukungan dari berbagai pihak mengingat
perannya yang sangat besar dalam kontribusinya pada bangsa dan negara. Bentuk dukungan
yang diberikan merupakan penguatan UMKM agar tetap eksis dalam membangun ekonomi
bangsa, salah satunya adalah penguatan permodalan. Melihat antusiasnya perkembangan UMKM
dari tahun ke tahun sejak 2012, pemerintah menetapkan UU kredit bagi UMKM, karena
pemerintah menyadari bahwa perkembangan UMKM tidak dapat terlepas dari dukungan
perbankan dalam hal penguatan permodalam dalam bentuk penyaluran kredit UMKM. Untuk
mendudkung penguatan UMKM ini Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan yang
mewajibkan kepada perbankan untuk mengalokasikan kredit/pembiayaan kepada UMKM mulai
tahun 2015 sebesar 5% dari semua sektor UMKM, tahun 2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar
15% dan pada akhir tahun 2018 juga sudah ditetapkan sebesar 20%. Ketentuan Bank Indonesia
tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia sangat merespon perkembangan
UMKM. Diharapkan dengan adanya penguatan permodalan tersebut pertumbuhan dan
perkembangan UMKM benar-benar dapat mewujudkan harapan bahwa penguatan UMKM
sebagai pilar membangun ekonomi bangsa. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha
mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan
menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Berdasarkan UU
tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu
kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami
pertumbuhan dan hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi dam pertumbuhan ekonomis angat
kondusif. UMKM mempunyai peran dan strategi dalam membangun ekonomi bangsa. Selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan
dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Jumlah pelaku UMKM di Indonesia termasuk
besar dibanding negara lainnya sejak tahun 2014. Jumlah UMKM terus mengalami
perkembangan dari tahun 2015 hingga 2017, yang salah satu pemicunya adalah tingginya usia
produkstif dibanding jumlah lapangan kerja yang tersedia. Kondisi yang demikian memicu para
usia produktif membuka peluang untuk menciptakan usaha sendiri, yang sebagian besar
tergolong pelaku usaha sektor industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berdasarkan
perkembangan UMKM yang berkembang baik Presiden RI (2016) menyatakan UMKM yang
memiliki daya tahan tinggi akan mampu menopang perekonomian bangsa. Juga dikatakan bahwa
pemerintah sadar betul betapa pentingnya pengembangan Usaha Mikro Usaha Kecil dan
Menengah. Bahkan Presiden berharap agar pelaku UMKM menjadi garda terdepan dalam
membangun ekonomi bangsa. UMKM juga telah terbukti mampu bertahan terhadap krisis.
Ketika krisis ekonomi terjadi tahun 1997-1998, UMKM mampu membuktikan tetap berdiri
kokoh. Dengan demikian UMKM dianggap memiliki peran strategis dalam menekan angka
pengangguran dan kemiskinan.
Kesimpulan
Krisis ekonomi tahun 1997- 1998 yang melanda Indonesia telah membuat perekonomian bangsa
seakan terpuruk. UMKM ditengarai sebagai pahlawan ekonomi yang yang menyelamatkan
ekonomi bangsa dari keterpurukan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah pelaku UMKM
pasca krisis ekonomi yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini juga membuktikan
bahwa UMKM mampu bertahan di tengah badai krisis ekonomi.
Sumber Referensi
www.garuda.ristekdikti.go.id
REVIEW JOURNAL 1
REVIEW JOURNAL 2
REVIEW JOURNAL 3