Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANDIRI I

SEMANGAT WIRAUSAHA MERUPAKAN PENGGERAK


KEMAJUAN PEREKONOMIAN BANGSA.

Ciputra, seorang entrepreneurship Indonesia mengatakan bahwa tidak semua orang yang
memiliki usaha sendiri dapat dikatakan seorang entrepreneurship, seorang entrepreneurship
sudah pasti seorang pengusaha, sedangkan seorang pengusaha belum tentu dapat dikatakan
entrepreneurship. Ciri-ciri seorang entrepreneurship diantaranya adalah ia merasakan peluang
dan mengejar peluang yang ia rasa cocok dengan dirinya serta percaya bahwa keberhasilan pasti
dapat dicapai. Entrepreneurship bukanlah seorang yang memilih usaha di semua bidang, tetapi
memilih bidang usaha yang cocok dengan kemampuan dan minat yang dimiliki, lalu
mempelajari, mengamati dari dekat, mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, lalu bergerak
dengan pengetahuannya itu untuk membangun usaha.
Entrepreneurship tidak mudah menyerah dikarenakan mereka yakin akan berhasil dengan
bidang yang mereka pilih. Entrepreneurship juga merupakan orang yang bertindak melakukan
inovasi serta berani mengambil resiko, baik resiko mental maupun resiko finansial. Jika
seseorang telah memenuhi ciri-ciri itu baru dapat dikatakan sebagai entrepreneurship. Jiwa
entrepreneurship sangatlah penting untuk kita miliki.
Berikut beberapa alasan penting memiliki jiwa entrepreneurship di Indonesia : 1) Jumlah
lapangan pekerjaan semakin bertambah 2) Jenis lapangan pekerjaan semakin beragam 3)
Mengurangi tingkat pengangguran 4) Mengurangi penyakit sosial di masyarakat 5)
Meningkatkan kesejahteraan secara ekonomi 6) Meningkatkan taraf ekonomi suatu wilayah 7)
Meningkatkan stabilitas ekonomi bangsa Indonesia.
Membangun Tradisi Enterpreneurship
1. Dalam keluarga
Setiap manusia dibekali sifat enterpreneur sejak lahir, karena sejak lahir sudah dibekali
keberanian, kreativitas dan inisiatif, untuk belajar disekelilingnya, namun setelah tumbuh
tidak semua anak dibekali untuk hidup dinamis dan kreatif. Akibatnya pertumbuhan
kepribadian dan kepercayaan diri tidak tumbuh optimal. Entrepreneurship ini tidak hanya
diperlukan untuk berbisnis saja, karena hampir seluruh bidang dibutuhkan jiwa enterpreneur,
baik untuk keberhasilan kerja ataupun keberhasilan organisasi.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama seseorang dalam kehidupanya.
Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, saudara serta keluarga terdekat lainnya. Dalam
lingkungan keluarga salah satunya orang tua akan mempengaruhi anaknya dalam menentukan
masa depanya misalnya saja dalam hal pemilihan pekerjaan. Menjadi seorang wirausaha tidak
lepas dari dukungan orang tua atau keluarganya, apabila keluarga memberi dukungan serta
pengaruh positif terhadap minat berwirausaha maka seseorang akan memiliki minat
berwirausaha, namun apabila keluarga tidak mendukung seseorang untuk berwirausaha maka
minat berwirausaha akan semakin kecil atau tidak memiliki minat berwirausaha (Setiawan,
2016)
Keluarga sangat memberikan pengaruh yang kuat terhadap minat seseorang untuk
menggeluti dunia entrepreneurship . Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Setiawan,
2016 bahwa Sikap dan aktivitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung, misalnya saja orang tua yang berwirausaha, maka dapat
menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha. Apabila keluarga mendukung seseorang
untuk berwirausaha maka akan semakin tinggi pula minat seseorang untuk menjadi wirausaha
dibandingkan jika tidak didukung dari lingkungan keluarga. Hasil penelitian Anggraini dan
Harnanik 2015 menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara lingkungan keluarga
terhadap minat berwirausaha siswa kelas XI SMK Islam Nusantara Comal kabupaten
Pemalang tahun ajaran 2014/2015. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga sangat
berperan terhadap pembentukan karakter dan profesi entrepreneur seseorang. Sehingga tradisi
keluarga mampu menumbuhkan jiwa entrepreneur.

2. Pendidikan Berbasis Enterpreneur


Disamping orang tua, pendidik memegang peran penting dalam mendidik atau
menanamkan mindset untuk menjadi seorang enterpreneur. Pendidikan kewirausahaan dapat
membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada peserta didik menjadi seorang wirausahawan
(entrepreneur) sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai
pilihan karir. Pendidikan akan membentuk wirausaha dengan meningkatkan pengetahuan
tentang bisnis dan membentuk atribusi psikologi seperti halnya kepercayaan diri, penghargaan
terhadap diri sendiri dan Self-Efficacy (Kuarilsky & Waistrad 1998 dalam Wahyu, 2016). Hal
ini dijelaskan juga oleh Sukidjo (2011) bahwa tujuan dari pengembangan kewirausahaan di
sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat adalah 1) Meningkatkan jumlah wirausahawan
yang berkualitas. 2) Mewujudkan kemampuan dan memantabkan para wirausaha untuk
menghasilkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat. 3) Membudayakan semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya. 4) Menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat
terhadap siswa, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Entrepreneurship tidak dapat diajarkan dengan pemaksaan atau proses pengarbitan,
meskipun sebagian besar entrepreneurship memang lahir dari keterpaksaan atau kesulitan
hidup yang memaksanya sejak kecil harus berusaha untuk bisa survive (Bambang Trim,
2010). Entrepreneurship adalah sebuah semangat perjuangan, mempertahankan hidup,
mengembangkan kreasi dan daya inovasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad, dkk (2013), menjelaskan melalui pendidikan, seorang entrepreneur dapat diajarkan
dan diciptakan. Pendidikan entreprenurship adalah pendidikan yang berbasis experiential atau
pengalaman, yang lebih mengedepankan praktek di lapangan yang didukung oleh
pengetahuan dasar di kelas. Dan diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh dari
entrepreneurship education terhadap perilaku entrepreneur mahasiswanya, yang dapat
ditunjukkan dengan dimilikinya perilaku achievement, personal control dan self-esteem-nya
setelah mahasiswa mendapatkan pendidikan kewirausahaan. Dari beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan atau entrepreneur berpengaruh positif
terhadap motivasi berwirausaha, hal ini mampu mengarahkan generari muda untuk memilih
profesi entreprenuer segenap jiwa raga. Dengan pendidikan entrepreneur membantu
terciptanya generasi dan tradisi entrepreneur yang mandiri .
3. Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Enterpreneur
Pengembangan entrepreneurship tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun
diperlukan sinergi antara masyarakat kaum intelektual dan pemerintah. Objek dari
entrepreneur adalah masyarakat dengan aktifitas usaha atau bisnis. Aktifitas usaha yang
dilakukan masyarakat tentunya akan berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan,
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya menambah pendapatan negara.
Campur tangan pemerintah dalam bentuk kebijakan dalam kemudahan memperoleh modal
usaha dari lembaga pembiayaan, sangatlah diperlukan.
Pemerintah sudah melakukan upaya yang komperehensif untuk meningkatkan dan
menggalakkan kewirausahaan. Pada tahun 1995 terbitlah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4
tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan
(GNMMK). Tindak lanjut gerakan ini cukup bergema. Seminar, lokakarya, simposium,
diskusi, sampai pelatihan kewirausahaan gaungnya begitu kuat. Pada tahun 2009, keluar
Instruksi Presiden nomor 6 terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif. Hal tersebut
menjadi landasan pengembangan kewirausahaan di bidang industri kreatif yang cukup kuat.
Ditambah lagi, terbentuk sebuah perguruan tinggi negeri vokasi yang akan memenuhi
kebutuhan sumber daya manusia di bidang Industri Kreatif. Peraturan Menteri nomor 60
tahun 2008 tentang pembentukan Politeknik Negeri Media Kreatif. Perguruan tinggi ini
diharapkan dapat menjadi jembatan kesenjangan antara pengangguran dan penciptaan
lapangan kerja.(Nagel, 2012).

4. Enterpreneur dan Peranannya dalam perekonomian


Rasionalisasinya adalah jika seseorang memiliki kewirausahaan, dia akan memiliki
karakteristik motivasi/mimpi yang tinggi (need of achievement), berani mencoba (risk taker),
innovative dan independence. Dengan sifatnya ini, dengan sedikit saja peluang dan
kesempatan, dia mampu merubah, menghasilkan sesuatu yang baru, relasi baru, akumulasi
modal, baik berupa perbaikan usaha yang sudah ada (upgrading) maupun menghasilkan usaha
baru. Usaha ini akan menggerakan material/bahan baku untuk “berubah bentuk” yang lebih
bernilai sehingga akhirnya konsumen mau membelinya. Pada proses ini akan terjadi
pertukaran barang dan jasa, baik berupa sumber daya alam, uang, sumber daya sosial,
kesempatan maupun sumber daya manusia.
Dalam ilmu ekonomi, jika terjadi hal demikian, maka itu berarti ada pertumbuhan
ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi berarti ada pembangunan (Maguni, 2014). Frinces, 2010
mengungkapkan bahwa dalam dimensi yang lebih luas, wirausaha sangat diperlukan karena
perannya di dalam mendinamisasikan kegiatan ekonomi bisnis keluarga, masyarakat, daerah
dan Negara, yaitu dengan munculnya para pelaku ekonomi bisnis baru yang disebut
wirausaha. Bila dinamisasi kegiatan ekonomi bisnis ini dapat dipertahankan dan bahkan
ditingkatkan dalam waktu yang cukup lama, maka hal ini akan dapat membuat fondasi yang
kuat bagi ketahanan (resilience) ekonomi negara terhadap fluktuasi dan krisis ekonomi global
(Z. Heflin Frinces, 2004 dan 2009) seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998 dan 2008
hingga saat ini.
Bentuk kegiatan ekonomi bisnis baru yang dapat dilahirkan oleh wirausaha antara lain:
1) Memunculkan kegiatan bisnis baru: a. Impor dan ekspor produk dan jasa serta adanya
pertukaran tenaga ahli atau tenaga teknis akibat kerjasama bisnis. b. Sebagai penghasil
bahan baku, penghasil produk dan jasa dan juga berperan menciptakan unit usaha baru
lainnya. c. Terciptanya pedagang atau pengusaha perantara dalam berbagai skala mikro,
kecil dan menengah. d. Munculnya banyak pengusaha mikro dan kecil yang berperan
sebagai agensi dari perusahaan yang berskala menengah / besar. e. Menciptakan
dinamisme dan strategi pemasaran baru bagi usaha untuk memenangkan persaingan bisnis
dengan menggunakan berbagai bentuk media untuk promosi dan pemasaran. f. Munculnya
berbagai jenis dan skala usaha atau kegiatan bisnis seperti tersebut di atas membawa
manfaat yang besar bagai masyarakat untuk dapat mencari lapangan kerja, dan juga
memunculkan lapangan alternatif usaha baru.
2) Memunculkan pembudayaan semangat persaingan bisnis yang tinggi: a. Membangun
lingkungan kerja dan organisasi serta budaya korporat yang kondusif untuk pertumbuhan
kreativitas sumber daya manusia (SDM) dan persaingan antar staf untuk berprestasi tidak
saja dalam hal inovasi produk, jasa, dan system baru, tetapi juga lebih peka / sensitif
terhadap pemuasan kepada konsumen dan antisipatif dalam pemecahan masalah yang
dihadapi oleh organisasi. b. Untuk menang dalam persaingan bisnis para pelaku bisnis
harus mempunyai daya saing yang tinggi. Untuk mempunyai ini seorang wirausaha harus
mempunyai kreativitas yang tinggi agar dapat memunculkan berbagai inovasi baru baik
dalam penciptaan produk dan jasa, dalam desain, kemasan dan kualitas, strategi dan
pemasaran, dan dalam penguasaan keahlian dan teknologi.
3) Pemenuhan kebutuhan pasar dengan cepat: Salah satu watak atau perilaku seorang
wirausaha adalah kemampuannya untuk membaca kondisi pasar. Hasil bacaan tersebut
kemudian dihitung dengan cepat dan pada akhirnya akan dapat disimpulkan besarnya
keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dari usaha aktif dalam pemenuhan
kebutuhan pasar, dan juga akan diketahui dengan jelas berapa besar skala potensi pasar
tersebut. Apa yang akan dilakukan oleh wirausaha tersebut akan memunculkan hal-hal sbb:
a. Menyediakan banyaknya pilihan atau pilihan alternatif produk dan jasa baru dalam pasar
(new products and services) . b. Menciptakan alternatif tempat / lokasi baru untuk transaksi
bisnis ( new place of business transaction) . c. Menciptakan konsumen baru dengan
munculnya produk dan jasa baru (new buyers) . d. Cara baru dalam berbisnis ( new way of
doing business) . e. Mencoba menciptakan kepemimpinan baru dalam pasar ( new market
leader).

Kesimpulan
Dari berbagai kajian dan literature pustaka yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan
bahwa untuk menumbuhkan jiwa dan tradisi entrepreneur kepada masyarakat dibutuhkan waktu
yang panjang dan berkelanjutan, tidak dengan instan jiwa dan tradisi entrepreneur ini muncul
pada diri masyarakat. Menumbuhkan jiwa dan tradisi entrepreneur dimulai dari lingkungan
keluarga. Lingkungan keluarga adalah tempat pertama kali manusia belajar dan membentuk
karakter. Tradisi keluarga mengarahkan manusia untuk berjiwa mandiri, inovatif, kreatif,
pantang menyerah, dan ulet.
Selanjutnya adalah pendidikan yang mengarahkan peserta didik untuk terbiasa belajar
berjiwa entrepreneur. Dengan kurikulum pendidikan yang berbasis entrepreneur peserta didik
di biasakan berperilaku entrepreneur sehingga tradisi ini membawa kebiasan mereka untuk
memilih profesi entrepreneur.
Terakhir adalah dukungan pemerintah terhadap tradisi entrepreneur. Berbagai program
telah dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuh kembangkan entrepreneur-entrepreneur
muda. Diantara program tersebut adalah seminar, pelatihan, kompetisi bisnis plan, penerapan
kurikulum berbasis entrepreneur, entrepreneur, hingga hibah pendanaan UMKM. Ketiga tradisi
yang diciptakan oleh keluarga, pendidikan dan pemerintah mampu mendorong tumbuhnya
tradisi entrepreneur pada masyarakat.

Sumber Referensi

www.jurnal.stie.-aas.ac.id

PERAN KEWIRAUSAHAAN
DALAM MEMBANGUN KETAHANAN EKONOMI BANGSA

Pemerintah dan seluruh stake holder yang terlibat merupakan unit yang bertugas melakukan
riset, membina, dan mengembangkan UKM, agar memiliki wawasan dan pengetahuan tentang
kewirausahaan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kementrian dengan tujuan
untuk mengembangkan budaya social kewirausahaan di lingkungan akademik dan masyarakat.
Salah satu upayanya dengan melakukan pemanfaatan hasil social entepreneurship
research.Penumbuhkembangan wirausaha sosial dalam pendidikan perguruan tinggi akan
menjanjikan terciptanya sumber daya manusia yang tangguh dan memiliki integritas social
dalam berpikir dan bertindak, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan nilai-
nilai social yang tinggi. Pemerintah dan seluruh stake holder yang terlibat merupakan unit yang
bertugas melakukan riset, membina, dan mengembangkan UKM, agar memiliki wawasan dan
pengetahuan tentang kewirausahaan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh beberapa
kementrian dengan tujuan untuk mengembangkan budaya social kewirausahaan di lingkungan
akademik dan masyarakat. Salah satu upayanya dengan melakukan pemanfaatan hasil social
entepreneurship research.Penumbuhkembangan wirausaha sosial dalam pendidikan perguruan
tinggi akan menjanjikan terciptanya sumber daya manusia yang tangguh dan memiliki integritas
social dalam berpikir dan bertindak, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan
nilai-nilai social yang tinggi. menciptakan lapangan kerja bagi para lulusan PT maupun
pembinaan dan pendampingan kegiatan usaha ekonomi masyarakat. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang. Banyak hal yang harus dibenahi pemerintah Indonesia
untuk dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Padatnya penduduk di
Kota besar seperti Jakarta misalnya, menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan. Oleh karena
itu, penduduk yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan tidak memiliki kemampuan
berwirausaha akan memiliki pendapatan yang rendah dan tidak dapat mencukupi kebutuhan
keluarganya. Jika hal ini belum dapat terselesaikan maka perkembangan perekonomian di
Indonesia tidak akan mengalami peningkatan dan Indonesia tidak dapat menjadi Negara maju.
Oleh karena itu, jiwa kewirausahaan penduduk Indonesia harus ditingkatkan untuk membantu
mengembangkan perekonomian Negara Indonesia.

Kesimpulan
Dibutuhkan perhatian pemerintah serta kesadaran masyarakat dalam mengembangkan bidang
kewirausahaan. Karena dengan berkembangnya kewirausahaan, dapat mengembangkan
perekonomian Negara. Penduduk dapat membantu mewujudkan peningkatan perekonomian
dengan berwirausaha dan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di Indonesia.

Sumber Referensi

www.jurnal.fe.umi.ac.id

PENGUATAN UKM
SEBAGAI PILAR MEMBANGUN EKONOMI BANGSA

Perkembangan dan pertumbuhan UMKM perlu dukungan dari berbagai pihak mengingat
perannya yang sangat besar dalam kontribusinya pada bangsa dan negara. Bentuk dukungan
yang diberikan merupakan penguatan UMKM agar tetap eksis dalam membangun ekonomi
bangsa, salah satunya adalah penguatan permodalan. Melihat antusiasnya perkembangan UMKM
dari tahun ke tahun sejak 2012, pemerintah menetapkan UU kredit bagi UMKM, karena
pemerintah menyadari bahwa perkembangan UMKM tidak dapat terlepas dari dukungan
perbankan dalam hal penguatan permodalam dalam bentuk penyaluran kredit UMKM. Untuk
mendudkung penguatan UMKM ini Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan yang
mewajibkan kepada perbankan untuk mengalokasikan kredit/pembiayaan kepada UMKM mulai
tahun 2015 sebesar 5% dari semua sektor UMKM, tahun 2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar
15% dan pada akhir tahun 2018 juga sudah ditetapkan sebesar 20%. Ketentuan Bank Indonesia
tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia sangat merespon perkembangan
UMKM. Diharapkan dengan adanya penguatan permodalan tersebut pertumbuhan dan
perkembangan UMKM benar-benar dapat mewujudkan harapan bahwa penguatan UMKM
sebagai pilar membangun ekonomi bangsa. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha
mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan
menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Berdasarkan UU
tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu
kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami
pertumbuhan dan hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi dam pertumbuhan ekonomis angat
kondusif. UMKM mempunyai peran dan strategi dalam membangun ekonomi bangsa. Selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan
dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. Jumlah pelaku UMKM di Indonesia termasuk
besar dibanding negara lainnya sejak tahun 2014. Jumlah UMKM terus mengalami
perkembangan dari tahun 2015 hingga 2017, yang salah satu pemicunya adalah tingginya usia
produkstif dibanding jumlah lapangan kerja yang tersedia. Kondisi yang demikian memicu para
usia produktif membuka peluang untuk menciptakan usaha sendiri, yang sebagian besar
tergolong pelaku usaha sektor industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Berdasarkan
perkembangan UMKM yang berkembang baik Presiden RI (2016) menyatakan UMKM yang
memiliki daya tahan tinggi akan mampu menopang perekonomian bangsa. Juga dikatakan bahwa
pemerintah sadar betul betapa pentingnya pengembangan Usaha Mikro Usaha Kecil dan
Menengah. Bahkan Presiden berharap agar pelaku UMKM menjadi garda terdepan dalam
membangun ekonomi bangsa. UMKM juga telah terbukti mampu bertahan terhadap krisis.
Ketika krisis ekonomi terjadi tahun 1997-1998, UMKM mampu membuktikan tetap berdiri
kokoh. Dengan demikian UMKM dianggap memiliki peran strategis dalam menekan angka
pengangguran dan kemiskinan.

Kesimpulan
Krisis ekonomi tahun 1997- 1998 yang melanda Indonesia telah membuat perekonomian bangsa
seakan terpuruk. UMKM ditengarai sebagai pahlawan ekonomi yang yang menyelamatkan
ekonomi bangsa dari keterpurukan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah pelaku UMKM
pasca krisis ekonomi yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini juga membuktikan
bahwa UMKM mampu bertahan di tengah badai krisis ekonomi.

Sumber Referensi
www.garuda.ristekdikti.go.id

REVIEW JOURNAL 1

Title Membangun Tradisi Entrepreneurship Pada Masyarakat


Journal Edunomika
Volume & Page Vol.03 No.02
Year 2019
Autor 1. Helisia Margahana
2. Eko Triyanto
Reviewer Agus Hardiyanto
Date 10-03-2021

Abstrak Entrepreneurship menjadi jalan yang paling efektif di tengah


himpitan ekonomi yang semakin besar dan lapangan pekerjaan
yang semakin sempit, untuk membangkitkan kembali kehidupan
perekonomian masyarakat. Indonesia masih perlu mempersiapkan
lahirnya generasi entrepreneur karena para entrepreneurship
inilah yang akan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di
Indonesia.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
membangun tradisi entrepreneurship pada masyarakat.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka (Literature
Review) untuk membahas topik yang dikaji
Temuan dan Indonesia masih perlu mempersiapkan lahirnya generasi
Pembahasan entrepreneur karena para entrepreneurship inilah yang akan
menjadi penggerak pembangunan ekonomi di Indonesia.
Kesimpulan Diketahui bahwa ketiga tradisi yang diciptakan oleh keluarga,
pendidikan dan pemerintah mampu mendorong tumbuhnya tradisi
entrepreneur pada masyarakat yang akan menjadi penggerak
pembangunan ekonomi bangsa.
Komentar Pembahasan materi sesuai dengan pokok permasalahannya dan
ada keterkaitan antara tumbuhnya enterpreneurship dengan
pembangunan ekonomi suatu bangsa.

REVIEW JOURNAL 2

Title Membangun Tradisi Entrepreneurship Pada Masyarakat


Journal Economic Resources
Volume & Page Vol. 2 No.1
Year Maret 2019
Autor 1. Abd. Rahman Rahim
2. Basri Basir
Reviewer Agus Hardiyanto
Date 11-03-2021
Abstrak Kewirausahaan adalah kewirausahaan yang ditujukan untuk
kepentingan masyarakat bukan sekadar memaksimalkan
keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial biasa disebut
'pengembangan masyarakat' atau “organisasi bertujuan sosial'
(Tan, 2005:1).Menurut Bill Drayton, CEO and Chair of Ashoka,
wirausaha sosial adalah individu yang memiliki solusi inovatif
untuk mengatasi masalah sosial dengan cara mengubah sistem,
memberikan solusi dan memengaruhi masyarakat untuk
melakukan perubahan. Perkembangan dunia usaha saat ini
membutuhkan sumber daya manusia yang mandiri, kreatif dan
inovatif untuk menghadapi persaingan. Misi penciptaan nilai-nilai
inovatif ini dengan melakukan pemberdayaan masyarakat melalui
penelitian/kajian dan pengabdian/penyuluhan bagi terciptanya
social entrepreneur yang kreatif. Perguruan Tinggi harus peka dan
peduli pada persoalan yang dihadapi masyarakat dengan
melakukan kegiatan nyata.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peran
Kewirausahaan dalam membangun ketahanan ekonomi bangsa.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka (Literature
Review) untuk membahas topik yang dikaji.
Temuan dan Jiwa kewirausahaan penduduk Indonesia harus ditingkatkan untuk
Pembahasan membantu mengembangkan perekonomian Negara Indonesia.
Kewirausahaan dikatakan sebagai salah satu faktor yang dapat
mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
Kesimpulan dibutuhkan perhatian pemerintah serta kesadaran masyarakat
dalam mengembangkan bidang kewirausahaan. Karena dengan
berkembangnya kewirausahaan, dapat mengembangkan
perekonomian Negara.
Komentar Pembahasan materi sesuai dengan pokok permasalahannya
perhatian pemerintah serta kesadaran masyarakat dalam
mengembangkan bidang kewirausahaan sangat diperlukan kerana
sebagai salah satu faktor yang dapat mendorong peningkatan
perekonomian Indonesia.

REVIEW JOURNAL 3

Title Penguatan UMKM Sebagai Pilar Membangun Ekonomi Bangsa


Journal EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum dan Bisnis
Volume & Page Vol. 2 No.5
Year Desember 2017
Autor Gunartin
Reviewer Agus Hardiyanto
Date 11-03-2021

Abstrak Pemberdayaan UMKM terbukti menjadi penggerak roda


perekonomian nasional dengan kontribusi dan perannya dalam
menyerap tenaga kerja lebih banyak dibanding entitas bisnis
lainnya, membuktikan bahwa UMKM mampu menekan jumlah
angka pengangguran dan kemiskinan.
Tujuan Penelitian Tujuan penelian ini ingin mendeskripsikan bahwa penguatan
UMKM mampu mewujudkan peran UMKM sebagai pilar
membangun ekonomi bangsa.
Metode Penelitian Metodologi pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik
pengambilan data dengan menggunanan metode literatur yaitu
dengan cara pengumpulan data pustaka. Sumber data adalah
textbook, artikel, jurnal, review literatur dan data statistik. Analisa
mengacu pada penelitian terdahuludan dari hasil studi literatur
Temuan dan Permasalahan yang umum dihadapi pelaku UMKM seperti
Pembahasan keterbatasan permodalan, SDM yang kurang kompeten
dibidangnya dan penggunaan teknologi perlu mendapat dukungan
dari berbagai pihak dalam bentuk penguatan.
Kesimpulan UMKM ditengarai sebagai pahlawan ekonomi yang yang
menyelamatkan ekonomi bangsa dari keterpurukan. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan jumlah pelaku UMKM pasca krisis ekonomi
yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini juga
membuktikan bahwa, yang meningkat dari 96,99% menjadi
97,22% pada periode sama (tahun 2012 – 2017). Dengan
banyaknya tenaga kerja yang terserap, sektor UMKM mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian UMKM
dianggap memiliki peran strategis dalam menekan angka
pengangguran dan kemiskinan.
Komentar UMKM mampu bertahan di tengah badai krisis ekonomi. UMKM
juga terbukti menyerap tenaga kerja lebih besar dalam kancah
perekonomian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai