Anda di halaman 1dari 16

Metabolisme dan Peran Asam Amino dalam Tubuh

…Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510

Abstrak
Di dalam tubuh manusia selalu membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas.
Maka dari itu, tubuh manusia melakukan proses metabolisme untuk menghasilkan energi.
Salah satunya, yaitu metabolisme asam amino yang berlangsung di dalam hati. Hati
berfungsi mengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Selain itu asam amino juga
sebagai sumber utama pembentukan protein. Akan tetapi, asam amino tidak seperti
karbohidrat dan lipid karena tidak dapat disimpan oleh tubuh untuk digunakan jangka
panjang, sehingga harus disuplai dari makanan secara teratur.
Kata Kunci: metabolisme asam amino, protein, energi.

Abstract

In the human body always needs energy to do activities. Therefore, the human body
metabolize to produce energy. One of them, the metabolism of the amino acids takes place
in the liver. Liver function to regulate the concentration of amino acids in the blood. In
addition amino acids as well as the main source of protein formation. However, amino acids
do not like carbohydrates and lipids because it can not be stored by the body for long-term
use, so it must be supplied from food regularly.

Key words: metabolism of amino acids, protein, energy.

Pendahuluan

Protein yang terdapat dalam makanan akan dicerna didalam lambung dan usus menjadi
asam amino, yang akan diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino
diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein
dalm sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah

1
yang digunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam
keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea yang dibuang
melalui urin. Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun
anabolisme. Asam amino yang dibua dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, di bawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan.
Proses anabolisme ataupun katabolisme juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino
yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus,
hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam
amino dalam darah bergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
penggunaannya.

Asam Amino
Asam amino adalah salah satu senyawa yang ada di dalam tubuh makhluk hidup yang
diantaranya hewan dan manusia yang berguna sebagai sumber utama pembentukan protein
dalam tubuh. Dengan karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan monomer protein; (2)
hasil hidrolisis protein oleh asam/basa/enzim; (3) mengandung gugus amino (-NH 2) dan
karboksil (-COOH); (4) gugus fungsional karboksilnya dan amina terikat pada satu atom
karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α); (5) gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa; (6) mengandung minimal 1 (asimetris); (7)
dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada
larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino
mampu menjadi zwitter-ion; (8) optis aktif pada pH = 7; (9) konfigurasi absolut L-
Gliseraldehid.1

Fungsi Umum Asam Amino


Asam amino sebagai building blocks untuk protein. Ketika sel membutuhkan protein, sel
mengikuti instruksi dari DNA yang akan menentukan asam amino yang tertentu dan urutan
di mana asam amino harus terhubung untuk membangun protein. DNA tergantung pada
makromolekul lain RNA untuk membuat protein. RNA mengambil salinan kode dari DNA,
meninggalkan sel, menemukan asam amino dan membawa kembali ke sel, di mana akan

2
diikat ke dalam rantai. Setiap asam amino harus tersedia pada saat dibutuhkan atau protein
tidak akan disintesis.1
Asam amino sebagai neurotransmitor. Beberapa asam amino menghasilkan
neurotransmiter, adalah asam amino triptofan dan tirosin. Triptofan menghasilkan
serotonin, yang mengatur suasana hati dan membuat hormon melatonin. Tirosin digunakan
untuk mensintesis norepinefrin dan adrenalin. Triptofan dan tirosin bersaing satu sama lain
untuk akses ke otak. Ketika banyak karbohidrat, lebih banyak triptofan masuk ke otak dan
membuat mengantuk. Makanan yang tinggi protein meningkatkan jumlah tirosin di otak,
yang memberi banyak energi.2
Selain itu, asam amino juga berfungsi untuk menghasilkan senyawa-senyawa non
protein dengan fungsi biologik. Kemudian juga menghasilkan lemak dan glukosa yang
dihasilkan dari asam amino glukogenik.1,2

Struktur asam amino2

R CH COOH COOH= Karboksil


NH2 = Amino
NH2 R = Sisa Molekul

Gambar 1. Struktur Asam Amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari
residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino
dengan asam amino lainnya. (Lihat gambar 1). Asam amino dibedakan menjadi dua, yaitu
asam amino essensial dan asam amino non essensial. Asam amino esesnsial dan non-
esensial memiliki perbedaan, yaitu asam amino esensial tidak dapat disintesisi oleh tubuh,
karenanya sangat penting untuk diperoleh melalui asupan nutrisi yang kita makan.
Sedangkan yang non-esensial dapat disinteisis didalam tubuh. (Lihat gambar 2).

3
Gambar 2. Asam Amino Essential dan Non Essential2

Untuk mensintesis protein memerlukan kedua asam amino ini, baik yang esensial
maupun yang non-esensial. Asam amino essensial terdiri dari arginin, histidin, isoleusin,
leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin. Sedangkan asam amino non
essensial terdiri dari alanin, asparagin, hidroksipolin, aspartat, hidroksilisin, sistein, prolin,
glutamat, serine, glutamin, tirosin, glisin. Hidroksiprolin dan hidroksilisin tidak perlu untuk
sintesa protein, tetapi dibentuk selama proses pasca sintesa kolagen sedangkan tirosin,
sistein dan hidroksilisin dibentuk dari asam amino essensial, sedangkan yang lainnya
dibentuk dari senyawa antara amfibolik. Arginin dan histidin tergolong semi essensial karena
disintesa didalam jumlah yang tidak cukup untuk pertumbuhan anak. 3

Metabolisme Asam Amino4

Gambar 3. Metabolisme Asam Amino


Asam amino adalah salah satu senyawa yang ada didalam tubuh yang berguna untuk
sumber bahan utama pembentukan protein di dalam tubuh. Secara struktural
asam amino terdiri dari dua gugus yakni gugus amino (NH 3+) dan kerangka karbon. Kedua

4
struktur ini sangat berperan penting dalam metabolisme dari asam amino tersebut. Kira-kira
75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh kita. Protein yang terdapat dalam makanan di cerna dalam
lambung dan usus menjadi asam-asam amino yang diabsorpsi dan di bawa oleh
darah ke hati . Protein dalam tubuh dibentuk dari asam amino. secara fungsinya
protein ini dibedakan menjadi dua, yakni protein struktural yaitu protein akan membentuk
bagian daripada tubuh kita misalnya didalam sel, protein akan berupa kolagen, keratin, dan
sebagainya. Dan itu merupakan fungsinya secara struktural. Sedangkan jenis lainnya adalah
protein fungsional yaitu protein yang tidak terlibat dalam bentuk struktural dari bagian-
bagian tubuh, seperti halnya enzim, hormon. Jadi dapat dikatakan bahwa peranan protein
fungsional ini adalah menjalankan reaksi-reaksi yang terjadi didalam tubuh. Hati adalah
organ tubuh dimana terjadi reaksi anabolisme dan katabolisme. Proses metabolik dan
katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati . Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil
penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.3,5

Di dalam tubuh kita akan berlangsung pencernaan protein, tahapan-tahapan pencernaan


protein, pertama HCl didalam lambung akan mengaktifkan proenzim. Kemudian akan terjadi
denaturasi protein, akibat sifat asam dari getah yang disekresikan di lambung tersebut.
Setelah itu, terjadilah pemutusan ikatan tersier dan peptidanya. Pada pH optimum pepsin,
akan menghidrolisis protein dalam lambung, Selanjutnya pencernaan dilanjutkan didalam
usus oleh enzim-enzim endopeptidase lainnya dan juga enzim-enzim eksopeptidase. Dimana
enzim endopeptidase dan eksopeptidase ini nantinya akan berkaitan dengan dimana rantai
dari asam aminonya dipotong. Jadi protein yang merupakan rantai panjang daripada
susunan asam amino tersebut akan dipotong di bagian ujungnya dengan bantuan enzim
eksopeptidase dan akan dipotong pada bagian tengahnya dengan bantuan enzim
endopeptidase. Hingga akhirnya protein-protein tadi akan berbentuk dipeptida. Dimana
molekul-molekul dipeptida ini akan dicerna oleh enzim dipeptidase. Hingga akhirnya
terbentuklah asam amino.5

5
Asam amino yang sudah terbentuk, kemudian akan diserap masuk ke sistem
peredaran darah. Absorbsi daripada asam amino ini bersifat sangat selektif, dimana bentuk
L-asam amino akan lebih cepat diaabsorbsikan dibandingkan dengan bentuk D-asam amino.
Absorbsi ini memerlukan energi, karena proses ini melibatkan transport aktif. Jadi dari
gradien dengan konsentrasi rendah menuju ke gradient dengan konsentrasi tinggi. Pada
keadaan normal tidak terjadi proses absorbsi protein dan polipeptida. Terkecuali pada
orang-orang yang mengalami alergi. Pada kondisi tersebut bisa terjadi penyerapan sedikit
protein atau polipeptida.5

Katabolisme asam amino5,7

Katabolisme sebagian besar terjadi di hati, berjalan aktif di ginjal dan relatif tidak
aktif di jaringan otot kerangka. Katabolisme asam amino dibagi menjadi 2 bagian,
katabolisme atom nitrogen gugusan aminonya dan katabolisme kerangka atom karbonnya.

Pertama adalah katabolisme atom nitrogen dari asam amino, hasil akhir dari
katabolisme adalah urea. Tidak ada bentuk cadangan untuk kelebihan asam amino, asam
amino dalam yang jumlahnya berlebihan merupakan pemborosan karena kelebihan akan
dikatabolisme untuk pembentukan energi. Kelebihan asam amino dari yang dibutuhkan
untuk biosintesis protein tidak dapat disimpan, tidak juga dapat disekresikan sebagai asam
amino.

Terdapat empat tahap pembentukan urea , yaitu :

 Biosintesis Urea
Tahapan dalam biosintesis urea , yaitu :5,6
1. Transaminasi
Transaminasi adalah reaksi pemindahan gugus amino dari asam alfa amino 1 ke
asam alfa keto 1 sehingga asam alfa amino 1 setelah melepaskan gugus aminonya
ke asam alfa keto 1 sekarang menjadi asam alfa keto 2 dan asam alfa keto 1 setelah
menerima gugus amino dari asam alfa amino 1 sekarang menjadi asam alfa amino 2.
Pada tahap ini memerlukan koenzim vitamin B6 ( piridoksin fosfat ), reaksinya
bersifat reversibel, enzimnya transaminase / amino transferase , contohnya SGOT (=
Serum Glutamic Oxalloacetic Transaminase) dan SGPT (= Serum Glutamic Pyrufic

6
Transaminase ). Pada umumnya semua asam amino dapat mengalami reaksi
transaminasi kecuali lisin, trionin, prolin, dan hidroksi prolin.

Gambar 3 : Tahap Transaminasi Biosintesis Urea5

2. Deaminasi oksidatif
Asam amino yang mengalami reaksi deaminasi oksidatif akan berubah menjadi
asam alfa keto dan melepaskan NH3. Reaksinya irreversibel, enzimnya Amino acid
oksidase
.Khusus untuk asam amino glutamat mengalami reaksi deaminasi oksidatif dapat
menggunakan enzim L glutamat dehidrogenase, reaksinya reversibel.

7
Gambar 4 : Tahap Deaminasi Oksidatif Biosintesis Urea 5

Gambar 5 : Tahap TransAminasi & Deaminasi Oksidatif Biosintesis


Urea5

3. Transport amonia
Amonia bersifat toksik , Ditransport tidak dalam bentuk bebas (dari jaringan ekstra
hepatik ke hepar),mekanisme utama (terjadi pada banyak jaringan) yaitu : Glutamin
sintase akan mengubah amonia + Glutamat menjadi glutamine. Glutamatnya
berasal dari alfa ketoglutarat (SAS) yang mengalami reaksi transaminasi dengan
asam amino lain . Dalam bentuk glutamin diangkut ke hati , ginjal dan usus . Dalam
hati, glutamin akan dihidrolisis oleh enzim glutaminase menjadi amonia (yang
masuk ke siklus urea) dan glutamat. Dalam ginjal, glutaminase membebaskan
amonia untuk diekskresikan dengan kelebihan asam dari darah sedangkan di dalam
otot, 30% dari amino nitrogen yang dibentuk dari hasil katabolisme protein dikirim
ke hati dalam bentuk alanin (sebagaimana juga glutamin)

4. Sintesis urea-siklus urea

Siklus urea terjadi di hati. Amonia yang masuk ke hati akan masuk ke siklus urea
dan di ubah menjadi urea. Urea akan masuk ke sirkulasi dan dibuang lewat ginjal
( urin ). Enzim yang berperan adalah karbamoil fosfat sintase, ornitin
transkarbamoilase, asam argininosuksinat sintase, argininosuksinat dan arginase.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

8
 Pembentukan karbamoil fosfat
Subsratnya amonia ( hasil katabolisme asam amino ) dan karbondioksida.
Dikatalis oleh enzim karbamoil fosfat sintase 1 ( suatu enzim alosterik
memerlukan N asetil glutamat sebagai aktivatornya ). Berlangsung dalam
matrix mitokondria dan memerlukan ATP.

 Pembentukan sitrulin
Dikatalisis oleh enzim ornitin transkarbamoilase. Subtratnya adalah karbamoil
fosfat + ornitin. Terjadi di matrik mitokondria.

 Pembentukan argininosuksinat
Dikatalisis oleh enzim argininosuksinat sintase. Substratnya adalah sitrulin +
aspartat. Memerlukan ATP menjadi AMP. Berlangsung di dalam sitosol.

 Pembentukan arginin
Berlangsung dalam sitosol. Dikatalisis oleh enzim argininosuksinat liase.
Subtratnya arginino suksinat. Produknya arginin + fumarat. Fumarat dalam
siklus asam sitrat akan diubah menjadi aspartat ( dapat dipakai untuk sintesis
urea )

 Pelepasan urea
Berlangsung di sitosol. Dikatalisis oleh enzim arginase. Substratnya adalah
arginin dan produknya adalah urea dan ornitin (siap bergabung dengan
karbamoil fosfat untuk masuk ke siklus urea selanjutnya).5,6

 Asam amino Glukogenik, Ketogenik, dan Glukoketogenik


Asam amino glikogenik

Adalah asam amino yang pada katabolisme kerangka karbonnya menghasilkan zat
amfibolik yang masuk ke jalur metabolisme karbohidrat ( glukeogenesis ), dimana zat

9
amfiboliknya adalah piruvat, alfa keto glutarat, fumarat, suksinil ko A atau oksaloasetat.
Asam Amino glikogenik ada 14, yaitu : Gisin, alanin, serin, glutamat, glutamin, aspartat,
asparagin, valin, sistein, mationin, histidin, arginin dan treonin dan prolin.

Asam amino ketogenik

Adalah asam amino yang pada katabolisme kerangka karbonnya menghasilkan zat
amfibolik yang masuk ke jalur metabolisme lipid, dimana zat amfiboliknya adalah asetil
KoA dan atau asetoasetilKoA. Asam amino ketogenik ada 2, yaitu : leusin dan lisin.

Asam amino glikoketogenik

Adalah asam amino yang pada katabolisme kerangka karbonnya menghasilkan zat
amfibolik yang masuk ke jalur metabolisme karbohidrat dan juga menghasilkan zat
amfibolik yang masuk ke jalur metabolisme lipid. Asam amino glikoketogenik ada 4,
yaitu : fenilalanin, tirosin, isoleusin dan triptofan.

Gangguan Metabolisme Asam Amino

Sering terjadi pada bayi, mematikan pada usia sangat muda. Mengakibatkan kerusakan otak
yang irreversible.5

Glisin

a. Glisinuria yaitu kelainan metabolisme glisin yang ditemukan hanya pada 1 keluarga
karena ekskresi glisin dalam urine yang berlebihan (600-1000 mg/hr).
b. Hiperoksaluria primer yaitu ekskresi terus menerus oksalat dalam urine yang tinggi,
yang tidak ada hubungannya dengan intake oksalat dalam makanan. Dapat
menyebabkan kematian pada anak atau dewasa muda karena payah ginjal atau
hipertensi.

Fenilalanin

10
Merupakan penyakit yang diturunkan dan menyebabkan retardasi mental. Disebabkan
karena tidak adanya aktivitas komponen fungsional I fenilalanin hidroksilase, sehingga
penderita tidak mampu merubah fenilalanin menjadi tirosin.

Tirosin

a. Tirosinosis terjadi karena tidak adanya hidroksifenilpiruvat hidroksilase hati atau


aktivitas tirosin transaminase. Eksresi tirosin dalam urin meningkat (1,5 – 3 g/hari)
b. Tirosinemia ( dalam darah ) disebabka oleh kadar tirosin dalam darah meningkat.
c. Alkaptonuria merupakan penyakit keturunan, aktivitas homogentisat oksidase
menurun.

Histidin

a. Histidinemia merupakan kelainan herediter, yang disebabkan kadar histidin yang


meningkat dalam darah dan urine, juga kenaikan ekskresi asam imidazol piruvat (yang
pada tes warna dengan ferri klorida dapat disalahartikan dengan asam fenilpiruvat
sehingga dibuat kesalahan dengan fenilketonuria).
b. Imidazol aminoasiduria merupakan kelainan yang mengekskresi karnosin, anserin,
histidin, l-metil histidin dalam jumlah besar (20-100 mg/hr), terjadi degenerasi
serebromakuler, diturunkan secara genetika ( sebagai trait dominan) dan degenerasi
serebromakuler (sebagai trait resesif), mirip dengan penyakit Hartnup (kelainan
transport indol), kelainan transport imidazol

Prolin dan Hidroksiprolin

a. Prolinemia adalah kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar prolin dalam plasma
dan ekskresi prolin, hidroksiprolin dan serin dalam urine yang sangat besar tipe I:
defisiensi prolin hidroksilase, tipe II: kekurangan enzim yang berhubungan dengan
katabolisme, selanjutnya dari pirolin 5-karboksilat.
b. Hidroksiprolinemia desebabkan tidak adanya enzim yang mengkatalisa perubahan 4-
hidroksi L-prolin menjadi pirolin 3-hidroksi karboksilat. Gejala klinis: retardasi mental
yang berat, kenaikan kadar hidroksiprolin dalam plasma, ekskresi hidroksiprolin dan
peptida hidroksiprolin dalam urine yang banyak

11
Lisin

Hiperlisinemia dengan hiperamonemia yang bersangkutan dan hiperlisinemia persisten;


kadar lisin plasma meningkat, kadar sakaropin plasma meningkat (katabolit L-lisin), tidak
terdapat hiperamonemia.

Defisiensi Enzim Fenilalanin Hidroksilase

Enzim merupakan biokatalisator karena bekerja sebagai katalis dalam tubuhmahkluk hidup
dengan mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau terpengaruh oleh zat kimia
tersebut. Metabolisme merupakan sekumpulan reaksi kimia yang terjadi pada makhluk
hidup untuk menjaga kelangsungan hidup. Reaksi-reaksi ini meliputi proses sintesis molekul
yang besar menjadi molekul kecil (anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul
kecil (katabolisme). Beberapa reaksi kimia antara lain respirasi, glikolisis, dan sintesis
protein. Sehingga ketika berkurangnya enzim di dalam tubuh maka akan mengganggu
jalannya metabolisme yang semula baik menjadi buruk. Jika proses metabolisme di dalam
tubuh terganggu maka akan menyebabkan  munculnya  penyakit. Salah satu penyakit
kekurangan enzim yaitu Fenilketonuria.

Fenilketonuria adalah penyakit dimana penderita tidak dapat memetabolisme amino


esensialfenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang
mengoksidasi fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin dan bisa terjadi
kerusakan pada otak anak. Di dalam tubuh tirosin akan disintesa menjadi 2 penghantar saraf
yang penting yang berperan pada berkembangnya penyakit parkinson dan juga
hilangnya keinginan melakukan hubungan seksual pada usia lanjut.Oleh karena itu orang
tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya.

Penyakit ini tidak pernah ditemukan di Indonesia. Penderita penyakit PKU ini rata-rat adalah
orang kulit putih dengan perbandingan 1:15.000 ribu orang.

Penyakit ini disebut Fenilketonuria karena ditemukan hasil metabolismefenilalanin, yaitu


fenilketon pada air kemih (urin). Fenilketon ini menyebabkan bau yang khas pada air kemih.
Gajala ini yang pertama kali dideteksi pada penderita PKU, sehingga sampai saat ini disebut
fenilketonuria yang artinya fenilketon pada urin.

12
Fenilketonuria merupakan penyakit metabolik bawaan yang disebabkan kurangnya enzim
fenilalanin hidroksilase. Tidak terbentuknya enzim fenilalaninhidroxilase disebabkan oleh
kelainan pada gen yang mengatur pembentukan enzimfenilalanin hidroxilase. Dalam
fungsinya sehari-hari, enzim fenilalanin hidroksilase akan mengubah asam amino fenilalanin
menjadi tirosin. Bila enzim tersebut tidak ada atau tidak berfungsi, tentu saja reaksi
perubahan tersebut tidak akan terjadi. Akibatnya, kadar fenilalanin dalam tubuh akan
meningkat jauh di atas normal dan kadar tirosin tentunya menjadi di bawah normal.

Kelebihan fenilalanin mengakibatkan tertimbunnya fenilalanin di dalam darah dan bersifat


toksin terhadap otak. Kondisi ini dapat mengakibatkan keterbelakangan mental jika tidak
segera ditangani pada 3 minggu pertama.

Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh.
Gangguan dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia atau
fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanin tertimbun dalam darah dan
dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan
secara genetik.

KESEIMBANGAN NITROGEN

Sejumlah nitrogen (antara lain urea) dalam urine merupakan indikator jumlah asam
amino yang dioksidasi. Keseimbangan atau balans nitrogen dapat digunakan untuk
mengukur keseimbangan nitrogen di dalam tubuh. Nitrogen yang seimbang berarti asupan
nitrogen (yang ada dalam protein) dari makanan sama dengan nitrogen yang diekskresikan
(sebagian besar diekskresikan lewat urine tetapi sebagian kecil hilang lewat feses, keringat,
muntahan, kulit, darah haid dan rambut yang lepas). Asupan nitrogen yang melebihi
ekskresinya menunjukkan balans nitrogen yang positif atau anabolik, sedangkan ekskresi
nitrogen yang melebihi asupannya memperlihatkan balans nitrogen yang negatif atau
katabolik. Nilai positif ditemukan pada periode pertumbuhan, perbaikan jaringan atau
kehamilan. Sedangkan nilai negatif ditemukan pada luka bakar, demam, wasting diseases,
trauma dan selama periode puasa.

13
Rumus Keseimbangan Nitrogen :

Balans Nitrogen = Nitrogen Input – Nitrogen Output


Asupan Protein
= - (nitrogen urea urine + 4)
6,25

Catatan : angka 4 merupakan faktor koreksi untuk nitrogen (protein) yang hilang lewat feses
dan kulit karena sel-sel usus dan kulit yang mati dan/atau lepas.

Kesimpulan

Enzim merupakan biokatalisator karena bekerja sebagai katalis dalam tubuhmahkluk hidup
dengan mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi atau terpengaruh oleh zat kimia
tersebut. Reaksi-reaksi ini meliputi proses sintesis molekul yang besar menjadi molekul kecil
(anabolisme) dan penyusunan molekul besar dari molekul kecil (katabolisme). Jika proses
metabolisme di dalam tubuh terganggu maka
akan menyebabkan  munculnya  penyakit. Salah satu penyakit kekurangan enzim yaitu
Fenilketonuria.

14
Fenilketonuria adalah penyakit dimana penderita tidak dapat memetabolisme amino
esensialfenilalanin secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang
mengoksidasi fenilalanin menjadi asam amino non esensial tirosin dan bisa terjadi
kerusakan pada otak anak. Di dalam tubuh tirosin akan disintesa menjadi 2 penghantar saraf
yang penting yang berperan pada berkembangnya penyakit parkinson dan juga
hilangnya keinginan melakukan hubungan seksual pada usia lanjut.Oleh karena itu orang
tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya.

Penyakit ini disebut Fenilketonuria karena ditemukan hasil metabolismefenilalanin, yaitu


fenilketon pada air kemih (urin). Fenilketon ini menyebabkan bau yang khas pada air kemih.
Gajala ini yang pertama kali dideteksi pada penderita PKU, sehingga sampai saat ini disebut
fenilketonuria yang artinya fenilketon pada urin.

Daftar Pustaka

1. Champe PE, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimia. Edisi 3. Jakarta: EGC ;2010.h.435-78

2. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia dasar. Jakarta: EGC; 2006.h. 312-14

15
3. Page, David s. Prinsip-prinsip biokimia. Jakarta: Erlangga; 2008.h. 223-26
4. Mayer, Peter A, et al. Biokimia harper. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2008.h.304-20
5. Robert KM, Daryl KG, Victor WR. Biokimia Harper.27th ed. Jakarta: EGC; 2012.
6. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu kesehatan anak. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h.92-8
7. Robert K. Biokimia harper. Edisi 24. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG;2009.h.261-75

16

Anda mungkin juga menyukai