Anda di halaman 1dari 8

Kelelahan Otot Menyebabkan Tungkai

Lemas dan Lelah


Cristofher Sitanggang
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
NIM : 102012281. E-mail : cristofher.sitanggang@yahoo.co.id. Kelompok : E10

Pendahuluan
Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu berkontraksi. Otot akan memendek
jika sedang berkontraksi dan akan memanjang jika sedang relaksasi. Pada saat relaksasi, otot
sedang beristirahat.
Di dalam tubuh, otot dapat mengalami kelelahan. Kelelahan otot ini biasanya terjadi
akibat otot terus menerus melakukan aktivitas dan kurangnya istirahat. Kelelahan otot sering
dijumpai pada anak, orangtua dan dewasa. Biasanya kelelahan otot ini baru bisa dirasakan
ketika kita bangun tidur. Jika kelelahan otot masih berlanjut bisa terjadi kram.

Skenario
Seorang perempuan berusia 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas dan
lelah pada sekujur tubuhnya sejak 1 minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang
pedagang kue keliling. Dari anamnesa diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami
keadaan seperti ini.

Ekstremitas Inferior1
Pada ektremitas inferior, terdapat otot-otot yang dapat menggerakan tubuh, yaitu:
1. Otot pada pangkal paha, yaitu otot daerah illium dan otot daerah glutea. Otot daerah
ilium yaitu m.iliacus, m.psoas major, m.psoas minor, sedangkan otot daerah glutae
yaitu m.gluteus maximus, m.gluteus medius, m.gluteus minimus, m.piriformis,
m.obturator externus, m.obturator internus, m.gemellus superior, m.gemellus inferior,
m.quadratus femoris.
2. Otot pada tungkai atas, yaitu otot paha daerah anterior, medial dan posterior. Otot
paha daerah anterior terdapat mm.quadriceps femoris yang insersio yaitu ligamentum
patella : m.restus femoris, m.vastus lateralis, m.vastus medialis, m.vastus intermedius,
selain itu juga terdapat tensor fascie latae dan m.sartorius. Otot paha daerah medial,
yaitu m.pectineus, m.gracilis, m.adductor brevis dan m.adductor magnus. Otot paha
daerah posterior, yaitu m.biceps femoris, m.semitendinosus, m.semimembranosus.
Ketiga otot ini termasuk otot-otot hamstring.
3. Otot pada tungkai bawah, yaitu otot cruris daerah anterior, lateral, dan posterior. Otot
cruris daerah anterior yaitu m.tibialis anterior, m.extensor digitorum longus,
m.fibularis (peroneus) tertius, m.extensor hallucis longus. Otot cruris daerah lateral,
yaitu m.fibularis (peroneus) longus, m.fibularis (peroneus) brevis. Otot cruris daerah
posterior lapis superficial, yaitu mm.triceps surae dibagi menjadi m.gastronemius dan
m.soleus, m.plantaris. Otot cruris daerah posterior lapis profunda, yaitu m.popliteus,
m.flexor digitorum longus, m.flexor hallucis longus, m.tibialis posterior.
4. Otot kaki, yaitu otot plantar pedis lapis pertama, yaitu m.flexor digitorum brevis, m.
abductor hallucis, dan m.abductor digiti minimi. Lapis kedua, yaitu m.lumbricales dan
m.quadratus plantae. Lapis ketiga, yaitu m.flexor hallucis brevis, m. adductor hallucis,
dan m.flexor digiti minimi brevis.

Jaringan Otot2
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ organ
tubuh. Setiap jenis jaringan otot memiliki struktur yabg disesuaikan dengan peran
fisiologisnya. Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologi
dan fungsional, yaitu :
1. Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.

Gambar 1.a3
2. Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot rangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab
itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.
Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai
dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.

Gambar 1.b3
3. Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta
reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah
ke luar jantung.

Gambar 1.c3
Mekanisme Kerja Otot Rangka
Pada manusia, otot rangka merupakan sistem saraf somatik, yaitu mulai dan berakhir pada
tendon 1 berkas otot yang terdiri dari sejumlah besar serat otot. Neuron motorik pada saraf
somatik melepaskan asetilkolin. Asetilkolin berikatan dengan reseptor di daerah tertentu pada
sel otot yang disebut end plate. Pengikatan asetilkolin menyebabkan sel otot mencapai
ambang yang menimbulkan potensial aksi dan menyebabkan terbukanya pintu kalsium di
membran. Selain itu asetilkolin juga mempengaruhi depolarisasi yang terjadi pada kerja otot.
Depolarisasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pembalikan/perubahan muatan dari (+) ke
(–) atau dari (–) ke (+). Saat relaksasi pintu Na tertutup yang disebut dengan keadaan
impermeable.Di luar sel terdapat banyak ion Na dengan muatan (+) sedangkan di dalam ion
Cl dengan muatan (-).4

Namun saat rangsang terjadi maka sifat Voltage Gate (sifat khusus Na) akan membuat pintu
Na terbuka dan tertutup tergantung pada voltase. Pada saat mencapai -55 mV maka pintu Na
akan terbuka semua dan ini disebut sebagai firing level sedangkan saat voltase mencapai + 30
mV maka pintu Na akan tertutup kembali.Pada saat terbuka maka akan terjadi depolarisasi
dimana muatan di luar menjadi lebih – sedangkan di dalam akan menjadi lebih +.4

Pada otot terdapat dua protein utama yaitu aktin dan miosin.8 Aktin sebagai polimer
berfilamen disebut aktin-F dengan panjang terdiri atas dua untai monomer globular yang
disebut aktin-G. Aktin-G jika berpolimerasi akan membentuk aktin-F, maka aktin-G terikat
dari depan ke belakang, menghasilkan sebuah filamen dengan polaritas yang dapat
dibedakan. Sedangkan miosin merupakan famili protein yang anggotanya sudah
teridentifikasi. Miosin mempunyai ekor fibrosa yang terdiri atas dua buah heliks yang saling
terpilin. Masing-masing heliks tersebut memiliki bagian kepala globular yang terikat pada
salah satu ujung. Molekul heksamer terdiri atas satu pasang rantai berat (H, heavy chain)
dengan masa molekul masing-masing sekitar 200kDa, dan dua pasang rantai ringan (L-chain)
yang masing-masing dengan massa molekul sekitar 20 kDa.

Pada analisis potongan tipis otot rangka memperlihatkan adanya jembatan menyilang
diantara filamen tipis dan tebal. Jembatan ini dibentuk oleh kepala miosin dan ditambah oleh
sebagian kecil dari bagian seperti batang miosin. Filamen tipis dan tebal yang ada pada otot
rangka jika memendek bukan merupakan sebab terjadi kontraksi. Karena pada dasarnya,
kontraksi otot terdiri atas pembuatan dan pemutusan jembatan silang.
Dalam proses kontraksi diawali dengan diproduksinya asetilkolin oleh ujung
serabut saraf yang nantinya membebaskan ion kalsium (Ca2+). Kemudian ion kalsium akan
masuk kedalam otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin. Aktin akan mendekati
miosin dan saling berikatan menjadi aktomiosin sehingga otot akan memendek dan terjadilah
proses kontraksi.

Pada proses relaksasi, ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya
menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke
miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini
kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan
silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin
terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi
berulang lagi.

Setelah proses kontraksi selesai ion kalsium akan lepas atau masuk kembali ke plasma
sel sehingga ikatan troponin pun lepas yang menyebabkan ikatan aktomiosin lepas.
Aktomiosin yang lepas menjadi aktin dan miosin menyebabkan otot kembali lagi memanjang
dan otot pun relaksasi.

Terdapat tiga langkah berbeda pada proses kontraksi dan relaksasi memerlukan ATP yaitu:9

1. Penguraian ATP dan ATPase miosin menghasilkan energi bagi jembatan silang untuk
melakukan gerakan mengayun yang kuat
2. Pengikatan (bukan penguraian) molekul ATP segar ke miosin memungkinkan
terlepasnya jembatan silang dari filamen aktin pada akhir gerakan mengayun,
sehingga siklus dapat diulang. ATP ini kemungkinan diuraikan untuk menghasilkan
energi bagi ayunan jembatan silang berikutnya,
3. Transportasi akti Ca++ kembali ke retikum sakoplasma selama relaksasi bergantung
pada energi yang berasal dari penguraian.
Metabolisme Otot

Kerja otot terdiri atas kontraksi dan relaksasi. Kontraksi adalah suatu keadaan dimana otot
memendek dan melakukan kerja seperti saat kita mengangkat beban. Sedangkan relaksasi
merupakan keadaan dimana otot kita kembali ke keadaan semula sebelum kontraksi.
Kontraksi terjadi akibat Asetilkolin membebaskan ion Ca2+.Ion Ca masuk ke dalam otot
mengangkut troponin dan tropomiosin ke aktin sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi
filamen penghubung. Aktin dan miosin bergabung membentuk aktomiosin sehingga benang
sel menjadi pendek, Pada saat inilah otot sedang berkontraksi. Setelah terjadi kontraksi terjadi
relaksasi yaitu keadaan dimana otot berusaha kembali ke keadaan semula, hal ini terjadi saat
setelah terjadi kontraksi, ion Ca kembali masuk ke plasma sel.5

Kelelahan Otot

Kontraksi kuat otot yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang dikenal
sebagai kelelahan otot. Kelelahan ini diakibatkan dari ketidakmampuan proses kontraksi dan
metabolisme serabut-serabut otot untuk melanjutkan suplai output kerja yang sama. Saraf
terus bekerja dengan baik, impuls saraf berjalan secara normal melalui hubungan otot-saraf
masuk ke dalam serabut-serabut otot, dan malahan potensial aksi normal menyebar ke
serabut-serabut otot sendiri kekurangan ATP.

Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan
kelelahan otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot hampir sempurna
dalam satu menit atau lebih karena kehilangan suplai nutrient dengan nyata.

Selain itu, kelelahan otot bisa saja terjadi akibat kegagalan otot untuk berkontraksi
secara sadar, dapat terjadi karena6 :

a. Syaraf motor yang mensyarafi serabut-serabut otot di dalam kesatuan motor untuk
mengirimkan rangsangan-rangsangan persyarafan (nervous impulses).
b. Persimpangan neuromuskuler junction memancarkan rangsangan-rangsangan per-
syarafan dari syaraf motor ke serabut-serabut otot.
c. Mekanisme kontraktil itu sendiri untuk menghasilkan tenaga
d. Sistem syaraf pusat, seperti otak dan spinal cord memulai dan memancarkan
rangsangan-rangsangan persyarafan ke otot.
Akan tetapi, penimbunan asam laktat juga dapat mempengaruhi terjadinya kelelahan
otot. Penimbunan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan selanjutnya
diperkuat oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologis yang karenanya asam
laktat menghalangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek
asam laktat pada pH intraseluler atau konsentrasi ion hidrogen (H+).7

Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ meningkat, dan pH menurun. Di


lain pihak, peningkatan konsentrasi ion H+ menghalangi proses rangkaian eksitasi
oleh menurunnya sejumlah Ca²+ yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan
gangguan kapasitas mengikat Ca²+ — troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi
ion H+ juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di
dalam anaerobik glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi
penyediaan ATP untuk energi.7

Beberapa Faktor lain sebagai tambahan, tetapi kurang diperhatikan, yang mungkin
mempunyai andil terhadap kelelahan otot adalah kurangnya oksigen dan tidak
memadainya aliran darah di serabut-serabut otot.

Dari pembahasan di atas, jika dikaitkan dengan kasus, perempuan umur 34 tahun tersebut
hanya mengalami kelelahan otot pada kedua tungkainya. Hal itu dapat terjadi dikarenakan
adanya kontraksi terus menerus karena pekerjaan perempuan itu sebagai pedagang kue
keliling mengakibatkan otot tungkai kakinya selalu berkontraksi dan kurangnya istirahat. Dan
juga mungkin kurangnya oksigen pada perempuan tersebut sehingga peredaran darah di
serabut otot tidak berjalan dengan lancar.

Selain itu, sebab sebab kelelahan otot yang bisa dialami oleh perempuan itu ialah terjadinya
penimbunan asam laktat sehingga menghalangi serabut otot untuk berkontraksi sehingga
perempuan itu harus lebih banyak beristirahat supaya tidak berlanjut yang lebih fatal.

Daftar Pustaka

1. Snell RS, Sugiharto L, Hartanto H, editor. Anatomi klinik untuk mahasiswa


kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.
2. Junquiera LC, Tambayong J, Dany F, editor. Histologi dasar : teks dan atlas. Edisi 10.
Jakarta: EGC: 2007. Hal 181-200.
3. Otot myologi. 2009. Diunduh dari http://4.bp.blogspot.com/2009/12/otot-lurik-otot-
rangka.html (diunduh 29 desember 2009)
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.h.290-9.
5. Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 10. 2002. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal.174-206.
6. Marks BD, Smith CM, Suyono J, editor. Biokimia kedokteran dasar : sebuah
pendekatan klinis. Jakarta:
7. Carlos JL. Histologi Dasar. Jakarta: EGC. 1998.p.187.
8. Murray RK. Biokima Harper. Jakarta: EGC. 2003. p.683

Anda mungkin juga menyukai