Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini berisi paparan berikut : (1) latar belakang masalah (2)
permasalahan (3) Pembatasan masalah (4) tindakan yang dipilih, (5) tujuan
penelitian , (6) manfaat penelitian dan (7) defenisi operasional

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu


bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa
dalam hal pemeliharaan dan perbaikan kehidupan masyarakat. Hal ini karena
pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan dan mengembangkan
Sumber Daya Manusia (SDM). Sistem pendidikan yang baik pada suatu negara
akan mampu menghasilkan SDM yang berkualitas, dapat diandalkan, kompeten,
dan profesional dalam bidangnya, serta memiliki kemandirian sebagai modal
untuk bersaing dengan dunia luar. Dalam arti sederhana, pendidikan sering
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah
pendidikanatau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya,
berdasarkan Sudirman, dkk. (1992: 4), pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat (1) (Hasbullah, 2005: 147) menyebutkan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan,
2

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,


dan negara.
Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus diikuti peningkatan
mutu peserta didik yang menjadi subjek didik. Subjek didik merupakan salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar
mengajar. Peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita di dalam proses
belajar mengajar, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara
optimal. Siswa atau peserta didik itu akan menjadi faktor penentu, sehingga
menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan belajarnya (Sardiman, 2007: 111). Peningkatan mutu
pendidikan pada dasarnya tidak hanya melibatkan peserta didik sebagai subjek
didik saja, namun memerlukan peran pendidik sebagai orang yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik.
Guru sebagai pendidik di lingkungan sekolah yang memiliki peran yang besar
dalam menuntun peserta didik untuk mampu mencapai tujuan belajarnya.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan
bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”.
Paradigma pendidikan lama mengkonsep bahwa peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia dilakukan melalui peran aktif guru di kelas. Guru sebagai
tenaga pendidik merupakan center of learning, segala aktivitas belajar mengajar
berpusat pada guru, sehingga memunculkan pemahaman bahwa faktor penentu
utama keberhasilan peserta didik adalah guru. Paradigma ini memunculkan
berbagai tanggapan terhadap proses pembelajaran peserta didik yang pasif,
seharusnya dalam proses pembelajaran yang menjadi sasaran utama adalah proses
belajar peserta didik. Dewasa ini, sistem pembelajaran berbasis peserta didik
telah dikembangkan, hal tersebut telah tercantum pada Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu: Pendidikan
3

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Mata pelajaran ekonomi terdiri atas pelajaran akuntansi dan ekonomi,
dalam pelajaran akuntansi jurnal merupakan suatu hal yang sangat utama, dimana
kalaulah jurnalnya salah,maka semua pekerjaan yang dilakukan dalam akuntansi
akan menjadi salah. Jurnal khusus merupakan jurnal yang digunakan untuk
penyelesaian pembukuan pada perusahaan dagang.
Kemampuan pencatatan jurnal khusus perusahaan dagang bagi siswa
haruslah ditingkatkan karena bagi kelas dua belas pencatatan ini merupakan hal
yang sangat utama, karena membuat pembukuan perusahaan dagang di awali dari
menjurnal.
Kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Karimun tentang
pencatatan transaksi kedalam jurnal khusus perusahaan dagang, masih tergolong
rendah. Hasil yang diperoleh siswa sangat berbeda. Nilai siswa yang
berkemampuan tinggi sangat jaoh rentangannya di bandingkan dengan siswa yang
berkampuan rendah.
Data hasil tes awal memperlihatkan rata-rata kemampuan pencatatan
transaksi kedalam jurnal khusus perusahaan dagang masih rendah yaitu 65,88
persen untuk kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Karimun. Berdasarkan lampiran I
dapat diperoleh informasi tentang kemampuan pencatatan transaksi kedalam
jurnal khusus perusahaandagang siswa kelas XII IPS SMA Negeri 2 Karimun
Kabupaten Karimun seperti dibawah ini :
1) Hanya 4 orang dari 26 siswa yang mencapai kategori tinggi
2) Hanya 8 orang dari 26 siswa yang mencapai kategori sedang
3) Sebanyak 14 siswa yang tergolong dalam kategori rendah
4) Kategori rata-rata untuk 26 orang siswa adalah rendah
4

Permasalahan ini mungkin disebabkan oleh kurangnya ketelitian sewaktu


membaca transaksi sehingga pencatatan transaksi kedalam jurnal khusus tidak
dapat dilakukan dengan benar. Kurang pahamnya siswa terhadap pengklasifikasin
transaksi dan pengertian masing-masing jurnal khsus mengakibatkan siswa gagal
untuk mencatatat transaksi kedalam jurnal khsus. Oleh karena itu sebagai rasa
bertanggung jawab untuk mengatasi atau memecahkan masalah diatas. Salah satu
jalan keluarnya penulis akan mancoba mengadakan perubahan pembelajaran.
Dalam uraian diatas, penulis akan mencoba mengajarkan pencatatan
transaksi kedalam jurnal khusus perusahaan dagang dengan teknik kooperatif atau
kerjasama. Penulis memilih cara ini dengan maksud agar siswa lebih aktif dalam
belajar. Disamping itu mereka juga dapat saling membantu atau bekerja sama.
Diharapkan juga dengan teknik ini tidak ada perbedaan antara siswa pintar dengan
siswa yang kurang dan kemampuan siswa lebih merata juga akan lebih mengerti
oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul :
“Peningkatan Kemampuan Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal Khusus
Perusahaan Dagang dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa
Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Karimun Kabupaten Karimun.”

1.2 Masalah

Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya


kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Karimun Kabupaten Karimun
dalam Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus perusahaan dagang. Adapun
rumusan masalahnya, bagaimana peningkatan kemampuan pencatatan transaksi
kedalam jurnal khusus perusahaan dagang dengan pembelajaran kooperatif tipe
STAD siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Karimun Kabupaten Karimun.

1.3 Pembatasan Masalah


5

Penelitian tindakan kelas ini perlu penulis batasi ruang lingkupnya. Hal ini
penulis lakukan karena cakupannya pada variable kemampuan Pencatatan
transaksi ke dalam jurnal khusus perusahaan dagang.
Kemampuan pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus di lihat dari benar
tidaknya siswa mengkalasifikasin transaksi kedalam empat jurnal khusus yaitu
jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan dan jurnal penerimaan
kas dalam perusahaan dangang.

1.4. Tindakan yang Dipilih

Masalah rendahnya kemampuan siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2


Karimun Kabupaten Karimun dalam pencatatan transaksi kedalam jurnal khusus
perushaan dagang akan diatasi dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.5 Tujuan Penelitian


Tjuan penelitian ini dilakukan adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Karimun Kabupaten Karimun dalam pencatatan
transaksi kedalam jurnal khusus perusahaan dagang.
1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut:


1. Bagi guru
a) Dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi.
b) Dapat memperbaiki dan meningkatkan sitem pembelajaran dikelas.
2. Bagi siswa
a) Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam rangka perbaikan
pembelajaran disekolah tersebut khususnya dan sekolah lain pada
umumnya.
b) Dapat membantu siswa dengan mudah dalam mencatat transaksi
kedalam jurnal khusus perusahaan dangang
3. Bagi sekolah
6

Dapat dijadikan bahan perbandingan dalam rangka perbaikan


pembelajaran disekolah tersebut khususnya dan sekolah lain pada
umumnya.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang pembelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pencatatan trasaksi ke dalam
jurnal khusus ,sehinga dapat menerapkannya dalam pembelajaran dengan
baik.

1.7 Definisi Operasional

Berikut ini penulis jelaskan definisi operasional tentang istilah dalam


penelitian ini . Hal ini penulis lakukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam
penafsiran maksudnya dan juga untuk menyamakan pemahaman antara penulis
dengan setiap pembaca tentang istilah yang digunakan. Istilah yang perlu
dijelaskan melalui defenisi operasional adalah peningkatan kemampuan
pencatatan transaksi kedalam jurnal khusus dan istilah pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
Peningkatan kemampuan pencatatan transaksi kedalam jurnal khusus
perusahaan dagang adalah suatu tindakan yang dilakukan agar siswa kelas XII IPS
1 SMA Negeri 2 Karimun memilki kesanggupan mencatat transaksi ke dalam
jurnal khusus dengan jumlah soal 15 buah dalam LKS dengan pormat jurnal
khusus yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu metode pembelajaran
dengan cara Bekerja sama dimana siswa dikelompokkan 4 atau 5 orang siswa
untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah dan kemudian masing-
masing kelompok menampilkan hasil kerja kelompoknya. Selanjutnya akan
diadakan tes secara individu tentang materi yang telah dibahas.

Anda mungkin juga menyukai