Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

MODUL X

KROMATOGRAFI KERTAS

Nama Dosen : Nurma Angeliani K, S.Si


Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Oktober 2021

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Rico E Nandarianto (20032006)

2. Devi Juniar Nur Fatmawati (20032037)

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2021
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................2

1.1 Tujuan Praktikum............................................................2

1.2 Dasar Teori......................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................4

2.1 Pengertian Kromatografi...................................................4

2.1.2 Kromatografi Kertas......................................................4

BAB 3 PROSEDUR KERJA.....................................................6

3.1 Alat dan Bahan................................................................6

3.2 Metode Kerja....................................................................7

BAB 4 DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN..................8

4.1 Data Pengamatan.............................................................8

4.2 Data Perhitungan.............................................................8

BAB 5 PEMBAHASAN.............................................................10

BAB 6 SIMPULAN...................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................14

LAMPIRAN..............................................................................15

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang proses pemisahan


kromatografi
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari
kromatografi kertas

1.2 Dasar Teori

Kromatografi kertas merupakan metode analitik yang


digunakan untuk memisahkan bahan kimia berwarna, terutama
pigmen. Ini juga dapat digunakan untuk memisahkan warna
primer atau sekunder dalam tinta. Metode ini telah banyak
digunakan dengan kromatografi lapisan tipis, tetapi masih tetap
merupakan alat pembelajaran yang baik. Kromatografi kertas dua
arah, atau dikenal juga sebagai kromatografi dua dimensi,
melibatkan penggunaan dua pelarut dan memutar posisi 90o pada
saat penggantian pelarut. Metode ini berguna untuk pemisahan
campuran senyawa yang kompleks dengan kepolaran yang hamper
mirip. Contohnya adalah pemisahan asam amino, jika
menggunakan kertas saring harus kertas saring dengan mutu
terbaik. Fasa gerak adalah larutan penggembang yang dapat
bergerak naik pada fasa diam sambil membawa sampel
bersamanya.

2
Faktor retensi (Rƒ) didefinisikan sebagai perbandingan jarak
tempuh zat terhadap jarak tempuh pelarut, Nilai Rƒ biasanya
dinyatakan dalam decimal, dengan dua angka dibelakang koma.
Jika nilai Rƒ suatu larutan adalah nol, solute tetap berada pada
fasa diam dan oleh karenanya tidak bergerak. Jika nilai Rƒ = 1
artinya solute tidak mempunyai afinitas terhadap fasa diam dan
bergerak sesuai dengan gerakan pelarut hingga garis depan.
Untuk menghitung nilai Rƒ, ukur jarak tempuh zat dibagi dengan
jarak tempuh pelarut (seperti telat disebutkan sebelumnya).
Sebagai contoh, jika zat bergerak sejauh 9,9 cm dan garis depan
pelarut bergerak sejauh 12,7 cm, maka nilai factor retensinya
adalah 9,9 / 12,7 = 0,779 atau 0,78. Nilai Rƒ bergantung pada
temperature dan pelarut yang digunakan dalam percobaan, oleh
karena itu beberapa pelarut menghasilkan beberapa nilai Rƒ
untuk campuran senyawa yang sama.

Dalam kromatografi kertas, bahan uji terdistribusi antara


fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam biasanya adalah selembear
kertas saring bermutu tinggi. Fasa gerak adalah larutan
pengembang yang merambat naik pada fasa gerak, membawa
sampel bersamanya. Komponen sampel akan terpisah bergantung
pada kekuatan adsorbsinya pada fasa diam versus kelarutannya
pada fasa gerak.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kromatografi

Kromatografi adalah suatu proses ketika sampel dilewatkan


melalui kolom. Adanya perbedaan dalam hal kemampuan untuk
adsorpsi zat yang mirip, akan berpengaruh terhadap resolusi zat
terlarut. Hasilnya dikenal sebagai kromatogram. (Khopkar 2008)

Di dalam kromatografi, terdapat eluen yang merupakan fase


gerak dan mempunyai peran sangat penting saat proses elusi bagi
larutan sampel agar melewati adsorben (fase diam). Interaksi eluen
dengan adsorbent akan menentukan kesuksesan pemisahan
komponen. (Kurniawan dan Santosa 2004)

2.2 Kromatografi Kertas

Pada tahun 1994, Consden, Gordon dan Martin


memperkenalkan kromatografi kertas yang mana kertas saring
digunakan sebagai fase diamnya. Kertas adalah selulosa murni
dan mempunyai afinitas terhadap pelarut yang bersifat polar
seperti air. Ketika air diadsorbsikan di kertas maka akan
terbentuk lapisan tipis yang analog dengan kolom. Fase geraknya
campuran air dan pelarut organik yang mengalir pada kertas dan
akan membawa noda sampel dengan kecepatan berbeda-beda. 

4
Pemisahan tersebut berdasarkan partisi setiap komponen
yang terdapat di antara kedua fase. Kromatografi kertas ini
diaplikasikan untuk analisis kuantitatif maupun kualitatif. Sifat
senyawa yang dipisahkan sebagian besar sangat polar.

Prinsip kerjanya yaitu adsorpsi berdasarkan panjang


komponen pada campuran yang dilakukan adsorpsi di permukaan
fase diam. Kepolaran komponen turut mempengaruhi karena
komponen nantinya larut dan dibawa oleh pelarut yang memiliki
kepolaran sama. (Yazid, 2005)

Kromatografi kertas juga tergolong dalam kromatografi cair-


cair. Fase diamnya adalah kertas saring, sedangkan fase geraknya
pelarut-pelarut organik atau campuran air dengan pelarut
organik. Identifikasi hasil kromatografi dapat dilihat dari warna.
Senyawa yang berwarna akan tampak noda terpisah, sedangkan
senyawa tidak berwarna harus dilakukan deteksi lebih lanjut baik
dengan cara kimia maupun fisika  menggunakan pereaksi untuk
memberi warna. Identifikasi dilakukan menggunakan kedudukan
noda  dari permukaan pelarut atau disebut nilai Rƒ. Nilai tersebut
dapat ditentukan menggunakan rumus di bawah ini:

Nilai Rƒ adalah parameter karakteristik dari kromatografi kertas.


Harga tersebut menyatakan ukuran kecepatan migrasi senyawa di
kromatogram. (Leba, 2007)

5
BAB 3

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1. Gelas piala 500 mL/Chamber + tutup


2. Pipa kapiler
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Batang pengaduk
6. Gelas ukur 100 mL

Bahan yang digunakan :

1. Pewarna
2. Etanol 96%
3. Kromatografi kertas
4. Aquadest

6
3.2 Metode Kerja

1. Larutkan masing-masing pewarna dengan 1 mL etanol


2. Totolkan ke kertas kromatografi yang sudah diberi jarak
dan tanda pergerakan eluen
3. Sebelum kertas kromatografi dicelupkan ke dalam chamber.
Jenuhkan terlebih dahulu chamber dengan eluen
4. Kemudian masukkan kertas kromatografi dan tutup
kembali chamber agar eluen tidak mudah menguap
5. Kertas kromatografi diusahakan tidak menempel di dinding
chamber
6. Setelah proses elusi selesai, maka angkat kertas
kromatografi dan hitung jarak elusi dan jarak sampel ke
noda lalu dan kemudian hitung nilai Rƒnya

7
BAB 4

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan

Pelarut Noda Jarak Jarak Rf (cm)


Eluen (cm) Pelarut =
=b (cm) = a a/b
Kuning 8 cm 5,5 cm 0,6875

Etanol Biru 11,5 cm 0,3 cm 0,026

Orange 11,5 cm 0,5 cm 0,0435

Kuning 11,5 cm 4,4 cm 0,383

4.2 Data Perhitungan

Jarak eluen kertas 1 (b) = 8 cm

Jarak noda kuning (a) = 5,5 cm

Rƒ = a/b

Rƒ = 8 cm / 5,5 cm = 0,6875 cm

Jarak eluen kertas = 11,5 cm

Jarak noda biru = 0,3 cm

Rƒ = 0,3 cm / 11,5 cm = 0,026 cm

8
Jarak eluen kertas 2 = 11,5 cm

Jarak noda orange = 0,5 cm

Rƒ = 0,5 cm / 11,5 cm = 0,0435 cm

Jarak eluen kertas = 11,5 cm

Jarak noda kuning = 4,4 cm

Rƒ = 4,4 cm / 11,5 cm = 0,383 cm

9
BAB 5

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui


tentang proses pemisahan kromatografi dan mengetahui prinsip
kerja dari kromatografi kertas.

Kromatografi kertas merupakan suatu metode yang dapat


digunakan untuk memisahkan zat atau bahan kimia yang telah
tercampur dan berwarna, terutama pigmen. Hal ini juga dapat
digunakan untuk menganalisis warna primer atau Sekunder pada
percobaan dengan menggunakan tinta.

Pada praktikum kali ini, kromatografi dilakukan pemisahan


komponen- komponen warna yang berbeda. Dalam praktikum kali
ini, digunakan dua kertas. Pada kertas 1 menggunakan noda
warna kuning dan biru, pada kertas 2 menggunakan noda warna
orange dan kuning. Pada praktikum kali ini bahan pelarut tanol
dengan cara mencelupkan kertas yang sudah dipotong. Serta telah
diberi garis batas dengan jarak. Pada percobaan pertama ketas 1
noda kuning menghasilkan jarak eluen 8 cm dan jarak pada
pelarut 5,5 cm. Pada noda biru menghasilkan jarak eluen 11,5 cm
dan jarak pada pelarut 0,3 cm. Sedangkan pada percobaan ketas
ke 2 pada noda orange menghasilkan jarak eluen 11,5 cm dan
jarak pada pelarut 0,5 cm. Dan pada noda kunin menghasilkan
jarak eluen 11,5 cm dan jarak pada pelarut 4,4 cm. Dan
didapatkan hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama
noda kuning pada kertas pertama sebesar 0,6875 cm, noda biru
sebesar 0,026 cm, pada noda orange 0,0435 cm dan noda kuning
pada kertas ke 2 sebesar 0,383 cm

10
Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah
prinsip like dissolves like. Prinsip ini merupakan sebuah prinsip
kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada Pelarut yang
sejenis. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar hanya akan larut
pada pelarut yang pulang juga dan begitu juga dengan zat non
polar yang hanya akan larut pada pelarut yang non polar juga.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yaitu
sebagai berikut: Pelarut, Ukuran dari bejana, Kertas dan Sifat dari
campuran.

Dalam praktikum kali ini, terdapat alat-alat yang memiliki


fungsi yaitu, gelas kimia 100 ml yang berfungsi sebagai tempat
atau wadah pelarut, penjepit tabung yang berfungsi untuk
menjepit kertas sarung saat akan diciptakan kedalam pelarut,
pensil berfungsi untuk membuat garis batas bawah pada kertas
saring, penggaris berfungsi untuk mengukur ukuran kertas
saring, gunting berfungsi untuk memotong kertas saring yang
diukur, stopwatch digunakan untuk menghitung waktu, pipet
volume berfungsi untuk mengambil 10 ml
larutan, bulb merupakan pasangan pipet volume untuk
mengambil larutan. Terdapat bahan bahan yang memiliki fungsi
yaitu noda kuning, biru dan orange berfungsi sebagai noda yang
akan bergerak saat proses kromatografi berlangsung. Kertas saring
sebagai tempat berjalannnya noda, etanol berfungsi sebagai
pelarut.

11
Fungsi perlakuan dalam percobaan kromatografi kali ini
antara lain diukurnya kertas Saring dengan ukuran panjang 10
cm dan lebar 2 cm berfungsi agar masing masing kertas saring
memiliki ukuran yang sama. Diberi noda atau pada kertas saring
menggunakan tinta spidol juga untuk menentukan sampel
komponennya. Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia
100 ml untuk memulai proses penguraian. Menggunakan pelarut
adalah untuk dapat mengetahui sifat dan perubahan warna dan
diukur. Menggunakan penggaris adalah untuk mengetahui jarak
yang ditempuh komponen dan Pelarut setelah proses telah terjadi.

Faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum kali ini


adalah saat proses kromatografi sedang berlangsung di menit ke
10 kertas yang sudah diberi warna terjatuh, dan menyebabkan
penyebaran warna di kertas berkurang, sehingga hasil yang
didapat kurang maksimal. Hal ini terjadi karena kurangnya
berhati-hati saat praktikum berlangsung.

12
BAB 6

SIMPULAN

Setelah melakukan percobaan dapat diketahui bahwa pada


pelarut etanol jarak pelarut yaitu 5,5 cm, 11,5 cm, 11,5 cm, 11,5
cm Dengan jarak noda kuning 8 cm, noda biru 0,3 cm noda orange
0,5 cm dan noda kuning pada kertas kedua 4,4 cm. Didapatkan
hasil perhitungan Rf yaitu pada percobaan pertama noda kuning
pada kertas pertama sebesar 0,6875 cm, noda biru sebesar 0,026
cm, pada noda orange 0,0435 cm dan noda kuning pada kertas ke
2 sebesar 0,383 cm. Pada prinsipnya kromatografi kertas
memanfaatkan prinsip like dissolves like dan kapilaritas.
Dimana like dissolves like berpengaruh terhadap jarak terhadap
pelarut dan kapilaritas berpengaruh terhadap daerah penyerapan
terlarut terhadap fasa diam

13
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Kimia Farmasi I Program Studi D3 Farmasi


STTIF Bogor

(Khopkar 2008)

(Kurniawan dan Santosa 2004)

(Yazid, 2005)

(Leba, 2007)

14
Lampiran

15

Anda mungkin juga menyukai