Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANOTOMI FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI, SISTEM


KARDIOVASKULER, SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH :

KENI ELVIKA SARI


2126010012

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat
dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Anotomi Fisiologi Sistem Respirasi, Sistem Kardiovaskuler, Sistem
Pencernaan Dan Sistem Muskuloskeletal”
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pengampuh Ns. Neni Triana, M. kep yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat dalam rangka proses
pembelajaran sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatn 1.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
semua pihak. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Bengkulu, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Respirasi...........................................................3
B. Pengertian Sistem Kardiovaskuler ..............................................10
C. Pengertian Sistem Pencernaan.....................................................13
D. Pengertian Sistem Muskuloskeletal.............................................19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................23
B. Saran ...........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran. Ilmu tentang
struktur morfologis dari organisme hidup ini mempelajari berbagai bagian,
posisi mereka, serta saling keterkaitan satu sama lain. Kita sebagai tenaga
medis KSR-PMI tentunya mempelajari anatomi manusia.
Sedangkan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari
tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian bagian dari alat-alat tubuh dan
sebagainya. Tubuh manusia memiliki lebih dari 10 sistem anatomi. Kata
anatomy berasal dari bahasa yunani (Greek) yang secara literatur diartikan
sebagai “membuka suatu potongan”. Antomi adalah suatu ilmu yang
mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh
manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya.
Contoh: mempelajari organ jantung dan posisinya dalam  tubuh. Kata
physiology juga juga berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya.
Contoh: seseorang yang ingin mempelajari fisiologi tentang bagaimana
jantung bisa memompa darah. Anatomi fisiologi adalah dua hal yang
berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara teoritis maupun secara
praktikal, sehingga muncul suatu konsep: “semua fungsi yang spesifik
dibentuk dari struktur yang spesifik”.
Anatomi dan fisiologi adalah ilmu yang mempelajari urai tubuh
beserta fungsinya. Sebagai pun calon tenaga kesehatan sudah menjadi
keharusan bahwa setiap pelayanan kesehatan yang dilakukan harus
mengerti terhadap keilmuan dasar. Anatomi perlu dimengerti karena
menjadi dasar pertimbangan dalam setiap tindakan asuhan kepada pasien.
Demikian juga, anatomi fisiologi tubuh manusia , terutama terkait kulit,
rambut dan kuku menjadi suatu ilmu pendukung bagi mahasiswa AKS-
AKK prodi tatarias, karena penting untuk memhami anantomi fisiologi ini

iv
sebagai ilmu yang memperkuat keterampilan dalam pemberian perawatan
pada manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Respirasi ?
2. Apa Pengertian Sistem Kardiovaskuler ?
3. Apa Pengertian Sistem Pencernaan ?
4. Apa Pengetian Sistem Muskuloskeletal ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Respirasi
2. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Kardiovaskuler
3. Untuk Mngetahui Pengertian Sistem Pencernaan
4. Untuk Mengetahui Pengetian Sistem Muskuloskeletal

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Respirasi


Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi
merupakan sistem organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas,
dimana sistem pernafasan ini merupakan salah satu sistem yang berperan
sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem
pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur tersebut
terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara
atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida antara darah dan
atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses pertukaran
gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi internal
ini terjadi pada seluruh system tubuh. (Djojodibroto, 2012). Struktur utama
dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan, saluran-saluran
ini terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur saluran
napas dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya system penafasan
bagian atas dan bawah. Pada system pernafasan bagian atas terdiri dari
hidung, faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki
peran masing masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system
pernafasan bagian bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus
(Manurung dkk, 2013). Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang
lainnya sangat berperan penting dalam proses pertukaran gas, yang mana
proses pertukaran gas ini yang memerlukan empat proses yang
mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, dimana proses tersebut
terdiri dari proses yang berkaitan dengan volume udara napas dan
distribusi ventilasi, proses yang berkaitan dengan volume darah di paru-
paru dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan difusi
oksigen dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi
pernafasan. Sama seperti system dan struktur tubuh lainnya, system
pernafasan juga sering mengalami masalah dan gangguan dalam

vi
menjalankan fungsinya, baik yang disebabkan oleh infeksi baik yang
disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang
melibatkan banyak sel dan elemennya dengan gejala klasik asma ada tiga
yaitu mengi, batuk, dan sensasi napas tak normal atau dispnea. (Petrina et
al., 2012). Asma disebabkan oleh berbagai faktor dimulai dari faktor
genetic, karena alergi, infeksi saluran nafas, obat-obatan, perubahan cuaca,
lingkungan kerja, olahraga dan stress. Asma biasanya akan ditandai
dengan adanya spasme otot bronchus dan akan mengakibatkan obstruksi
saluran nafas dan akan mengakibatkan penyempitan jalan nafas yang pada
akhirnya akan meningkatkan kerja pernapasan yang selanjutnya akan
meningkatkan kebutuhan oksigen pada tubuh dan akan menyebabkan
hiperventilasi. Pemeriksaan penunjang pada penderita asma diantaranya
yaitu dilakukan pemeriksaan Spirometri, Uji Provokasi Bronkus,
pemeriksaan sputum, pemeriksaan cosinofit total, uji kulit, pemeriksaan
kadar igE total dan igE spesifik dalam sputum, foto dada, dan analisis gas
darah (Padila, 2013). Tanda dan gejala asma dibedakan menjadi dua
stadium yakni stadium dini dan stadium lanjut atau kronis, biasanya tanda
dan gejala pada stadium dini yakni batuk dengan dahak bisa saat pilek
ataupun tidak, wheezing belum ada, rochi basah halus pada serangan
kedua atau ketiga dan sifatnya hilang timbul, belumadanya kelainan
bentuk thorak belum patologis, adapun juga tanda dan gejala stadium
lanjut atau kronis yakni adanya batuk dan diiringi dengan ronchi, sesak
nafas berat dan merasakan adanya tekanan pada dada, dahak lengket dan
sulit untuk dikeluarkan, thorak seperti barel chest, tampak tarikan otot
sternokleidomastoideus, dan biasanya akan terjadi sianosis.
Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan atau kekurangan
oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus-
kapiler (T. P. DPP PPNI, 2016). Penyebab dari terjadinya gangguan
pertukaran gas merupakan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan
perubahan membrane alveolus-kapiler. Tanda dan gejala Mayor dari

vii
subyektif adalah dispnea, sedangkan tanda dan gejala Minor dari
obyektifnya yakni PCO2 meningkat/menuru, PO2 menurun, takikardia, pH
arteri meningkat/menurun, bunyi napas tambahan. Tanda dan gejala mayor
dari subjektifnya adalah pusing dan penglihatan kabur, sedangkan tanda
dan gejala minor adalah sianosis, diaphoresis, gelisah, napas cuping
hidung, pola napas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun.
Kondisi klinis terkait dari gangguan pertukaran gas adalah penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK), gagal jantung kongestif, asma, pneumonia,
tuberkolosis paru, penyakit membrane hialin, asfiksia, persisten pulmonary
hypertension of newborn (PPHN) prematuritas, dan infeksi saluran napas
(T. P. DPP PPNI, 2016).
Pada penderita asma terjadi penyempitan saluran pernafasan yang
disebabkan akibat dari spasme otot polos saluran nafas, edema mukosa
dan adanya hipersekresi yang kental. Terjadinya penyempitan pada saluran
nafas ini menimbulkan adanya gangguan ventilasi (hipoventilasi), dimana
distribusi ventilasi tidak merata pada sirkulasi darah pulmonal dan
terjadinya gangguan difusi gas di tingkat alveoli. Akhirnya akan
berkembang menjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis pada tingkat
lanjut (Nelson & Pery, 2001) Menurut (Wong, D, 2009) Inflamasi
berperan dalam peningkatan reaktifitas jalan napas. Mekanisme ini
mengakibatkan inflamasi jalan napas menjadi cukup beragam, dimana
peran setiap mekanisme tersebut bervariasi dari satu anak ke anak selama
perjalanan penyakit. Faktor yang menyebabkan hal tersebut diantaranya
adalah bakteri, virus, parasite, jamur, alergi, cuaca, kegiatan jasmani serta
psikis akan merangsang reaksi hiper reaktivitas bronkus dalam saluran
pernafasan sehingga merangsang sel plasma menghasilkan imonoglubulin
E (IgE). Plasma IgE selanjutnya menempel pada reseptor dinding sel mast
yaitu sel mast tersensitisasi. Pada sel mast yang tersensitisasi akan
mengalami degranulasi, dan sel mast yang degranulasi akan mengeluarkan
sejumlah mediator yang disebut histamin dan bradikinin. Kedua mediator
ini nantinya akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler

viii
sehingga menimbulkan edema mukosa, peningkatan produksi mukus dan
kontraksi otot polos bronkiolus. Hal ini akan mengakibatkan adanya
proliferasi sehingga terjadi sumbatan dan daya konsulidasi pada jalan
nafas maka proses pertukaran O2 dan CO2 terhambat sehingga
menyababkan terjadi gangguan ventilasi. Menurunnya masukan O2 ke
paru-paru terutama pada alveolus menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan CO2 dalam alveolus atau yang disebut dengan hiperventilasi, yang
akan menyebabkan terjadi alkalosis respiratorik dan penurunan CO2
dalam kapiler 9 (hipoventilasi) yang akan menyebabkan terjadi asidosis
respiratorik. Hal ini dapat berdampak pada paru- paru, sehingga paru-paru
tidak dapat memenuhi fungsi primernya dalam pertukaran gas yakni
membuang karbondioksida sehingga menyebabkan konsentrasi O2 dalam
alveolus menurun dan terjadilah gangguan difusi, gangguan difusi
menyebabkan gangguan perfusi dimana dalam hal ini oksigenisasi ke
jaringan tidak memadai sehingga akan terjadi hipoksemia dan hipoksia
yang menimbulkan berbagai manifestasi klinis. (Setyono, 2014).
Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di
Negara berkembang maupun Negara maju. Prevalensi penyakit asma
menurut (Global Initiative for Asthma, 2018) diperkirakan ada 300 juta
penduduk dunia di seluruh dunia menderita penyakit asma. Angka
kejadian asma di Indonesia menurut (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2018) rata-rata penduduk Indonesia yang menderita penyakit
asma sampai 2,4%, angka ini mengalami penurunan dari tahun 2013 yang
rata-rata mencapai 4,5%, penderita asma ini tersebar dari perkotaan sampai
pedesaan, tidak membedakan laki-laki ataupun perempuan semua
kalangan bisa terkena penyakit asma ini, dari umur kurang dari 1 tahun
sampai lebih dari 75 tahun. Indonesia memiliki 34 provinsi dan provinsi
yang paling tertinggi masyarakatnya terkena penyakit asma yakni Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan angka kejadian 4.5% dan provinsi yang
terendah masyarakatnya terkena asma yakni Sumatera Utara dengan angka
kejadian 1%. Bali menduduki peringkat ke tiga dalam penderita penyakit

ix
asma di Indonesia, dengan angka kejadian kejadian diatas 2,4%, dari
tahun 2013 sampai 2018 Bali terus berada diatas rata-rata angka kejadian
di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Moewandi
Surakarta didapatkan data pasien asma rawat inap berjumlah 318 orang
dan tahun berikutnya meningkat menjadi 360 orang pasien rawat inap
dengan asma (Safitri & Andriyani, 2011). Sedangkan penelitian yang
dilakukan di IGD RS Bangli didapatkan data bahwa dalam sehari-hari
didapatkan 2-3 orang datang dengan asma akut dan didapatkan data 65
orang penderita asma dalam sebulannya (Rasdini, n.d.). Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan peneliti didapatkan hasil angka prevalensi angka
kejadian asma di BRSU Tabanan sebanyak 228 kasus pada tahun 2018-
2019 yang tersebar di enam ruangan.

x
Gambar 1. Mekanisme respirasi inspirasi dan ekspirasi

Volume paru menggambarkan fungsi statik paru. Volume dan


kapasitas paru dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, ukuran dan
komposisi badan (Anonim 2008d). Pengukuran fungsi pernapasan ada
banyak dan bermacam-macam. Namun secara umum dapat dijelaskan
sebagai berikut : Selama bernapas, kira-kira kira-kira 500 ml udara
bergerak ke saluran napas dalam setiap inspirasi, dan jumlah yang sama

xi
bergerak keluar dalam setiap eskpirasi. Hanya kira-kira 350 ml volume
tidal/tidal volume (TV) benar-benar mencapai alveoli, sedangkan 150 ml
tetap berda di hidung, faring, trachea, dan bronki disebut sebagai volume
udara mati (dead space). Udara total yang diambil selama satu menit
disebut volume menit respirasi/respiratory minute volume (RMV), yang
dihitung dengan perkalian udara tidal dan laju pernapasan normal setiap
menit. Volume rata-rata = 500 ml x 12 respirasi setiap menit = 6.000
ml/menit dalam keadaan istirahat. Apabila bernapas kuat, maka jumlah
udara yang masuk ke dalam saluran napas dapat melebihi 500 ml udara.
Kelebihan udara tersebut disebut volume udara cadangan inspiratori, rata-
rata 3.100 ml. Dengan demikian sistem pernapasan normal dapat menarik
3.100 ml (volume udara cadangan respiratori) + 500 ml (volume udara
tidal) = 3.600 ml. Namun dalam kenyataan, lebih banyak lagi udara yang
dapat ditarik bila inspirasi mengikuti eskpirasi kuat. Selanjutnya apabila
seseorang melakukan inspirasi normal dan kemudian melakukan ekspirasi
sekuat-kuatnya, maka akan dapat mendorong keluar 1.200 ml udara,
volume udara tersebut adalah volume udara cadangan eskpiratori. Setelah
volume udara cadangan eskpiratori dihembuskan, sejumlah udara masih
tetap berada dalam paru-paru, karena tekanan intrapleural lebih rendah
sehingga udara yang tinggal tersebut dipakai untuk mempertahankan agar
alveoli tetap sedikit menggembung, dan juga sejumlah udara masih tetap
ada pada saluran udara pernapasan. Udara yang masih berada pada saluran
pernapasan tersebut adalah udara residu yang jumlahnya kira-kira 1.200
ml.
Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara paru dan kapiler darah paru. Selama inspirasi, udara atmosfer
mengandung oksigen memasuki alveoli. Darah terdeoksigenasi dipompa
dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonaslis menuju kapiler pulmonalis
yang menyelubungi alveoli. PO2 alveolar 105 mmHg, pO2 darah
teroksigenasi yang memasuki kapiler pulmonalis hanya 40 mmHg.
Sebagai akibat perbedaan tekanan tersebut, oksigen berdifunsi dari alveoli

xii
ke dalam darah terdeoksigenasi sampai keseimbangan tercapai, dan pO2
darah terdeoksigenasi sekarang 105 mmHg. Ketika oksigen difusi dari
alveoli ke dalam darah terdeoksigenasi, karbondioksida berdifusi dengan
arah berlawanan. Sampai di paru, pCO2 darah terdeoksigenasi 46 mmHg,
sedang di alveoli 40 mmHg. Oleh karena perbedaan pCO2 tersebut
karbondioksida berdifusi dari darah terdeoksigenasi ke dalam alveoli
sampai pCO2 turun menjadi 40 mmHg. Dengan demikian pO2 dan pCO2
darah terdeoksigenasi yang meninggalkan paru sama dengan udara dalam
alveolar. Karbondioksida yang berdifusi ke alveoli dhembuskan keluar
dari paru selama ekspirasi (Soewolo, et al. 1999).

B. Pengertian sistem kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat
terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.

xiii
Jantung Sebagai Pusat Kardiovaskuler dan Sistem kardiovaskuler

a. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu
kehamilan. Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah
terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast ini timbul dari :
a) Mesoderm : splanknikus & chorionic
b) Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c) Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darahDalam
awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung
mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial
dan IEC dan atap katup uning telur sekunder(kardiogenik area).
Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis saluran.
Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial.
Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio
yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk
sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah
melalui plasenta.

xiv
b. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler

Anatomi Jantung

Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida


terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah
dan basis ( anterior-inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis
jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan
bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem
kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks)
sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada
mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada
orang dewasa sekitar 250 350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu:

1. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago


kostalis setinggi kosta III-I.
2. Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
3. Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan
aorta pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
4. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta
desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
5. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.

xv
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah
berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang
menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah,
pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung
tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan
jantung adalah:

1. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk


jantung agak turun kebawah
2. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap
(TBC) menahun batas jantung menurun sehingga pada asma
toraks melebar dan membulat
3. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan
mendorong bagian bawah jantung ke atas
4. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi
oleh posisi tubuh.

C. Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam mencerna


makanan dan minuman menjadi energi serta berbagai jenis nutrisi yang
diperlukan tubuh. Tak hanya itu, sistem organ ini juga berfungsi untuk
mengeluarkan zat beracun dan sisa makanan melalui feses atau tinja.

 Bagian-Bagian Sistem Pencernaan pada Manusia

Dalam setiap bagian dalam sistem pencernaan manusia terjadi


gerakan yang penting untuk meneruskan makanan dari satu bagian ke
bagian lainnya. Berikut ini adalah bagian lengkap dari sistem
pencernaan manusia. 

xvi
a) Mulut: Proses Pengunyahan 
b) Tenggorokan (Faring)  dan Kerongkongan (esofagus): Gerakan
Peristaltik
c) Lambung: Otot atas lambung relaksasi agar makanan bisa masuk,
otot bawah lambung mencampur makanan dengan zat pencernaan
d) Usus Halus: Gerakan Peristaltis.
e) Usus Besar: Gerakan Peristaltik
 Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
1. Mulut

Sumber gambar: mulut

Sistema Bagian mulut merupakan langkah pertama dalam


sistem pencernaan manusia. Proses pencernaan dimulai saat kamu
mengambil gigitan pertama pada makanan, disebut juga

xvii
pencernaan mekanik. Bagian mulut seperti lidah, gigi, dan kelenjar
air liur membantu proses pengunyahan agar makanan lebih mudah
dicerna Air liur mengandung enzim dengan fungsi memecah
molekul makanan agar mudah diserap oleh tubuh. 
2. Tenggorokan (Faring) dan Kerongkongan (Esofagus)

Sumber gambar: healthjade

Tenggorokan (Faring) merupakan saluran alat pencernaan


yang menghubungkan rongga mulut ke kerongkongan (esofagus).
Faring juga berhubungan dengan rongga hidung yang berfungsi
untuk memproduksi suara. Makanan yang ditelan dari mulut masuk
melalui tenggorokan dan diteruskan ke tabung berotot
esofagus.Tabung ini memiliki panjang sekitar 25cm.  Di bagian
esofagus terdapat katup epiglotis yang mencegah makanan dan
minuman masuk ke dalam trakea agar kamu tidak tersedak.Pada

xviii
dinding kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan
meremas-remas yang mendorong makanan menuju lambung.

3. Lambung 

Sumber gambar: anatomy-medicine

Lambung merupakan organ berbentuk seperti kantong yang


terdiri dari dinding berotot. Di lambung, terjadi sistem pencernaan
mekanik dimana makanan dan minuman diremas dan diaduk
menjadi bubur makanan (kim) oleh otot polos. Ada tiga bagian
lambung yang penting: bagian atas (kardia), bagian tengah
(fundus), dan bagian bawah (pilorus). Di bagian lambung juga
terjadi pencernaan kimiawi, dimana makanan dicerna oleh enzim

xix
dalam getah lambung yang dihasilkan oleh sel kelenjar dinding
lambung. Getah lambung terdiri dari:

a) Pepsin: enzim yang fungsinya memecah protein menjadi


pepton dan proteosa.
b) Renin: enzim untuk menggumpalkan protein susu (kasein), lalu
dicerna oleh pepsin.
c) Asam Klorida (HCl): asam yang berfungsi untuk membunuh
kuman dan bakteri pada makananan dan mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Lipase Gastrik: enzim yang
mengubah lemak menjadi asam lemakSetelah melalui proses
sistem pencernaan tersebut, lambung perlahan-lahan
meneruskan kim ke usus halus dengan gerakan peristaltik.
4. Usus Halus

Usus halus merupakan sistem pencernaan manusia


terpanjang dengan panjang sekitar 670 cm sampai 760 cm.
Penyerapan nutrisi paling banyak terjadi saluran pencernaan ini.
Usus halus terdiri dari tiga bagian penting yang masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda dalam pencernaan makanan:
Duodenum/Usus 12 jari: Usus dua belas jari adalah bagian usus
setelah lambung. Fungsinya untuk menyalurkan makanan ke usus
halus dan mencerna makanan secara kimiawi. Terdapat dua muara
saluran yaitu getah pankreas dan kantung empedu. Enzim yang
disekresikan oleh getah usus halus merupakan enzim Enterokinase,
Tripsin, Erepsin, Disakarase, dan Lipase. Jejunum (Usus kosong):
Permukaan usus kosong terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut
vili.

xx
Fungsi utama vili adalah memperluas permukaan usus
untuk penyerapan makanan. Hampir 90% penyerapan nutrisi
terjadi di bagian usus halus ini dan selanjutnya diedarkan ke dalam
aliran darah dan limpa. Ileum (Usus penyerapan): Bagian akhir
pada saluran pencernaan usus halus. Nutrisi, seperti vitamin B12,
garam empedu, air, dan elektrolit, yang belum diserap oleh
jejunum akan diserap oleh bagian usus halus ileum. Seperti
jejunum, usus ileum juga memiliki vili.  Gerakan kontraksi
peristaltik pada usus halus mendorong makanan dari satu bagian ke
bagian lain. Sisa kim yang berupa limbah diteruskan ke sistem
pencernaan manusia berikutnya yaitu usus besar.

5. Usus Besar

xxi
sumber gambar: nursingtimes

Sebagian besar dari sisa-sisa pencernaan makanan dan air


diserap di usus besar, lalu disimpan sebagai feses sebelum
dieliminasi. Usus besar terdapat bagian sekum, kolon, rektum, dan
kanalis anal. Fungsi utama usus besar adalah membusukkan sisa
makanan atau limbah oleh bakteri Escherichia coli agar lebih
mudah untuk dikeluarkan. Di bagian kolon ini juga terjadi
penyerapan air dan vitamin K. Setelah itu, zat makanan yang sudah
dicerna akan disimpan di rektum dan dieliminasikan melalui
kanalis anal ke anus dengan gerakan peristaltik.
6. Gangguan Sistem Pencernaan
Gangguan sistem pencernaan merupakan penyakit yang
sering dihadapi oleh banyak orang. Gangguan ini bisa disebabkan
oleh berbagai hal seperti bakteri pada makanan, stress, atau infeksi.
Beberapa ragam gejala yang sering dirasakan mulai dari perut
kembung, mual, sensasi terbakar di bagian dada (heartburn),
sembelit, diare sampai muntah. Umumnya penyakit seperti maag,
diare, dan konstipasi dapat dihindari dengan mengonsumsi
makanan yang tepat. Banyak juga obat-obatan yang bisa membantu
meredakan gejala gangguan tersebut. Ada juga penyakit lainnya
seperti refluks asam lambung (GERD), esofagitis, dan penyakit
Crohn yang bisa menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera
ditangani. 

D. Pengertian Sistem Muskuloskeletal


Sistem muskuloskeletal merupakan suatu sistem pada tubuh
manusia untuk melindungi organ tubuh dan memanpukan tubuh untuk
dapat bergerak dengan baik.Sistem ini juga merupakan sistem yang terkuat
diantara bagian sistem pada tubuh lainnya dan sistem ini bisa bergerak
serta melindungi organ bagian dalam pada tubuh manusia karena adanya

xxii
kerjasama antara sistem muskuloskeletal dengan sistem tubuh yang
lainnya.
a) Deskripsi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot
dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah
jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau
jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah
tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah
osteologi.
b) Definisi Sistem Muskulus (Muscle)
Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik atau
gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka,
sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.
Fungsi sistem muskuler/otot yaitu:

 Pergerakan bahwa tot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot


tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
 Penopang tubuh dan mempertahankan postur.
 Produksi panas bahwa kontraksi otot-otot secara metabolis
menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.

Jenis otot ada tiga yaitu:

 Otot rangka/lurik
 Otot polos
 Otot jantung.

Dalam sistem muskuler terdapat tiga komponen yaitu:

 Otot
 Tendon
 Ligamen.

xxiii
c) Definisi Sistem Rangka (Skeletal)

Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang,


sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot
dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot.
Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak
tidak akan terjadi tanpa tulang. 
Fungsi dari sistem skeletal/rangka adalah sebagai

 Penyangga yaitu menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada


tulang.
 Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow)
atau hemopoesis.
 Produksi sel darah (red marrow).
 Pelindung yaitu melindungi organ yang halus dan lunak, serta
memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
 Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat
bergerak karena adanya persendian.

d) Def inisi Artikulasi (Persendian)

Hubungan antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat


bergerak, diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Dengan
adanya sendi, membantu mempermudah gerakan. Sendi yang
menyusun kerangka manusia terdapat di beberapa tempat. 
Terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:

 Sinartrosis (Suture) yaitu hubungan antara dua tulang yang tidak dapat
digerakkan sama sekali dan strukturnya terdiri atas fibrosa.
 Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku yaitu hubungan antara dua
tulang yang dapat digerakkan secara terbatas.
 Diartosis yaitu hubungan antara dua tulang yang dapat digerakkan
secara leluasa atau tidak terbatas, terdiri dari struktur synovial. Untuk

xxiv
melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian
terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang
berfungsi sebagai pelumas sendi.

xxv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian anotomi (susunan tubuh) adalah ilmu yang mempelajari
susunan tubuh dan bentuk tubuh makhluk hidup. Sejarah autonomi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari kronoligi mulai dari kejadian
pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisi rumit
kan bagian-bagian tubuh oleh para ilmuan modern. Dalam
perkembangannya, manusia kan memahami fungsi-fungsi dan struktur
tubuh melalui ilmu anatomi. Metodi pemeriksan selalu berkembang, dari
pemeriksaan tubuh hewan, perbedaan mayat, sampai ke teknik-teknik
kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir.
Dalam posisi ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian
oleh 3 buah bidng khayal:
1. Bidang medial, yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
2. Bidang fontal, yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan kiri
(posterior)
3. Bidang trasversal, yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan
bawah (inferior).
Cabang-cabang anotomi di bagi menjad 2 bagian besar, yaitu:
1. Anotomi makroskopik
2. Anotomi mikroskopik.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis paparkan mengenaianotomi
fisiologi sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan dan
sistem mukuloskeletal. semoga bermanfaat, dan tentunya makalah ini tidak
terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu penulis meminta kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan makalah selanjutnya.

xxvi
DAFTAR PUSTAKA

Ethel, Sloane. 2004. Anotomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta .


penerbit buku kedokteran EGC.
Lewis, Heitkemper & Dirken. 2000. Medical surgical Nursing. Mosby.
Philadelphia.
Pratiwi, D.A. 2000. Buku penuntun biologi untuk sekolah tinggi
kesehatan, Jakarta. Penerbit erlangga.

xxvii

Anda mungkin juga menyukai