Anda di halaman 1dari 14

Nomor : B-PR.03.01.2.21.02.22.

117 Jakarta, 8 Februari 2022


Lampiran : 3 (tiga) berkas
Hal : Penyampaian Indikator Kinerja Urusan Provinsi
dan Permintaan Data Pengawasan Obat dan Makanan

Yth.
1. Dinas Kesehatan Provinsi
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota
di Seluruh Indonesia

Sehubungan dengan upaya peningkatan efektifitas sistem pengawasan Obat dan


Makanan oleh Pemerintah Daerah sekaligus dalam rangka perencanaan kebijakan
Dana Alokasi Khusus Non-fisik Pengawasan Obat dan Makanan (DAK NF POM)
TA 2023, bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. BPOM telah mengirimkan surat Penyampaian Usulan Indikator Kinerja Urusan
Daerah dalam Pengawasan Obat dan Makanan Tahun 2023 kepada Direktur
Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III, Direktorat Jenderal Bina
Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri dalam rangka proses
penyusunan Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Tahun 2023 Pada tanggal 18 Januari 2022. Kami informasikan bahwa usulan
Indikator Kinerja Urusan Daerah (Provinsi dan Kab/Kota) dalam Pengawasan
Obat dan Makanan TA 2023 tidak mengalami perubahan, hanya besaran target
yang mengalami penyesuaian sebagaimana terlampir (Lampiran 1).
2. Sehubungan dengan perumusan kriteria kabupaten/kota calon penerima Dana
Alokasi Khusus Non-Fisik Pengawasan Obat dan Makanan (DAK NF POM) TA
2023, dibutuhkan beberapa data dukung dari Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota berupa data pemetaan profil sarana dan petugas pengawas dari
514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Sebagai upaya percepatan pendistribusian permintaan data dukung tersebut,
BPOM telah berkoordinasi dengan Direktur Sikronisasi Urusan Pemerintah
Daerah III, Kementerian Dalam Negeri untuk memfasilitasi Surat Kawat yang
ditujukan kepada 514 Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia U.P.
Kepala Dinas Kesehatan (Lampiran 2). Terkait hal tersebut, mohon kiranya data
sebagaimana dimaksud dalam surat kawat dapat disampaikan kepada kami
melalui surat elektronik smartbpom@pom.go.id dan tautan
https://bit.ly/DAKNFPOMTA2023 paling lambat pada tanggal 25 Februari 2022.
3. Berkenaan dengan poin 1, berikut kami sampaikan Definisi Operasional, Cara
Perhitungan, dan Target Nasional Indikator Kinerja tersebut (Lampiran 3),
sebagai pedoman bagi daerah dalam menetapkan target dan mengukur kinerja
kegiatan. Besar harapan kami agar indikator tersebut dapat diadopsi dan
diimplementasi sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2023
sehingga integrasi, sinkronisasi dan sinergi antara perencanaan pembangunan
pusat dan daerah dapat terealisasi.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan
terima kasih.

Plt. Sekretaris Utama Badan POM RI

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si, Apt., MPPM

Tembusan Yth.:
1. Kepala BPOM (sebagai laporan)
2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya BPOM
3. Sekretaris Daerah Provinsi
4. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 1

USULAN INDIKATOR KINERJA URUSAN DAERAH DALAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
TAHUN 2023

KINERJA INDIKATOR TARGET


URUSAN 2023
PROVINSI KAB/KOTA
Persentase Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Meningkatnya Cabang yang memenuhi ketentuan - 100%
efektivitas dan perizinan berusaha
cakupan Persentase Usaha Kecil Obat Tradisional
pengawasan (UKOT) yang memenuhi ketentuan - 83%
perizinan berusaha perizinan
Pedagang Besar Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan
Persentase fasilitas pelayanan
Farmasi (PBF) pengawasan perizinan fasilitas pelayanan
kefarmasian (Apotek dan Toko Obat)
Cabang dan kefarmasian (Apotek dan Toko Obat) dan 79%
yang memenuhi standar dan
Usaha Kecil Obat Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
persayaratan perizinan
Tradisional sesuai standar
(UKOT) Persentase Sarana Produksi UMOT
- 80%
yang memenuhi ketentuan perizinan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 3
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA URUSAN DAERAH (PROVINSI)
DALAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2023

No. Kinerja Urusan Indikator Prioritas Definisi Operasional Cara Perhitungan Target
1 Persentase 1. Perizinan Berusaha adalah pendaftaran yang (Persentase PBF 100%
Pedagang Besar diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai Cabang yang
Farmasi (PBF) dan menjalankan usaha dan/atau kegiatan dan memenuhi ketentuan
Cabang yang diberikan dalam bentuk persetujuan yang perizinan berusaha
memenuhi dituangkan dalam bentuk surat/keputusan atau dibagi Total PBF
Meningkatnya
ketentuan perizinan pemenuhan persyaratan dan/atau Komitmen Cabang) x 100%
efektivitas dan
berusaha 2. Penerbitan Perizinan Berusaha oleh Lembaga
cakupan
OSS dilakukan dalam bentuk Dokumen Elektronik
pengawasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
perizinan berusaha
undangan di bidang informasi dan transaksi
Pedagang Besar
elektronik
Farmasi (PBF)
3. Pelaksanaan Perizinan Berusaha meliputi
Cabang dan
Penerbitan Izin Usaha dan Penerbitan Izin
Usaha Kecil Obat
Komersial atau Operasional.
Tradisional
2 Persentase Usaha Pengertian memenuhi ketentuan perizinan adalah (Jumlah UKOT yang 83 %
(UKOT)
Kecil Obat memenuhi ketentuan peraturan perundang- memenuhi ketentuan
Tradisional (UKOT) undangan terkait perizinan seperti izin masih perizinan dibagi Total
yang memenuhi berlaku; lokasi dan Penanggung Jawab sarana UKOT) x 100%
ketentuan perizinan sesuai yang tercantum pada dokumen perizinan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA URUSAN DAERAH (KABUPATEN/KOTA) DALAM PENGAWASAN
OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2023

No. Indikator Kinerja Definisi Operasional Cara Perhitungan Target


1 Persentase Fasilitas 1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat [Jumlah Fasilitas Pelayanan 79%
Pelayanan dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Kefarmasian (Apotek dan
Kefarmasian (Apotek 2. Toko Obat/Pedagang Eceran Obat yang selanjutnya disebut Toko Obat) yang Memenuhi
Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan
dan Toko Obat) yang Standar dan Persyaratan
obat bebas dan obat bebas terbatas untuk dijual secara
Memenuhi Standar dan eceran. Perizinan dibagi Total
Persyaratan Perizinan 3. Memenuhi standar persyaratan perizinan adalah memenuhi Fasilitas Pelayanan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait perizinan Kefarmasian (Apotek dan
(izin masih berlaku; lokasi dan Penanggung Jawab sarana Toko Obat) yang ada] x
sesuai yang tercantum pada dokumen perizinan). 100%
2 Persentase Sarana 1. Usaha Mikro Obat Tradisional yang selanjutnya disebut (Sarana Produksi UMOT 80%
Produksi UMOT yang UMOT adalah usaha yang hanya membuat sediaan obat yang memenuhi ketentuan
memenuhi ketentuan tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar dibagi Total UMOT yang
dan rajangan dengan penanggung jawab tenaga teknis
Perizinan ada) x 100%
kefarmasian atau tenaga kesehatan tradisional jamu
berkewarganegaraan Indonesia.
2. Kriteria yang memenuhi ketentuan adalah:
a. Tidak terdapat temuan terhadap penerapan CPOTB
Bertahap untuk aspek sanitasi dan kebersihan yang
bersentuhan langsung dengan produk.
b. Memiliki penanggung jawab sesuai dengan Permenkes no.
26 tahun 2018 tentang pelayanan perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik sektor kesehatan.
c. Memiliki sertifikat CPOTB Bertahap.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
INDIKATOR PENGAWALAN KEGIATAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI KABUPATEN/KOTA

No Indikator Definisi Operasional Cara Perhitungan


1. Jumlah 1. Pengertian Memenuhi standar persyaratan adalah memenuhi  Capaian Kinerja Pengawasan =
Kabupaten/Kota ketentuan peraturan perundang-undangan terkait perizinan (izin Capaian kinerja indikator (A+B )
yang masih berlaku; lokasi dan Penanggung Jawab sarana sesuai dibagi 2.
melaksanakan yang tercantum pada dokumen perizinan) dan tindak lanjut  Capaian kinerja indikator = (realisasi
pengawasan pengawasan perizinan. kinerja dibagi target) x 100%.
perizinan Sarana 2. Kab/kota dinyatakan telah melaksanakan perizinan saryanfar
Pelayanan dan UMOT sesuai standar ketika rata2 capaian kinerja dari
*Kriteria kab/kota telah melaksanakan
Kefarmasian seluruh indikator pengawasan minimal 70%.
perizinan Fasilitas Pelayanan
(Apotek dan 3. Kinerja kab/kota diukur melalui indikator:
Kefarmasian (Apotek dan Toko Obat)
Toko Obat) dan  Persentase Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (Apotek dan
dan UMOT ketika rata2 capaian kinerja
Usaha Mikro Toko Obat) yang Memenuhi Standar dan Persyaratan
dari seluruh indikator pengawasan
Obat Tradisional Perizinan;
minimal 70%.
sesuai standar.  Persentase Sarana Produksi UMOT yang memenuhi
ketentuan.
4. Untuk Kab/kota yang tidak memiliki UMOT tidak diwajibkan
untuk mengukur indikator No 2. Untuk itu perhitungan kinerja
hanya didasarkan pada capaian kinerja indikator No.1

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran 2

Nomor : B-PR.03.01.2.21.02.22.115 Jakarta, 8 Februari 2022


Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Fasilitasi Surat Kawat Permintaan Data Dukung Pengawasan
Obat dan Makanan dalam rangka Penyusunan Kebijakan DAK NF POM
TA 2023 kepada Kabupaten/Kota

Yth.
Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri
Jl.Taman Makam Pahlawan No.20, Kalibata
Jakarta Selatan

Apresiasi kami sampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri karena telah


memfasilitasi surat kawat untuk pengumpulan data dukung pengawasan obat dan makanan
dalam rangka penyusunan kebijakan DAK Non-fisik Pengawasan Obat dan Makanan
Tahun Anggaran 2020 - 2022. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah pada lampiran 1.B Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Kesehatan pada urusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan Minuman bahwa
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diantaranya adalah penerbitan izin
fasilitas pelayanan kefarmasian (apotek dan toko obat), Usaha Mikro Obat Tradisional
(UMOT), dan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga (Makmin IRT). Selain itu
Pemeritah Daerah Kabupaten/Kota juga memiliki kewajiban untuk melakukan pengawasan
post-market pelaksanaan perizinan fasilitas pelayanan kefarmasian (sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018), pengawasan sarana UMOT (sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 006 Tahun 2012 dan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 26 Tahun
2018), danproduk Makmin IRT (sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014).

Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2017 tentang
Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan, Badan POM merupakan
koordinator pengawasan Obat dan makanan. Hal tersebut diperkuat dengan ditetapkannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 41 Tahun 2018 tentang Peningkatan
Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Obat dan Makanan di Daerah yang menjadi
acuan Badan POM untuk mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan pengawasan Obat dan Makanan sesuai NSPK (Norma, Standar, Prosedur,
dan Kriteria). Sebagai upaya meningkatkan efektifitas pengawasan Obat dan Makanan di
daerah, serta memastikan pengawasan dilakukan sesuai dengan NSPK, maka pada tahun
2023 Badan POM kembali mengajukan usulan DAK Non-fisik Pengawasan Obat dan
Makanan (DAK NFPOM).

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Sebagai informasi pada tahun 2022, yang merupakan tahun ketiga pelaksanaan kegiatan,
usulan Badan POM terhadap DAK NF POM telah disetujui dan akan dilaksanakan terhadap
266 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan 4 (empat) rincian menu kegiatan sesuai dengan
nomenklatur pada Permendagri No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi
danNomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah, dimana menu tidak
lagidipisahkan pada komoditi obat dan makanan namun menyesuaikan klasifikasi kegiatan
dansubkegiatan pada perencanaan daerah. Dengan ini Kami berharap daerah akan lebih
mudah untuk mengadopsi dan mengimplementasikan kegiatan pengawasan obat dan
makanan kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran di daerah. Selain itu,
pemerintah pusat juga dapat melihat kinerja pemerintah daerah secara lebih dekat
danakurat sehingga dapat menjadi dasar penyusunan kebijakan dan sinkronisasi
perencanaanpusat dengan daerah.

Berdasarkan hal tersebut, maka Kami mohon Bapak/Ibu dapat memfasilitasi kembali Surat
Kawat permintaan data dukung terkait fasilitas pelayanan kefarmasian, usaha mikroobat
tradisional, industri rumah tangga pangan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
U.P Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia sebagai data dukung pengawasan obat dan
makanan dalam rangka penyusunan kebijakan DAK NF POM TA 2023. Draft surat kawat
sebagaimana terlampir pada surat ini.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

Plt. Sekretaris Utama Badan POM RI

I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si, Apt., MPPM

Tembusan :
1. Kepala Badan POM RI (sebagai laporan);
2. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III, Kementerian Dalam Negeri;
3. Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif, Badan
POM RI;
4. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Badan
POM RI;
5. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Badan POM RI;
6. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Badan POM RI;
7. Arsip.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
FORMULIR BERITA
Registrasi Nomor : ………...................
PANGGILAN JENIS NOMOR DERAJAT

DARI : MENDAGRI
UNTUK : Yth. SEKDA KABUPATEN GARING KOTA SELURUH INDONESIA U.P.
KADINKES
TEMBUSAN : Yth. 1. MENDAGRI
2. SEKJEN KEMENDAGRI
3. IRJEN KEMENDAGRI
4. SEKRETARIS UTAMA BADAN POM
5.
6. GUBERNUR SELURUH INDONESIA
BUPATI DAN WALIKOTA SELURUH INDONESIA
KLASIFIKASI : SANGAT SEGERA
NOMOR :

DLM RANGKA PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI DAERAH MAKA BERSAMA INI
DISAMPAIKAN HALS SBB TTK DUA
AAA TTK BADAN POM TEI.AH BERKOORDINASI DENGAN PEMERINTAH DAERAH KAB GARING KOTA UNTUK DAPAT
MELAKUKAN PENGAWASAN FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN KURBUK FASYANFAR KURTUP KMA USAHA
MIKRO OBAT TRADISIONAL KURBUK UMOT KURTUP KMA DAN MAKANAN MINUMAN INSUDTRI RUMAH TANGGA
KURBUK MAKMIN IRT KURTUP DAN TTK KMA

BBB TTK UNTUK MENINGKATKAN KOORDINASI TERSEBUT KMA BADAN POM MEMBUTUHKAN DATA PENGAWASAN OBAT
DAN MAKANAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS KURBUK DAK KURTUP
NONFISIK PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN TAHUN ANGGARAN 2023 TTK KMA

CCC TTK SEHUBUNGAN DGN HAL HURUF AAA DAN BBB DIMINTA BANTUAN SDR SEKDA KAB GARING KOTA UTK
MENYAMPAIKAN KEPADA KADINKES AGAR MELAMPIRKAN DATA DUKUNG TERKAIT FASYANFAR KMA UMOT KOMA
DAN MAKMIN IRT SESUAI FORMAT PADA LAMPIRAN 1 SAMPAI DENGAN 3 TTK KMA

DDD TTK DATA DISAMPAIKAN DGN SRT RESMI YG DITANDATANGANI OLEH KADINKES DAN DIKIRIMKAN KEPADA DIRJEN
BANGDA DAN DITEMBUSKAN KEPADA SEKRETARIS UTAMA BADAN POM DAN BAPPEDA KABUPATEN GARING
KOTA MELALUI EMAIL SMARTBPOM@POM.GO.ID DAN TAUTAN HTTPS://BIT.LY/DAKNFPOMTA2023 PALING
LAMBAT TGL 25 FEBRUARI 2022 TTK DATA DIMAKSUD AKAN DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN PEMBAHASAN
USULAN DAK POM BERSAMA LINTAS SEKTOR TTK KMA

EEE TTK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI SBG BERIKUT TTK DUA

SDRI AMATUL SYUKRA TAMPUBOLON KURBUK 081318885383 KURTUP ATAU SDRI RINI
SATU TTK SETYOWATI KURBUK 085892567357 KURTUP UNTUK DATA WAS FASYANFAR ATAU
LAMPIRAN 1 TTK KMA
SDRI IDA FARIDA KURBUK 085320099309 KURTUP ATAU SDRI ANGELIA PUSPITA
DUA TTK NUGRAHENI KURBUK 085700064233 KURTUP UNTUK DATA WAS UMOT ATAU LAMPIRAN 2
TTK KMA
SDRI ARITIA KURBUK 081383323656 KURTUP ATAU SDRI SARMAULI PURBA KURBUK
TIGA TTK 081384795436 KURTUP ATAU SDRI ERNI RAHMAWATI KURBUK 082113213446 KURTUP
UNTUK DATA WAS MAKMIN IRT ATAU LAMPIRAN 3 TTK KMA
FFF TTK DUM TTK HBS

Tanggal pembuatan:

a.n. MENDAGRI Waktu/pukul Lalu Paraf


Pengirim :
PLT. DIRJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH No. Kode Lintas Operator
Nama : Dr. SUGENG HARIYONO Terima Kirim
Tanda tangan :

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Surat Kawat (Radiogram) Nomor :
Lampiran 1 Tanggal : Februari 2022

DAFTAR INFORMASI TERKAIT PENGAWASAN IZIN FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN (FASYANFAR) (APOTEK, TOKO OBAT
BERIZIN, RUMAH SAKIT, PUSKESMAS DAN KLINIK) SEBAGAI DATA DUKUNG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DALAM
RANGKA PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAK NON FISIK POM TA 2023

Jumlah Fasyanfar Anggaran pengawasan Fasyanfar


Jumlah
hingga 2021 (Sarana) (dua tahun terakhir) (Rp.)
Petugas
Pengawas Rumah Puskesmas Klinik Alokasi Alokasi Keterangan
Kab/
Prov Fasyanfar Apotek Toko Obat Sakit anggaran anggaran Kegiatan
Kota
(Dinkes/ (Rp) (Rp)
Puskesmas) Sudah Sudah APBD Kebutuhan
(Orang) Target Target Target Target
Total diperiksa Total diperiksa
2022 2023 2022 2023
(2021) (2021)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tahun 2021: ....
Tahun 2022: ....

Keterangan:
Kolom nomor 1 = Nama Provinsi
Kolom nomor 2 = Nama Kabupaten/Kota
Kolom nomor 3 = Jumlah Sumber Daya Manusia yang bertugas melakukan pengawasan fasilitas pelayanan kefarmasian
Kolom nomor 4 = Jumlah sarana Apotek yang ada di Kabupaten/Kota
Kolom nomor 5 = Sarana Apotek di Kabupaten/Kota yang telah diperiksa pada tahun 2021
Kolom nomor 6 = Target Sarana Apotek di Kabupaten/Kota yang akan diperiksa pada tahun 2022
Kolom nomor 7 = Target Sarana Apotek di Kabupaten/Kota yang akan diperiksa pada tahun 2023
Kolom nomor 8 = Jumlah sarana Toko Obat yang ada di Kabupaten/Kota
Kolom nomor 9 = Sarana Toko Obat di Kabupaten/Kota yang telah diperiksa pada tahun 2021
Kolom nomor 10 = Target Sarana Toko Obat di Kabupaten/Kota yang akan diperiksa pada tahun 2022
Kolom nomor 11 = Target Sarana Toko Obat di Kabupaten/Kota yang akan diperiksa pada tahun 2023
Kolom nomor 12 = Jumlah sarana Rumah Sakit yang ada di Kabupaten/Kota
Kolom nomor 13 = Jumlah sarana Puskesmas yang ada di Kabupaten/Kota
Kolom nomor 14 = Jumlah sarana Klinik yang ada di Kabupaten/Kota

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Kolom nomor 15 = Besarnya jumlah alokasi anggaran selama dua tahun terakhir (2021 dan 2022) untuk kegiatan pengawasan
sarana pelayanan kefarmasian (APBD)
Kolom nomor 16 = Besarnya kebutuhan alokasi anggaran selama dua tahun terakhir (2021 dan 2022) untuk kegiatan pengawasan
sarana pelayanan kefarmasian
Kolom nomor 17 = Rincian kegiatan untuk setiap alokasi anggaran yang berkaitan dengan pengawasan fasilitas pelayanan kefarmasian.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Surat Kawat (Radiogram) Nomor :
Lampiran 2 Tanggal : Februari 2022

DAFTAR INFORMASI TERKAIT PENGAWASAN USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL (UMOT) SEBAGAI DATA DUKUNG
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAK NON FISIK POM TA 2023
DAFTAR INFORMASI TERKAIT PENGAWASAN USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL

Anggaran Pengawasan UMOT


Jumlah UMOT Hingga 2021
Jumlah (dua tahun terakhir) (Rp)
Petugas
Kab. Memiliki Surat Keterangan
Provinsi Pengawas Alokasi Alokasi
/Kota Total UMOT Total UMOT Sudah Pemenuhan Aspek Memiliki Memiliki
UMOT Anggaran Anggaran Keterangan
(Orang) (yang sudah (yang belum CPOTB CPOTB bagi UMKM yang Penanggung Sertifikat
(Rp) (Rp) Kegiatan
memiliki izin) memiliki izin) bertahap tidak memiliki CPOTB Jawab Produksi
APBD Kebutuhan
bertahap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2021 : Rp
2022 : Rp

Keterangan :
Kolom Nomor 1 : Nama Provinsi
Kolom Nomor 2 : Nama Kabupaten/Kota
Kolom Nomor 3 : Jumlah (orang) Petugas Dinas Kesehatan yang melakukan pengawasan UMOT
Kolom Nomor 4 : Jumlah UMOT di Kab/Kota yang sudah memiliki izin
Kolom Nomor 5 : Jumlah UMOT di Kab/Kota yang yang belum memiliki izin
Kolom Nomor 6 : Jumlah UMOT di Kab/Kota yang sudah melakukan CPOTB Bertahap
Kolom Nomor 7 : Jumlah UMOT di Kab/Kota yang sudah memiliki Surat Keterangan Pemenuhan Aspek CPOTB (SKPA)
Kolom Nomor 8 : Jumlah UMOT di Kab/Kota yang sudah memiliki Penanggung Jawab
Kolom Nomor 9 : Jumlah UMOT di Kab/Kota yang sudah memiliki Sertifikat Produksi
Kolom Nomor 10: Besarnya jumlah alokasi anggaran selama dua tahun terakhir (2021 dan 2022) untuk pengawasan UMOT
Kolom Nomor 11: Besarnya kebutuhan alokasi anggaran selama dua tahun terakhir (2021 dan 2022) untuk pengawasan UMOT
Kolom Nomor 12: Rincian Kegiatan untuk setiap Anggaran.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Surat Kawat (Radiogram) Nomor :
Lampiran 3 Tanggal : Februari 2022

DAFTAR INFORMASI TERKAIT PENGAWASAN PENGAWASAN MAKANAN DAN MINUMAN INDUSTRI RUMAH TANGGA (MAKMIN IRT)
SEBAGAI DATA DUKUNG PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAK NF POM
TA 2023
Jumlah No % PIRT yang Jumlah Tenaga PKP Jumlah Tenaga DFI Jumlah Anggaran APBD Jumlah Anggaran
Jumlah
Kab/ P-IRT Aktif Tidak PKP yang PKP DFI yang telah DFI dalam rangka dalam rangka yang dibutuhkan
Prov. IRTP yang
Kota yang Memenuhi Total telah Memiliki yang Total Memiliki Penerbitan izin Post Market untuk Pengawasan
Aktif Syarat Sertifikat aktif Sertifikat aktif IRTP IRTP
diterbitkan Obat dan Makanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Junior DFI:
DFI:
Tahun 2021: …. Tahun 2021: …. Tahun 2021: ….
DFI Kepala:

Tahun 2022: …. Tahun 2022: …. Tahun 2022: ….

Keterangan:
Kolom no 1 : Nama Provinsi.
Kolom no 2 : Nama Kabupaten/Kota.
Kolom no 3 : Jumlah sarana Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) aktif hingga 2021.
Kolom no 4 : Jumlah Nomor Pangan Industri Rumah Tangga (No PIRT) aktif hingga 2021.
Kolom no 5 : Persentase PIRT yang Tidak Memenuhi Syarat/TMS merupakan presentase perbandingan jumlah PIRT yang TMS dan jumlah PIRT
yang dilakukan pengujian, baik pengujian dengan menggunakan rapid test maupun laboratorium. Rumus perhitungan:

Kolom no 6 : Total Jumlah Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) di Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Tenaga PKP merupakan petugas yang
bertugas melakukan penyuluhan kemamanan pangan bagi pelaku usaha IRTP, bukan pelaku usaha yang telah mengikuti Bimtek PKP.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Kolom no 7 : Jumlah Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) di Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang telah memiliki sertifikat.
Kolom no 8 : Jumlah Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) di Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang aktif.
Kolom no 9 : Total Jumlah Tenaga District Food Inspector (DFI)/Petugas Pengawas Makmin IRT di Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Kolom no 10 : Jumlah Tenaga District Food Inspector (DFI) di Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang telah memiliki sertifikat (disebukan jenjang
pengawasan pangan misal DFI Junior/DFI/DFI Kepala).
Kolom no 11 : Jumlah Tenaga District Food Inspector (DFI)/Petugas Pengawas Makmin IRT Total di Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang aktif.
Kolom no 12 : Besarnya jumlah alokasi anggaran selama tiga tahun terakhir (2021 dan 2022) untuk kegiatan pengawasan sarana dalam rangka pre
market. Disebutkan uraian kegiatan (misal bimtek PKP, pengawasan dalam rangka penerbitan SPPIRT, dll) dan sumber dana (APBD).
Kolom no 13 : Besarnya jumlah alokasi anggaran selama tiga tahun terakhir (2021 dan 2022) untuk kegiatan pengawasan sarana dalam rangka post
market. Disebutkan uraian kegiatan (misal pengawasan sarana, sampling dan pengujian, monitoring hasil pengawasan, dll) dan sumber
dana (APBD).
Kolom no 14 : Jumlah Anggaran yang dibutuhkan untuk Pengawasan Obat dan Makanan selama tahun 2021 dan 2022.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Anda mungkin juga menyukai