Anda di halaman 1dari 23

PENYAKIT AKIBAT

SENYAWA ALKOHOL
KELOMPOK 6 :
Betty VitaSari Nababan (20032019)
Calista Yusaliyano (20032027)
Fuad Abdullah (20032029)
Febiriani (20032030)
Rahayu Ramadayant (20032034)
PENYAKIT KERJA AKIBAT
METANOL
Metanol (CH3OH) merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan
yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon
monoksida atau karbon dioksida. Metanol, umumnya bukan dikonsumsi sebagai minuman,
karena sifatnya yang lebih beracun, dan dipakai sebagai bahan bakar.
Senyawa metanol terdapat pada :
1. Bensin
2. Spirtus
3. Toner mesin cetak
4. Pembasmi serangga
Dampak bahaya dari senyawa metanol :
1. Merusak hati
Senyawa Methanol yang masuk ke dalam tubuh akan berubah menjadi seperti formalin
yang dapat merusak hati dalam waktu beberapa jam. methanol terlebih dahulu menjadi zat
asam yang berbahaya ketika tertelan.
2. Keracunan
Seseorang yang mengkonsumsi methanol akan merasa mual dan sakit kepala layaknya
seseorang yang sedang keracunan. Tentu saja, karena Methanol memang senyawa yang
beracun, konsumen yang mengkonsumsinya akan langsung keracunan.
3. Kejang-kejang
Setelah kejang-kejang konsumen tersebut juga bisa langsung kejang-kejang akibat
tubuhnya yang menolak racun dari metanol yang masuk. Kejang-kejang bisa terjadi lama
hingga lebih dari 4 jam.
4. Kerusakan syaraf
Bahaya lainnya adalah terjadinya kerusakan syaraf tubuh dan bahkan syaraf-syaraf tidak
dapat berfungsi karena sekujur tubuh kita terdiri dari syaraf-syaraf yang saling
menyambung.
5. Otot tidak bisa digerakkan karena oto-otot yang menegang.
6. Sesak nafas
Senyawa metanol yang terhirup juga dapat menyebabkan
sesak nafas
7. Kerusakan pada kulit
Kulit yang tertetes atau tersentuh senyawa methanol juga
dapat rusak dengan gejala gatal-gatal, kering hingga iritasi.
8. Kontak berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan
kekeringan dan retak kulit.
9. Efek jangka panjang dapat merusak hati
10. Kematian
PENYAKIT KERJA AKIBAT ETILEN
GLIKOL
Etilen glikol adalah senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber
poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat (PET) yang digunakan pada botol plastik. Sudah lama
senyawa ini dipakai untuk bahan campuran pendingin mesin, karena titik bekunya sangat rendah dan titik
didihnya lebih tinggi daripada air. Senyawa ini tak berwarna dan tak berbau.
Secara umum etilen glikol digunakan untuk tambahan serat pada polyester, wadah yang menggunakan
bahan PET, antifreeze dan pendingin pada mesin untuk semua kondisi cuaca. Kegunaan lain adalah untuk
menghilangkan lapisan-lapisan es pada pesawat terbang, pendingin pada proses transfer yang
menggunakan kontak dengan gas pemanas serta AC. Tidak hanya itu, etilen glikol juga digunakan sebagai
bahan adesif, bahan tambahan pada cat, dan emulsi aspal.
Etilen glikol cukup beracun dengan LDLO = 786 mg/kg untuk manusia.[2] Bahaya utama terletak pada rasa
senyawa ini yang manis. Karena itu, anak-anak dan hewan sering tak sengaja mengonsumsinya melebihi
dosis maksimal yang diperbolehkan. Ketika terhirup, etilena glikol teroksidasi menjadi asam glikolat dan
kemudian menjadi asam oksalat, yang bersifat racun. Etilen glikol dan produk sampingnya yang beracun
akan menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal serta dapat bersifat fatal jika tidak segera ditangani.
EFEK ETILENGLIKOL TERHADAP KESEHATAN :
1. kontak mata
Tidak ada data khusus.
2.Terhirup
Kemungkinan akan bisa membahayakan bila asap,uap terpapar yang dihasilkan dari dekomposisi produk akibat dari
proses pemanasan.
3.Kontak Kulit
Gejala-gejala gangguan kesehatan mungkin akan meliputi: iritasi,kekeringan, meretak
4.Tertelan
Gejala-gejala gangguan kesehatan mungkin akan meliputi: mual atau muntah
Efek akut, tertunda dan kronik dari paparan jangka pendek dan jangka panjang
1.Kontak Mata
Jika kena mata, dapat menyebabkan mata perih atau merah untuk sementara.
2.Kontak Kulit
Kontak yang lama atau berulang-ulang dapat menghilangkan lemak dan mengakibatkan iritasi, pecah-pecah
dan/atau radang kulit.
Pemaparan jangka pendek
Potensi efek-efek cepat : Tidak tersedia
Potensi efek-efek tertunda : Tidak tersedia
Umum : Dapat menyebabkan kerusakan (organ) pada paparan berulang atau jagka
panjang. (ginjal)
Efek-efek selama masa pertumbuhan : Observasi cacat lahir dan penurunan berat janin dilakukan di
laboratorium hewan yang diberi asupan etilena glikol dalam jumlah besar berulang kali selama kehamilan
Tindakan pertolongan pertama
1.Terhirup
Jika terhirup, pindahlah ke udara yang segar. Jika terhirup produk hasil penguraian dalam kejadian kebakaran, gejalanya mungkin tertunda. Orang
yang terkena mungkin harus terus berada dalam pengamatan medis selama 48 jam. Dapatkan pertolongan medis jika terjadi gejala.
2.Tertelan
Jika tertelan, segera hubungi dokter atau Pusat Pengawasan Racun. Segera dapatkan penanganan medis dan beri tahu dokter bahwa produk yang
mengandung etilena glikol telah tertelan dan mungkin memerlukan perawatan khusus. Segera bawa korban beserta wadah produk, label, atau
lembar data keselamatan ke rumah sakit. Jangan pancing agar muntah, kecuali jika diinstruksikan demikian oleh petugas medis. Jangan berikan
apa pun melalui mulut pada korban yang pingsan. Jika korban pingsan, atur ke posisi pemulihan dan segera dapatkan penanganan medis.
3.Kontak Kulit
Jika terkena, segera basuh kulit dengan air yang banyak selama sedikitnya 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci kulit dengan sabun dan air sampai bersih atau gunakan pembersih kulit yang diperkenankan. Cuci pakaian sebelum dikenakan lagi.
Bersihkan sepatu secara menyeluruh sebelum digunakan kembali. Dapatkan pertolongan medis jika terjadi gejala.
4.Kontak Mata
Jika terkena, segera basuh mata dengan air yang banyak selama sedikitnya 15 menit. Kelopak mata harus ditahan dari bola mata untuk menjamin
pembilasan yang menyeluruh. Periksa apakah memakai lensa kontak, dan lepaskan jika ada. Dapatkan pertolongan medis.
5.Perlindungan bagi penolong pertama
Tidak dijinkan melakukan tindakan yang beresiko atau tanpa pelatihan yang sesuai. Mungkin dapat membahayakan bagi orang yang memberikan
pertolongan resusitasi dari mulut-ke-mulut.
PENYAKIT KERJA AKIBAT KARBONTETRACLORODA
Karbon tetraklorida, tetraklorometana atau dikenal dengan banyak nama lain (lihat di bawah), adalah senyawa kimia dengan rumus CCl4.
Senyawa ini banyak digunakan dalam sintesis kimia organik. Dulunya karbon tetraklorida juga digunakan dalam pemadam api dan refrigerasi,
tetapi sekarang sudah ditinggalkan.
EFEK KARBONTETRACLORIDA TERHADAP KESEHATAN :
1. Terhirup
Paparan jangka pendek :
Gejala awal terkena paparan dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan bagian atas dan keluarnya air liur. Paparan di lingkungan industri
sebesar 116 – 335 bpj selama 20 menit atau kurang menyebabkan pusing, mual dan muntah, sakit perut, tanda-tanda luka pada hati, tremor
pada jari tangan, dan keletihan. Gejala lain dapat meliputi batuk, nafas pendek, keringat yang berkelebihan, ketidakteraturan pada jantung, dan
efek pada susunan syaraf pusat seperti pusing, sakit kepala, sifat cepat marah, perasaan gugup, halusinasi, distorsi penginderaan, insomnia,
kesemutan, kejang, dan kemungkinan kematian akibat kegagalan pernafasan. Paparan lebih berat dapat menyebabkan disfungsi hati disertai
pembesaran dan pelunakan hati serta penyakit kuning. Gejala yang menyertai dapat meliputi perasaan tidak enak badan yang tidak jelas, rasa
mengantuk, kehilangan selera makan, rasa tidak enak pada lidah, rasa ketidaknyamanan perut, kebingungan mental, stupor atau delerium,
muntah darah, kejang otot, dan ruam dengan bercak-bercak pendarahan dalam kulit atau selaput lendir. Nekrosis hati yang berkembang
menjadi sirosis dapat terjadi. Dalam kasus yang berat dapat mengakibatkan terjadinya radang ginjal dan urin mengandung albumin. Juga telah
dilaporkan terjadinya oliguria dan hematuria. Penghilangan warna kulit yang tertunda dapat terjadi diikuti ketidaksadaran, koma dan kematian.
Dapat juga terjadi perubahan pada sistem pembentukan darah, termasuk peningkatan dalam leukosit berinti tunggal, anemia yang
berkembang, dan kemungkinan tipis terjadinya trombositosis. Keracunan dapat juga menyebabkan radang syaraf periferal disertai dengan
hilangnya refleks pada mata dan faring. Penemuan penyakit dapat meliputi edema otak, paru tersumbat, edema paru dengan pendarahan dan
kerusakan pada hati dan ginjal. Degenerasi lemak pada otot jantung telah dilaporkan terjadi pada hewan percobaan
Paparan Jangka Panjang:
Paparan yang berulang atau terus menerus dapat menyebabkan dermatitis disertai dengan kulit
kering, bersisik, rasa terbakar pada kulit, ruam dengan bercak-bercak pendarahan pada kulit,
dan gejala lain sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang. Dalam beberapa
kasus yang jarang terjadi, dermatitis dapat disebabkan karena hipersensitivitas terhadap zat
2. Tertelan

Paparan jangka pendek :


Tertelan zat sebanyak 3 ml menyebabkan koma atau ketidaksadaran yang bersifat merusak pada manusia.
Jika tertelan dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi toksistas sistemik sebagaimana halnya pada paparan
terhirup jangka pendek
Paparan jangka panjang :
Pemberian zat melalui penelanan secara berulang menyebabkan meningkatnya kejadian timbulnya
kanker sel hati pada mencit, tapi tidak pada tikus.
3. Kontak dengan mata
Paparan jangka pendek :
Dapat menyebabkan iritasi, lakrimasi, dan rasa terbakar. Percikan cairan dapat menyebabkan kerusakan mata
yang serius
Paparan jangka panjang :
Paparan yang berulang atau terus menerus terhadap bahan pengiritasi dapat menyebabkan konjungtivitis.
4. Kontak dengan kulit
Paparan jangka pendek :
Kontak dengan bahan dapat menyebabkan iritasi sedang, kemerahan dan luka pada kulit. Dapat segera
terabsorbsi melalui kulit. Jika zat terabsorbsi dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi toksisitas sistemik
sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek. Hidrokarbon terklorinasi dapat menyebabkan iritasi
yang bersifat alergik dan erupsi kulit dalam bentuk jerawat.
Paparan jangka panjang:
Paparan yang berulang atau terus menerus dapat menyebabkan dermatitis disertai dengan kulit kering,
bersisik, rasa terbakar pada kulit, ruam dengan bercak-bercak pendarahan pada kulit, dan gejala lain
sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka panjang. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi,
dermatitis dapat disebabkan karena hipersensitivitas terhadap zat
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
1. Jika terhirup
Jika aman untuk memasuki area, jauhkan korban dari paparan. Gunakan masker berkatup atau peralatan
serupa untuk membuat pernafasan buatan (pernafasan keselamatan) jika diperlukan. Jaga agar korban tetap
hangat dan istirahat. Bawa ke dokter segera.
2. Jika tertelan
Jika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban
pingsan, palingkan kepala ke samping. Segera bawa ke dokter.
3. Jika terkena mata
Basuh mata segera dengan air yang banyak atau menggunakan larutan garam fisiologis. Sekali-sekali
membuka kelopak mata atas dan bawah hingga tidak ada bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke
dokter
PENYAKIT KERJA AKIBAT CYANIDA

◦ Sianida dapat merujuk pada bahan kimia apa pun yang mengandung ikatan karbon-nitrogen
(CN), dan dapat ditemukan di beberapa makanan nabati yang aman dikonsumsi, termasuk
almond, kacang lima, kedelai, dan bayam. Biji buah-buahan seperti aprikot, apel, dan persik, juga
memiliki sejumlah besar bahan kimia yang dimetabolisme menjadi sianida. Hanya saja, sianida
dalam makanan tersebut masih tergolong aman dengan kadar yang rendah. Sianida bahkan
merupakan produk sampingan dari metabolisme dalam tubuh manusia yang dihembuskan dalam
jumlah rendah setiap napas. Adapun menurut Healthline, bentuk sianida yang mematikan
meliputi: - natrium sianida (NaCN) - kalium sianida (KCN) - hidrogen sianida (HCN) - sianogen
klorida (CNCl) Bentuk-bentuk ini dapat muncul sebagai padatan, cairan, atau gas. Beberapa zat
tersebut kerap ditemui pada pembakaran plastik dan rokok.
◦ Gejala
◦ Melansir CDC, orang yang keracunan sianida dalam takaran yang rendah akan mengalami gejala
berikut dalam beberapa menit: 
◦ Pusing  sakit kepala  Mual dan muntah  Napas cepat  Detak jantung cepat  Kegelisahan  Badan
lemas Sementara keracunan sianida dalam jumlah besar melalui cara apa pun dapat
menyebabkan efek kesehatan lainnya juga, seperti:  Kejang  Penurunan kesadaran  Tekanan
darah rendah  Cedera paru-paru  Kegagalan pernapasan yang menyebabkan kematian  Detak
jantung lambat Adapun penyintas keracunan sianida yang serius dapat mengalami kerusakan
jantung, otak, dan saraf.

◦ Penyebab
◦ Keracunan sianida bisa terjadi ketika orang terpapar sianida baik menelan, menghirup, maupun
kontak kulit. Melansir e-medicine health, ada beberapa faktor risiko paparan sianida:
◦  Kebakaran  Fotografi  Agrikultur  Pertambangan  Pengolahan plastik, kertas, dan kain  Asap
rokok  Industri kimiawi lainnya
◦ Diagnosis
◦ Apabila terkena gejala dan penyebab yang mengarah pada keracunan sianida, segera hubungi
layanan kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter biasanya akan melakukan tes darah
untuk mengukur tingkat methemoglobin, konsentrasi karbon monoksida darah, dan plasma atau
tingkat laktat darah. Pemeriksaan tentunya melihat kondisi dan situasi penyintas serta fasilitas
kesehatan yang mendukung.

◦ Perawatan
◦ Menurut Healthline, langkah pertama untuk mengobati kasus dugaan keracunan sianida adalah
mengidentifikasi sumber paparan. Apabila bersumber dari kebakaran atau insiden darurat
lainnya, korban diharuskan untuk menjaga jarak sejauh mungkin dari lokasi kejadian.
Komplikasi Jika tidak mendapat penanganan tepat segera, keracunan sianida akut atau kronis
dapat menyebabkan kejang, gagal jantung, dan koma. Dalam beberapa kasus, keracunan sianida
dapat menyebabkan kematian.
TETRAKLOROETANA 
◦ PENYIMPANAN
◦ Simpan dalam kemasan tertutup di tempat sejuk, kering dan ventilasi baik. Pisahkan dari bahan
yang tidak boleh dicampurkan

◦ PENGGUNAAN
◦ Sebagai insektisida – akarisida; digunakan pada sayur – sayuran dan pohon buah – buahan
Piktogram Bahaya
GHS06: Beracun Toksisitas akut (Bahan kimia yang menyebabkan kematian
(oral, kulit, inhalasi), kategori 1, 2, 3 jika tertelan, terhirup, atau diserap melalui
  kulit)
 

GHS05: Korosif terhadap logam, (Zat dan campuran yang bereaksi secara kimia
kategori 1 dengan logam, merusak atau
  menghancurkannya)
 

GHS08: Bahaya bagi kesehatan (Zat dan campuran dengan berbagai efek toksik
  pada organ tertentu atau efek berbahaya kronis)
 
◦ Pernyataan bahaya :
◦ • Toksik jika tertelan
◦ • Menyebabkan iritasi kulit
◦ • Menyebabkan kerusakan parah pada mata
◦ • Menyebabkan kerusakan pada hati, saluran pencernaan dan sunsum tulang belakang setelah
paparan jangka panjang
◦ • Berbahaya bagi kehidupan akuatik
◦  
◦ Pernyataan kehati-hatian :
◦ • Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu menggunakan bahan ini
◦ • Basuh tangan dengan saksama sesudah menangani bahan ini
◦ • Kenakan sarung tangan dan pelindung mata/ wajah yang sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan oelh produsen/ pemasok atau pihak yang berwenang yang kompeten
◦ • Hindarkan emisi ke lingkungan – jika itu bukan merupakan peruntukan penggunaan
◦ • Tanggalkan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum dipakai kembali
EFEK TERHADAP KESEHATAN
◦ Terhirup
◦ • Paparan Jangka Pendek : Gejala awal terkena paparan dapat berupa iritasi pada saluran
pernafasan bagian atas dan keluarnya air liur. Paparan di lingkungan industri sebesar 116 – 335
bpj selama 20 menit atau kurang menyebabkan pusing, mual dan muntah, sakit perut, tanda-
tanda luka pada hati, tremor pada jari tangan, dan keletihan. Gejala lain dapat meliputi batuk,
nafas pendek, keringat yang berkelebihan, ketidakteraturan pada jantung, dan efek pada susunan
syaraf pusat seperti pusing, sakit kepala, sifat cepat marah, perasaan gugup, halusinasi, distorsi
penginderaan, insomnia, kesemutan, kejang, dan kemungkinan kematian akibat kegagalan
pernafasan. Paparan lebih berat dapat menyebabkan disfungsi hati disertai pembesaran dan
pelunakan hati serta penyakit kuning. Gejala yang menyertai dapat meliputi perasaan tidak enak
badan yang tidak jelas, rasa mengantuk, kehilangan selera makan, rasa tidak enak pada lidah,
rasa ketidaknyamanan perut, kebingungan mental, stupor atau delerium, muntah darah, kejang
otot, dan ruam dengan bercak-bercak pendarahan dalam kulit atau selaput lendir.
◦ Tertelan
◦ • Paparan Jangka Pendek : Tertelan zat sebanyak 3 ml menyebabkan koma atau ketidaksadaran
yang bersifat merusak pada manusia. Jika tertelan dalam jumlah yang cukup, dapat terjadi
toksistas sistemik sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka pendek
◦ • Paparan Jangka Panjang : Pemberian zat melalui penelanan secara berulang menyebabkan
meningkatnya kejadian timbulnya kanker sel hati pada mencit, tapi tidak pada tikus.
◦ Kontak dengan mata
◦ • Paparan Jangka Pendek : Dapat menyebabkan iritasi, lakrimasi, dan rasa terbakar. Percikan
cairan dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius.
◦ • Paparan Jangka Panjang : Paparan yang berulang atau terus menerus terhadap bahan
pengiritasi dapat menyebabkan konjungtivitis
◦ Kontak dengan kulit
◦ • Paparan Jangka Pendek : Kontak dengan bahan dapat menyebabkan iritasi sedang, kemerahan
dan luka pada kulit. Dapat segera terabsorbsi melalui kulit. Jika zat terabsorbsi dalam jumlah
yang cukup, dapat terjadi toksisitas sistemik sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka
pendek. Hidrokarbon terklorinasi dapat menyebabkan iritasi yang bersifat alergik dan erupsi kulit
dalam bentuk jerawat

◦ • Paparan Jangka Panjang : Paparan yang berulang atau terus menerus dapat menyebabkan
dermatitis disertai dengan kulit kering, bersisik, rasa terbakar pada kulit, ruam dengan bercak-
bercak pendarahan pada kulit, dan gejala lain sebagaimana halnya pada paparan terhirup jangka
panjang. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, dermatitis dapat disebabkan karena
hipersensitivitas terhadap zat
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai